Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL SKRIPSI

INTERAKSI MASYARAKAT DENGAN PEDAGANG PASCA PANDEMI

COVID-19 DI PASAR MALAM G. OBOS XII KOTA PALANGKA RAYA

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosiologi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Palangka Raya

SAMPUL DEPAN

OLEH :
NAMA : ESTI PURNAMA
NIM : GAA 116 088

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN SOSIOLOGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “INTERAKSI

MASYARAKAT DENGAN PEDAGANG PASCA PANDEMI COVID-19 DI

PASAR MALAM G. OBOS XII KOTA PALANGKA RAYA”

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh


gelar sarjana pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan konsentrasi
pedesaan.Penyusunan proposal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing saya hingga menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari


kesempurnaan baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membngun dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan proposal ini. Akhirnya penullis berharap semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Pengertian Pandemi Covid-19............................................................8
2.2 Keuangan Ekonomi Pasar.................................................................14
2.3 Peningkatan Perekonomian Pasar.....................................................14
2.4 Interaksi............................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................19
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................19
3.2. Lokasi Penelitian...............................................................................21
3.3. Fokus Penelitian................................................................................21
3.4. Sumber Data.....................................................................................21
3.5. Teknik Pengumpulan Data................................................................22
3.6. Teknik Analisis Data........................................................................24
3.7. Teknik Keabsahan Data....................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada awal tahun 2020 muncul suatu wabah penyakit yang disebut

Covid-19 atau disebut Virus Corona. Sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini,

angka kejadiannya terus mengalami kenaikan yang sangat pesat serta

penyebaran infeksi virus Covid- 19 ini sangat cepat ke seluruh bagian dunia

termasuk negara Indonesia. Bahkan WHO telah menyatakan wabah Covid-19

sebagai keadaan darurat kesehatan global sejak bulan Januari 20201.

Istilah Covid-19 (Corona virus deseases 2019) merupakan nama virus

yang diberikan oleh WHO. Negara China merupakan tempat pertama kali

terjadinya Virus Covid-19 tersebut. Sumber dari Virus ini beraal dari

kelelawar yang akhirnya tertular ke manusia. Akhirnya virus ini berkembang

dan menular dari manusia satu ke manusia yang lain.

Virus Covid-19 mengalami perkembangan yang sangat cepat dan pesat.

Banyak warga yang tertular.

Berdasarkan Data global catatan WHO hingga Tanggal 5 bulan April

tahun 2023, kasus Covid-19 di dunia mencapai angka 761.402.282 dengan

angka kematian 6.887.000. Sedangkan di Indonesia terhitung sampai saat ini

terkonfirmasi mencapai 6.748.308 kasus, 6.581.436 sembuh dan 161.035

1
Sebayang, “Asuhan Keperawatan Komunitas Pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media Audiovisual Melalui Aplikasi WhatsApp Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Patuh Protokol Kesehatan Pada Remaja SMP Islam Darul Qur’an Padang Tahun 2020”, Institusi
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, 2020, hal. 1

1
2

meninggal dunia.

Untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19 atau Virus Corona,

pemerintah membuat kebijakan patuh protokol yang menghimbau untuk

sesering mungkin mencuci tangan pakai sabun 6 langkah, tidak melakukan

kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan yang bersifat

massal dan menggunakan masker saat keluar rumah, aktifitas bekerja, belajar

dan beribadah pun jug dilaksanakan dirumah masing-masing. 2 Pemerintah

juga berupaya melakukan penerapan PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan

Kegiatan Masyarakat agar memutus rantai dan meminimalisir penyebaran

virus tersebut.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM diterapkan

diseluruh Indonesia termasuk di Palangka Raya. Pemerintah meminta

partisipasi dari masyarakat untuk bersama menerapkan protokol kesehatan

sesuai anjuran dari pemerintah. Jangan jenuh dengan kondisi Covid-19,

memang cara yang paling utama agar kita bisa turunkan lajunya adalah dengan

disiplin prokes. Ke depan, aktivitas akan membaik secara berkesinambungan

apabila kebiasaan prokes ini kita terapkan sehari-hari.Vaksinasi turut menjadi

langkah Pemerintah Kota Palangka Raya mengatasi pandemi.

Program vaksinasi massal seperti yang diadakan BUMN di lokasi

Mantikei di kota memberi kontribusi besar bagi percepatan vaksinasi di

Palangka Raya. Terlebih, cakupannya bisa mencapai seribu orang per

2
Ihsanuddin, “Asuhan Keperawatan Komunitas Pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media Audiovisual Melalui Aplikasi WhatsApp Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap
Patuh Protokol Kesehatan Pada Remaja SMP Islam Darul Qur’an Padang Tahun 2020”, Institusi
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, 2020, hal. 2
3

hari.Masyarakat dari sekitar kota Palangka Raya melakukan vaksinasi di pusat

vaksinasi ini, karena kita rencanakan untuk memvaksinasi 2000 penduduk per

harinya. Pemerintah mengatakan lonjakan kasus Covid19 ini hanya bisa

ditanggulangi lewat kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah.

Kesadaran dan kerjasama masyrakat dalam menerapkan protokol kesehatan

juga sangat diperlukan agar memutus mata rantai penyebaran Virus Covid-19.

Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir

menjangkau seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus

dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek

politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta

kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Peningkatan Covid-19 disebabkan

oleh lalai dan tidak patuh serta tidak disiplinnya masyarakat dalam

menerapkan protokol kesehatan yang telah dihimbau oleh pemerintah.

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat

terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit covid-19 masih rendah serta

adanya anggapan bahwa penyakit tersebut merupakan penyakit flu biasa

dimana ketidakpatuhan tersebut dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan,

status pekerjaan dan adanya aspek psikologis yang berperan dalam

ketidakpatuhan yang meliputi sifat pribadi, reaksi stres, psicological

wellbeing3.

Tidak disiplinnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan dapat dilihat

3
Sari & Atiqoh (2020); Triyaningsih (2020); Fadli et al (2020); Wulandari et al (2020); Abdul et
al (2020). “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada
Penderita Tuberkulosis Dirumah sakit Paru Jember”, Program Studi S1 Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah jember ,2021
4

dari berbagai faktor meliputi faktor pendidikan dan pemahaman masyarakat

yang rendah dan menganggap remeh Covid-19 selain itu faktor dari dalam diri

meliputi percaya pada takdir tanpa mau berusaha menjaga diri atau menjaga

kesehatan, faktor tekanan ekonomi yang mengakibatkan tetap harus bkerja

tanpa memperdulikan protokol kesehatan, ketidakpercayaan terhadap

kebijakan pemerintah, dan lemahnya instrumen hukum dan kurang tegasnya

pemerintah dalam pemberian sanksi terhadap pihak yang tidak mematuhi

protokol kesehatan4.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi seluruh negara di dunia.

Oleh sebab itu, penanggulannya juga harus melibatkan masyarakat

global. Solusi yang diberikan dalam konteks hubungan sosial yakni pertama

menerapkan physical distancing bukan social distancing, kedua

mengoptimalkan peran teknologi komunikasi,ketiga mengkampanyekan social

engagment, dan keempat membangkitkan trust masyarakat terhadap

pemerintah, dan serta kelima membangkitkan optimisme.

Pandemi Covid-19 sangat cepat tersebar keseluruh dunia termasuk

Indonesia khususnya di Kota Palangka Raya. Dengan adanya wabah tersebut

masyarakat diwajibkan untuk memakai masker dan mematuhi protokol

kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah. Seiring berjalannya waktu

akhirnya Pandemi Covid-19 sudah mulai hilang dan akhirnya Bapak Presiden

Joko Widodo menetapkan bahwa PPKM sudah dicabut. Dalam pandemic

Covid-19 banyak masyarakat yang menggunakan masker dan menjaga prokes

4
Sutrayanti, N. K.. (2020). “ Menyemai Benih Dharma Perspektif Multidisiplin.” Yayasan Ahmar
cendikia Indonesia.
5

sesuai anjuran pemerintah. Setelah dicabutnya PPKM maka Wajib Masker

pun telah dicabut. Semua Masyarakat bebas dalam melakukan interaksi. Akan

tetapi karena sudah terbiasanya masyarakat dengan pola hidup menerapkan

prokes banyak masyarakat yang masih memakai masker dan enggan

bersalaman serta minim interaksi. Di Pasar tentu kita melakukan interaksi jual

beli. Seperti di Pasar Malam G.Obos XII yang bias dikatakan lebih kecil dan

tidak begitu luas menyebabkan banyak orang hampir berdesakan dan tidak ada

jarak. Pedagang dan Masyarakat juga harus waspada terhadap penularan

penyakit Covid-19 ataupun penyakit lain yang rentan tertular. Maka dari itu

penulis tertarik mengambil judul “Interaksi Masyarakat Dengan Pedagang

Pasca Pandemi Covid-19 Di Pasar Malam G. Obos XII Kota Palangka

Raya”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Interaksi Masyarakat dengan Pedagang Pasca pandemi

COVID- 19 pada pedagang di pasar malam G.obos XII Kota Palangka

Raya?

2. Bagaimana Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Terhadap

Interaksi Antara Pedagang dan Masyarakat Pasca COVID-19 di pasar

malam G.obos XII Kota Palangka Raya?

Untuk menghindari terjadinya perluasan pembahasan dalam penelitian ini,

maka penelitian ini dibatasi dengan Interaksi Masyarakat dengan


6

Pedagang dan Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Terhadap

Interaksi Antara Pedagang dan Masyarakat Pasca COVID-19 di pasar

malam G.obos XII Kota Palangka Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Interaksi Masyarakat dengan Pedagang Pasca pandemi

COVID- 19 pada pedagang di pasar malam G.obos XII Kota Palangka

Raya.

2. Untuk mengetahui Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Terhadap

Interaksi Antara Pedagang dan Masyarakat Pasca COVID-19 di pasar

malam G.obos XII Kota Palangka Raya

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dalam kajian ilmu

sosiologi khususnya tentang peran badan pemasaran untuk menerapkan Protokol

Kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini adalah sebagai wahana untuk melatih berfikir secara

ilmiah melalui teori-teori yang di dapat dalam perkuliahan dan menjadi sarana

belajar untuk memahami permasalahan yang menjadi topik kejadian. Hasil

penelitian kemudian dituangkan dan dikembangkan oleh penulis dalam karya

tulis berupa skripsi.


7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pandemi Covid-19

Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang dibuat oleh

pemerintah dan sangat perlu untuk diikuti oleh segala pihak agar dapat

beraktivitas secara aman pada saat pandemi COVID-19 ini. Protokol

kesehatan dibentuk dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat beraktivitas

secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain.

Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam

protokol kesehatan, maka penularan COVID-19 dapat diminimalisir5.

Protokol kesehatan yaitu upaya berupa pencegahan dan pengendalian

yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah untuk meminimalisir penularan

virus Covid-19. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan protokol

kesehatan pencegahan dan pengendalian secara spesifik melalui Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES /382/

2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas

Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease

2019 (COVID-19)6.

Dalam protokol kesehatan tersebut, dipaparkan aturan-aturan yang

perlu dilakukan oleh segala pihak yang berada di tempat atau fasilitas

umum. Berikut adalah tempat dan fasilitas yang disebutkan yaitu Pasar,

5
Masrukin dkk. 2022, Sosiologi Covid, PT.Raja Grafindo Persada, Depok, Hal.10
6
Ibid Hal.25

8
9

Mall, pusat perbelanjaatn lain, Hotel, penginapan/wisma, terminal, tempat

wisata dan taman.

Jasa perawatan kecantikan, rambut dan sejenisnya Jasa ekonomi

kreatif (arsitektur, fotografis, periklanan, penerbitan, televisi, dan lain-lain)

Kegiatan keagamaan di rumah ibadah Jasa penyelenggaraan event /

pertemuan Pada setiap lokasi tersebut, aturan-aturan protokal kesehatan

diperuntukkan bagi tiga pihak, yaitu pihak pengelola atau penyelenggara,

penjual atau pekerja, dan pengunjung atau tamu. Setiap pihak memiliki

peran masing-masing sehingga aturan bagi tiap pihak telah disesuaikan oleh

pemerintah agar semua berjalan dengan baik dan rantai penyebaran wabah

pun juga di minimalisir. Secara umum, aturan bagi tiap pihak memiliki

kesamaan satu sama lain, yaitu:

1. Pihak pengelola atau penyelenggara memperhatikan informasi

terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. Hal tersebut

penting dilakukan agar segala hal penting dapat terorganisir dan

termonitor. Membentuk Tim Pencegahan COVID-19 di lokasi

masing-masing untuk membantu pengelola dalam penanganan

COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya. Selalu menerapkan jaga

jarak di lokasi masing-masing dengan berbagai cara, seperti

pengaturan jarak antrean, memberikan tanda khusus jaga jarak

yang ditempatkan di lantai, dan lain sebagainya. Melakukan

sosialisasi dan edukasi kepada para penjual atau pekerja tentang


10

pencegahan penularan COVID-19.

2. Pihak penjual atau pekerja Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum

berangkat berdagang/bekerja. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu

menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan hindari

menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah

pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air

mengalir atau menggunakan handsanitizer. Melakukan pembersihan area

kerja masing-masing sebelum dan sesudah bekerja. Meningkatkan daya

tahan tubuh dengan menerapkan PHBS seperti mengkonsumsi gizi

seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang

cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko

penyakit.

3. Pihak pengunjung atau tamu Memastikan diri dalam kondisi sehat

sebelum keluar rumah. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk,

pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah. Wajib

menggunakan masker Menerapkan prinsip jaga jarak Membawa alat

pribadi termasuk peralatan ibadah sendiri seperti alat sholat. Poin-poin

protokol di atas adalah aturan-aturan secara umum. Tempat atau fasilitas

tertentu memiliki aturan yang lebih ketat dan rumit karena kerentanan

dan kemungkinan penularan yang lebih tinggi. Untuk mengakses aturan-

aturan protokol kesehatan di tempat atau fasilitas umum secara lebih

lengkap, Anda dapat melihatnya di laman resmi Kemkes7.

7
Ibid Hal.57
11

Virus corona telah menyebar diberbagai belahan dunia, bukan hanya

negara, provinsi atau kabupaten, tetapi sampai pelosok desa sekalipun virus

ini telah menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan. Tingginya mobilitas

penduduk antar daerah merupakan salah satu mata rantai penularan yang

sulit diputus. Jika menyimak data yang ada, negara paling terdampak

dengan kasus tertinggi di dunia diantaranya adalah USA, Rusia dan

Brazillia, sedangkan negara yang dinilai paling berhasil adalah Vietnam

dengan kasus yang hanya ratusan dengan zero kematian. Di DIY, saat ini

jumlah kasus positif telah mencapai 226 (per tanggal 27 Mei 2020)8.

Laju penularan ini belum menunjukkan keberhasilan himbauan

pemerintah pada masyarakat untuk tetap di rumah baik dalam beraktifitas

maupun dalam beribadah. Munculnya beberapa cluster baru penularan

menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang beraktifitas di luar

rumah. Kebijakan pemerintah yang sering kali berubah turut menambah

peluang pada masyarakt untuk tetap beraktifitas di luar rumah sebagaimana

biasanya. Hal ini ditandai dengan jalananpun tetap ramai seperti tidak ada

kondisi yang mengkhawatirkan karena corona. Jika kesadaran masyarakat

belum juga membaik, maka penurunan grafik penderita covid-19 ini akan

sangat lama dicapai.

Jika memprediksi kasus yang ada di Indonesia, maka tradisi mudik

pada hari lebaran menjadi puncak penyebaran yang akan sulit dibendung.

Pembatasan berskala besar dibeberapa daerah jika tidak dibarengi dengan

8
Sri Bramanto Abdinegoro, 2020, Berselancar di Badai Pandemi Covid-19, Scopindo Media
Pustaka, Surabaya, Hal.17
12

penegakan hukum yang kuat maka hasilnya tidak akan maksimal. Oleh

sebab itu aturan larangan mudik perlu disosialisakan dan diterapkan

kembali. Bagi warga yang baru pulang bepergian dari daerah area terjangkit

(PPAT, Pelaku Perjalanan dari Area Terjangkit) wajib melakukan isolasi

mandiri selama 14 hari. Saat hari ke-14 sebaiknya dilakukan screening

melalui pemeriksaan rapid tes atau Rapid Diagnostic Test (RDT)9.

WHO telah menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

sebagai sebuah pandemi. Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah

semakin meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan

peningkatan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Situasi ini kian

berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan

keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan

strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan penanganan

COVID-19.

Mencermati penyebaran dan penularan COVID19 di Indonesia yang

semakin memprihatinkan, Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor

11 Tahun 2020 telah menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Corona Virus Disease 2019 (COVID19) di Indonesia yang wajib dilakukan

upaya penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Selain itu Presiden juga telah menetapkan Keputusan Presiden

Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19.).

Sebagai Bencana Nasional, yang menyatakan bahwa penanggulangan


9
Ibid Hal.22
13

bencana nasional yang diakibatkan oleh penyebaran Corona Virus Disease

2019 (COVID-19) dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Gubernur, bupati, dan

walikota sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus

Disease 2019 (COVID-I9) di daerah dan dalam menetapkan kebijakan di

daerah masing-masing harus memperhatikan kebijakan PemerintahPusat.

Penanggulangan pandemi COVID-19 ini membutuhkan peran serta

dari semua pihak baik Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, pihak swasta

dan seluruh elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dunia usaha dan masyakat pekerja memiliki kontribusi besar

dalam memutus mata rantai penularan karena besarnya jumlah populasi

pekerja dan besarnya mobilitas serta interaksi penduduk umumnya

disebabkan aktifitas bekerja. Tempat kerja sebagai lokus interaksi dan

berkumpulnya orang merupakan faktor risiko yang perlu diantisipasi

penularannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan

Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) telah menyatakan bahwa Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dilakukan salah satunya dengan meliburkan tempat

kerja. Namun demikian dunia kerja tidak mungkin selamanya dilakukan

pembatasan, roda perekonomian harus tetap berjalan, untuk itu pasca

pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi COVID-19 yang masih

berlangsung, perlu dilakukan upaya mitigasi dan kesiapan tempat kerja


14

seoptimal mungkin sehingga dapat beradaptasi melalui perubahan pola

hidup pada situasi COVID-19 (New Normal)10.

Sekarang masyarakat Indonesia sudah bebas dari PSBB atau PPKM

karena angka Covid-19 sudah menurun. Maka dari itu masyarakat sangat

antusias dalam menyambut Pasca Covid-19 ini.

2.2 Keuangan Ekonomi Pasar

Pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi

seorang atau koporasi untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi

penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham

dan obligasi), Dalam sekuritas komoditas dimungkinkan dapat melakukan

pembelian dan penjualan awal atas produk-produk .sumber alam seperti

produk pertanian dan Pertambangan dan lain sebagainya. Dalam dunia

keuangan, pasar keuangan ini meliputi :

1. Penjual saham dalam memperolehkan modal melalui pasar modal;

2. Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar derivative;

3. Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing11.

2.3 Peningkatan Perekonomian Pasar

Peran dan Fungsi Pasar Dalam Perekonomian Keberadaan pasar mempunyai

peran yang sangat penting. Peran pasar dalam perekonomian adalah sebagai

berikut12:

1. Peranan Pasar Bagi Produsen

10
Sutrisno dkk, 2021, Budaya Literasi di Era Covid-19, Syiah Kuala University Press, Banda
Aceh, Hal.97
11
Lukmono SN, 2013, Pasar Modal, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta, Hal.12
12
Pandji Anoraga, 2005, Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi, PT.REneka
Cipta, Jakarta. Hal.27
15

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi produsen

yaitu membantu memperlancar penjualan hasil produksi dan dapat pula

digunakan sebagai tempat untuk mempromosikan atau memperkenalkan

barang dan jasa hasil produksi. Selain itu produsen juga dapat

memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan untuk keperluan

proses produksi.

2. Peranan Pasar Bagi Konsumen

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen,

karena konsumen mudah untuk memperoleh barang atau jasa yang

dibutuhkan. Apabila pasar semakin luas, konsumen akan semakin mudah

memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

3. Peranan Pasar Bagi Pembangunan

Peranan bagi pembangunan adalah menunjang kelancaran

pembangunan yang sedang berlangsung. Upaya dalam meningkatkan

pembangunan, pasar berperan membantu menyediakan segala macam

barang dan jasa yang bermanfaat bagi pembangunan.

Pasar juga dapat dijadikan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai

pembangunan melalui pajak dan retribusi. Ada beberapa peran pasar yang lain

yaitu13:

1. Peranan Pasar Bagi Sumber Daya Manusia

Kegiatan perdagangan di suatu pasar membutuhkan tenaga

kerja yang tidak sedikit. Semakin luas suatu pasar, semakin besar

tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan banyaknya tenaga kerja

yang dibutuhkan, berarti pasar turut membantu menguranti

13
Ibid, 89
16

pengangguran, memanfaatkan sumber daya manusia, serta

membuka lapangan kerja. Secara umum, pasar mempunyai tiga

fungsi utama yaitu sebagai sarana distribusi, pembentukan harga,

dan sebagai tempat promosi.

2. Pasar Sebagai Sarana Distribusi

Pasar sebagai sarana distribusi, berfungsi memperlancar proses

penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dengan adanya

pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk menawarkan hasil produksinya kepada konsumen. Pasar

dikatakan berfungsi baik jika kegiatan distribusi barang dan jasa dari

produsen ke konsumen berjalan lancar. Sebaliknya, pasar dikatakan

tidak berfungsi baik jika kegiatan distribusi seringkali macet.

3. Pasar Sebagai Pembentuk Harga

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli.

Di pasar tersebut penjual menawarkan barang atau jasa kepada pembeli.

Pembeli yang membutuhkan barang atau jasa akan berusaha menawar

harga dari barang atau jasa tersebut, sehingga terjadilah tawar - menawar

antara kedua belah pihak. Setelah terjadi kesepakatan, terbentuklah

harga. Dengan demikian, pasar berfungsi sebagai pembentuk harga.

Harga yang telah menjadi kesepakatan tersebut, tentunya telah

diperhitungkan oleh penjual dan pembeli. Penjual tentu telah

memperhitungkan laba yang diinginkannya, sedangkan pembeli telah

memperhitungkan manfaat barang atau jasa serta keadaan keuangannya.

4. Pasar Sebagai Sarana Promosi

Pasar sebagai sarana promosi artinya pasar menjadi tempat


17

memperkenalkan dan menginformasikan suatu barang atau jasa tentang

manfaat dan keunggulan pada konsumen. Promosi dilakukan untuk

menarik minat pembeli terhadap barang atau jasa yang diperkenalkan.

Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain,memasang

spanduk, menyebarkan brosur, pameran dan sebagainya. Banyaknya cara

promosi yang dilakukan oleh produsen, membuat konsumen lebih

selektif dalam memilih barang yang akan dibeli. Biasanya produsen

yang menawarkan barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus

akan menjadi pilihan konsumen.

2.4 Interaksi

Interaksi berasal dari bahasa Latin inter yang berarti "antara", dan ago

yang berarti "melakukan" atau "bertindak". setiap "tindakan antara" dianggap

sebagai interaksi, seperti interaksi antara guru dan siswa, dua negara, atau bahkan

tiap reaksi kimia. Interaksi adalah jenis tindakan yang terjadi karena dua atau lebih

objek memiliki efek satu sama lain. Gagasan efek dua arah sangat penting dalam

konsep interaksi, sebagai lawan dari efek kausal satu arah.

Interaksi sosial didefinisikan sebagai proses di mana individu memilih untuk

bertindak dan bereaksi terhadap anggota lain dalam suatu kelompok sosial. Dalam

ilmu sosial, interaksi adalah pertukaran antara dua atau lebih individu dan

merupakan blok bangunan masyarakat. Interaksi sosial adalah pertukaran sosial

antara dua individu atau lebih.

Interaksi ini membentuk dasar untuk struktur sosial dan oleh karena itu

merupakan objek kunci dari penyelidikan dan analisis sosial dasar. Interaksi sosial

dapat dibedakan menjadi tidak disengaja, berulang, teratur dan diatur. Interaksi

sosial dapat dipelajari antara kelompok dua (diad), tiga (triad) atau kelompok sosial
18

yang lebih besar.

Interaksi dalam komunikasi disebut dengan interaktivitas. Interaktivitas

bagaimanapun juga dapat merujuk pada interaksi antara orang-orang. Namun

demikian biasanya mengacu pada interaksi antara orang dan komputer - dan

kadang-kadang interaksi antara komputer - melalui perangkat lunak, perangkat

keras, dan jaringan.

Interaksi adalah contoh dasar dari komunikasi interaktif yang melibatkan dua

proses yang berbeda. Kata interaktivitas berkaitan dengan dan berasal dari istilah

interaksi yang digunakan oleh para sosiolog, yaitu tindakan setidaknya dua

individu yang saling bertukar atau berinteraksi. Ini membutuhkan tingkat pesan

yang menanggapi pesan sebelumnya. Interaktivitas juga mengacu pada

kemampuan sistem komunikasi untuk "berbicara kembali".


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengelola

dan menggambarkan data serta informasi berdasarkan fakta-fakta yang

tampak untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Metode ini tidak terbatas

sampai pada pengumpulan data, tetapi meliputi juga analisis. Penyampaian

data dan informasi digambarkan dalam bentuk tampilan kalimat yang lebih

bermakna dan mudah dipahami.

Alasan penggunaan metode penelitian deskriptif kualitatif pada

penelitian tentang interaksi dan pengawasan yang dilakukan oleh

Pemerintah Terhadap Interaksi Antara Pedagang dan Masyarakat Pasca

COVID-19 di pasar malam G.obos XII Kota Palangka Raya. Hasil

penelitian ini nantinya akan lebih mudah di analisis dengan melakukan

penggambaran secara mendalam untuk kemudian didapatkan kesimpulan

yang menjawab persoalan tentang pasar malam g obos XII kota Palangka

Raya.

Menurut Nawawi Penelitian deskriptif adalah sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek/ objek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

19
20

tampak sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisa

hanya pada sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

secara sistematis, sehingga dapat dipahami dan disimpulkan.14

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-

fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Disamping

itu penelitian ini juga menggunakan teori-teori, data-data, dan konsep-

konsep sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil penelitian,

menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang di teliti. Moleong

Lexy mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu15.

Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada

penelitian ini diperlukan untuk menggambarkan fenomena mengenai

keseluruhan proses dari permasalahan yang diteliti sebagai suatu kesatuan

yang utuh dan berusaha untuk mengungkapkan makna yang terkandung

dalam proses tersebut. Tidak terlepas dari pokok permasalahan dalam

penelitian, maka alasan peneliti dalam menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini adalah untuk

mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana penerapan prokes pada pasar

14
Nawawi & Martin, (2003). “ Metode Penelitian Bidang Sosia”, Yogyakarta, Gajah Mada
University Press.
15
Moleong, Lexy (2007:4). “ Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
21

malam g obos XII di palangka raya di saat pandemi COVID 19.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini penulis lakukan di Pasar malam G Obos XII di

kota Palangka Raya. Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini karena

dalam terdapat ketertarikan untuk melakukan penelitian terhadap Interaksi

Antara Pedagang dan Masyarakat Pasca COVID-19 di pasar malam G.obos

XII Kota Palangka Raya dan bagaimana cara Pemerintah dalam melakukan

pengawasan di Pasar malam G.Obos XII.

3.3. Fokus Penelitian

Jadi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pentingnya melakukan jarak dalam interaksi di pasar malam G.obos XII

Pasca pandemi COVID 19.

2. Pengawasan Pemerintah di pasar malam G.obos XII Pasca pandemi

COVID 19.

3.4. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini di dapat dari tempat yang dijadikan

objek sumber informasi. Adapun sumber datanya adalah sebagai berikut :

1. Data primer yaitu data utama yang dijadikan landasan penulis dalam

penelitian. Data primer diperoleh dari narasumber dengan melakukan

wawancara dan pengamatan langsung. Adapun Narasumber yang

dimaksud ialah:

a. Pedagang;

b. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palangka Raya.


22

2. Data sekunder yaitu data pendukung yang digunakan oleh penulis

sebagai pelengkap untuk menelaah segi-segi subjektif dari penelitian

yang dianalisis. Data sekunder meliputi dokumen-dokumen dan arsip

yang dimiliki oleh paran Narasumber.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan

hanya bisa bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi dalam melaksanakan

observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus

menggunakan alat bantu berupa handphone atau kamera digital untuk

memperoleh data di lapangan. Hasil dari pengamatan tersebut dapat

dilakukan dengan pencatatan berupa dokumentasi.

Disini penulis mengobservasi tentang penerapan prokes yang

dilakukan oleh pedagang dan sanksi yang diberikan oleh pemerintah

daerah melalui Satuan Polisis Pamong Praja kepada pelanggar prokes.

2. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik

pengumpulan data, dimana terjadi komunikasi secara verbal antara

pewawancara dengan subjek wawancara. Menurut Lexy J. Moleong

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang


23

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.16

Wawancara merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan

secara langsung. Kunci utama dalam wawancara yang memberikan

informasi yang dibutuhkan pewawancara dituntun untuk menjalin

keakraban dengan informasi melalui teknik dan cara-cara tertentu.

Kemudian waktu yang tepat juga harus dipikirkan situasinya.

Data yang dicari menggunakan teknik ini adalah data yang berkenaan

dengan kinerja kepala desa dalam rangka pelayanan administrasi

kependudukan. Wawancara ini yang menjadi informasinya adalah :

a. Pedagang pasar malam;

b. Kepala Satuan Polisis Pamong Praka Kota Palangka Raya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dengan

mempelajari arsip atau dokumen-dokumen yaitu setiap bahan tertulis

baik internal maupun eksternal yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data berupa

arsip, buku, dan gambar yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Dengan menggunakan dokumen sebagai data penelitian, tidak semua

kondisi dan kejadian secara indrawi bisa terekam dan tersimpan dalam

memori setiap orang.17


16
Moleong, 2007, “ Metode penelitian”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.186

Lexy J. Moleong , 2007 “ Objek Penelitian Metode Penelitian Dokumen Global “,Bandung: PT
17

Remaja Rosdakarya. Hal.163


24

Maka dari itu, dalam hal ini peneliti akan menggunakan dokumen-

dokumen atau file-file dari instansi tertentu terutama Pasar Malam G

Obos 12 dan Kantor Satpol PP Palangka Raya serta dokumentasi

gambar saat peneliti melangsungkan wawancara dengan informan.

3.6. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (1992) mengemukakan bahwa analisis

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan seperti reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan dan trasformasi data

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

dilakukan secara terus menerus selama proyek berorientasi kualitatif

berlangsung. Selama pengumpulan data berlangsung terjadi tahapan

reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo. Reduksi data

ini berlanjut terus sesudah di lapangan, sampai laporan akhir tersusun.

2. Penyajian Data

Menurut Miles dan Huberman, membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan. Dengan melihat penyajian-

penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil atas


25

pemahaman yang didapat dalam penyajian tersebut.

Dalam pelaksanaan penelitian Miles dan Huberman yakin bahwa

penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama

bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian-penyajian yang

dimaksudkan meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan

bagan. Namun dalam penelitian ini, digunakan dengan analisis

deskriptif. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi

tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan

demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi

dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar atau terus

melangkah sebagai sesuatu yang mungkin berguna.18

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan kegiatan analisis data

yang ketiga. Penarikan kesimpulan dalam pandangan Miles Huberman

hanyalah sebagian dan satu kegiatan dan kunfigurasi yang utuh.

Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Setelah

data yang didapat dari reduksi data dan penyajian data maka langkah

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data tersebut. Data yang

dihasilkan diharapkan mampu memberikan hasil yang valid yang ada

nilai kebenarannya. Siklus Analisis data penelitian kualitatif menurut

Miles dan Huberman antara lainyaitu:

Gambar 3.1

Miles Dan Huberman , 1992 ”Analisis Data Kualitatif”. (diterjemahkan Oleh: Tjetjep Rohedi
18

Rosidi). Jakarta: Universitas Indonesia.


26

Prosedur Analisis Data

Pengumpula Penyajian
n Data Data

Reduksi Penarikan
Data Kesimpulan/
Verifikasi

Sumber : Miles dan Huberman (1992:20)


27

3.7. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya selain digunakan

untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang

mengatakan tidak ilmiah, juga merupaka sebgai unsur yang tidak

terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif19.

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang

dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji

data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi

uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability20.

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji

keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

1. Credibility Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap

data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian

yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat

meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan

pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan

pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui

maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan

berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin

19
Moelong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.
320
20
Sugiyono,2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Elfabeta, Bandung, Hal.
270
28

terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan,

sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data

yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak,

ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan

data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar

berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri

b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara

berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa

dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan

kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek

pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan

sudah benar atau belum.

Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan

dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian

terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan

hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka

peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada

akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.


29

c. Triangulasi

Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

waktu21.

2. Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data

yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check)

dengan tiga sumber data;

3. Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk

mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila

dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data

yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang

dianggap benar;

4. Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di

pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih

valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan

pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu


21
Ibid Hal. 273
30

atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya;

a. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti

peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan

data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda

atau bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-

data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti

mungkin akan mengubah temuannya22

b. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud referensi adalah

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang

dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto- foto atau dokumen

autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya23.

c. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah

agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau

informan24

5. Transferability
22
Ibid, Hal. 275
23
Ibid, Hal. 276
24
Bid, Hal 276
31

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut

diambil Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini

masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai

transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian

dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang

berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.

6. Dependability Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan

kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil

yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah

penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan

proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula.

Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit

terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang

independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan

aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan

masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan

analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan

laporan hasil pengamatan.

7. Confirmability
32

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji

confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil

penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif

uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan

proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi

dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah

memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah

data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan

data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga

keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.


DAFTAR PUSTAKA

Lexy J. Moleong , 2007 “ Objek Penelitian Metode Penelitian Dokumen Global


“,Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Lukmono SN, 2013, Pasar Modal, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Masrukin dkk. 2022, Sosiologi Covid, PT.Raja Grafindo Persada, Depok

Miles Dan Huberman , 1992 ”Analisis Data Kualitatif”. (diterjemahkan Oleh:


Tjetjep Rohedi Rosidi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Moelong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,


Bandung

Pandji Anoraga, 2005, Pengantar Bisnis : Pengelolaan Bisnis dalam Era


Globalisasi, PT.REneka Cipta, Jakarta

Sri Bramanto Abdinegoro, 2020, Berselancar di Badai Pandemi Covid-19,


Scopindo Media Pustaka, Surabaya

Sugiyono,2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Elfabeta,


Bandung

Sutrayanti, N. K.. (2020). “ Menyemai Benih Dharma Perspektif Multidisiplin.”


Yayasan Ahmar cendikia Indonesia

Jurnal :

Sebayang, “Asuhan Keperawatan Komunitas Pemberian Pendidikan Kesehatan


Menggunakan Media Audiovisual Melalui Aplikasi WhatsApp Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Patuh Protokol Kesehatan
Pada Remaja SMP Islam Darul Qur’an Padang Tahun 2020”, Institusi
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, 2020, hal. 1

Sari & Atiqoh (2020); Triyaningsih (2020); Fadli et al (2020); Wulandari et al


(2020); Abdul et al (2020). “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Pencegahan Covid-19 Pada Penderita Tuberkulosis Dirumah sakit
Paru Jember”, Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah jember ,2021.

33
34

Ihsanuddin, “Asuhan Keperawatan Komunitas Pemberian Pendidikan Kesehatan


Menggunakan Media Audiovisual Melalui Aplikasi WhatsApp Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Patuh Protokol Kesehatan
Pada Remaja SMP Islam Darul Qur’an Padang Tahun 2020”, Institusi
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, 2020, hal. 2
35

DOKUMENTASI PENGAMBILAN GAMBAR PADA PEDAGANG PASAR


MALAM G.OBOS XII

Gambar .1
36

Gambar .2
37

Gambar .3
38

Gambar .4

Anda mungkin juga menyukai