Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINI RISET

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU DALAM PENCEGAHAN


COVID-19 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biostatistik

Oleh :
Kelompok 9 / 7A
1. Firoza Ayu Lestari 1130017022
2. Sutriani Rosalinda 1130017025
3. Luthfiyyah Megadewi F 1130017036
4. Lilis Ayu Solehati 1130017039

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
Laporan Mini Riset ini. Dan juga tidak lupa kami berterima kasih kepada Dosen mata
kuliah Biostatistik ibu Dr. Eppy Setiyowati, SPd., S.Kep., M.Kes.
Kami sangat berharap tugas Laporan Mini Riset ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun bagi orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, 30 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Pengetahuan
2.2 Konsep Perilaku
2.3 Pencegahan Covid-19
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Persiapan Penelitian
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.5 Metode Penelitian
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
4.2
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) yang terjadi dunia termasuk di
Indonesia telah menyebabkan munculnya kebiasaan-kebiasaan baru masyarakat.
Peningkatan kasus terkonfirmasi positif yang semakin hari semakin meningkat tanpa
memandang latar belakang termasuk tingkat pendidikan seseorang membuat
masyarakat harus sadar tentang pentingnya melakukan pencegahan penyakit COVID-
19 ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 41 responden. Penelitian
dilakukan dengan mengisi kuesioner secara online melalui
https://forms.gle/NArQSyKN5gWnsR1N7. Analisa data menggunakan uji pearson
chi square. Hasil uji menunjukkan nilai p=0,000 < 0.05 yang artinya ada hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang, maka semakin baik pula perilaku pencegahan COVID-19.
Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Perilaku Pencegahan COVID-19
ABSTRACT
The Coronavirus Disease (COVID-19) pandemic that happens world widely
including Indonesia have caused new habits to emerge in the society. The number of
confirmed positive cases increased without seeing someone’s background includes
it’s educational background makes the society have to be aware about the importance
of COVID-19 prevention behavior. The goal is to know the correlation between level
of education and COVID-19 prevention behavior of the college student in University
of Nahdlatul Ulama Surabaya. This study uses quantitative research with cross
sectional approach and with the total sample 41 respondents. This research was
delivered by filling the online questionnaire that can be access through
https://forms.gle/NArQSyKN5gWnsR1N7. The data analyzed by using pearson chi
square test. The result shows the value of p=0,000 < 0.05 which means there is a
correlation between level of education and COVID-19 prevention behavior of the
college student in University of Nahdlatul Ulama surabaya. The higher the level of
education of someone hence the better the COVID-19 prevention behavior.
Keywords : Level of Education, COVID-19 Prevention Behaviour.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai global
pandemic oleh World Health Organization (WHO) sejak Maret 2020 dan di Indonesia
dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat serta bencana nonalam yang menyebabkan kematian serta menimbulkan
kerugian ekonomi yang cukup besar. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020).
Berdasarkan data WHO tanggal 18 Mei 2020 jumlah kasus terkonfirmasi
positif COVID-19 sebanyak 4.589.526 kasus dengan jumlah kematian 310.391 kasus.
Negara yang paling banyak positif COVID-19 adalah Amerika dengan jumlah
2.018.467 kasus. (World Health Organization, 2020). Untuk Indonesia sendiri, hingga
tanggal 28 Januari 2021 jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah
13,695 menjadi 1.037.993 kasus dengan jumlah kematian bertambah 576 menjadi
29.331 orang, dan pasien sembuh bertambah 10.792 menjadi 842.122 orang. Di
Surabaya data pasien COVID-19 hingga 23 Januari 2021 adalah sebanyak 19.402
Pasien, sembuh 17.857 pasien dan meninggal 1.285 orang. (Gugus Tugas Percepatan
COVID-19, 2021).
Peningkatan kasus konfirmasi yang terus-menerus meningkat membuat
masyarakat harus sadar untuk melakukan pencegahan COVID-19. Kesadaran
masyarakat akan membuat penularan penyakit ini semakin menurun bahkan
diharapkan tidak ada lagi kasus baru. Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat di rumah masing-masing dan diharapkan dilakukan dengan
kesadaran sendiri. Semakin berkembangnya media sosial dan pendidikan di
masyarakat dapat menjadi media positif bagi masyarakat untuk melakukan
pencegahan COVID-19.
Jumlah penduduk Surabaya hingga tahun 2019 berdasarkan BPS Surabaya
sebanyak 3.095.026 jiwa. (Dispendukcapil Suarabaya, 2019). Fenomena yang kita
dapatkan belakangan ini adalah bahwa banyak di antara pasien yang terkonfirmasi
COVID 19 adalah pasien dengan tingkat pendidikan tinggi dan tingkat ekonomi di
atas rata-rata karena pasiennya yang banyak adalah pasien dengan latar belakang
perjalanan dari luar kota atau luar negeri. Proses pertambahan pasien terkonfirmasi
COVID19 yang terus-menerus terjadi dan fenomena masyarakat dengan pendidikan
tinggi yang terkonfirmasi COVID-19 membuat peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada
mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan
COVID-19 pada mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Adakah hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya?
1.3 Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dalam pencegahan COVID-19 pada
mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
b. Mengidentifikasi perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan
COVID-19 pada mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi kepustakaan dan
sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam bidang kesehatan
khususnya tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan
COVID-19 pada mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin tahu melalui proses sensoris,
terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan
domain terpenting dalam terbentuknya perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pendidikan,
pekerjaan, umur, factor lingkungan dan factor social budaya (Notoatmodjo, 2010).
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2014), yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik da seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan Menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut (Budiman & Riyanto, 2013) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
diantaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar baik formal maupun non formal yang akan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tingkah laku seseorang atau kelompok serta usaha mendewasakan seseorang
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cendrung
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain atau media massa.
b. Informasi atau Media Massa
Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga
dapat didefinisikan sebagai sesuatu teknik untuk menggumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan
tujuan tertentu. Adanya perbedaan informasi pada hakikatnya dikarenakan
sifatnya yang tidak dapat diuraikan, sedangkan informasi tersebut dapat dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data pengamatan terhadap dunia
sekitar kita, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup data teks,
gambar, suara, kode, program komputer dan basis data. Adanya informasi baru
bagi terbentuknya pengetahuam terhadap hal tersebut.
c. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu sehingga status sosial ekonomi akan mengalami pengetahuan seseorang.
d. Limgkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuam kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupujn tidak, yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap orang.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang telah
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan
keterampilan profesional, serta dapat mengembangkan kemampuan pengambilan
keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja seseorang.
f. Usia atau Umur
Usia atau umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia mudanya, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri. Menurut
(Notoatmodjo, 2012) kategori umur yaitu: 18-20 tahun remaja, 21-35 tahun
dewasa muda, dan 36-45 tahun dewasa tua.
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut (Notoadmodjo, 2012) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dikelompokan menjadi dua
cara yaitu:
a. Cara Tradisional
1) Cara coba-coba salah (trial and error)
Trial and error merupakan cara yang paling tradisional yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan. Metode ini telah digunakan
oleh orang dalam waktu yang cukup lama, untuk memecahkan berbagai
masalah bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan,
terutama oleh mereka yang belum tahu tidaknya mengetahui suatu cara
tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
2) Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi-
tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran, apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi
pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat
modern. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal, tokoh agama, pemegang pemerintahan dan
pemimpin lainnya.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah “guru yang baik” demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman nerupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan
sebagai upaya pengetahuan seseorrang.
4) Melalui jalan pikiran
Seiring dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sinilah seseorang mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui cara pemikiran yang tidak langsung melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
b. Cara Modern atau Ilmiah
Cara modern merupakan cara baru untuk memperoleh pengetahuan lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Dalam mengambil kesimpulan dilakukan dengan
mengadakan observasi langsung, membuat catatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan objek yang di amati (Notoatmodjo, 2012).
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2014). Dalam mengukur pengetahuan hal
yang harus diperhatikan yaitu rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan
pengetahuan. Prosedur berskala yaitu penentuan pemberian angka atau skor yang
harus diberikan. Pada setiap responden yang berskala, skor yang sering digunakan
dalam mempermudah mengategorikan jenjang atau peningkatan dalam penelitian.
2.2 Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
(Notoatmodjo, 2012).
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2012).Teori ini disebut teori S-O- R (stimulus-
organisme-respon) (Skiner dalam notoatmodjo, 2012).
2. Bentuk Perilaku
Perilaku dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang tertutup (covert
behavior) dan perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup merupakan respon
seseorang yang belum dapat untuk diamati secara jelas oleh orang lain. Sedangkan
perilaku terbuka merupakan respon dari seseorang dalam bentuk tindakan nyata
sehingga dapat untuk diamati lebih jelas dan mudah (Fitriani, 2011).
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi perilaku adalah :
a. Faktor Intrinsik
1) Umur
Semakin bertambahnya umur, pengalaman hidupnya juga semakin banyak,
maka diharapkan dengan pengalaman yang dimiliki perilaku orang tersebut
juga positif.
2) Integensi
Seseorang yeng memiliki integensi tinggi akan lebih cepat menerima
informasi.
3) Tingkat Emosional
Seseorang yang sedang dalam keadaan emosi cenderung tidak terkontrol
sehinga akan mempengaruhi perilakunya.
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan
Seseorang yang bergaul dengan lingkungan orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tinggi maka akan secara langsung atau tidak langsung
pengetahuan yang dimiliki akan bertambah, dan perilakunya akan lebih baik.
Orang yang bertempat tinggal di lingkungan yang keras tentu akan
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan keseharian.
2) Pendidikan
Orang yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung memiliki perilaku
yang otomatis positif karena sebelum melakukan sesuatu orang tersebut pasti
akan berpikir secara matang dan dapat tahu apa akibat yang akan ditimbulkan.
3) Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
4) Kebudayaan
Kebudayaan merupakan suatu hasil berinteraksi antar manusia dalam wilayah
tertentu. Sehingga orang tinggal di wilayah itu perilakunya sedikit demi
sedikit akan menyesuaikan sesuai dengan kebudayaan di wilayah tersebut.
4. Proses Pembentukan Perilaku
Menurut Notoadmodjo (2012), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari dengan pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang
tersebut tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a. Awareness
Orang (subyek) menyadari dalam dalam arti dapat mengetahui stimulus (obyek)
terlebih dahulu.
b. Interest
Orang ini sudah mulai tertarik kepada stimulus yang diberikan. Sikap subyek
sudah mulai timbul.
c. Evaluation
Orang tersebut mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya sendiri. Berarti sikap responden sudah mulai lebih baik.
d. Trial
Orang (subyek) mulai mencoba perilaku baru sesuai dengan apa yang
dikehendaki stimulus.
e. Adoption
Orang (subyek) tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru melalui tahap seperti diatas, yang didasari
oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng.
2.3 Pencegahan Covid-19
Cara terbaik untuk melindungi tubuh dari COVID-19 adalah dengan cara
melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian dengan disiplin atau patuh
terhadap protocol kesehatan. Protocol kesehatan telah disosialisasikan di berbagai
media masa oleh berbagai sector kehidupan. Berikut ini merupakan rekomendasi
protocol kesehatan menurut WHO dan Kementrian Kesehatan Indonesia :
1. Rutin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesuai dengan 7 langkah,
bila tidak ada sabun dan air dapat cuci tanggan menggunakan handrub yang
berbahan dasar alkohol minimal 60%
2. Hindari kerumunan, jaga jarak satu sama lain minimal satu meter
3. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan menjaga jarak
(minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh berbagai benda
yang mungkin saja telah tertempel virus.
5. Melakukan etika batuk dan bersin, yaitu menggunakan masker ketika batuk. Bila
tidak ada masker, tutup hidung dan mulut menggunakan lenggan siku, atau
saputangan. Tisu yang telah dipakai segera di buang dan segera cuci tanggan
menggunakan sabun dan air menggalir.
6. Rajin olah raga dan istirahat cukup
7. Konsumsi gizi seimbang perbanyak makan sayur dan buah
8. Bila demam, batuk dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan
9. Tetap perbarui informasi terbaru dari sumber terpecaya, seperti WHO atau otoritas
kesehatan lokal dan nasional
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Penelitian
1. 27 Januari 2021 : Mencari dan menentukan judul penelitian
2. 29 Januari 2021 : Menyusun Laporan Miniriset BAB 1 dan BAB 2
3. 5 Februari 2021 : Membuat kuesioner dan mulai menyebar kepada responden
melalui grup WhatsApp
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sebagian Mahasiswa aktif Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
3.3 Persiapan Penelitian
Langkah awal dari penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan dan
mempelajari sejumlah literatur baik dari buku, jurnal, maupun artikel yang kami
ambil dari Google Schoolar yang berkaitan dengan judul yang kita ambil. Sebelum
kami melakukan penelitian maka terlebih dahulu mempersiapkan kelengkapan yang
kita gunakan seperti jaringan internet, google form untuk menunjang kelancaran
jalannya penelitian. Kemudian barulah kami mencari subjek yang memenuhi kriteria
kami.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Peneliti menjalin komunikasi yang baik untuk memperlancar proses
penelitian. Peneliti membuat lembar kuesioner berupa Google Form yang nantinya
memudahkan responden untuk mengisi kuesioner kapanpun dan dimanapun
tempatnya. Peneliti menyebar kuesioner pada grup-grup yang beranggotakan
Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya tentunya dengan ucapan salam
dan ucapan terima kasih karena responden telah menyempatkan waktu untuk mengisi
kuesioner yang kami buat. Kemudian responden mengisi kuesioner pada Google
Form sesuai dengan apa yang responden rasakan pada saat itu.
3.5 Metode
Penelitian dilakukan secara kuantitatif menggunakan desain penelitian cross
sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang. Teknik sampling
untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling yang
memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya, memiliki handphone / laptop yang dapat mengakses Google Form dan
bersedia mengisi kuesioner online.
Kuesioner ini berisi 10 pertanyaan tentang perilaku pencegahan Covid-19
yang terdiri dari mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, penggunaan masker,
menjaga jarak sosial dan fisik, kebersihan diri sendiri dan kebersihan lingkungan,
analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji pearson chi square.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari karakteristik
responden,
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
No Variabel f %
1 Jenis Kelamin
- Laki-laki 3 7,3%
- Perempuan 38 92,7%

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa responden lebih banyak berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 38 (92,7%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Univariat


KATEGORI JUMLAH PENGETAHUAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 1 2.4 2.4 2.4
baik 40 97.6 97.6 100.0
Total 41 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden dalam tingkat pengetahuan yang
kurang baik yaitu sebanyak 1 (2,4%), sedangkan yang baik sebanyak 40 (97.6%)

KATEGORI JUMLAH PERILAKU


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 30 73.2 73.2 73.2
baik 11 26.8 26.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa responden dalam tingkat perilaku yang
kurang baik yaitu sebanyak 30 (73,2%), sedangkan yang baik sebanyak 11 (26,8%)
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Bivariat

Correlations
KATEGORI
JUMLAH KATEGORI
PENGETAHUA JUMLAH
N PERILAKU
Spearman's rho KATEGORI JUMLAH Correlation Coefficient 1.000 .096
PENGETAHUAN Sig. (2-tailed) . .552
N 41 41
KATEGORI JUMLAH Correlation Coefficient .096 1.000
PERILAKU Sig. (2-tailed) .552 .
N 41 41

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa correlations antara kategori jumlah


pengetahuan dengan jumlah kategori jumlah perilaku 0,096

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 41 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.112 2
BAB 5
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Donsu, J.D.T. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka
barupress.
Fitriani. 2011. Promosi Kesehatan. Ed I. Yogyakarta: Graha Ilmu
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai