Puji syukur kami panjaTingkatan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Proses Pemahaman Aktivitas
Belajar Pada Mahasiswa Anestesiologi Tingkat 2 Di Universitas Bhakti Kencana” ini
dengan baik dan lancar, untuk melengkapi nilai Mata Kuliah Metodologi Penelitian, dan
mengembangkan kemampuan menulis.
Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan
laporan ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat memberikan
saran agar di kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:
2. Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH selaku Koordinator mata kuliah Metodologi
Penelitian, yang telah membimbing dalam penulisan Laporan “Pengaruh Pembelajaran
Daring Terhadap Proses Pemahaman Aktivitas Belajar Pada Mahasiswa Anestesiologi
Tingkat 2 Di Universitas Bhakti Kencana” yang telah banyak memberikan masukan dan
bimbingan selama ini.
2
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL..................................................................................Error! Bookmark not defined.
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
meningkaTingkatan kualitas pendidikan. Sejak ditemukannya teknologi internet,
hampir segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan saat ini peserta didik
dapat belajar tidak hanya dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan fasilitas
sistem electronic learning yang ada.
E-learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi
masalah pendidikan dan pelatihan, baik di negara-negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang, khususnya Indonesia banyak orang menggunakan
istilah yang berbeda-beda untuk e-learning namun pada prinsipnya E-learning
adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantunya,
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik
sebagai alat bantunya. Belajar jarak jauh bukanlah sesuatu yang baru di dunia
pendidikan proses pembelajarannya biasa dilakukan dengan mengirimkan
berbagai materi pembelajaran dan informasi dalam bentuk cetakan, buku, atau
video langsung ke alamat pembelajar.
Untuk pembelajaran dalam jaringan Universitas Bhakti Kencana Bandung
sudah memberikan tempat pelaksanaan dalam jaring menggunakan aplikasi
google meet E-learning yang terintegrasi pada proses perkuliahan, sehingga ketika
wabah pandemi Covid-19 berlangsung perkuliahan dalam jaringan di Universitas
Bhakti Kencana Bandung seharusnya tidak memberikan dampak yang cukup luas
terhadap proses pembelajaran dari dosen maupun para mahasiswa. Penerapan
dalam jaringan secara terus menerus tentunya memberikan pengaruh psikologis
terhadap kondisi dosen dan para mahasiswa di Universitas Bhakti Kencana
Bandung khususnya pada Fakultas Ilmu Kesehatan di Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Anestesiologi.
Apa lagi jika mereka di suruh mengumpulkan tugas dalam waktu singkat di
sana mereka sangat kesulitan untuk mengumpulkan tugas, karena mahasiswa yang
tingal di pelosok sangat sulit, ada mereka yang naik atas pohon ketika ingin
mengumpulkan tugas dalam waktu singkat. Menurut mereka pembelajaran dalam
bentuk konferensi video telah menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi
online melalui aplikasi pesan instan tidak membutuhkan banyak kuota, rata-rata
mahasiswa menghabiskan dana Rp. 100.000 sampai Rp. 200.000 per minggu,
tergantung provider seluler yang digunakan, penggunaan pembelajaran dalam
jaringan menggunakan konferensi video membutuhkan biaya yang cukup mahal.
6
Hal ini mengidentifikasikan bahwa hambatan pembelajaran daring terhadap
proses pembelajaran mahasiswa program studi Sarjana Terapan Keperawatan
Anesthesiologi Tingkat II Universitas Bhakti Kencana, seperti : mahasiswa
mengalami kesulitan jaringan, terlalu banyak tugas yang di berikan oleh para
dosen, sebagian mahasiswa yang memiliki handphone kapasitas rendah,
pembelajaran daring yang tidak hanya membutuhkan kuota, tidak efesien waktu
dalam pembelajaran dan tugas yang di berikan oleh dosen yang mengajar, dan
kerjasama antar kelompok kurang maksimal.
Peneliti memilih untuk meneliti di sini karena mahasiswa STINGKATA
TINGKAT 2 sempat menjalani proses pembelajaran secara daring melalui media
online (Elearning, Zoom, dan Gmeet) namun, terdapat hambatan dalam proses
pembelajaran daring. Jadi, peneliti memilih meneliti mahasiswa TINGKAT 2
STINGKATA ingin membuktikan hambatan apa saja yang terjadi dalam proses
pembelajaran daring.
Berdasarkan latar belakang di atas, saya merasa tertarik dan akan melakukan
penelitian yang berjudul “Hambatan Pembelajaran Daring Terhadap Proses
Pembelajaran Pada Mahasiswa Anestesi Tingkat II Universitas Bhakti Kencana".
Hambatan dalam proses pembelajaran daring untuk Program STINGKATA
yang ditimbulkan aktivitas belajar dalam jaringan, diantaranya dapat terlihat dari
faktor internal meliputi karakteristik mahasiswa seperti motivasi bakat dan minat
belajar. Faktor eksternal yaitu lingkungan belajar,fasilitas, tehnologi dan
dukungan keluarga. literasi Faktor interaksi yang meliputi interaksi antara
mahasiswa dengan dosen yang dilakukan dosen diharapkan tidak mengurangi
pemahaman mahasiswa dalam menerima materi atau bahan ajar selama
perkuliahan, mahasiswa juga tidak ketingalan materi yang di berikan oleh dosen,
mahasiswa selalu di beri tugas agar mahasiswa bisa belajar walaupun tidak secara
kontak mahasiswa bisa belajar dari jarak jauh selama perkuliahan berlangsung.
Koneksi internet dan infrastruktur teknologi yang tidak memadai: Tidak
semua mahasiswa memiliki akses ke koneksi internet yang stabil atau infrastruktur
teknologi yang memadai seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang
dibutuhkan untuk pembelajaran daring. Kurangnya interaksi sosial: Pembelajaran
daring dapat membuat mahasiswa merasa terisolasi dan kurangnya interaksi sosial
7
antara mahasiswa dan dosen atau antara mahasiswa dan teman sekelas. Hal ini
dapat menyebabkan mahasiswa kurang termotivasi dalam belajar.
Keterbatasan kemampuan adaptasi: Tidak semua mahasiswa memiliki
kemampuan adaptasi yang sama dengan pembelajaran daring. Mahasiswa yang
tidak terbiasa dengan teknologi dan sistem pembelajaran daring akan kesulitan
untuk beradaptasi. Tidak adanya pengawasan: Mahasiswa dapat lebih mudah
tergoda untuk melakukan kegiatan selain belajar ketika tidak ada pengawasan
fisik. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa kurang fokus dan tidak dapat
memaksimalkan waktu belajar mereka. Keterbatasan akses ke sumber daya:
Mahasiswa mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk
belajar, seperti buku teks atau bahan-bahan pembelajaran online yang mahal.
Dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perguruan tinggi dapat
memberikan dukungan teknologi dan infrastruktur yang memadai,
meningkaTingkatan interaksi sosial dan dukungan mental, memberikan pelatihan
adaptasi teknologi dan pembelajaran daring, dan meningkaTingkatan akses ke
sumber daya pembelajaran online.
Tujuan penelitian tentang hambatan pembelajaran daring terhadap proses
pembelajaran pada mahasiswa adalah untuk mengidentifikasi berbagai hambatan
yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa selama pembelajaran daring, memberikan
rekomendasi dan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut, dan
meningkaTingkatan kualitas pembelajaran daring secara keseluruhan. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan
teknologi pembelajaran yang lebih baik di masa depan serta membantu
meningkaTingkatan hasil belajar mahasiswa secara keseluruhan
a) Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Hambatan pembelajaran
8
daring terhadap proses pembelajaran pada mahasiswa anestesi tingkat II di
universitas bhakti kencana.
b) Tujuan khusus
- Mengintifikasi hambatan yang terjadi pada mahasiswa Tingkat 2
- Mengidentifikasi efek negative proses pembelajaran mahasiswa Tingkat 2
- Mengetahui hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran
c) Manfaat penelitian
1. Bagi dosen
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para dosen untuk
mengetahui hambatan pembelajaran daring terhadap proses
pembelajaran pada mahasiswa
2. Bagi prodi
Penelitian ini dapat memberi masukan untuk prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Anestesi Universitas Bhakti Kencana
3. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat membantu mahasiswa dalam menigkaTingkatan
kualitas belajar dengan cara menciptakan suasana baru dalam
pembelajaran daring.
4. Bagi penulis
Peneliti ini dapat menambah wawasan yang baru tentang pengaruh
hambatan pembelajaran daring terhadap proses pembelajaran pada
mahasiswa anestesi
Dan dari penelitian ini nantinya bisa menjadi contoh ketika
mendapaTingkatan suasana yang baru dan cara untuk
mendapaTingkatan solusinya
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi peneliti lain tentang
hambatan pembelajaran daring terhadap proses pembelajaran pada
mahasiswa anestesi
9
1.4. Hipotesis penelitian
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Daring
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Belajar di Internet, yang dikenal dalam masyarakat dan ilmu pengetahuan
sebagai pembelajaran daring (online learning), merupakan istilah yang meluas
untuk pembelajaran jarak jauh (distance learning). Menurut para ahli yang
bereputasi, pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada
belajar mandiri, belajar mandiri melalui penyediaan bahan kajian, pembimbing
belajar, dan tutor secara sistematis. Pembelajaran Daring adalah pembelajaran
yang berlangsung langsung di Internet, dimana dosen sebagai pengajar dan
mahasiswa tidak langsung bertatap muka dan menggunakan jaringan Internet
dalam proses sedang belajar.
2. Manfaat pembelajaran Daring
Kemajuan teknologi mempengaruhi perubahan peradaban dan kebudayaan
manusia. Dalam dunia pendidikan, kebijakan pendidikan terkadang dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi, perubahan zaman, budaya dan perilaku manusia,
terkadang kemajuan teknologi menjadi hal yang memudahkan guru dalam
mencapai tujuan Pendidikan.
Penggunaan layanan teknologi elektronik antara dosen dan mahasiswa
dalam pendidikan, penggunaan keunggulan komputer, penggunaan bahan
pendidikan mandiri, Internet (online), ketersediaan teknologi dalam pendidikan
untuk mencapai efisiensi dalam pelaksanaan pembelajaran online, keuntungan ini,
misalnya: waktu belajar yang efektif, kemudahan akses sumber belajar dan materi
pembelajaran.
Menurut Meidawati: Kelebihan pembelajaran online adalah pembelajaran
dapat menciptakan komunikasi dan diskusi yang sangat efektif antara guru dan
siswa. Dua, siswa saling berkomunikasi dan berdiskusi, tanpa guru, dengan orang
tua. Tiga, alat yang cocok untuk ujian dan diskusi. Keempat, guru dapat dengan
mudah memberikan materi berupa gambar dan video kepada siswa. Kelima,
siswa juga dapat mengunduh bahan ajar, dan memungkinkan guru untuk bertanya
di mana saja, kapan saja, tanpa batasan.
11
Prinsip pembelajaran daring (online) adalah pelaksanaan pembelajaran yang
bermakna, yaitu pembelajaran difokuskan pada interaksi dan pembelajaran,
pembelajaran tidak terkait dengan pemberian tugas.
3. Keunggulan pembelajaran online (Daring)
- Tersedianya media yang stabil dimana guru dan siswa dapat dengan mudah
melakukan kegiatan komunikasi melalui media internet secara rutin atau
kapanpun, tanpa batasan jarak, tempat dan waktu.
B. Proses Pembelajaran
12
1. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses belajar bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai suatu proses yang
meliputi interaksi mahasiswa dengan lingkungan pendidikan (termasuk teman
sekelas, dosen, dan materi pendidikan) guna memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru.
Dalam proses pembelajaran, dosen dan mahsiswa merupakan dua
komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus
terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar mahasiswa dapat
tercapai secara optimal. Pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau
proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat
bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu
kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan
karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan
berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau
perubahan-perubahan sementara. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh
Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Dari beberapa pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha
bersama untuk mengolah informasi, dengan harapan ilmu yang diberikan
bermanfaat dan menjadi dasar untuk belajar terus menerus, dan mencapai
perubahan yang lebih baik merupakan perkembangan positif yang unik. kepada
individu. adalah perubahan perilaku untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik mengembangkan
keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan munculnya kreativitas, serta
perubahan perilaku atau kepribadian berdasarkan pengalaman atau pengalaman
tertentu.
Proses pendidikan bagi peserta didik tidak sebatas menerima informasi
dari luar, tetapi meliputi proses penciptaan pengetahuan baru. Peserta didik
dipandang sebagai individu yang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan
diharapkan dapat mengkonstruksi pengetahuan dan makna dalam hubungannya
dengan lingkungan belajar.
13
Pembelajaran bagi mahasiswa juga mencakup kegiatan seperti membaca,
berdiskusi, merefleksi, dan mengerjakan tugas. Dalam pembelajaran ini,
mahasiswa harus mengembangkan pemikiran kritis, analisis, sintesis, dan
evaluasi sehingga mereka dapat memahami dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata.
Selain itu, pembelajaran bagi mahasiswa juga harus mempertimbangkan
berbagai aspek, seperti: motivasi, kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran, interaksi antara mahasiswa dan dosen, dan teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran. Semua hal tersebut harus diperhatikan agar
proses pendidikan efisien dan efektif serta mencapai tujuan pendidikan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa sangat beragam
dan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu faktor internal, faktor eksternal
dan faktor interaktif diantara keduanya.
14
lembaga pendidikan untuk memperhatikan dan memenuhi faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran pada mahasiswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal.
3. Jenis-jenis Pembelajaran
Pembelajaran bagi mahasiswa dapat berlangsung melalui berbagai bentuk
pembelajaran, seperti pembelajaran di kelas, pembelajaran daring, dan
pembelajaran campuran. Setiap jenis pelatihan memiliki karakteristik dan
tantangan yang berbeda dalam melaksanakan pelatihan. Jenis pembelajaran yang
umum digunakan untuk mahasiswa adalah:
15
- Pembelajaran Kolaboratif: Pembelajaran kolaboratif dilakukan melalui kerja
sama antara beberapa mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau
menyelesaikan proyek tertentu. Jenis pembelajaran ini mendorong
mahasiswa untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan teman sekelas,
sehingga dapat meningkaTingkatan keterampilan sosial dan keterampilan
berpikir kritis.
16
hendaknya bermanfaat bagi mahasiswa dan sesuai dengan karakteristik mahasiswa
sehingga tujuan tersebut dapat terwujud secara optimal.
Dari penjelasan tujuan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan adalah upaya membekali peserta didik dengan keterampilan praktis,
pemahaman moral dan keterampilan agar mereka mengalami perkembangan yang
positif.
Proses pendidikan memiliki tujuan yang berbeda-beda bagi peserta didik
tergantung pada kondisi dan jenjang pendidikannya. Beberapa tujuan pembelajaran
yang umum adalah memahami konsep, mengembangkan keterampilan,
membangun hubungan, dan mempersiapkan kehidupan kerja. Tujuan belajar
mahasiswa bervariasi tergantung pada konteks dan tingkat pendidikan. Berikut
adalah beberapa tujuan umum pengajaran mahasiswa:
17
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, penting bagi mahasiswa dan
pengajar untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan
mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut.
6. Evaluasi Pembelajaran
Proses pembelajaran bagi mahasiswa juga mencakup penilaian untuk
mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya Tes, Penugasan, Pengamatan, dan
Portofolio.
Penilaian pembelajaran merupakan bagian penting dari pembelajaran.
Penilaian berfungsi untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan dan untuk
menginformasikan dosen dan mahasiswa tentang pembelajaran yang dicapai.
Penjelasan lebih rinci tentang penilaian pembelajaran diberikan pada variabel
kedua:
1. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Penilaian pembelajaran adalah tentang seberapa baik mahasiswa telah
memahami materi pembelajaran dan bagaimana mahasiswa dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam kehidupan nyata.
Evaluasi juga dapat membantu dosen mengevaluasi keefektifan metode dan
strategi pengajaran yang digunakan dan mengidentifikasi area yang
memerlukan perbaikan.
2. Metode Evaluasi Pembelajaran
Metode penilaian pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai
cara, seperti: Ujian, pekerjaan proyek, presentasi, makalah, portofolio, tes
online, bayangan, dll. Setiap metode penilaian memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing tergantung pada tujuan penilaian dan konteks
penelitian.
3. Aspek yang Dinilai dalam Evaluasi Pembelajaran
Aspek yang dinilai dalam penilaian pembelajaran dapat meliputi
pemahaman konseptual, keterampilan praktis, keterampilan sosial, sikap dan
kreativitas. Penilaian juga dapat mencakup menilai kemampuan mahasiswa
untuk berpikir kritis, berkomunikasi, dan berkolaborasi.
4. Penentuan Kriteria Penilaian
18
Standar evaluasi harus didefinisikan secara jelas dan terukur sehingga
evaluasi pelatihan dapat dilaksanakan secara objektif. Kriteria penilaian
harus mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran dan
materi pembelajaran. Kriteria penilaian juga harus mempertimbangkan
tingkat kesulitan tugas dan kemampuan mahasiswa.
5. Pemberian Umpan Balik
Pemberian umpan balik sangat penting dalam evaluasi pelatihan.
Umpan balik yang diberikan harus spesifik dan terukur serta dapat membantu
mahasiswa meningkaTingkatan keterampilan dan kinerja mereka. Kontak
dapat dilakukan secara langsung atau melalui media online.
6. Penggunaan Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi pelatihan dapat digunakan untuk peningkatan mutu
pendidikan di masa yang akan datang. Pendidik dapat menggunakan hasil
penilaian untuk mengevaluasi keefektifan metode pengajaran dan strategi
yang digunakan dan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Hasil
asesmen juga dapat digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar lebih
meningkaTingkatan keterampilan dan kinerjanya.
C. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa teori yang mungkin dapat menjadi
dasar pemikiran dalam menjelaskan hubungan antara variabel 1 dan variabel 2.
Beberapa teori yang mungkin dapat digunakan adalah sebagai berikut:
- Teori Kognitif
Teori kognitif berfokus pada pemahaman, pemrosesan, dan penyimpanan
informasi di otak manusia. Dalam konteks pembelajaran, teori kognitif dapat
menjelaskan bagaimana mahasiswa memperoleh, memproses, dan menyimpan
informasi melalui pembelajaran online. Hambatan pembelajaran daring yang
dihadapi siswa dapat mengganggu proses kognitifnya, misalnya kesulitan
memproses informasi atau mengingat materi pendidikan.
- Teori Sosiokultural
Teori sosial budaya menitikberaTingkatan pada pengaruh lingkungan sosial
terhadap pembentukan pengetahuan dan perilaku manusia. Dalam konteks
pembelajaran, teori ini dapat menjelaskan bagaimana hubungan mahasiswa
dengan dosen atau pengajar, teman sekelas dan lingkungan belajar dapat
19
mempengaruhi proses pembelajaran, dan hambatan pembelajaran online dapat
mempengaruhi interaksi tersebut.
- Teori Teknologi Pendidikan
Teori teknologi pendidikan adalah teori yang mengkaji bagaimana teknologi
dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran online,
teori ini dapat menjelaskan bagaimana mahasiswa menggunakan teknologi
dalam pembelajaran, bagaimana hambatan teknis dapat mempengaruhi
pembelajaran, dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengatasi
hambatan pembelajaran online.
Dalam penelitian ini, teori-teori tersebut dapat dijadikan landasan untuk
menjelaskan hubungan antara variabel 1 dan variabel 2, tergantung dari tujuan
penelitian dan masalah yang akan dipecahkan.
D. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah hubungan antara hambatan
pembelajaran online (variabel bebas) dan proses pembelajaran (variabel terikat) pada
mahasiswa. Konsep ini dipilih karena pembelajaran daring atau online learning saat
ini semakin banyak digunakan sebagai alternatif di perguruan tinggi, terutama di masa
pandemi COVID-19 yang memberlakukan pembatasan sosial.
Dalam konteks ini, banyak mahasiswa yang mengalami kendala dalam
pembelajaran daring, seperti: misalnya keterbatasan akses internet, keterbatasan
teknis, kesulitan mengakses materi pendidikan, dll. Oleh karena itu, konsep ini
dikembangkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hambatan apa saja yang
dimiliki mahasiswa saat belajar daring dan bagaimana hambatan tersebut
memengaruhi pembelajaran.
Kerangka konseptual ini didasarkan pada asumsi bahwa hambatan
pembelajaran daring yang dihadapi mahasiswa dapat mempengaruhi proses
pembelajaran secara keseluruhan, antara lain berkomunikasi dengan dosen atau
trainer, memahami materi, menggunakan teknologi dalam pembelajaran,
berpartisipasi dalam diskusi, dll. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak hambatan belajar online
terhadap proses belajar mahasiswa.
Adapun bentuk bagan kerangka konseptual variable penelitian adalah sebagai
berikut:
20
Hambatan
pembelajaran Proses
daring pembelajaran
(X) (Y)
21
Barriers and dengan studi juga berfokus lebih mengeksploras
Teachers’ kasus, dilakukan pada hambatan menitikberaTingk i bagaimana
Strategies for pada guru dan pembelajaran atan pada sudut hambatan ini
Overcoming siswa di tiga daring pandang dosen, dapat diatasi
Barriers to sekolah di Arab sedangkan melalui
ICT saudi penelitian saat ini pembelajaran,
Integration in lebih kolaborasi
Saudi Arabian menitikberaTingk dengan
EFL atan pada sudut mahasiswa dan
Classrooms” pandang kolega, serta
oleh mahasiswa. penggunaan
Abdulrahman teknologi yang
Almosa, lebih
Hazem sederhana dan
Alnasser, dan ramah
Hesham pengguna.
Suleiman
Alyousef
(2020)
4. Umirulliyanti, Deskriptif Persamaan Penelitian ini Kesimpulan
N. (2022). Kuantitatif dengan lebih fokus pada dari penelitian
PENGARUH dengan teknik penelitian utama hambatan minat ini adalah
PEMBEALAJ pengumpulan adalah meneliti belajar siswa, pembelajaran
ARAN data di ruang lingkup sedangkan daring
DARING menggunakan Program Studi peneliti sekarang berpengaruh
TERHADAP kuesioner yaitu Pendidikan lebih fokus pada positif
MINAT Anak usia Dini hambatan belajar signifikan
BELAJAR IAIN Bengkulu online dalam terhadap minat
MAHASISW proses belajar
A PROGRAM pembelajaran. mahasiswa
STUDI
PENDIDIKA
N ISLAM
ANAK USIA
DINI IAIN
BENGKULU.
Al Fitrah:
Journal Of
Early
Childhood
Islamic
Education, 5(2
), 172-183..
BAB III
METODE PENELITIAN
22
Universitas Bhakti Kencana Bandung yang beralamat di Jl. Ir. Soekarno Hatta Kec.
Panyileukan Kab. Bandung.
Penelitian ini dilaksanakan melalui google froms melaui link yang akan di
kirim kan oleh peneliti kepada mahasiswa Tingkat 2 Sarjana Terapan Keperawatan
Anestesiologi Universitas Bhakti Kencana Bandung tahun ajaran 2021/2022.
B. Desain Penelitian
1. Desain Penelitian dan justifikasinya
Desain penelitian yang kita ambil menggunakan metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mendapaTingkatan data yang terjadi pada
masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku,
hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel
sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.
Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah- kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional,
sistematis, dan replicable/ dapat diulang. Metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisi data bersifat
kuantitaif/statistik dengan tujuan menggembangkan dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan yang digunakan dan justifikasinya
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dan pengamatan (Kuisioner). Hasil penelitian cenderung
untuk digeneralisasikan untuk membandingkan antara model pembelajaran
yang satu dengan yang lainnya yang akan berpengaruh terhadap proses
pembelajaran mahasiswa.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam
analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan
penghitungan untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan
data berupa kuantitatif.
23
C. Subyek Penelitian
1. Jelaskan subjek yang menjadi sasaran penelitian (Jelaskan Populasi Penelitian)
Populasi mahasiswa TINGKAT 2 berjumlah 95 orang. Populasi adalah
keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen
populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit
yang diteliti. 95 Populasi dalam penelitian ini terdiri atas mahasiswa
TINGKAT 2 tahun 2023.
Jumlah Mahasiswa STINGKATA Tingkat II Semester 4
No Kelas Jumlah
.
1 Kelas A Tingkat II 48 Orang
2 Kelas B Tingkat II 50 Orang
24
harus diambil adalah 3%, dan jika populasi >10.000 maka sample harus
diambil 1%. Untuk populasi yang berjumlah 95 yang dimana kurang dari 100,
maka sampel yang kami peroleh yaitu 100% atau sama dengan 95 sampel.
Menurut Sugiyono (2017:81) mengidentifikasi sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dalam penentuan
jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi dalam penentuan jumlah
sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan
teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Teknik sampling yang digunakan oleh penulis adalah
nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono (2017:84) definisi nonprobability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis
nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh atau sering disebut juga sensus.
Menurut sugiyono (2017:85) pengertian dari sampling jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal
ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 atau penelitian
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa TINGKAT 2 semester IV
sarjana terapan keperawatan anestesiologi yang berjumlah 95 orang.
25
No Variabel Definisi Operasional Alat Cara Hasil Ukur Skala Ukur
Uku Ukur
r
1. Variabel 1 Kata daring berasal dari P Skor 4:
Pembelajaran dua kata yaitu dalam dan E Sangat setuju
Daring jaringan. Menurut Isman N
(2016:587) pembelajaran G Skor 3: setuju
daring merupakan suatu I S
K Skor 2: K
proses pembelajaran yang S
U Tidak setuju A
memanfaaTingkatan I
I L
jaringan internet saat A
S Skor 1: A
pelaksanaannya. N
I Sangat tidak
O K setuju O
2. Variabel 2 Winkel (1991:200) “proses N R
U
Proses pembelajaran adalah suatu E D
I
pembelajaran aktivitas psikis atau mental R I
S
yang berlangsung dalam N
I
interaksi aktif dalam A
O
lingkungan, yang L
N
menghasilkan perubahan-
E
perubahan pengetahuan,
R
pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap”.
D. Definisi Operasional
1. Jabarkan definisi operasional dari variabel yang diteliti, mencakup:
E. Metode Pengumpulan Data
1. Jelaskan instrumen pengumpulan data (instrumen yang digunakan dan justifikasinya)
- Intrumen penelitian
Pada penelitian kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan intrumen (alat
ukur) untuk mengumpulkan data, intrumen penelitian di gunakan untuk mengukur
nilai variabel yang akan diteliti, intrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat di
gunakan untuk memperoleh, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari
para respoden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen tersebut, digunakanlah kisi-kisi
instrumen yang disusun berdasarkan indikator yang ada, kisi-kisi instrumen
diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrument. Dalam kisi-kisi
harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Dari indikator yang
terdapat dalam kisi-kisi tersebut, selanjutnya akan dibuat angket yang diwujudkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Kalimat tersebut akan dimuat dalam angket
dimana setiap responden akan memberikan tanggapan berupa Skor 4 sangat setuju
(SS), Skor 3 setuju (S), Skor 2 tidak setuju (TS), Skor 1 sangat tidak setuju (STS).
Kisi-kisi intrumen penelitian
No. Variable X Indicator Nomor item pernyataan
1. Membangun 1, 2, 19,
komunikasi dan
diskusi
2. Memberikan 7, 5, 9, 20,
pengalaman
Pembelajaran
Daring 3. Efektifitas 3, 4, 6, 8, 10, 17, 18
pembelajaran jarak
jauh
4. MeningkaTingkatan 11, 12, 13, 14, 15,16
kreativitas
mahasiswa
Variabel Y indicator Nomor item pernyataan
2. Proses 1. Kendala proses 1, 2, 5, 12
Pembelajaran pembelajaran
2. Pemahaman 3, 4, 8, 9, 10, 13, 14,
media
pembelajaran
3. Sarana 6, 7, 11, 15
prasarana
pembelajaran
28
tangkar antara butir dengan rumus. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
N ∑ XY (∑ X )(∑ Y )
R xy =
√¿¿
Keterangan:
rxy : Koefisien validitas
N : Banyaknya subjek
X : Nilai perbandingan
Y : Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya
Penentuan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan menurut Arikunto terdapat pada
tabel berikut:
b) Uji reabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliabel yang berarti dapat dipercaya,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, instrument
penelitian menggunakan empat alternatif jawaban sehingga untuk mengukur
reabilitas daripada instrument menggunakan rumus Alpha Chronbach. Rumus
Alpha digunakan setelah menemukan jumlah varian butir dari total kemudian
dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
[ ][ ∑σ
]
2
k
r 11 = 1= 2 b
(k −1) σt
29
Keterangan: :
K : Banyak butir
∑ σ 2b: Jumlah varian butir
2
σ t : Varian total
Hasil perhitungan dari uji coba yang telah dilakukan dari jumlah
responden sebanyak 95 menggunakan rumus alpha chronbach yaitu ditemukan
skor sebesar 0,64. Skor tersebut mengindikasikan bahwa secara keseluruhan
klasifikasi reliabilitas dari instrument ini termasuk kategori sedang. Sehingga
secara keseluruhan dapat di simpulkan bahwa hasil uji coba instrumen setelah
dilakukan uji validitas dari 35 soal butir item yang digunakan adalah 28 butir
dinyatakan valid dan 7 butir dinyatakan tidak valid/drop.
30
3. Jabarkan metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu primer berupa kuesioner
dengan teknik pengumpulan data Gform yang berisikan pertanyaan – pertanyaan
yang diajukan secara tertulis pada obyek penelitian guna mendapat informasi.
- Pengolahan data
Teknik pengolahan data dalam suatu penelitian adalah langkah berikutnya
setelah pengumpulan data. Tentu saja data yang dihimpun adalah data yang
sudah matang, siap diolah, hasil seleksi yang ketat dari peneliti tentang
kebenaran, ketepatan dan kesahihannya, apakah sudah selesai dengan yang
dikehendaki dalam penelitian tersebut (Fatihuddin,2015). Didalam proses
pengolahan data ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
a. Editing
Diadakan editing terhadap kuesioner yang telah diisi oleh responden
dengan maksud untuk mencari kesalahan-kesalahan didalam kuesioner
atau juga kurang adanya keserasian didalam pengisian kuesioner.
b. Coding
Coding yaitu pemberian kode-kode atau angka-angka tertentu terhadap
kolom-kolom, variabel-variabel yang ditanyakan dalam kuesioner
berkaitan dengan keterangan tertentu yang diperlukan.
c. Kalkulasi
Menghitung data yang sudah dikumpulkan dengan cara menambah,
mengurangi, membagi atau mengkalikan atau lainnya. Dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara menggunakan skala Likert yang merupakan
salah satu cara untuk menentukan skor.
d. Tabulasi data adalah langkah terakhir untuk mempermudah proses
pengelolahan dan dilakukan dengan menyusun data dalam bentuk tabel
berupa daftar skor jawaban agket dari setiap variabel dengan program
komputer excel maupun program statistik lainnya.
F. Analisis Data
1. Jabarkan teknik analisis data yang akan dilakukan
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
31
menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan penghitungan untuk
menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan data berupa kuantitatif,
Berikut ini prosedur analisis data kuantitatif :
1) Uji kuantitatif
Hasil pengambilan data yang telah dilakukan menggunakan
angket maka selanjutnya setiap butir jawaban yang telah didapat,
diberikan skor dalam bentuk skala Likert yang telah dimodifikasi dengan
alternatif jawaban yang diberikan sebagai berikut :
Skala likert
No Respon Skor
. Favourable Unfavourable
1 Sangat setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Tidak setuju (TS) 2 3
4 Sangat tidak setuju (STS) 1 4
Bentuk skala yang di gunakan adalah skala pengukuran likert
dengan katogori penilaian pendukung (favourable), yaitu sangat setuju
(SS) =4, setuju (S) = 3 tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju
(STS) =1, dan tidak mendukung (tidak favoureble), yaitu sangat setuju
(SS) =1 (S) =2, netral, tidak setuju (TS) =3, dan sangat tidak setuju (STS)
=4 Penelitian ini hanya menggunakan statistik deskriptif persentase saja,
karena data kuantitaif disini hanya untuk memperkuat data kualitatif.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
F
P = N x 100%
Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
Proses analisis terdapat 35 soal yang telah disusun terdiri dari beberapa
faktor yang perlu dan kemudian dilakukan pengkategorian. Kategori tersebut
terdiri atas lima kriteria, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju. Pengkategorian tersebut menggunakan (Mean dan Standar Deviasi).
32
Menurut Anas Sudjiono untuk menentukan kriteria skor dengan menggunakan
Penilaian Acuan Norma (PAN) dalam skala yang dimodifikasi pada tabel sebagai
berikut
Norma penilaian
No Interval Kategori
1 X > M + 1,5 SD Sangat baik
2 M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Baik
3 M - 1,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Cukup
4 M - 1,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Jelek
5 X ≤ M + 1,5 SD Sangat jelek
Keterangan:
M : Nilai rata-rata (Mean)
X : Skor
S : Standar Deviasi
2) Uji Hipotesis
Uji regresi linear digunakan untuk meramalkan suatu variabel
(variabel dependent) berdasarkan pada suatu variabel atau beberapa
variabel lain (variabel independent) dalam suatu persamaan linier.
Regresi linier sedehana adalah salah satu regresi linier yang digunakan
untuk mengestimasi hubungan antara dua variabel dalam penelitian
33
kuantitatif. Model persamaan untuk menghitung regresi linier sederhana
yaitu
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel dependent
X = Varaibel independent
A = Konstanta perpotongan garis disumbu Y
B = Koefisien regresi
Pada pengujian hipotesis ini hanya akan mencari perbedaan dalam
satu arah saja sehingga menggunakan taraf signifikansi 5%.
34
BAB IV
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
1) Tahap persiapan
a. Peneliti menentukan masalah dan fenomena yang akan diteliti serta memilih
responden dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Melakukan pendataan pada responden penelitian.
c. Menyusun proposan penelitian dan alat pengumpulan data berupa lembar
kuisioner
2) Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti memberikan lembar kuisioner pada responden
b. Setelah selesai pengisian kusioner, peneliti mengumpulkan kuisioner dan
memeriksa kembali kuisioner yang telah diisi oleh responden
3) Tahap Penyelesaian
Pengolahan data dimulai dengan editing, coding dan entry data. Pengolahan data
menggunakan SPSS.
1. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
B. Etik Penelitian
Jabarkan No Etik Penelitian dari Komite Etik dan proses etik penelitian sehingga layak
untuk dilakukan penelitian.
Nomor etik penelitian dan proses etik penelitian merujuk pada prinsip-prinsip
dan prosedur yang diikuti dalam melakukan penelitian yang etis. Pernyataan tersebut
35
menunjukkan bahwa suatu penelitian harus mematuhi standar etika yang ditetapkan oleh
komite etik penelitian atau lembaga yang relevan sehingga dianggap layak untuk
dilakukan.
Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan nomor etik penelitian dan proses etik
penelitian:
1. Nomor Etik Penelitian: Setiap lembaga penelitian biasanya memiliki nomor etik
penelitian yang harus diperoleh sebelum memulai penelitian. Nomor etik ini
menunjukkan bahwa penelitian telah melewati proses peninjauan etik oleh komite
etik penelitian. Peneliti harus mengajukan proposal penelitian mereka kepada
komite etik dan memastikan bahwa penelitian tersebut memenuhi persyaratan etika
yang ditetapkan.
2. Komite Etik Penelitian: Komite etik penelitian adalah lembaga atau kelompok ahli
yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi proposal penelitian dan memastikan
bahwa penelitian tersebut mematuhi prinsip-prinsip etika. Komite ini akan meninjau
aspek-aspek seperti perlindungan terhadap subjek penelitian, penggunaan data yang
sesuai, privasi dan kerahasiaan, serta keberlanjutan penelitian. Jika penelitian
dianggap etis oleh komite, nomor etik penelitian akan diberikan kepada peneliti.
3. Proses Etik Penelitian: Proses etik penelitian melibaTingkatan serangkaian langkah
dan pertimbangan untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan etika. Ini
termasuk, tetapi tidak terbatas pada, mendapaTingkatan persetujuan tertulis dari
subjek penelitian, menjaga kerahasiaan data dan privasi subjek, menghindari
eksperimen yang membahayakan atau tidak etis, serta memastikan keberlanjutan
dan integritas penelitian.
Pernyataan bahwa penelitian harus layak untuk dilakukan berarti penelitian
tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip etika yang ditetapkan oleh komite etik
penelitian. Penelitian yang dianggap etis dianggap memiliki manfaat yang signifikan
bagi masyarakat atau ilmu pengetahuan, sambil memastikan perlindungan dan
kesejahteraan subjek penelitian. Dengan mematuhi nomor etik penelitian dan
melalui proses etik penelitian yang tepat, peneliti dapat memastikan bahwa
penelitian mereka dilakukan dengan integritas dan memenuhi standar etika yang
diharapkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
Penelitian ini di lakukan untuk melihat Pengaruh pembelajaran daring terhadap minat belajar
mahasiswa program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini model pengukuran menggunakan
skala likert sebagai dasar penilaian adapun pentunjuk dapat melihat angket daring dibawah ini :
Identitas
1. Nama Responden :
2. NIM :
3. Kelas :
Petunjuk pengisian
1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti. Dalam setiap pernyataan tidak ada
jawaban yang benar maupun salah, jadi sebisa mungkin anda pilih adalah jawaban yang
tepat dan sesuai dengan saudari.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan (berikan tanda ) pada jawaban
tersebut terdiri dari:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Tabel 4.1
Tanggapan Variabel Responden Terhadap Pembelajaran Daring
Mahasiswa yang memilih
No Pernyataan
SS S TS STS Jumlah
38
Saya dapat berkomunikasi dengan
1 mudah kepada teman-teman saat
pembelajaran daring
Setiap hari dosen menyapa mahasiswa
2 melalui WA sebelum pembelajaran
daring
Tabel 4.2
Tanggapan Variabel Responden Terhadap Proses Pembelajaran
Mahasiswa yang memilih
No Pernyataan
SS S TS STS Jumlah
39
Saya kesulitan belajar karena suasana
1 rumah kurang kondusif ketika
pembelajaran online
Saya kesulitan untuk mengikuti
perkuliahan karena jaringan yang
2 tidak memadai
Saya kurang memahami cara
3 menggunakan media
pembelajaran (Estudy, zoom dan
gmeet)
Kemampuan belajar saya menurun
4 karena proses pembelajaran online
Saya merasa terkendala dalam proses
pembelajaran karena perangkat device
5 yang tidak memumpuni
Saat pembelajaran daring saya merasa
6 lebih fleksibel dikarenakan dapat
dilakukan dimana saja
7 Saya merasa saat pembelajaran daring
dapat melakukan pekerjaan lain diwaktu
yang sama
8 Saat pembelajaran daring saya dapat
melakukannya dengan muduh dan efisien
9 Saya dapat merekam penjelasan dosen
kemudian mengulangnya kembali di lain
waktu
10 Saya dapat mengikuti dan memahami
materi pembelajaran yang dilaksanakan,
sesuai dengan ketersediaan waktu
pembelajaran daring yang ada
11 Pelaksanaan perkuliahan daring dapat
diakses secara mudah
12 Pelaksanaan perkuliahan daring tepat
waktu dan sesuai dengan jadwal
13 Perkuliahan secara daring menambah
pemahaman teori dan keterampilan
14 Materi yang disajikan secara daring
sesuai dengan kontrak perkuliahan atau
RPS
15 Kemudahan dalam mengirimkan tugas
atau laporan praktikum
40