Anda di halaman 1dari 41

HAMBATAN PEMBELAJARAN DARING TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA ANESTESI TINGKAT II DI


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
Proposal Penelitian

1. HASBY RIESANDY (201FI03011)


2. INA MUTMAINAH (201FI03038)
3. INDAH SETIA PEBRIANI (201FI03026)
4. INDRI LIDYA NUGRAHA (201FI03004)
5. LUTFIYAH NURAZIZAH (201FI03033)
6. M. FATWA RAMADHAN (201FI03032)
7. MOCHAMAD IBADURRAHMAN (201FI03043)
8. MUHAMAD AL FUAD (201FI03016)
9. MUHAMAD FAJRUL FADILLAH (201FI03029)
10. MUHAMAD PATHU ROHMAN (201FI03001)
11. MUHAMAD RAZAD (201FI03019)

Universitas Bhakti Kencana


Fakultas Ilmu Kesehatan
Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi
Bandung
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjaTingkatan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Proses Pemahaman Aktivitas
Belajar Pada Mahasiswa Anestesiologi Tingkat 2 Di Universitas Bhakti Kencana” ini
dengan baik dan lancar, untuk melengkapi nilai Mata Kuliah Metodologi Penelitian, dan
mengembangkan kemampuan menulis.

Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan
laporan ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat memberikan
saran agar di kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:

1. Fikri Mourly Wahyudi,.amd.,S.Kep.,MKM selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan


Keperawatan Anestesiologi Keperawatan Anestesiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Bhakti Kencana Bandung.

2. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Koordinator mata kuliah Metodologi
Penelitian, yang telah membimbing dalam penulisan Laporan “Pengaruh Pembelajaran
Daring Terhadap Proses Pemahaman Aktivitas Belajar Pada Mahasiswa Anestesiologi
Tingkat 2 Di Universitas Bhakti Kencana” yang telah banyak memberikan masukan dan
bimbingan selama ini.

3. Mahasiswa semester VI Tahun Akademik 2022/2023 yang telah bekerjasama dengan


baik selama menyusun laporan ini.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan “Pengaruh Pembelajaran


Daring Terhadap Proses Pemahaman Aktivitas Belajar Pada Mahasiswa Anestesiologi
Tingkat 2 Di Universitas Bhakti Kencana” ini. Semoga segala bantuan dan dukungan yang
diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala,
amin.

2
DAFTAR ISI

Contents
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL..................................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI .............................................


DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ........................................
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 1
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 2
BAB IV. PROSEDUR PENELITIAN .............................................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 2
LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 2

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pemerintah daerah dan masyarakat di seluruh dunia telah menghadapi


tantangan berat wabah COVID-19 merupakan penyakit menular yang mulai
berkembang di tahun 2019 yang di mana sampai saat ini menjadi permasalahan
utama di seluruh dunia yang awal keberadaannya yaitu berasal dari Wuhan,
Tiongkok yang disebabkan berasal dari salah satu hewan liar yaitu, kelalawar
merupakan dampak dari terkenanya Covid-19 bagi individu yang terinfeksi yaitu,
akan mengalami gangguan pernafasan ringan sehingga dapat menyebabkan
kematian.
Wabah ini pertama kali dilaporkan kepada pihak WHO pada tanggal 31
Desember 2019 dan tanggal 10 Maret 2020 menunjukkan jumlah pasien terinfeksi
Covid-19 di seluruh dunia mencapai 113.710 orang, dengan jumlah pasien
terbanyak kedua di dunia setelah China adalah Italia dengan 9.172 orang, Korea
Selatan dan Iran Covid-19 meningkat menjadi 7.478 orang dan 7.161 orang setiap
masing - masing negara sementara ini. Pada jumlah yang meninggal mencapai
3.990 orang hingga tanggal 10 Maret 2020. Kematian paling banyak di luar China
terjadi seperti di Italia sebanyak 463 orang, dan kedua di Iran, 237 orang.
Adapun negara-negara ASEAN yang mengkongfirmasi telah memiliki pasien
positif tertular Covid-19 Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam,
Kamboja, dan Filipina. Dengan jumlah pasien positif Covid-19 di
Indonesia,berdasarkan pengumuman juru bicara pemerintah untuk penanganan
Covid-19, menurut Achmad Yurianto, pada tanggal 11 Maret 2020 mencapai 34
orang data pasien dan korban Covid-19 yang tersebar di berbagai negara ini
menunjukkan bahwa Covid-19 telah menjadi masalah global dan menimbulkan
dampak bagi aktivitas internasional, seperti ekonomi dan berbagai aktivitas
lainnya. Terlepas dari upaya setiap negara, terutama negara - negara yang
teridentifikasi penularan Covid-19, untuk membatasi interaksi warganya dengan
warga negara asing agar masyarakat internasional tidak dapat membiarkan
penularan kasus covid-19 ini terus terjadi, perlu anti sipasi dari masyarakat
internasional untuk ikut mengatasinya.
4
Peneliti melihat kasus telah terjadinya guncangan yang dasyat di seluruh dunia
hingga menyebabkan manusia meninggal seketika dalam hitungan waktu manusia
bisa meninggal dunia di sebabkan oleh virus carona, virus carona merupakan
keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan, hingga
sedang dan berat, pemerintah Indonesia melalui kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama RI, telah mengetahui bahwa virus carona
telah masuk ke Indonesia maka di ambil kebijakan melalui pemerintah.
Pendidikan di Indonesia belajar dan bekerja dari rumah, virus carona di ketahui
sebagai pandemic oleh organisasi kesehatan dunia, untuk mengantisipasi
penularan virus tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan,
seperti isolasi mandiri.
Sosial distancing hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kondisi ini
mewajibkan semua masyarakat untuk tetap stay at home, bekerja, beribadah dan
belajar di rumah, tak hanya itu di seluruh dunia pendidikan yang ada di Indonesia
tanpa terkecuali kampus Universitas Bhakti Kencana sebagai salah satu kampus
yang berada di Bandung merespon penerapan belajar dan bekerja dari rumah.
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang
pendidikan. Teknologi dapat dimanfaaTingkatan dalam kegiatan proses belajar
mengajar, yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional
menjadi ke modern. Dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh
positif terhadap pembelajaran. Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang
digunakan untuk melengkapi aktivitas pembelajaran daring merupakan sistem
pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi
menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang
dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah
memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif
dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih
luas.
Setelah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era Industri 4.0
telah memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pengajaran dan pembelajaran
kemudahan akses teknologi telah digunakan oleh para pengajar untuk
memudahkan proses pembelajaran. Akses teknologi juga mampu

5
meningkaTingkatan kualitas pendidikan. Sejak ditemukannya teknologi internet,
hampir segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan saat ini peserta didik
dapat belajar tidak hanya dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitas
sistem electronic learning yang ada.
E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi
masalah pendidikan dan pelatihan, baik di negara-negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang, khususnya Indonesia banyak orang menggunakan
istilah yang berbeda-beda untuk e-learning namun pada prinsipnya E-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya,
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik
sebagai alat bantunya. Belajar jarak jauh bukanlah sesuatu yang baru di dunia
pendidikan proses pembelajarannya biasa dilakukan dengan mengirimkan
berbagai materi pembelajaran dan informasi dalam bentuk cetakan, buku, atau
video langsung ke alamat pembelajar.
Untuk pembelajaran dalam jaringan Universitas Bhakti Kencana Bandung
sudah memberikan tempat pelaksanaan dalam jaring menggunakan aplikasi
google meet E-learning yang terintegrasi pada proses perkuliahan, sehingga ketika
wabah pandemi Covid-19 berlangsung perkuliahan dalam jaringan di Universitas
Bhakti Kencana Bandung seharusnya tidak memberikan dampak yang cukup luas
terhadap proses pembelajaran dari dosen maupun para mahasiswa. Penerapan
dalam jaringan secara terus menerus tentunya memberikan pengaruh psikologis
terhadap kondisi dosen dan para mahasiswa di Universitas Bhakti Kencana
Bandung khususnya pada Fakultas Ilmu Kesehatan di Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Anestesiologi.
Apa lagi jika mereka di suruh mengumpulkan tugas dalam waktu singkat di
sana mereka sangat kesulitan untuk mengumpulkan tugas, karena mahasiswa yang
tingal di pelosok sangat sulit, ada mereka yang naik atas pohon ketika ingin
mengumpulkan tugas dalam waktu singkat. Menurut mereka pembelajaran dalam
bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi
online melalui aplikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota, rata-rata
mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu,
tergantung provider seluler yang digunakan, penggunaan pembelajaran dalam
jaringan menggunakan konferensi video membutuhkan biaya yang cukup mahal.

6
Hal ini mengidentifikasikan bahwa hambatan pembelajaran daring terhadap
proses pembelajaran mahasiswa program studi Sarjana Terapan Keperawatan
Anesthesiologi Tingkat II Universitas Bhakti Kencana, seperti : mahasiswa
mengalami kesulitan jaringan, terlalu banyak tugas yang di berikan oleh para
dosen, sebagian mahasiswa yang memiliki handphone kapasitas rendah,
pembelajaran daring yang tidak hanya membutuhkan kuota, tidak efesien waktu
dalam pembelajaran dan tugas yang di berikan oleh dosen yang mengajar, dan
kerjasama antar kelompok kurang maksimal.
Peneliti memilih untuk meneliti di sini karena mahasiswa STINGKATA
TINGKAT 2 sempat menjalani proses pembelajaran secara daring melalui media
online (Elearning, Zoom, dan Gmeet) namun, terdapat hambatan dalam proses
pembelajaran daring. Jadi, peneliti memilih meneliti mahasiswa TINGKAT 2
STINGKATA ingin membuktikan hambatan apa saja yang terjadi dalam proses
pembelajaran daring.
Berdasarkan latar belakang di atas, saya merasa tertarik dan akan melakukan
penelitian yang berjudul “Hambatan Pembelajaran Daring Terhadap Proses
Pembelajaran Pada Mahasiswa Anestesi Tingkat II Universitas Bhakti Kencana".
Hambatan dalam proses pembelajaran daring untuk Program STINGKATA
yang ditimbulkan aktivitas belajar dalam jaringan, diantaranya dapat terlihat dari
faktor internal meliputi karakteristik mahasiswa seperti motivasi bakat dan minat
belajar. Faktor eksternal yaitu lingkungan belajar,fasilitas, tehnologi dan
dukungan keluarga. literasi Faktor interaksi yang meliputi interaksi antara
mahasiswa dengan dosen yang dilakukan dosen diharapkan tidak mengurangi
pemahaman mahasiswa dalam menerima materi atau bahan ajar selama
perkuliahan, mahasiswa juga tidak ketingalan materi yang di berikan oleh dosen,
mahasiswa selalu di beri tugas agar mahasiswa bisa belajar walaupun tidak secara
kontak mahasiswa bisa belajar dari jarak jauh selama perkuliahan berlangsung.
Koneksi internet dan infrastruktur teknologi yang tidak memadai: Tidak
semua mahasiswa memiliki akses ke koneksi internet yang stabil atau infrastruktur
teknologi yang memadai seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang
dibutuhkan untuk pembelajaran daring. Kurangnya interaksi sosial: Pembelajaran
daring dapat membuat mahasiswa merasa terisolasi dan kurangnya interaksi sosial

7
antara mahasiswa dan dosen atau antara mahasiswa dan teman sekelas. Hal ini
dapat menyebabkan mahasiswa kurang termotivasi dalam belajar.
Keterbatasan kemampuan adaptasi: Tidak semua mahasiswa memiliki
kemampuan adaptasi yang sama dengan pembelajaran daring. Mahasiswa yang
tidak terbiasa dengan teknologi dan sistem pembelajaran daring akan kesulitan
untuk beradaptasi. Tidak adanya pengawasan: Mahasiswa dapat lebih mudah
tergoda untuk melakukan kegiatan selain belajar ketika tidak ada pengawasan
fisik. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa kurang fokus dan tidak dapat
memaksimalkan waktu belajar mereka. Keterbatasan akses ke sumber daya:
Mahasiswa mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk
belajar, seperti buku teks atau bahan-bahan pembelajaran online yang mahal.
Dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perguruan tinggi dapat
memberikan dukungan teknologi dan infrastruktur yang memadai,
meningkaTingkatan interaksi sosial dan dukungan mental, memberikan pelatihan
adaptasi teknologi dan pembelajaran daring, dan meningkaTingkatan akses ke
sumber daya pembelajaran online.
Tujuan penelitian tentang hambatan pembelajaran daring terhadap proses
pembelajaran pada mahasiswa adalah untuk mengidentifikasi berbagai hambatan
yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa selama pembelajaran daring, memberikan
rekomendasi dan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut, dan
meningkaTingkatan kualitas pembelajaran daring secara keseluruhan. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan
teknologi pembelajaran yang lebih baik di masa depan serta membantu
meningkaTingkatan hasil belajar mahasiswa secara keseluruhan

1.2 . Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : Apakah ada pengaruh hambatan pembelajaran daring terhadap proses
pembelajaran pada mahasiswa anestesi tingkat II di universitas bhakti kencana ?

1.3. Tujuan dan manfaat penelitian

a) Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Hambatan pembelajaran

8
daring terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa anestesi tingkat II di
universitas bhakti kencana.
b) Tujuan khusus
- Mengintifikasi hambatan yang terjadi pada mahasiswa Tingkat 2
- Mengidentifikasi efek negative proses pembelajaran mahasiswa Tingkat 2
- Mengetahui hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran
c) Manfaat penelitian

Setelah penelitian menyelesaikan penelitian hambatan pembelajaran


daring terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa anestesi tingkat II di
Universitas Bhakti Kencana. Maka penelitian ini di harapkan bermanfaat:

1. Bagi dosen
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para dosen untuk
mengetahui hambatan pembelajaran daring terhadap proses
pembelajaran pada mahasiswa
2. Bagi prodi
Penelitian ini dapat memberi masukan untuk prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Anestesi Universitas Bhakti Kencana
3. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam menigkaTingkatan
kualitas belajar dengan cara menciptakan suasana baru dalam
pembelajaran daring.
4. Bagi penulis
Peneliti ini dapat menambah wawasan yang baru tentang pengaruh
hambatan pembelajaran daring terhadap proses pembelajaran pada
mahasiswa anestesi
Dan dari penelitian ini nantinya bisa menjadi contoh ketika
mendapaTingkatan suasana yang baru dan cara untuk
mendapaTingkatan solusinya
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi peneliti lain tentang
hambatan pembelajaran daring terhadap proses pembelajaran pada
mahasiswa anestesi

9
1.4. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, Dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertayaan. Dalam penelitian ini penulis menentukan hipotesis atau hipotesa
sebagai berikut:
H1 : Ada hambatan yang signifikasikan pada pembelajaran daring terhadap
mahasiswa pada anestesi tingkat II di Universitas Bhakti Kencana.
H0 : Tidak Ada hambatan yang singnifikasikan pada pembelajaran daring terhadap
mahasiswa pada anestesi tingkat II di Universitas Bhakti Kencana.

1.5. Tempat dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Bhakti Kencana Bandung


khususnya prodi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesi (STINGKATA) mahasiswa
tingkat II semester 4. Lokasi ini dipilih karena berdasarkan sasaran yang akan dipilih
dalam penelitian. Waktu penelitian ini akan dimulai pada bulan Mei 2023.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Daring
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Belajar di Internet, yang dikenal dalam masyarakat dan ilmu pengetahuan
sebagai pembelajaran daring (online learning), merupakan istilah yang meluas
untuk pembelajaran jarak jauh (distance learning). Menurut para ahli yang
bereputasi, pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada
belajar mandiri, belajar mandiri melalui penyediaan bahan kajian, pembimbing
belajar, dan tutor secara sistematis. Pembelajaran Daring adalah pembelajaran
yang berlangsung langsung di Internet, dimana dosen sebagai pengajar dan
mahasiswa tidak langsung bertatap muka dan menggunakan jaringan Internet
dalam proses sedang belajar.
2. Manfaat pembelajaran Daring
Kemajuan teknologi mempengaruhi perubahan peradaban dan kebudayaan
manusia. Dalam dunia pendidikan, kebijakan pendidikan terkadang dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi, perubahan zaman, budaya dan perilaku manusia,
terkadang kemajuan teknologi menjadi hal yang memudahkan guru dalam
mencapai tujuan Pendidikan.
Penggunaan layanan teknologi elektronik antara dosen dan mahasiswa
dalam pendidikan, penggunaan keunggulan komputer, penggunaan bahan
pendidikan mandiri, Internet (online), ketersediaan teknologi dalam pendidikan
untuk mencapai efisiensi dalam pelaksanaan pembelajaran online, keuntungan ini,
misalnya: waktu belajar yang efektif, kemudahan akses sumber belajar dan materi
pembelajaran.
Menurut Meidawati: Kelebihan pembelajaran online adalah pembelajaran
dapat menciptakan komunikasi dan diskusi yang sangat efektif antara guru dan
siswa. Dua, siswa saling berkomunikasi dan berdiskusi, tanpa guru, dengan orang
tua. Tiga, alat yang cocok untuk ujian dan diskusi. Keempat, guru dapat dengan
mudah memberikan materi berupa gambar dan video kepada siswa. Kelima,
siswa juga dapat mengunduh bahan ajar, dan memungkinkan guru untuk bertanya
di mana saja, kapan saja, tanpa batasan.

11
Prinsip pembelajaran daring (online) adalah pelaksanaan pembelajaran yang
bermakna, yaitu pembelajaran difokuskan pada interaksi dan pembelajaran,
pembelajaran tidak terkait dengan pemberian tugas.
3. Keunggulan pembelajaran online (Daring)
- Tersedianya media yang stabil dimana guru dan siswa dapat dengan mudah
melakukan kegiatan komunikasi melalui media internet secara rutin atau
kapanpun, tanpa batasan jarak, tempat dan waktu.

- Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan materi pendidikan yang


terstruktur dan terencana melalui internet.

- Mahasiswa dapat mempelajari (merevisi) bahan pelajaran dimanapun


mereka butuhkan karena bahan pelajaran disimpan di komputer.

- Apabila mahasiswa membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai materi


yang dipelajarinya dapat diakses cepat secara online.

- Baik Dosen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet


yang diikuti oleh peserta dalam jumlah besar.
4. Kekurangan pembelajaran online (Daring)
- Minimnya interaksi antara dosen dan mahasiswa bahkan antar mahasiswa
itu sendiri dapat memperlambat pembentukan nilai dalam proses belajar
mengajar.
- Kecenderungan mengabaikan aspek pendidikan atau sosial dan justru
mengedepankan aspek bisnis atau komersial.
- Proses belajar mengajar cenderung bukan mengajar, tetapi pelatihan.
- Perubahan peran dosen dari yang sebelumnya menguasai metode
pengajaran konvensional, kini harus menguasai metode pengajaran dengan
menggunakan ICT (Information Communication Technology).
- Siswa yang tidak memiliki banyak motivasi untuk belajar cenderung gagal.
- Tidak semua tempat memiliki Internet (tergantung masalah listrik, telepon
atau komputer).

B. Proses Pembelajaran

12
1. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses belajar bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai suatu proses yang
meliputi interaksi mahasiswa dengan lingkungan pendidikan (termasuk teman
sekelas, dosen, dan materi pendidikan) guna memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru.
Dalam proses pembelajaran, dosen dan mahsiswa merupakan dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus
terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar mahasiswa dapat
tercapai secara optimal. Pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau
proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat
bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu
kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan
karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan
berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau
perubahan-perubahan sementara. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh
Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Dari beberapa pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
bersama untuk mengolah informasi, dengan harapan ilmu yang diberikan
bermanfaat dan menjadi dasar untuk belajar terus menerus, dan mencapai
perubahan yang lebih baik merupakan perkembangan positif yang unik. kepada
individu. adalah perubahan perilaku untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik mengembangkan
keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan munculnya kreativitas, serta
perubahan perilaku atau kepribadian berdasarkan pengalaman atau pengalaman
tertentu.
Proses pendidikan bagi peserta didik tidak sebatas menerima informasi
dari luar, tetapi meliputi proses penciptaan pengetahuan baru. Peserta didik
dipandang sebagai individu yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan
diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuan dan makna dalam hubungannya
dengan lingkungan belajar.

13
Pembelajaran bagi mahasiswa juga mencakup kegiatan seperti membaca,
berdiskusi, merefleksi, dan mengerjakan tugas. Dalam pembelajaran ini,
mahasiswa harus mengembangkan pemikiran kritis, analisis, sintesis, dan
evaluasi sehingga mereka dapat memahami dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata.
Selain itu, pembelajaran bagi mahasiswa juga harus mempertimbangkan
berbagai aspek, seperti: motivasi, kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran, interaksi antara mahasiswa dan dosen, dan teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran. Semua hal tersebut harus diperhatikan agar
proses pendidikan efisien dan efektif serta mencapai tujuan pendidikan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa sangat beragam
dan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu faktor internal, faktor eksternal
dan faktor interaktif diantara keduanya.

- Faktor internal meliputi karakteristik mahasiswa seperti motivasi, bakat,


minat dan kemauan belajar. Mahaiswa yang memiliki tingkat motivasi,
minat, dan kemampuan yang tinggi dalam bidang tertentu serta siap secara
mental dan fisik untuk belajar memiliki proses belajar yang lebih efektif
dan efisien.

- Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, fasilitas, teknologi dan


dukungan keluarga. Peralatan dan teknologi yang tepat, serta dukungan
keluarga yang positif dapat meningkaTingkatan mutu pendidikan.

- Faktor interaksi meliputi interaksi antara faktor internal dan eksternal,


seperti kemampuan mengajar dan keterampilan interpersonal dosen, serta
interaksi antara mahasiswa dengan dosen dan teman sekelas. Dosen yang
memiliki kemampuan mengajar yang baik, serta keterampilan
interpersonal yang efektif, dapat meningkaTingkatan motivasi dan
keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran pada
mahasiswa adalah kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan.
Kurikulum yang relevan dan metode pembelajaran yang efektif dapat membantu
mahasiswa dalam memahami materi dengan lebih baik, serta meningkaTingkatan
keterampilan belajar mereka. Oleh karena itu, penting bagi para pengajar dan

14
lembaga pendidikan untuk memperhatikan dan memenuhi faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran pada mahasiswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal.

3. Jenis-jenis Pembelajaran
Pembelajaran bagi mahasiswa dapat berlangsung melalui berbagai bentuk
pembelajaran, seperti pembelajaran di kelas, pembelajaran daring, dan
pembelajaran campuran. Setiap jenis pelatihan memiliki karakteristik dan
tantangan yang berbeda dalam melaksanakan pelatihan. Jenis pembelajaran yang
umum digunakan untuk mahasiswa adalah:

- Pembelajaran tatap muka: Pembelajaran ini berlangsung langsung antara


dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Mahaiswa dapat mengajukan
pertanyaan dan mendapaTingkatan jawaban langsung dari dosen.
Pembelajaran tatap muka juga memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi
langsung dengan teman sekelasnya.

- Pembelajaran Online: Pembelajaran online dilakukan secara online melalui


platform pembelajaran virtual seperti Zoom atau Google Classroom.
Mahasiswa dapat mengakses materi belajar dan tugas secara online dan
bekerja secara mandiri di rumah. Pembelajaran online juga memungkinkan
penggunaan berbagai sumber digital seperti video, audio dan gambar untuk
memudahkan pemahaman materi.

- Blended Learning: Blended learning merupakan gabungan dari pembelajaran


tatap muka dan online. Dengan pembelajaran campuran, mahasiswa belajar
secara langsung dalam beberapa pertemuan kelas dan kemudian
melanjuTingkatan pembelajaran online di luar kelas. Gaya belajar ini
memungkinkan mahasiswa memperoleh manfaat dari kedua jenis
pembelajaran, interaksi langsung dengan dosen dan teman sekelas, dan
fleksibilitas pembelajaran online.
4. Metode Pembelajaran
Selain ada jenis-jenis pembelajaran, ada beberapa metode pembelajaran
yang diberikan kepada mahasiswa untuk menjalankan proses pembelajarannya
diantaranya, yaitu:

15
- Pembelajaran Kolaboratif: Pembelajaran kolaboratif dilakukan melalui kerja
sama antara beberapa mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan proyek tertentu. Jenis pembelajaran ini mendorong
mahasiswa untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan teman sekelas,
sehingga dapat meningkaTingkatan keterampilan sosial dan keterampilan
berpikir kritis.

- Pembelajaran Aktif: Pembelajaran aktif melibaTingkatan mahasiswa secara


aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa terlibat dalam diskusi,
presentasi, dan tugas yang menuntut mereka untuk berpikir kritis dan
mengembangkan keterampilan praktis. Metode pembelajaran ini membantu
mahasiswa lebih memahami dan mengingat mata pelajaran serta
mengembangkan keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika memilih metode pengajaran yang tepat, penting bagi mahasiswa
dan dosen untuk mempertimbangkan karakteristik dan tujuan pendidikan, serta
kemampuan dan preferensi mahasiswa dalam pendidikan.
5. Tujuan Pembelajaran
Tujuan akhir pendidikan adalah memperoleh pengetahuan sedemikian rupa
untuk mendidik kemampuan intelektual mahasiswa, membangkiTingkatan rasa
ingin tahu dan memotivasi kemampuannya (Dahar, 1996: 106). Tujuan
pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori: kognitif (keterampilan intelektual),
afektif (perkembangan moral), dan psikomotor (keterampilan). Hal ini diperkuat
dengan pendapat Bloom bahwa tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga kategori,
antara lain: 1) kognitif, 2) afektif, 3) psikomotorik (Nasution, 1995:25).
Tujuan kognitif mengacu pada kemampuan individu untuk mengetahui
dunia di sekitar mereka, yang mencakup perkembangan intelektual. Tujuan afektif
berkaitan dengan perkembangan sikap, perasaan, nilai, disebut juga perkembangan
moral. Sedangkan tujuan psikomotor mengacu pada pengembangan keterampilan
yang melibaTingkatan unsur motorik agar mahasiswa memiliki perkembangan
yang maju dan positif.
Hasil belajar yang berupa tingkah laku dan keterampilan yang harus
diperoleh dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam
proses pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh dosen

16
hendaknya bermanfaat bagi mahasiswa dan sesuai dengan karakteristik mahasiswa
sehingga tujuan tersebut dapat terwujud secara optimal.
Dari penjelasan tujuan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan adalah upaya membekali peserta didik dengan keterampilan praktis,
pemahaman moral dan keterampilan agar mereka mengalami perkembangan yang
positif.
Proses pendidikan memiliki tujuan yang berbeda-beda bagi peserta didik
tergantung pada kondisi dan jenjang pendidikannya. Beberapa tujuan pembelajaran
yang umum adalah memahami konsep, mengembangkan keterampilan,
membangun hubungan, dan mempersiapkan kehidupan kerja. Tujuan belajar
mahasiswa bervariasi tergantung pada konteks dan tingkat pendidikan. Berikut
adalah beberapa tujuan umum pengajaran mahasiswa:

- Memahami Konsep: Tujuan utama mengajar mahasiswa adalah untuk


membantu mereka memahami konsep yang diajarkan dalam mata kuliah
tertentu. Ini termasuk pemahaman tentang teori, prinsip dan penerapan konsep-
konsep ini.
- Pengembangan Keterampilan: Pembelajaran pada mahasiswa juga bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu yang berguna di
kehidupan sehari-hari maupun di masa depan. Beberapa keterampilan yang
dapat dikembangkan melalui pembelajaran meliputi keterampilan berpikir
kritis, keterampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, dan keterampilan
teknologi.
- Pengembangan Sikap: Selain keterampilan, pembelajaran pada mahasiswa
juga bertujuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap pembelajaran.
Sikap ini meliputi sikap terbuka terhadap pemahaman konsep baru, sikap
tanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab pribadi, serta sikap
menghargai dan menghormati keanekaragaman.

- Persiapan untuk Kehidupan Kerja: Pembelajaran pada mahasiswa juga


memiliki tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia
kerja. Ini termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, seperti
keterampilan interpersonal, keterampilan kepemimpinan, dan keterampilan
manajemen waktu.

17
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, penting bagi mahasiswa dan
pengajar untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut.
6. Evaluasi Pembelajaran
Proses pembelajaran bagi mahasiswa juga mencakup penilaian untuk
mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya Tes, Penugasan, Pengamatan, dan
Portofolio.
Penilaian pembelajaran merupakan bagian penting dari pembelajaran.
Penilaian berfungsi untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan dan untuk
menginformasikan dosen dan mahasiswa tentang pembelajaran yang dicapai.
Penjelasan lebih rinci tentang penilaian pembelajaran diberikan pada variabel
kedua:
1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Penilaian pembelajaran adalah tentang seberapa baik mahasiswa telah
memahami materi pembelajaran dan bagaimana mahasiswa dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam kehidupan nyata.
Evaluasi juga dapat membantu dosen mengevaluasi keefektifan metode dan
strategi pengajaran yang digunakan dan mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan.
2. Metode Evaluasi Pembelajaran
Metode penilaian pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai
cara, seperti: Ujian, pekerjaan proyek, presentasi, makalah, portofolio, tes
online, bayangan, dll. Setiap metode penilaian memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing tergantung pada tujuan penilaian dan konteks
penelitian.
3. Aspek yang Dinilai dalam Evaluasi Pembelajaran
Aspek yang dinilai dalam penilaian pembelajaran dapat meliputi
pemahaman konseptual, keterampilan praktis, keterampilan sosial, sikap dan
kreativitas. Penilaian juga dapat mencakup menilai kemampuan mahasiswa
untuk berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi.
4. Penentuan Kriteria Penilaian

18
Standar evaluasi harus didefinisikan secara jelas dan terukur sehingga
evaluasi pelatihan dapat dilaksanakan secara objektif. Kriteria penilaian
harus mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan
materi pembelajaran. Kriteria penilaian juga harus mempertimbangkan
tingkat kesulitan tugas dan kemampuan mahasiswa.
5. Pemberian Umpan Balik
Pemberian umpan balik sangat penting dalam evaluasi pelatihan.
Umpan balik yang diberikan harus spesifik dan terukur serta dapat membantu
mahasiswa meningkaTingkatan keterampilan dan kinerja mereka. Kontak
dapat dilakukan secara langsung atau melalui media online.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi pelatihan dapat digunakan untuk peningkatan mutu
pendidikan di masa yang akan datang. Pendidik dapat menggunakan hasil
penilaian untuk mengevaluasi keefektifan metode pengajaran dan strategi
yang digunakan dan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Hasil
asesmen juga dapat digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar lebih
meningkaTingkatan keterampilan dan kinerjanya.

C. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa teori yang mungkin dapat menjadi
dasar pemikiran dalam menjelaskan hubungan antara variabel 1 dan variabel 2.
Beberapa teori yang mungkin dapat digunakan adalah sebagai berikut:
- Teori Kognitif
Teori kognitif berfokus pada pemahaman, pemrosesan, dan penyimpanan
informasi di otak manusia. Dalam konteks pembelajaran, teori kognitif dapat
menjelaskan bagaimana mahasiswa memperoleh, memproses, dan menyimpan
informasi melalui pembelajaran online. Hambatan pembelajaran daring yang
dihadapi siswa dapat mengganggu proses kognitifnya, misalnya kesulitan
memproses informasi atau mengingat materi pendidikan.
- Teori Sosiokultural
Teori sosial budaya menitikberaTingkatan pada pengaruh lingkungan sosial
terhadap pembentukan pengetahuan dan perilaku manusia. Dalam konteks
pembelajaran, teori ini dapat menjelaskan bagaimana hubungan mahasiswa
dengan dosen atau pengajar, teman sekelas dan lingkungan belajar dapat

19
mempengaruhi proses pembelajaran, dan hambatan pembelajaran online dapat
mempengaruhi interaksi tersebut.
- Teori Teknologi Pendidikan
Teori teknologi pendidikan adalah teori yang mengkaji bagaimana teknologi
dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran online,
teori ini dapat menjelaskan bagaimana mahasiswa menggunakan teknologi
dalam pembelajaran, bagaimana hambatan teknis dapat mempengaruhi
pembelajaran, dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengatasi
hambatan pembelajaran online.
Dalam penelitian ini, teori-teori tersebut dapat dijadikan landasan untuk
menjelaskan hubungan antara variabel 1 dan variabel 2, tergantung dari tujuan
penelitian dan masalah yang akan dipecahkan.

D. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah hubungan antara hambatan
pembelajaran online (variabel bebas) dan proses pembelajaran (variabel terikat) pada
mahasiswa. Konsep ini dipilih karena pembelajaran daring atau online learning saat
ini semakin banyak digunakan sebagai alternatif di perguruan tinggi, terutama di masa
pandemi COVID-19 yang memberlakukan pembatasan sosial.
Dalam konteks ini, banyak mahasiswa yang mengalami kendala dalam
pembelajaran daring, seperti: misalnya keterbatasan akses internet, keterbatasan
teknis, kesulitan mengakses materi pendidikan, dll. Oleh karena itu, konsep ini
dikembangkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hambatan apa saja yang
dimiliki mahasiswa saat belajar daring dan bagaimana hambatan tersebut
memengaruhi pembelajaran.
Kerangka konseptual ini didasarkan pada asumsi bahwa hambatan
pembelajaran daring yang dihadapi mahasiswa dapat mempengaruhi proses
pembelajaran secara keseluruhan, antara lain berkomunikasi dengan dosen atau
trainer, memahami materi, menggunakan teknologi dalam pembelajaran,
berpartisipasi dalam diskusi, dll. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak hambatan belajar online
terhadap proses belajar mahasiswa.
Adapun bentuk bagan kerangka konseptual variable penelitian adalah sebagai
berikut:

20
Hambatan
pembelajaran Proses
daring pembelajaran

(X) (Y)

Berdasarkan bahan diatas dapat diprediksi bahwa Hambatan pembelajaran


daring (X) berpengaruh terhadap Proses pembelajaran (Y) atau Hambatan
pembelajaran daring (X) tidak berpengaruh terhadap Proses pembelajaran (Y).
E. Keaslian Penelitian
Penelitian Terkait Penelitian Saat Ini Penelitian Terkait Penelitian Saat Ini
Yaitu Hambatan Pembelajaran Online dan Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa
Anestesi Tingkat II Universitas Bhakti Kenkana antara lain:
Metode
No Judul Persamaan Perbedaan Kesimpulan
Penelitian
1 Hambatan Deskriptif Persamaannya Bedanya, Pembelajaran
Pembelajaran kuantitatif adalah Fokus penelitian ini online ini
Daring dengan teknik pada lebih jauh mempengaruhi
Mahasiswa pengumpulan pembelajaran menyelidiki keseluruhan
Pada Masa data daring dan hubungan antara proses
Pandemi menggunakan hambatan yang hambatan pembelajaran.
Covid-19” kuesioner dihadapi oleh pembelajaran Dan
oleh Rizqiya mahasiswa. online dan memberikan
Nurul Hidayati pembelajaran strategi
dan Tazkiatun mahasiswa. pembelajaran
Nafsiah (2020) online yang
lebih efisien
dan efektif.

2 The Impact of Kuantitatif Keduanya Perbedaannya Kesimpulan


E-Learning on survei dengan meneliti tentang adalah penelitian dari penelitian
Students’ menggunakan pembelajaran ini lebih berfokus ini adalah
Academic kuesioner daring atau e- pada efek penggunaan e-
Performance: learning pembelajaran learning
A Case Study online, sedangkan berpengaruh
of College of penelitian kami positif
Applied lebih banyak terhadap
Sciences and meneliti prestasi
Arts, Dhofar hambatan yang akademik
University, dihadapi mahasiswa
Oman” oleh mahasiswa dalam Universitas
Khalid Al- pembelajaran Dhofar dan
Rawahi, Salim online. berpengaruh
Al-Mekhlafi, positif
dan Ahmed terhadap
Al-Nabhani pembelajaran.
(2018)
3 Students’ Kualitatif Penelitian ini Penelitian ini Studi ini

21
Barriers and dengan studi juga berfokus lebih mengeksploras
Teachers’ kasus, dilakukan pada hambatan menitikberaTingk i bagaimana
Strategies for pada guru dan pembelajaran atan pada sudut hambatan ini
Overcoming siswa di tiga daring pandang dosen, dapat diatasi
Barriers to sekolah di Arab sedangkan melalui
ICT saudi penelitian saat ini pembelajaran,
Integration in lebih kolaborasi
Saudi Arabian menitikberaTingk dengan
EFL atan pada sudut mahasiswa dan
Classrooms” pandang kolega, serta
oleh mahasiswa. penggunaan
Abdulrahman teknologi yang
Almosa, lebih
Hazem sederhana dan
Alnasser, dan ramah
Hesham pengguna.
Suleiman
Alyousef
(2020)
4. Umirulliyanti, Deskriptif Persamaan Penelitian ini Kesimpulan
N. (2022). Kuantitatif dengan lebih fokus pada dari penelitian
PENGARUH dengan teknik penelitian utama hambatan minat ini adalah
PEMBEALAJ pengumpulan adalah meneliti belajar siswa, pembelajaran
ARAN data di ruang lingkup sedangkan daring
DARING menggunakan Program Studi peneliti sekarang berpengaruh
TERHADAP kuesioner yaitu Pendidikan lebih fokus pada positif
MINAT Anak usia Dini hambatan belajar signifikan
BELAJAR IAIN Bengkulu online dalam terhadap minat
MAHASISW proses belajar
A PROGRAM pembelajaran. mahasiswa
STUDI
PENDIDIKA
N ISLAM
ANAK USIA
DINI IAIN
BENGKULU. 
Al Fitrah:
Journal Of
Early
Childhood
Islamic
Education, 5(2
), 172-183..

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian disini adalah lokasi atau tempat di mana peneliti melakukan
penelitian. Lokasi dan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di

22
Universitas Bhakti Kencana Bandung yang beralamat di Jl. Ir. Soekarno Hatta Kec.
Panyileukan Kab. Bandung.
Penelitian ini dilaksanakan melalui google froms melaui link yang akan di
kirim kan oleh peneliti kepada mahasiswa Tingkat 2 Sarjana Terapan Keperawatan
Anestesiologi Universitas Bhakti Kencana Bandung tahun ajaran 2021/2022.

B. Desain Penelitian
1. Desain Penelitian dan justifikasinya
Desain penelitian yang kita ambil menggunakan metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mendapaTingkatan data yang terjadi pada
masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku,
hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel
sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah- kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional,
sistematis, dan replicable/ dapat diulang. Metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisi data bersifat
kuantitaif/statistik dengan tujuan menggembangkan dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan yang digunakan dan justifikasinya
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dan pengamatan (Kuisioner). Hasil penelitian cenderung
untuk digeneralisasikan untuk membandingkan antara model pembelajaran
yang satu dengan yang lainnya yang akan berpengaruh terhadap proses
pembelajaran mahasiswa.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan
data berupa kuantitatif.

23
C. Subyek Penelitian
1. Jelaskan subjek yang menjadi sasaran penelitian (Jelaskan Populasi Penelitian)
Populasi mahasiswa TINGKAT 2 berjumlah 95 orang. Populasi adalah
keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen
populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit
yang diteliti. 95 Populasi dalam penelitian ini terdiri atas mahasiswa
TINGKAT 2 tahun 2023.
Jumlah Mahasiswa STINGKATA Tingkat II Semester 4
No Kelas Jumlah
.
1 Kelas A Tingkat II 48 Orang
2 Kelas B Tingkat II 50 Orang

Mahasiswa yang aktif di Tingkat II Semester IV berjumlah 95 orang, yang


terbagi kedalam 2 kelas diantaranya,kelas A dan B bisa di lihat dalam tabel di
atas.
Jadi setelah di jumlahkan keseluruhan Dapat di simpulkan jumlah mahasiswa
yang aktif sebanyak 95 dalam populasi ini berjumlah 95 dan jumlah yang akan
di jadikan sampel yaitu 100% atau sebanyak 95 mahasiswa.
2. Metode Sampling (Teknik Sampling, Besaran Sampel)
Tabel Menurut Youth (1999)
Besarnya populasi Besar sampel
0-100 100%
100-1000 10%
1.001-5000 5%
5.001-10.000 3%
>10.000 1%

Sampel berjumlah 95 karena menurut table perhitungan sampel dari


youth (1999) jika populasi besarnya 0-100 maka besaran sampel harus di
ambil 100%, jika besaran populasi 101-1000 maka besaran sampel harus
diambil 10%, jika besaran populasi 1001-5000 maka sampel yang harus
diambil besarannya 5%, jika besarannya 5.001-10.000 maka sampel yang

24
harus diambil adalah 3%, dan jika populasi >10.000 maka sample harus
diambil 1%. Untuk populasi yang berjumlah 95 yang dimana kurang dari 100,
maka sampel yang kami peroleh yaitu 100% atau sama dengan 95 sampel.
Menurut Sugiyono (2017:81) mengidentifikasi sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dalam penentuan
jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi dalam penentuan jumlah
sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan
teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah
nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono (2017:84) definisi nonprobability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis
nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh atau sering disebut juga sensus.
Menurut sugiyono (2017:85) pengertian dari sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal
ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 atau penelitian
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa TINGKAT 2 semester IV
sarjana terapan keperawatan anestesiologi yang berjumlah 95 orang.

25
No Variabel Definisi Operasional Alat Cara Hasil Ukur Skala Ukur
Uku Ukur
r
1. Variabel 1 Kata daring berasal dari P Skor 4:
Pembelajaran dua kata yaitu dalam dan E Sangat setuju
Daring jaringan. Menurut Isman N
(2016:587) pembelajaran G Skor 3: setuju
daring merupakan suatu I S
K Skor 2: K
proses pembelajaran yang S
U Tidak setuju A
memanfaaTingkatan I
I L
jaringan internet saat A
S Skor 1: A
pelaksanaannya. N
I Sangat tidak
O K setuju O
2. Variabel 2 Winkel (1991:200) “proses N R
U
Proses pembelajaran adalah suatu E D
I
pembelajaran aktivitas psikis atau mental R I
S
yang berlangsung dalam N
I
interaksi aktif dalam A
O
lingkungan, yang L
N
menghasilkan perubahan-
E
perubahan pengetahuan,
R
pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap”.
D. Definisi Operasional
1. Jabarkan definisi operasional dari variabel yang diteliti, mencakup:
E. Metode Pengumpulan Data
1. Jelaskan instrumen pengumpulan data (instrumen yang digunakan dan justifikasinya)
- Intrumen penelitian
Pada penelitian kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan intrumen (alat
ukur) untuk mengumpulkan data, intrumen penelitian di gunakan untuk mengukur
nilai variabel yang akan diteliti, intrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat di
gunakan untuk memperoleh, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari
para respoden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen tersebut, digunakanlah kisi-kisi
instrumen yang disusun berdasarkan indikator yang ada, kisi-kisi instrumen
diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrument. Dalam kisi-kisi
harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Dari indikator yang
terdapat dalam kisi-kisi tersebut, selanjutnya akan dibuat angket yang diwujudkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Kalimat tersebut akan dimuat dalam angket
dimana setiap responden akan memberikan tanggapan berupa Skor 4 sangat setuju
(SS), Skor 3 setuju (S), Skor 2 tidak setuju (TS), Skor 1 sangat tidak setuju (STS).
Kisi-kisi intrumen penelitian
No. Variable X Indicator Nomor item pernyataan
1. Membangun 1, 2, 19,
komunikasi dan
diskusi

2. Memberikan 7, 5, 9, 20,
pengalaman
Pembelajaran
Daring 3. Efektifitas 3, 4, 6, 8, 10, 17, 18
pembelajaran jarak
jauh
4. MeningkaTingkatan 11, 12, 13, 14, 15,16
kreativitas
mahasiswa
Variabel Y indicator Nomor item pernyataan
2. Proses 1. Kendala proses 1, 2, 5, 12
Pembelajaran pembelajaran
2. Pemahaman 3, 4, 8, 9, 10, 13, 14,
media
pembelajaran
3. Sarana 6, 7, 11, 15
prasarana
pembelajaran

2. Validitas dan reabilitas instrument


- Uji intrumen
Sebelum digunakan pengambilan data sebenarnya, bentuk akhir dari
angket yang telah disusun perlu di uji coba kan guna memenuhi alat sebagai
pengumpul data yang baik. Tujuan diadakannya uji coba antara lain untuk
mengetahui tingkat pemahaman responden akan instrumen, mencari pengalaman
dan mengetahui realibilitas. Uji dilakukan oleh mahasiswa Universitas Bhakti
Kencana Bandung semester IV dengan jumlah responden 95 orang. Untuk
mengetahui apakah instrumen baik atau tidak, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Uji validitas
Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Hal ini berkaitan dengan validitas daripada angket yang
belum baku. Sebelum melakukan uji validitas pada butir-butir soal, peneliti
melakukan uji validitas konstrak terlebih dahulu.Konstrak merupakan kerangka
dari suatu konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
dan didefinisikan sendiri oleh peneliti. Pada uji validitas konstrak, peneliti
menggunakan Expert Judgement. Para ahli yang digunakan untuk Expert
Judgement dalam penelitian adalah para ahli yang benar-benar berpengalaman.
Instrument yang telah memenuhi validitas konstrak tersebut kemudian di uji
coba kan pada sekelompok responden yang memiliki karakteristik sama dengan
sampel penelitian. Langkah validitas selanjutnya melakukan analisis butir soal
yaitu menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total (r
hitung), kemudian membandingkan dengan nilai kritis (r tabel ) dengan
criteria : Butir valid jika r hitung > r tabel dan butir tidak valid jika r hitung < r
tabel. Validitas instrument dapat diketahui melalui beberapa prosedur, antara
lain: Menghitung skor fungsi dari skor butir dan menghitung korelasi momen

28
tangkar antara butir dengan rumus. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:

N ∑ XY (∑ X )(∑ Y )
R xy =
√¿¿
Keterangan:
rxy : Koefisien validitas
N : Banyaknya subjek
X : Nilai perbandingan
Y : Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya
Penentuan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan menurut Arikunto terdapat pada
tabel berikut:

Indeks validita Kriteria


0,80-1,00 Sangat reliable
0,60-0,80 Reliabel
0,40-0,60 Cukup reliable
0,20-0,40 Kurangreliable
0,00-0,20 Tidak reliable

Hasil penghitungan dari uji coba yang telah dilakukan (menentukan


kirteria uji validasi r tabel) dari jumlah responden sebanyak 95 orang dengan
taraf signifikan 5% (df-n-2) sehingga di peroleh r tabel sebesar ≥0,202. Apabila
butir soal memiliki r hitung 0,202 maka butir tersebut valid, sedangkan apabila
r hitung < 0,202 maka butir dinyatakan tidak valid sehingga harus di perbaiki
atau di buang.

b) Uji reabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliabel yang berarti dapat dipercaya,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, instrument
penelitian menggunakan empat alternatif jawaban sehingga untuk mengukur
reabilitas daripada instrument menggunakan rumus Alpha Chronbach. Rumus
Alpha digunakan setelah menemukan jumlah varian butir dari total kemudian
dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

[ ][ ∑σ
]
2
k
r 11 = 1= 2 b
(k −1) σt

29
Keterangan: :

r 11: Reliabilitas instrument

K : Banyak butir
∑ σ 2b: Jumlah varian butir
2
σ t : Varian total

Penentuan kategori dari reliabilitas instrumen yang mengacu pada


pengklasifikasian reliabilitas yang dikemukakan oleh Arikunto terdapat pada
tabel berikut:

Indeks Reabilitas Kriteria


0,8 <r 11 ≤ -1,0 Reliable sangat tinggi
0,6 <r 11 ≤ -0,8 Reliabel tinggi
0,4 <r 11 ≤ -0,6 Reliable sedang
0,2 <r 11 ≤ -0,4 Reliable rendah
-1,0 <r 11 ≤ -0,2 Reliable sangat rendah (tidak
reliable)

Hasil perhitungan dari uji coba yang telah dilakukan dari jumlah
responden sebanyak 95 menggunakan rumus alpha chronbach yaitu ditemukan
skor sebesar 0,64. Skor tersebut mengindikasikan bahwa secara keseluruhan
klasifikasi reliabilitas dari instrument ini termasuk kategori sedang. Sehingga
secara keseluruhan dapat di simpulkan bahwa hasil uji coba instrumen setelah
dilakukan uji validitas dari 35 soal butir item yang digunakan adalah 28 butir
dinyatakan valid dan 7 butir dinyatakan tidak valid/drop.

No Butir Butir nomor


. item
1. Drop 23,26,28,30,31,34,35
2. Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,24,25
,27,29,32,33

30
3. Jabarkan metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu primer berupa kuesioner
dengan teknik pengumpulan data Gform yang berisikan pertanyaan – pertanyaan
yang diajukan secara tertulis pada obyek penelitian guna mendapat informasi.

- Pengolahan data
Teknik pengolahan data dalam suatu penelitian adalah langkah berikutnya
setelah pengumpulan data. Tentu saja data yang dihimpun adalah data yang
sudah matang, siap diolah, hasil seleksi yang ketat dari peneliti tentang
kebenaran, ketepatan dan kesahihannya, apakah sudah selesai dengan yang
dikehendaki dalam penelitian tersebut (Fatihuddin,2015). Didalam proses
pengolahan data ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
a. Editing
Diadakan editing terhadap kuesioner yang telah diisi oleh responden
dengan maksud untuk mencari kesalahan-kesalahan didalam kuesioner
atau juga kurang adanya keserasian didalam pengisian kuesioner.
b. Coding
Coding yaitu pemberian kode-kode atau angka-angka tertentu terhadap
kolom-kolom, variabel-variabel yang ditanyakan dalam kuesioner
berkaitan dengan keterangan tertentu yang diperlukan.
c. Kalkulasi
Menghitung data yang sudah dikumpulkan dengan cara menambah,
mengurangi, membagi atau mengkalikan atau lainnya. Dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara menggunakan skala Likert yang merupakan
salah satu cara untuk menentukan skor.
d. Tabulasi data adalah langkah terakhir untuk mempermudah proses
pengelolahan dan dilakukan dengan menyusun data dalam bentuk tabel
berupa daftar skor jawaban agket dari setiap variabel dengan program
komputer excel maupun program statistik lainnya.

F. Analisis Data
1. Jabarkan teknik analisis data yang akan dilakukan
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

31
menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan penghitungan untuk
menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan data berupa kuantitatif,
Berikut ini prosedur analisis data kuantitatif :
1) Uji kuantitatif
Hasil pengambilan data yang telah dilakukan menggunakan
angket maka selanjutnya setiap butir jawaban yang telah didapat,
diberikan skor dalam bentuk skala Likert yang telah dimodifikasi dengan
alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut :
Skala likert
No Respon Skor
. Favourable Unfavourable
1 Sangat setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Tidak setuju (TS) 2 3
4 Sangat tidak setuju (STS) 1 4
Bentuk skala yang di gunakan adalah skala pengukuran likert
dengan katogori penilaian pendukung (favourable), yaitu sangat setuju
(SS) =4, setuju (S) = 3 tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju
(STS) =1, dan tidak mendukung (tidak favoureble), yaitu sangat setuju
(SS) =1 (S) =2, netral, tidak setuju (TS) =3, dan sangat tidak setuju (STS)
=4 Penelitian ini hanya menggunakan statistik deskriptif persentase saja,
karena data kuantitaif disini hanya untuk memperkuat data kualitatif.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
F
P = N x 100%

Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden

Proses analisis terdapat 35 soal yang telah disusun terdiri dari beberapa
faktor yang perlu dan kemudian dilakukan pengkategorian. Kategori tersebut
terdiri atas lima kriteria, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju. Pengkategorian tersebut menggunakan (Mean dan Standar Deviasi).

32
Menurut Anas Sudjiono untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan
Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam skala yang dimodifikasi pada tabel sebagai
berikut
Norma penilaian
No Interval Kategori
1 X > M + 1,5 SD Sangat baik
2 M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
3 M - 1,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Cukup
4 M - 1,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Jelek
5 X ≤ M + 1,5 SD Sangat jelek

Keterangan:
M : Nilai rata-rata (Mean)
X : Skor
S : Standar Deviasi

Untuk menentukan kategori dalam penilaian pengelolaan hasil penelitian


dengan kriteria konversi, menurut Arikunto kemudian data tersebut di
interpretasikan ke dalam lima tingkatan, yaitu
Tingkatan Kategori
No Interval Kategori
1 81% - 100% Sangat baik
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup
4 21% - 40% Jelek
5 0% - 20% Sangat jelek

2) Uji Hipotesis
Uji regresi linear digunakan untuk meramalkan suatu variabel
(variabel dependent) berdasarkan pada suatu variabel atau beberapa
variabel lain (variabel independent) dalam suatu persamaan linier.
Regresi linier sedehana adalah salah satu regresi linier yang digunakan
untuk mengestimasi hubungan antara dua variabel dalam penelitian

33
kuantitatif. Model persamaan untuk menghitung regresi linier sederhana
yaitu
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel dependent
X = Varaibel independent
A = Konstanta perpotongan garis disumbu Y
B = Koefisien regresi
Pada pengujian hipotesis ini hanya akan mencari perbedaan dalam
satu arah saja sehingga menggunakan taraf signifikansi 5%.

2. Jabarkan pemaknaan hasil analisis yang akan digunakan.


Menganalisis data merupakan satu langkah yang sangat kritis dalam penelitian.
Data yang diperoleh perlu diolah lebih lanjut agar dapat memberikan keterangan
yang dapat dipahami. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah metode statistik deskriptif. Analisis data statistik sesuai dengan
data kuantitatif atau data yang dikuantifikasikan, yaitu data dalam bentuk bilangan,
sedang data deskriptif hanya dianalisis menurut isinya (Suryabrata, 2003:40).

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek


penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang
diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis (Azwar, 2001:126). Data
yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu
data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan
dalam kata-kata atau symbol.

Data yang diperoleh dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk


instrumen yang digunakan (Arikunto, 2006:240). Agar data dapat terbaca dan dapat
dipahami maka perlu dilengkapi dengan kata-kata yang dapat memberi gambaran
yang jelas mengenai Hambatan Pembelajaran Daring Terhadap Proses Pembelajaran
Pada Mahasiswa Anestesi Tingkat II Di Universitas Bhakti Kencana.

34
BAB IV

PROSEDUR PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian

1) Tahap persiapan
a. Peneliti menentukan masalah dan fenomena yang akan diteliti serta memilih
responden dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Melakukan pendataan pada responden penelitian.
c. Menyusun proposan penelitian dan alat pengumpulan data berupa lembar
kuisioner
2) Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti memberikan lembar kuisioner pada responden
b. Setelah selesai pengisian kusioner, peneliti mengumpulkan kuisioner dan
memeriksa kembali kuisioner yang telah diisi oleh responden
3) Tahap Penyelesaian

Pengolahan data dimulai dengan editing, coding dan entry data. Pengolahan data
menggunakan SPSS.

1. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

N Kegiatan Maret April Mei


o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Bimbingan Skripsi
2. Cek plagiarisme ke LPPM termin 1
3. Cek plagiarisme ke LPPM termin 2
4. Cek plagiarisme ke LPPM termin 3
5. Pendaftaran sidang hasil
6. Penjadwalan sidang skripsi
7. Ujian sidang skripsi
8. Revisi dan Persetujuan Skripsi &
manuskrip
9. Sosialisasi pengumpulan naskah
final skripsi dari Perpustakaan
10. Pengumpulan naskah final skripsi

B. Etik Penelitian
Jabarkan No Etik Penelitian dari Komite Etik dan proses etik penelitian sehingga layak
untuk dilakukan penelitian.

Nomor etik penelitian dan proses etik penelitian merujuk pada prinsip-prinsip
dan prosedur yang diikuti dalam melakukan penelitian yang etis. Pernyataan tersebut
35
menunjukkan bahwa suatu penelitian harus mematuhi standar etika yang ditetapkan oleh
komite etik penelitian atau lembaga yang relevan sehingga dianggap layak untuk
dilakukan.

Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan nomor etik penelitian dan proses etik
penelitian:

1. Nomor Etik Penelitian: Setiap lembaga penelitian biasanya memiliki nomor etik
penelitian yang harus diperoleh sebelum memulai penelitian. Nomor etik ini
menunjukkan bahwa penelitian telah melewati proses peninjauan etik oleh komite
etik penelitian. Peneliti harus mengajukan proposal penelitian mereka kepada
komite etik dan memastikan bahwa penelitian tersebut memenuhi persyaratan etika
yang ditetapkan.
2. Komite Etik Penelitian: Komite etik penelitian adalah lembaga atau kelompok ahli
yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi proposal penelitian dan memastikan
bahwa penelitian tersebut mematuhi prinsip-prinsip etika. Komite ini akan meninjau
aspek-aspek seperti perlindungan terhadap subjek penelitian, penggunaan data yang
sesuai, privasi dan kerahasiaan, serta keberlanjutan penelitian. Jika penelitian
dianggap etis oleh komite, nomor etik penelitian akan diberikan kepada peneliti.
3. Proses Etik Penelitian: Proses etik penelitian melibaTingkatan serangkaian langkah
dan pertimbangan untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan etika. Ini
termasuk, tetapi tidak terbatas pada, mendapaTingkatan persetujuan tertulis dari
subjek penelitian, menjaga kerahasiaan data dan privasi subjek, menghindari
eksperimen yang membahayakan atau tidak etis, serta memastikan keberlanjutan
dan integritas penelitian.
Pernyataan bahwa penelitian harus layak untuk dilakukan berarti penelitian
tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip etika yang ditetapkan oleh komite etik
penelitian. Penelitian yang dianggap etis dianggap memiliki manfaat yang signifikan
bagi masyarakat atau ilmu pengetahuan, sambil memastikan perlindungan dan
kesejahteraan subjek penelitian. Dengan mematuhi nomor etik penelitian dan
melalui proses etik penelitian yang tepat, peneliti dapat memastikan bahwa
penelitian mereka dilakukan dengan integritas dan memenuhi standar etika yang
diharapkan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2019. Belajar dan pembelajaran, Alfabeta Bandung.


Basri, Hasan. 2015. Pradigma Baru Sisetem Pembelajaran,
Bandung: CV Pustaka Setia.
Darmawan, Deni.2016. Pengembangan E-learning Teori dan Desain,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar,
Bandung: CV Pustaka Setia.
Kamal, Isyad, Dkk. 2020. Pembelajaran di Era 4.0,
Bandung: Yrama Widya.
Lailatul, Nurul. Dkk. “jurnal tatstiq” efektifitas pembelajaran berbasis daring:
sebuah pembuktian pada pembelajaran bahasa inggris, (Volume 17, no. 1,
juni 2019)
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Bandung: Alfabeta.
Pohan, Albert Efendi. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis
Pendekatan Ilmiah,Jawa Tengah: CV Sarnu Untung.
Sarahutu Goretty Maria.”Jurnal pembelajaran online minat belajar, dan
kehidupan sehari-hari mahasiswa pendidikan fisika universitas sanata
dharma di tengah covid-19 (Universitas sanata dharma Yogyakarta
2020)
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

37
LAMPIRAN
Penelitian ini di lakukan untuk melihat Pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar
mahasiswa program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini model pengukuran menggunakan
skala likert sebagai dasar penilaian adapun pentunjuk dapat melihat angket daring dibawah ini :

Identitas

1. Nama Responden :

2. NIM :

3. Kelas :

Petunjuk pengisian

1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti. Dalam setiap pernyataan tidak ada
jawaban yang benar maupun salah, jadi sebisa mungkin anda pilih adalah jawaban yang
tepat dan sesuai dengan saudari.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan (berikan tanda ) pada jawaban
tersebut terdiri dari:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS: Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.1
Tanggapan Variabel Responden Terhadap Pembelajaran Daring
Mahasiswa yang memilih
No Pernyataan
SS S TS STS Jumlah

38
Saya dapat berkomunikasi dengan
1 mudah kepada teman-teman saat
pembelajaran daring
Setiap hari dosen menyapa mahasiswa
2 melalui WA sebelum pembelajaran
daring

Saya lebih fokus ketika dosen mengajar


3
melalui aplikasi zoom
Saya bertanya dengan dosen mengenai
4
mata perkuliahan yang kurang paham
Belajar daring membuat saya tahu
5
berbagai aplikasi media pembelajaran
Pembelajaran daring membuat waktu
6
dirumah semakin banyak
Saya dapat menggunakan aplikasi sejak
7
pembelajaran daring
Saya dapat mengatur jadwal antara
8
perkuliahan & agenda diluar perkulihan
Saya suka tantangan dalam menemukan
9
hal yang baru
Saya senang belajar sampai larut malam
10 untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan dosen
11 Saya termotivasi belajar dari diri sendiri
Saya berinisiatif mencari tahu materi
12
yang diberikan oleh dosen
Saya merasa senang untuk memahami
13
kembali soal materi yang sulit
Saya selalu mengingat materi yang
14
diberikan oleh dosen
Saya memperhatikan perkuliahan yang
15
diberikan dosen dengan baik
Saya selalu mencatat materi yang
16
dijelaskan oleh dosen
Saya selalu mengingat jadwal
17
perkuliahan
18 Saya khawatir dengan nilai yang kecil
Saya selalu bertanya ketika diberikan
19
sesi tanya jawab
Saya memahami semua materi yang
20
diberikan dengan mudah

Tabel 4.2
Tanggapan Variabel Responden Terhadap Proses Pembelajaran
Mahasiswa yang memilih
No Pernyataan
SS S TS STS Jumlah
39
Saya kesulitan belajar karena suasana
1 rumah kurang kondusif ketika
pembelajaran online
Saya kesulitan untuk mengikuti
perkuliahan karena jaringan yang
2 tidak memadai
Saya kurang memahami cara
3 menggunakan media
pembelajaran (Estudy, zoom dan
gmeet)
Kemampuan belajar saya menurun
4 karena proses pembelajaran online
Saya merasa terkendala dalam proses
pembelajaran karena perangkat device
5 yang tidak memumpuni
Saat pembelajaran daring saya merasa
6 lebih fleksibel dikarenakan dapat
dilakukan dimana saja
7 Saya merasa saat pembelajaran daring
dapat melakukan pekerjaan lain diwaktu
yang sama
8 Saat pembelajaran daring saya dapat
melakukannya dengan muduh dan efisien
9 Saya dapat merekam penjelasan dosen
kemudian mengulangnya kembali di lain
waktu
10 Saya dapat mengikuti dan memahami
materi pembelajaran yang dilaksanakan,
sesuai dengan ketersediaan waktu
pembelajaran daring yang ada
11 Pelaksanaan perkuliahan daring dapat
diakses secara mudah
12 Pelaksanaan perkuliahan daring tepat
waktu dan sesuai dengan jadwal
13 Perkuliahan secara daring menambah
pemahaman teori dan keterampilan
14 Materi yang disajikan secara daring
sesuai dengan kontrak perkuliahan atau
RPS
15 Kemudahan dalam mengirimkan tugas
atau laporan praktikum

40

Anda mungkin juga menyukai