Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PERUBAHAN POLA PEMBELAJARAN DI MASA


PANDEMI COVID-19
Dampaknya dalam Sistem Pendidikan Indonesia

Oleh
Ananda Agsa Nur Rahma
NIM : 044823968

MATA KULIAH MKWU4108 BAHASA INDONESIA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPBJJ KOTA SEMARANG
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Perubahan Pola Pembelajaran di
Masa Pandemi COVID-19 : Dampaknya dalam Sistem Pendidikan” dapat kami selesaikan
dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi
pembaca tentang kenyataan adanya perubahan pola pembelajaran di Indonesia selama masa
pandemi Covid-19 serta efek permanen dan sementara yang ditimbulkannya pada sistem
pendidikan dunia, khususnya Indonesia. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Kab. Semarang, 03 Desember 2022

Penulis
Ananda Agsa Nur Rahma
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pandemi COVID-19
A. Covid-19 di Indonesia
B. Dampak Terhadap Seluruh Aspek
2.2 Sistem Pendidikan
A. Pola Pembelajaran Normal sebelum covid
B. pengaruh covid 19 terhadap pola pembelajaran dan sistem pendidikan
2.3 Pola Pembelajaran di Masa Pandemi
A. Mengatur pembelajaran Jarak Jauh
B. Keuntungan perubahan pola pembelajaran
C. Kerugian Perubahan Pola Pembelajaran
2.4 Perubahan Signifikan Pola Pembelajaran
A. Dampak Sementara
B. Dampak yang Berlanjut
C. Prediksi bentuk sistem pembelajaran di masa depan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia serta untuk memperdalam
pemahaman saya mengenai penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar, makalah ini ditulis
dengan topik tentang dampak dari perubahan pola pembelajaran di masa Covid-19. Makalah ini
akan menjelaskan tentang bagaimana pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada seluruh
aspek kehidupan manusia, terutama pendidikan. Dengan adanya dampak pandemi ini, seluruh
institusi pemerintah berusaha beradaptasi dengan cepat untuk mengakomodasi keperluan
masyarakatnya. Dalam institusi pendidikan, terjadi perubahan pola pembelajaran yang secara
besar-besaran dan tiba-tiba.Karenanya, terdapat aspek-aspek kecil yang dipengaruhi perubahan
pola tersebut yang dapat bertahan membentuk efek jangka panjang maupun efek
sementara.Untuk itu saya ingin mengkaji dan mengetahui bagaimana dampak dari perubahan
pola ini terhadap masa depan sistem pendidikan di dunia, khususnya Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana dampak pandemi bagi institusi pendidikan?


2. Apa saja perubahan yang timbul dalam institusi pendidikan selama Pandemi?
3. Bagaimana perubahan pola pembelajaran dapat tersebar?
4. Apakah perubahan pada institusi pendidikan tersebut bersifat permanen atau sementara?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami Bagaimana dampak pandemi bagi institusi pendidikan?
2. Mengetahui Apa saja perubahan yang timbul dalam institusi pendidikan selama Pandemi?
3. Memahami proses penyebaran perubahan pola pembelajaran
4. Dapat menganalisis sifat perubahan pada institusi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pandemi COVID-19

A. Covid-19 di Indonesia

Corona Virus sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat awam. Masuknya Coronavirus ke
Indonesia ditandai dengan dikonfirmasinya kasus positif COVID-19 pertama pada bulan maret
2020, tetapi kasus. Situasi pandemi COVID-19 ini pada awalnya belum dianggap menjadi hal
yang serius oleh masyarakat awam bahkan hingga pemerintah.Baru pada kasus kematian pertama
akibat Covid-19 di Indonesia yang terjadi pada 11 Maret 2020 , masyarakat Indonesia mulai
mengetahui situasi serius yang akan dihadapinya hingga beberapa tahun kedepan.

Jika dilihat dari statistik kasus COVID-19 pada awal penyebaran, Indonesia dianggap sebagai
negara dengan pencegahan handal karena rendahnya kasus COVID-19. Namun, para ahli
kesehatan khawatir Indonesia belum bisa mengidentifikasi penularan virus yang sedang terjadi
dengan baik. Marc Lipsitch, profesor epidemiologi di Universitas Harvard menganalisis lalu
lintas pesawat udara dari Tiongkok dan menyimpulkan bahwa Indonesia mungkin telah memiliki
kasus yang terlewatkan.Negara-negara bara serta media massa lokal dan internasional
menyimpulkan bahwa ketiadaan kasus di Indonesia diakibatkan oleh pengujian yang tidak
memadai dan kurangnya pelaporan, dan bukannya keberuntungan belaka dan intervensi ilahi.
Pada 22 Maret, sebuah penelitian menyatakan bahwa jumlah infeksi resmi mungkin hanya
merefleksikan 2% dari jumlah infeksi Covid-19 sesungguhnya di Indonesia.

Namun, terlepas dari berbagai problema yang melanda Indonesia di awal masa pandemi dalam
hal penanganan serta aspek lainnya. Seluruh pemerintah daerah dengan otonomi yang dimiliki
dan bantuan dari pemerintah pusat segera melakukan berbagai macam penanganan, pencegahan,
serta sosialisasi penting terkait coronavirus yang masih berlangsung hingga saat ini. Berdasarkan
buku “Pengalaman Indonesia dalam Menangani Wabah Covid-19 di 17 Provinsi dan
Pembelajaran dari Mancanegara” yang ditulis oleh cendekiawan serta pengamat di seluruh
Indonesia. Indonesia mengambil langkah-langkah konkrit yang membantu perbaikan situasi di
tiap negara dengan melakukan pembelajaran secara langsung dengan berbagai negara yang
mampu menangani situasi buruk tersebut. Selain itu, para pakar di Badan Nasional

Penanggulangan Bencana juga menyusun strategi efektif yang dapat diterapkan dalam kondisi
setiap provinsi yang berbeda. Seperti pada provinsi Gorontalo, Mulanya, protokol physical
distancing yang menjadi konsep universal pada penanganan COVID-19 ini kurang efektif
dilakukan, sebab kultur ngala’a (kekerabatan) bertolak belakang dengan apa yang diarahkan
dalam protokol. Sebab itu, pendekatan dalam penanganan pandemi mesti diubah lantaran virus
bergerak mengikuti kultur masyarakat. (Dr. Robiana Modjo,.2020) Di lain sisi, Papua Barat
Sebagai Provinsi yang masih sangat minim fasilitas kesehatan, Papua Barat menghadapi tiga
tantangan, yaitu tantangan natural, sosiokultural, dan sistem. Tantangan tersebut memerlukan
pada Gugus Tugas mencari solusi yang efektif tanpa mengkompromikan waktu sehingga
menyebabkan penyebaran semakin meningkat.

B. Dampak Terhadap Seluruh Aspek


1. Sosial ekonomi
Harga masker medis di Indonesia melonjak lebih dari enam kali lipat, dengan harga eceran
yang awalnya sekitar Rp30.000 menjadi Rp 185.000 (beberapa sumber menyatakan lebih
dari Rp800.000) per kotak di beberapa toko setelah dua warga yang dinyatakan positif
mengidap coronavirus. Pembelian karena panik juga dilaporkan sejak pertengahan Februari
sebelum kasus pertama dikonfirmasi. Masker dan penyanitasi tangan sulit didapatkan
masyarakat dalam beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan adanya kasus Covid-19
di Indonesia Presiden Indonesia Joko Widodo pun memperingatkan orang-orang agar tidak
menimbun masker dan penyanitasi tangan. Kepolisian Republik Indonesia telah menindak
para tersangka penimbun.
2. Kependidikan
Selama masa pandemi ini, Kemendikbud menerapkan belajar dari rumah, di akhir
Maret.Hasil riset yang dikeluarkan oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute membukakan bahwa
ada ketimpangan dalam dunia pendidikan di Indonesia selama masa pandemi Korona ini. 69
juta jiwa kehilangan akses menuju pembelajaran dan pendidikan, sementara yang berasal dari
keluarga yang lebih mapan lebih mudah dalam proses belajar. Riset itu juga mendapati fakta
hanya 40% orang yang punya akses ke internet. Dijelaskan dalam riset itu, sebenarnya ada
cara-cara yang ditempuh guna menyelenggarakan interaksi guru-murid. Pertama,
menggunakan ponsel dan aplikasi internet. Kedua, kunjungan guru ke rumah murid. Ketiga,
penugasan dari sekolah untuk selanjutnya dibawa ke rumah, dikerjakan, lalu dikumpulkan.
Keempat, guru tak secara langsung berhubungan dengan murid. Bisa lewat program televisi
atau radio. Dalam hal ini, justru murid bisa saja tidak belajar secara keseluruhan.Sehingga,
minimnya listrik dan jaringan internet menjadi kendala utama dalam pembelajaran jarak jauh
di masa pandemi. Data Kemendikbud April 2020 juga menunjukkan, 40.779 atau 18%
sekolah dasar dan menengah tak memiliki akses internet, sementara 7.552 atau sekitar 3%
sekolah belum lagi memperoleh akses kelistrikan. Dalam memecahkan masalah ini, ada
inisiatif-inisiatif seperti pembelajaran dengan menggunakan radio, bantuan ponsel, dan kuota
internet, sampai kepada kebijakan Kemendikbud mensubsidi kuota internet pada 27 Agustus
2020.
3. Ekonomi
Menyusul tren penurunan harga saham di seluruh dunia, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) melemah bahkan sebelum konfirmasi Covid-19 pertama di Indonesia.Menanggapi
ekspektasi perlambatan ekonomi di Indonesia akibat menurunnya kegiatan ekonomi
Tiongkok, Bank Indonesia memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%
pada 20 Februari.Pada 12 Maret, saat WHO mengumumkan pandemi, IHSG jatuh 4,2 persen
menjadi 4.937 ketika sesi Kamis dibuka, yang merupakan level yang tidak pernah terjadi
selama hampir empat tahun terakhir. Pada 13 Maret, perdagangan saham dihentikan untuk
pertama kalinya sejak 2008 karena pandemi.Sementara itu, perdagangan Bursa Efek
Indonesia telah mengalami penghentian perdagangan (trading halt) sebanyak lima kali sejak
diberlakukan terhitung 11 Maret 2020. Penghentian transaksi perdagangan terjadi
masing-masing pada 12 Maret 2020 pada pukul 15:33 WIB, 13 Maret 2020 pukul 09:15:33
waktu JATS, kemudian 17 Maret 2020 pukul 15:02 waktu JATS, dan 19 Maret 2020 pukul
09:37 JATS. Transaksi perdagangan kelima yang dihentikan terjadi pada 23 Maret 2020,
pukul 14:52:09 waktu JATS.
4. Pariwisata dan hiburan
Pariwisata Indonesia juga terdampak, dengan Bali mengalami penurunan kedatangan
wisatawan sebesar 33% bila dibandingkan dengan Januari, dan penurunan tajam 96%
wisatawan Tiongkok. Hotel mengalami tingkat hunian yang sangat rendah, dengan beberapa
hotel mencatat tingkat hunian 5% dan bahkan 0% karena terlalu mengkhususkan diri pada
pengunjung Tiongkok, adanya pembatasan perjalanan dari negara terinfeksi, dan ketakutan
secara umum terhadap virus. Namun, ada peningkatan minat wisatawan domestik, dan
wisatawan Tiongkok yang sudah berada di pulau itu umumnya memilih untuk
memperpanjang masa tinggal mereka. Perlombaan ePrix Jakarta pada Formula E musim
2019–2020 juga akan ditunda akibat coronavirus. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jakarta mengumumkan rencananya untuk menunda acara
publik dengan pertemuan massal dari Maret hingga April setelah meningkatnya jumlah kasus
Covid-19 menjadi 27 orang. Dalam bidang perfilman, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menginisiasi program Apresiasi Pelaku Budaya. Hal ini ditujukan bagi para
aktivis yang kegiatannya dalam berkebudayaan di Indonesia dalam memproduksi dan
mendistribusikan hasil karyanya mengalami berbagai kendala.

2.2 Sistem Pendidikan

A. Pola Pembelajaran Normal sebelum covid


Untuk mengetahui dan dapat membandingkan metode pembelajaran, kita perlu menarik kembali
topik ini pada awal dimulainya pembelajaran di Indonesia. Karena perkembangan pola
pembelajaran bangsa Indonesia sangat berbeda dengan bangsa Barat yang telah
mengembangkannya 400 tahun lebih dahulu. Jika mengacu pada titik awa pendidikan, sebelum
masuknya bangsa barat sebagai kolonialisme di Indonesia (pra-kolonialisme). Merupakan sebuah
pengetahuan umum bahwa Indonesia masa pra-kolonialisme memiliki ciri yang lekat dengan
keagamaan. Boleh dikatakan sejak dahulu pendidikan di Indonesia berdasarkan agama. (Leo
Agung,2012) Sejarah Indonesia sendiri diperiodesasikan berdasarkan agama, yaitu masa
Hindu-Budha dan masa penyebaran Islam. Keduanya memiliki pembeda yang jelas, di mana
masa hindu-buddha, hampir seluruh pendidikan disalurkan melalui pendidikan informal seperti
keluarga dan teman yang dibantu oleh kitab-kitab Hindu-Buddha. Bahkan terdapat pembatasan
terhadap akses kitab tersebut kepada kasta dibawah Brahmana. Seluruh pendidikan di masa
Hindu-Budha ini ditujukan untuk melanjutkan dan menurunkan ilmu-ilmu religi kepada generasi
seterusnya.Seiring berjalannya waktu, pendidikan brahmana ini mengembangkan pembelajaran
formal dengan membangun asrama dan ruang pembelajaran khusus, yang pada dasarnya
merupakan salah satu bentuk sekolah yang kita ketahui saat ini. Pada masa penyebaran Islam,
mulai berkembang sistem pembelajaran yang bukan hanya bersifat murni teologi (ilmu
ketuhanan). tetapi juga menambah ilmu-ilmu yang bersifat keduniawian seperti astronomi (ilmu
perbintangan) dan ilmu obat-obatan yang dikembangkan oleh bangsa Islam pada masa itu.
Satu-satunya sistem pembelajaran yang dapat dilakukan saat itu adalah tatap muka, tetapi belum
terdapat peraturan formal yang mengharuskan adanya kewajiban untuk mendapatkan pendidikan
yang diberikan.

Masuknya bangsa barat menandakan masa kolonialisme yang memberikan dampak besar
terhadap pendidikan di Indonesia pada masa itu. Perkembangan pendidikan barat dibawa ke
Indonesia dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk mengakomodasi tujuan bangsa kolonial saat
itu. Pada dasarnya hanya orang-orang terpilih yang dapat menempuh pendidikan karena
ketakutan mereka terhadap pendidikan bebas yang memiliki potensi melemahkan kekuasaan
mereka terhadap bangsa Indonesia saat itu. Pada masa ini pula terdapat sistem pembelajaran
yang telah terstruktur , seperti jadwal atau agenda pembelajaran yang rutin serta bahasan
pembelajaran atau ilmu yang telah terstandar sama di seluruh Institusi pendidikan yang dikelola
oleh para kolonial saat itu. Sistem tersebut berlanjut hingga saat ini dengan akses terhadap ilmu
yang lebih terbuka bagi seluruh bangsa Indonesia.

Sistem pembelajaran sejak kemerdekaan bangsa Indonesia hingga masa orde baru merupakan
hasil modifikasi sistem masa kolonialisme. Pembelajaran tatap muka dengan materi yang telah
distandarisasi oleh pemerintah pusat yang dianggap menjadi ilmu penting bagi seluruh penduduk
Indonesia. Penambahan pola pembelajaran seperti video pembelajaran di kelas melalui televisi
menjadi penanda awal munculnya digitalisasi sistem pembelajaran yang menjadi akar serta
pupuk perkembangan e-learning hingga sampai saat ini. Tetapi penerapan e-learning dan
perubahan pola pembelajaran tersebut tidak memunculkan perubahan pola yang signifikan
terhadap sistem pembelajaran di Indonesia. Sistem pembelajaran online pertama ditawarkan oleh
University of Toronto pada 1984. 30 tahun kemudian pada 2014, pembelajaran online masih
memiliki reputasi buruk dan belum dapat diterapkan sepenuhnya di Indonesia. Sehingga 90%
Pembelajaran di seluruh Indonesia pada tahun 2015 masih menggunakan sistem pembelajaran
tradisional tatap muka antara pengajar dan murid.
B. Pengaruh covid 19 terhadap pola pembelajaran dan sistem pendidikan
Pandemi muncul memaksa digitalisasi yang sangat besar sehingga membuat perubahan sosial
berlangsung lebih cepat dari yang diproyeksikan sebelumnya.Tidak dapat dipungkiri bahwa
untuk mengoperasikan perangkat teknologi diperlukan kecakapan yang tidak dimiliki seluruh
orang. Banyak guru memandang bahwa metode pembelajaran online sebagai suatu hal yang sulit
dan melebihi kecakapan atau kemampuan mereka sehingga kebanyakan dari mereka memilih
untuk menghindari sistem tersebut dibanding melakukan adaptasi. Dalam transisi ke
pembelajaran online, penting untuk tidak terganggu oleh cara penyampaian pembelajaran dan
apa yang mungkin kita anggap sebagai keterbatasan.Saya percaya sangat bahwa konten yang
disampaikan, dan gaya mengajar individu dari guru atau ahli materi pelajaran harus tetap
menjadi yang terpenting. Karena hal tersebut, para pengajar masih meragukan efektivitas
pembelajaran online yang digadang-gadang sebagai pola pembelajaran di masa depan.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 telah menyebabkan perubahan dramatis
bagi banyak aspek kehidupan manusia termasuk pola pembelajaran. Pandemi ini telah secara
drastis mengubah cara kita mengajar dan belajar, yang sebelumnya dilakukan di kelas, kini
digantikan dengan berbagai cara belajar jarak jauh atau online.

Penerapan pembelajaran jarak jauh ini telah membawa banyak perubahan dalam kurikulum dan
strategi pembelajaran. Berbagai aplikasi dan teknologi telah digunakan untuk mengajar dan
belajar, memungkinkan siswa untuk terhubung dengan para guru dan teman sekelas. Ini telah
membawa banyak manfaat bagi para siswa, seperti meningkatkan fleksibilitas, karena mereka
dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja dan dimana saja, dan memungkinkan mereka
untuk berpartisipasi dalam diskusi online bersama rekan-rekan sekelas.

Namun pembelajaran online juga memiliki beberapa kendala, seperti kesulitan dalam
menciptakan iklim belajar yang mendukung, dampak negatif yang timbul dari menggunakan
teknologi, serta keterbatasan akses internet dan teknologi ini. Bahkan, beberapa orang mungkin
merasa kurang nyaman dengan belajar secara daring.

Pandemi ini juga telah mempengaruhi kualitas dan kesuksesan pembelajaran, karena banyak
siswa yang mengalami hambatan teknis, dan juga karena para guru harus beradaptasi dengan
cepat dengan cara baru untuk mengajar. Akibatnya, guru dapat kurang bersemangat dalam
mengajar, dan siswa dapat merasa tertekan dengan tekanan baru yang diberikan oleh sistem
pembelajaran baru.

Namun, meskipun ada beberapa tantangan yang dihadapi, pola pembelajaran daring dapat
memberikan manfaat besar, terutama dalam meningkatkan keterlibatan siswa dan menciptakan
akses yang lebih luas ke kurikulum. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk membantu
siswa yang memiliki keterbatasan fisik atau mental.

Karena itu, pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pola pembelajaran telah menimbulkan banyak
perubahan dan tantangan baru bagi para pelaku pendidikan. Namun dengan penerapan strategi
yang tepat dan pemahaman terhadap manfaat dari pembelajaran online, kita dapat mencapai hasil
yang baik dan memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi para siswa.

2.3 Pola Pembelajaran di Masa Pandemi

A. Mengatur pembelajaran Jarak Jauh

Pandemi Covid-19 telah mengubah dunia kita, dan salah satu cara yang diterapkan untuk
membatasi penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Di
Indonesia, pengaturan pembelajaran jarak jauh diatur oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Depdikbud). Ini merupakan cara yang efektif untuk memastikan bahwa siswa dapat
terus belajar dan menerima pengalaman belajar yang berkualitas meskipun sekolah ditutup.

Untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh, Depdikbud telah mengeluarkan berbagai kebijakan
yang bertujuan untuk membantu sekolah dalam membuat pengaturan pembelajaran jarak jauh
yang efektif. Kebijakan ini meliputi pengembangan sumber daya pendidikan online, peningkatan
akses internet, dan peningkatan keterampilan teknis dan profesional para guru.

Selain itu, Depdikbud juga menyediakan berbagai macam sumber daya pendidikan online yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk membantu proses pembelajaran jarak jauh.
Kebijakan ini akan memastikan bahwa guru dan siswa dapat terus memperoleh informasi yang
akurat dan bermanfaat untuk pembelajaran jarak jauh.

Dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang tepat, diharapkan dapat memastikan bahwa
siswa tetap dapat menerima pengalaman belajar yang berkualitas meskipun dalam situasi
pandemi yang sedang berlangsung. Dengan begitu, kualitas pendidikan di Indonesia akan terus
meningkat dan siswa dapat terus mencapai potensinya.
B. Keuntungan perubahan pola pembelajaran
1. Pembelajaran Fleksibel
Pembelajaran fleksibel memungkinkan siswa untuk menyesuaikan kebutuhan belajar mereka
sesuai dengan jadwal mereka sendiri. Ini memungkinkan siswa untuk menyelesaikan tugas,
membaca buku, mengikuti webinar, atau berdiskusi dengan teman dengan lebih fleksibel. Ini
juga memungkinkan siswa untuk mengakses materi pelajaran dari lokasi apa pun.
2. Menghemat Waktu
Pembelajaran jarak jauh memungkinkan siswa untuk menghemat waktu dan biaya yang terkait
dengan perjalanan dan menghabiskan waktu di luar rumah. Mereka dapat menggunakan waktu
yang dihabiskan di perjalanan untuk menyelesaikan tugas atau membaca. Selain itu, siswa dapat
menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat karena mereka dapat mengakses informasi
dengan cepat dan mudah.
3. Kreativitas dan Inovasi
Pembelajaran jarak jauh memberi siswa lebih banyak peluang untuk mengembangkan kreativitas
dan inovasi. Mereka dapat menggunakan berbagai alat digital untuk berkreasi dengan materi
pelajaran, membuat proyek, dan berkolaborasi dengan teman. Ini membuat pembelajaran lebih
menyenangkan dan lebih menyenangkan.
C. Kerugian Perubahan Pola Pembelajaran
1. Kurangnya interaksi sosial antara siswa dan guru. Pembelajaran jarak jauh mengurangi
interaksi yang membantu siswa untuk memahami pelajaran dengan lebih baik.
2. Kurangnya akses ke sumber daya pendidikan. Beberapa siswa mungkin tidak memiliki
peralatan teknologi untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh.
3. Kurangnya motivasi. Dengan pembelajaran jarak jauh, siswa mungkin kurang terdorong untuk
belajar karena tingkat interaksi yang rendah dengan guru dan teman sekelas.
4. Kurangnya pemantauan. Di pembelajaran jarak jauh, guru mungkin kurang mampu melacak
kemajuan anak-anak mereka dan memberikan dukungan yang tepat.
5. Kurangnya pengakuan. Pembelajaran jarak jauh bisa mengurangi kesempatan untuk mengakui
dan mengapresiasi pencapaian siswa.
2.4 Perubahan Signifikan Pola Pembelajaran

A. Dampak Sementara
1. Peningkatan penggunaan teknologi, seperti internet, komputer, dan perangkat seluler yang
digunakan untuk mengakses layanan pendidikan jarak jauh.
2. Penyesuaian dengan kurikulum yang berbeda dari yang sebelumnya digunakan.
3. Kurangnya akses ke sumber daya pendidikan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam belajar
jarak jauh.
4. Peningkatan tekanan dari para guru dan orang tua untuk memastikan keberhasilan anak-anak
dalam belajar jarak jauh.
5. Kurangnya keterlibatan anak-anak dalam tingkat yang lebih tinggi dalam proses belajar.

B. Dampak yang Berlanjut


1. Terbentuknya kebiasaan belajar jarak jauh yang mungkin akan bertahan di masa depan.
2. Penggunaan teknologi di sektor pendidikan dapat meningkat, dengan dampak yang akan terasa
di masa depan.
3. Peningkatan keterlibatan orang tua dalam proses belajar.
4. Kurangnya akses ke sumber daya pendidikan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam belajar
jarak jauh. 5. Peningkatan tekanan pada guru dan orang tua untuk memastikan keberhasilan
anak-anak dalam belajar jarak jauh.
6. Perubahan pola belajar dari klasikal ke digital, yang akan mengubah cara orang belajar di
masa depan.

C. Prediksi bentuk sistem pembelajaran di masa depan


Sistem pembelajaran di masa depan setelah pandemi mungkin akan terdiri dari kombinasi
pembelajaran daring dan tatap muka. Pembelajaran daring dapat digunakan untuk menyelesaikan
tugas, membaca materi, dan melakukan diskusi dengan siswa lain. Pembelajaran tatap muka
dapat digunakan untuk menyelesaikan proyek, mengadakan diskusi, dan melakukan berbagai
kegiatan lainnya. Pelajaran tatap muka juga akan disertai dengan protokol kesehatan yang ketat
untuk mencegah penyebaran penyakit. Guru juga akan memiliki akses ke teknologi canggih
untuk membantu pembelajaran mereka, seperti sistem pembelajaran daring, platform kolaboratif,
dan aplikasi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa sekolah dan guru
untuk mengubah cara mereka mengajar dan belajar. Pembelajaran jarak jauh telah menjadi
norma baru bagi pendidikan. Guru harus menyesuaikan pengajaran mereka untuk menyesuaikan
teknologi baru dan mengembangkan strategi yang efektif untuk memastikan bahwa siswa bisa
tetap belajar dan berinteraksi dengan guru dan teman sekelasnya secara efektif. Selain itu, guru
juga harus memastikan bahwa siswa memiliki pendekatan yang konsisten terhadap
pembelajaran, baik online maupun offline, dan bahwa mereka terlibat dalam pembelajaran.
Dengan demikian, pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan baru bagi pendidikan, tetapi
telah membuka jalan bagi peningkatan teknologi, strategi pembelajaran, dan keterlibatan siswa di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Hudaya, A. and Anjani, D., 2020. Efektivitas pembelajaran jarak jauh pada masa
pandemi covid-19. Research and Development Journal of Education, 1(1), pp.131-146.

Khasanah, D.R.A.U., Pramudibyanto, H. and Widuroyekti, B., 2020. Pendidikan dalam masa pandemi
covid-19. Jurnal Sinestesia, 10(1), pp.41-48.

Subadi, T., 2009. Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan.

Aji, R.H.S., 2020. Dampak COVID-19 pada pendidikan di indonesia: Sekolah, keterampilan, dan proses
pembelajaran. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, 7(5), pp.395-402.

Ratri, D.K., Supriyanto, A. and Sobri, A.Y., 2020. Pendidikan Indonesia Di Masa Depan: Tinjauan
Kesesuaian Pendidikan Di Finlandia Dengan Ki Hadjar Dewantara. In Seminar Nasional Arah Manajemen
Sekolah Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.

Wieland, N. and Kollias, L., 2020. Online Learning Before, During and After COVID-19: Observations Over
20 Years. International Journal of Advanced Corporate Learning, 13(2).

Zhao, Y., 2020. COVID-19 as a catalyst for educational change. Prospects, 49(1), pp.29-33.

Pokhrel, S. and Chhetri, R., 2021. A literature review on impact of COVID-19 pandemic on teaching and
learning. Higher Education for the Future, 8(1), pp.133-141

Subkhan, E., 2016. Sejarah & Paradigma Teknologi Pendidikan untuk Perubahan Sosial. Prenada Media.

Syaharuddin, S. and Susanto, H., 2019. Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme Nusantara
sampai Reformasi).

Fatma Lestari, et. all, 2020.Pengalaman Indonesia dalam Menangani Wabah Covid-19 di 17 Provinsi dan
Pembelajaran dari Mancanegara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Karsidi, D., 2005. Sosiologi pendidikan.

Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi pdf

McCain, T.E.D. and Jukes, I., 2001. Windows on the future: Education in the age of technology. Corwin Press.

Liang, T., 2020. Handbook of COVID-19 prevention and treatment. The First Affiliated Hospital, Zhejiang
University School of Medicine. Compiled According to Clinical Experience, 68.

Anda mungkin juga menyukai