Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

TUGAS PROYEK
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN (IKM-3011)

JUDUL TUGAS PROYEK


Contoh: PENGUKURAN SANITASI RUMAH DI
KELURAHAN TAAS TIKALA MANADO

ANGGOTA KELOMPOK
Nama Lengkap NIM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
NOPEMBER 2022
RINGKASAN

Ringkasan dibuat secara singkat, padat dan jelas. Buat dalam 1 paragraf dan
maksimal 250 kata. Contoh ringkasan seperti berikut:
Covid-19 telah menjadi masalah kesehatan dunia dan telah ditetapkan
sebagai bencana nasional non-alam. Upaya pengendalian dan pencegahan Covid-
19 telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui 3M dan vaksinasi.
Namun upaya penerapan hal ini belum berjalan maksimal sehingga prevalensi
Covid-19 terus meningkat. Hal ini ditambah dengan adanya varian baru seperti
delta dan omicron. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
menemukan Model Peningkatan Cakupan Vaksinasi Covid-19 pada Masyarakat
Pesisir dan Kepulauan. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional.
Data diambil melalui wawancara pada masyarakat. Lokasi penelitian yaitu Kota
Manado, Kabupaten Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Subyek dalam
penelitian berjumlah 406 masyarakat. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan smartPLS. Luaran penelitian ini yaitu paten sederhana dan
publikasi pada jurnal internasional. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
dukungan keluarga berhubungan dengan penerimaan vaksinasi Covid-19 oleh
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka pihak puskesmas perlu melakukan
upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 seperti melakukan
edukasi tentang pentingnya penerimaan vaksinasi melalui media sosial, media
massa dan lainnya.
PRAKATA

Contoh prakata seperti berikut:


Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, yang boleh memperkenankan penulis untuk menyelesaikan penulisan hasil
penelitian ini. Hasil penelitian ini merupakan laporan kemajuan dalam Riset
Dasar Unggulan Unsrat tahun 2022. Penulisan laporan ini dapat diselesaikan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang
telah memberikan masukan, arahan, semangat, bahkan mengorbankan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam penyusunan penulisan hasil penelitian ini. Harapan
penulis, informasi yang diberikan melalui hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi banyak orang.

Manado, September 2022


Dr. Ir. Oksfriani J. Sumampouw, S.Pi., M.Kes
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
RINGKASAN.........................................................................................................iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
A. Corona Virus Disease 2019.......................................................................3
B. Gejala Klinis..............................................................................................4
C. Pencegahan penyebaran Covid-19............................................................5
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT......................................................................7
A. Tujuan Penelitian.............................................................................................7
B. Manfaat Penelitian...........................................................................................7
BAB 4. METODE PENELITIAN...........................................................................8
BAB 5. HASIL PENELITIAN..............................................................................10
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hubungan antar variabel..........................................................................10


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Roadmap penelitian................................................................................6


Gambar 2. Bagan alir penelitian..............................................................................9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Justifikasi Penggunaan Anggaran Penelitian.....................................16


Lampiran 2. Ethical clearance................................................................................17
Lampiran 3. Draft artikel penelitian.......................................................................18
BAB 1. PENDAHULUAN

Salah satu penyakit menular yang sementara menjadi masalah kesehatan


global yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penyakit ini telah
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat global. COVID 2019
disebabkan oleh virus korona jenis baru yang diberi nama Severe Acute
Respiratory Corona-Virus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 pertama kali dideteksi
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 setelah
beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur
perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif. Kemunculan
penyakit diduga berhubungan dengan pasar grosir makanan laut Huanan yang
menjual hewan hidup. Sedikitnya 70% urutan genom SARS-CoV-2 sama
seperti SARS-CoV.1-3
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar
secara luas di China dan banyak negara lainnya. Pada 3 Februari 2021
dilaporkan 223 negara dan wilayah sekitar dunia terkonfirmasi COVID-19
sebanyak 103.362.039 kasus (naik sekitar 102 juta kasus jika dibandingkan pada
15 April 2020 sebanyak 1.998.111 kasus) dan jumlah kematian sebanyak
2.244.713 kasus (naik 2,1 juta kasus sejak 15 April 2020 sebanyak 126,604
kematian) dan menyebar di enam benua. Negara-negara yang dilaporkan
terinfeksi COVID-19 diantaranya Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Jerman
termasuk Indonesia. Jumlah kasus yang terkonfirmasi positif di Indonesia per 3
Februari 2021 sebanyak 1.111.671 kasus (naik sebanyak 1 juta kasus sejak Juni
2020 sebanyak 38.277), dan meninggal sebanyak 30.770 kasus (naik sekitar 27
ribu kasus sejak Juni 2020 sebanyak 2.134 kasus)4.
Di Sulawesi Utara jumlah kasus COVID-19 sampai bulan 3 Februari 2021
sebanyak 13.696 kasus dimana 9766 penderita telah sembuh, 3.473 penderita
yang masih dirawat dan meninggal sebanyak 457 kasus. Kabupaten Minahasa
Tenggara tercatat sebanyak 522 kasus terkonfirmasi positif, 115 kasus aktif dan
20 kasus meninggal. Jumlah kasus di Minahasa Tenggara meningkat tajam jika
dibandingkan Juni 2020 yang tercatat hanya 5 kasus terkonfirmasi positif dan 2
kasus meninggal. Hal inilah yang menyebabkan Kabupaten Minahasa Tenggara
masuk zona merah COVID-195,6.
Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan upaya pengendalian COVID-
19 yaitu melalui penerapan protokol kesehatan yang dikenal dengan 3 M yaitu
menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. Selain
itu dilakukan vaksinasi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum berjalan
maksimal di masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah masyarakat di
Indonesia yang sudah mendapatkan vaksin dosis 1 sebanyak 129.089.388 orang
dan vaksin dosis 2 sebanyak 82.818.292 orang. Sulawesi Utara untuk kegiatan
vaksinasi untuk dosis 1 baru mencapai 74,44% sedangkan dosis 2 hanya 32,05%.
Berdasarkan Kabupaten/ Kota, angka tertinggi vaksinasi di kota Manado sebesar
100% untuk dosis I dan 62,8% untuk dosis II4. Masih banyak masyarakat yang
belum menerima vaksinasi yang disebabkan banyak faktor seperti
ketidakpercayaan masyarakat tentang adanya penyakit ini, pengetahuan yang
rendah, sosialisasi yang kurang, pengawasan yang rendah dan lain sebagainya.
Pengabaian inilah yang menyebabkan jumlah kasus terus meningkat karena
upaya penciptaan Herd Immunity lambat terbentuk.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Corona Virus Disease 2019


Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber
transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Virus yang
menyebabkan penyakit COVID-19 adalah infeksi virus yang sangat menular
dan patogen dan terutama ditularkan melalui kontak dengan droplet
pernapasan yang keluar saat batuk atau bersin. Virus ini juga dapat ditularkan
melalui permukaan yang terkontaminasi ketika tetesan ini mendarat di benda
dan permukaan sekitar dan ketika seseorang menyentuh benda-benda atau
permukaan ini dan menyentuh mata, hidung atau mulut maka orang-orang ini
menangkap virus COVID-19. Kasus asimptomatik mungkin memainkan
peran penting dalam proses transmisi. Menurut laporan di Wuhan, Shenzhen
baru-baru ini, coronavirus terdeteksi di tinja. Bahkan kasus pertama di
Amerika Serikat mengindikasikan bahwa virus terdapat di saluran pencernaan
dan bereplikasi, menunjukkan kemungkinan penularan secara fekaloral.
Tetapi tidak pasti dengan memakan makanan yang terkontaminasi virus
menyebabkan infeksi dan penularan.7-9
Mewabahnya virus Corona diawal tahun 2020 menjadi masalah kesehatan
global yang harus menjadi perhatian bagi masyarakat. Wabah COVID-19
telah dinyatakan sebagai Public Health Emergencies of International Concern
(PHEIC) oleh World Health Organization (WHO) pada 30 Januari 2020.
Pernyataan ini merupakan deklarasi keenam yang dilakukan oleh WHO sejak
pandemi flu 2009. Public Health Emergencies of International Concert
(PHEIC) merupakan kejadian luar biasa (KLB) yang dapat menjadi ancaman
kesehatan bagi negara lain dan kemungkinan membutuhkan koordinasi
internasional dalam penanggulangannya. Pada 12 Maret 2020, WHO
mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik.10
Masa inkubasi infeksi SARS-CoV-2 dianggap dalam 14 hari setelah paparan,
sebagian besar pasien terjadi sekitar empat hingga lima hari. Individu dari
segala usia dapat terinfeksi SARS-CoV-2, meskipun orang berusia paruh baya
dan lanjut usia lebih dominan. Gejala klinis pasien COVID-19 memiliki
spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan,
pneumonia, pneumonia berat, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS),
sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang,
13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam
keadaan kritis. Gejala dapat berupa demam, batuk kering, kelelahan, sakit
tenggorokan, rinore, sakit kepala, konjungtivitis, mialgia, dispnea, mual,
muntah dan diare. Karenanya, tidak ada gejala klinis yang unik untuk
membedakan COVID-19 dari infeksi virus saluran napas atas atau bawah
lainnya. Pada akhir minggu pertama, COVID-19 dapat berkembang menjadi
pneumonia, gagal pernapasan dan kematian. Pneumonia tampaknya menjadi
manifestasi berat yang paling umum dari COVID-19, dibedakan terutama
karena demam, batuk kering, dispnea, dan infiltrat bilateral pada pencitraan
foto thoraks.7,9,10,11,12,13
B. Gejala Klinis
Berbagai gejala klinis terlihat pada pasien dengan SARS-CoV-2 mulai dari
tanpa gejala (asimtomatik), penyakit ringan, pneumonia, pneumonia berat,
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis, hingga syok sepsis
sedang, hingga berat. Sebagian besar pasien dengan SARS-CoV-2 normal dan
ringan, dan mortalitasnya lebih rendah daripada SARS-CoV dan MERS-
CoV.7,8,10,11
Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas
atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan
atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal,
atau sakit kepala, mialgia/artralgia, menggigil, mual, muntah, diare, nyeri
abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva. Pasien tidak membutuhkan
suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare
dan muntah. Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan
demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit
(2) distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan
oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal.7,8,10,11
Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara
38,1-39°C, sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C.
Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14
hari (median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau
sedikit menurun dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala
awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga terutama pada jaringan
yang mengekspresi Angiotensin Converting Enzym (ACE) 2 seperti paru-
paru, saluran cerna dan jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan seperti
demam, fatigue, nyeri otot dan batuk kering, mual, muntah dan diare.
Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal.
Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk,
limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai meningkat dan mulai terjadi
hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi makin tidak
terkontrol, terjadi badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan
komplikasi lainnya.7,8,10,11
Penelitian Heng Li dkk menemukan manifestasi klinis COVID-19 adalah
demam, batuk kering, fatigue, myalgia, sesak, kongesti nasal sakit kepala,
pilek, nyeri tenggorokan, muntah dan diare 11. Penelitian Chaolin dkk pada 41
pasien di Wuhan, China yang terdiagnosis COVID-19 gejala klinis yang
paling umum adalah demam, batuk, myalgia atau fatigue dan gejala atipikal
seperti sputum, sakit kepala, hemoptisis, dan diare.12 Analisa pasien
terkonfirmasi COVID-19 oleh Wang dkk menemukan manifestasi klinis
adalah demam, batuk, fatigue, sesak, nyeri tenggorokan, nyeri kepala dan
diare.13

C. Pencegahan penyebaran Covid-19


Menurut Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional,
3M dan 3T merupakan kunci utama penanganan COVID-19. Masyarakat
harus terus untuk menjalankan protokol kesehatan 3M (Memakai masker,
Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun). Dilain pihak, Pemerintah
terus menjalankan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment) dengan dukungan
semua lapisan masyarakat. 3M dan 3T adalah satu paket upaya yang tidak
dapat dipisahkan untuk memutus rantai penularan COVID-1914.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas COVID-19) menunjukkan
risiko penularan COVID-19 tanpa berperilaku 3M, bisa mencapai 100%.
Dengan mencuci tangan risiko tertular turun 35%, ditambah memakai masker
kain risikonya turun menjadi 45%, apabila memakai masker bedah
menurunkan risiko tertular hingga 70%, lalu ditambah dengan menjaga jarak 1
meter menurunkan risiko hingga 85%. Efektivitas inilah yang mendasari
protokol kesehatan 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak adalah upaya utama untuk dijalankan seluruh masyarakat. Setiap saat,
pemerintah selalu menghimbau agar mentaati 3M karena masyarakat juga
memiliki peranan penting dalam upaya menekan angka penularan COVID-19.
Data pada Januari 2021 menunjukkan bahwa terdapat 81 kota/ kabupaten
(20%) yang memiliki tingkat kepatuhan menggunakan masker kurang dari
60%. Hasil kajian ini juga menunjukkan 12,34% masyarakat tidak
menggunakan masker di lokasi kerumunan seperti restoran, rumah, jalan
umum, tempat olahraga publik dan tempat ibadah. Selanjutnya, ditemukan
sebanyak 66 kota/ kabupaten (16,30%) yang tingkat kepatuhan menjaga jarak
kurang dari 60%. Sebanyak 12,78% masyarakat ditemukan tidak menjaga
jarak khususnya di restoran, rumah, tempat olahraga publik, jalan umum dan
mall15.
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi cakupan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat pesisir dan
kepulauan.

B. Manfaat
Penelitian ini penting dilakukan karena adanya dengan adanya model
peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19 pada masyarakat pesisir dan kepulauan
maka dapat diperoleh upaya mengendalikan yang efektif untuk penyakit ini.
BAB 4. METODE TUGAS PROYEK

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan


cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada 2022. Subjek penelitian yaitu
masyarakat yang ada di daerah pesisir Kota Manado, Kabupaten Sitaro dan
Kabupaten Sangihe. Penentuan besar sampel dilakukan menurut perhitungan
Lemeshow et al. Pada penelitian ini ditetapkan berjumlah sebanyak 369
Variabel yang diteliti yaitu penerimaan vaksin Covid-19, faktor
predisposing (pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan), faktor enabling (ketersediaan layanan, ketersediaan SDM, kebijakan,
kemudahan akses) dan faktor reinforcing (peran petugas kesehatan, peran
keluarga, peran tokoh agama/ masyarakat). Data diperoleh dengan wawancara.
Instrumen penelitian yaitu kuesioner. Data dianalisis secara Structural Equation
Modelling (SEM) dengan smartPLS. Tahun pertama penelitian memperoleh
Faktor yang berhubungan dengan Cakupan Vaksinasi Covid-19 pada
Masyarakat Pesisir dan Kepulauan. Selanjutnya, tahun kedua akan
menentukan Model Peningkatan Cakupan Vaksinasi Covid-19 pada
Masyarakat Pesisir dan Kepulauan. Data dianalisis secara univariat, bivariat
dan multivariat. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Aspek yang diteliti: Faktor yang berhubungan dengan
Cakupan Vaksinasi Covid-19 pada Masyarakat Pesisir
dan Kepulauan
Luaran: faktor mana saja yang berhubungan

2022 Jobdesk: Ketua peneliti mengatur keseluruhan tahapan


penelitian dan anggota mengurus administrasi/ keuangan

Aspek yang diteliti: Membuat Model Peningkatan


Cakupan Vaksinasi Covid-19 pada Masyarakat Pesisir
dan Kepulauan
Luaran: Model Peningkatan Cakupan Vaksinasi Covid-

2023
19 pada Masyarakat Pesisir dan Kepulauan
Jobdesk: Ketua peneliti mengatur keseluruhan tahapan
penelitian dan anggota mengurus administrasi/ keuangan

Gambar 1. Bagan alir penelitian


DAFTAR PUSTAKA

1. Hui D. S, Esam I A, Tariq A , Ntoumi F, Francine, Kock R et al. 2020. The


continuing epidemic threat of novel coronaviruses to global health - The latest
novel coronavirus outbreak in Wuhan, China. International Journal on
Infectious Disease 91. 264-266.
2. Cohen, J, Dennis N. 2020. New SARS-like virus in China triggers alarm.
Pneumonia outbreak in Wuhan appears to subside; but the virus could re-
emerge. Science 367 (6475) 243-235.
3. Tu Y, Chien C, Aliaksandr A. Yarmishyn Y, Lin Y, Luo Y, Lin Y et al. 2020.
A Review of SARS-CoV-2 and the Ongoing Clinical Trials. 10 April 2020.
Int. J. Mol. Sci. 2020, 21, -2656-2657
4. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021a. Data
Sebaran Covid-19 (online) diakses dari https://covid19.go.id/ pada 3 Februari
2021
5. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. 2021. Angka Kejadian Covid-19 di
Sulawesi Utara (online) diakses dari https://corona.sulutprov.go.id/ pada 4
Februari 2021
6. Berita Manado. 2020. Update Covid-19 Mitra 3 Juni: Kasus Positif dan PDP
bertambah satu (online) diakses dari https://beritamanado.com/update-covid-
19-mitra-3-juni-kasus-positif-dan-pdp-bertambah-satu/ pada 4 Februari 2021
7. Susilo A, Rumende M, Pitoyo C, Widayat D S,Yulianti, Herikurniawan.
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus Disease
2019: Review of Current Literatures . Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol.
7, No. 1 Maret 2020
8. Hafeez A, Shmmon A, Sameera A S, Mumtaz A, Shruti M A. Review of
COVID-19 (Coronavirus Disease-2019) Diagnosis, Treatments and
Prevention. EJMO 2020;4(2):116–125
9. Wu T, Liu Q, Zhicong Y Z. 2020. The SARS-CoV-2 outbreak: What we
know. International Journal of Infectious Diseases 94 (2020) 44–48
10. WHO.2020.Statement on thesecond meeting of the International Health
Regulations(2005) Emergency Committee regarding the out break of novel
coronavirus (2019-nCoV). Diakses dari
https://www.who.int/news-room/detail/
11. Li H, Liu S, Yu X, Tang S, Tang C. Coronavirus disease 2019 (COVID-19):
Current status and future perspectives International Journal of Antimicrobial
Agents. https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.105951
12. Chaolin H, Yeming W, Xingwang L, et al. Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet 2020;
(395):497–506.
13. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. Clinical Characteristics of
138 Hospitalized Patients With 2019 Novel Coronavirus-Infected Pneumonia
in Wuhan, China. JAMA. 2020; published online February 7. DOI:
10.1001/jama.2020.1585.
14. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021b.
Masyarakat dan Pemerintah bersama tekan penularan Covid-19 (online)
diakses dari https://covid19.go.id/berita/masyarakat-dan-pemerintah-bersama-
tekan-penularan-covid-19-lewat-protokol-kesehatan pada 3 Februari 2021
15. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2021c. Data
Sebaran Covid-19 (online) diakses dari
https://covid19.go.id/storage/app/media/Analisis%20Data%20COVID-
19%20Indonesia/2021/Januari/Monitoring%20Kepatuhan%20Protokol
%20Kesehatan%20per%2031%20Januari%202021%20vFinal_publish.pdf
pada 3 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai