Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

Hubungan antara Tingkat Stres dengan Motivasi Belajar selama Pembelajaran


Online di Masa Pandemi Covid-19

Dosen Pembimbing:
Ns. Jehan Puspasari, M.kep

Disusun oleh :
Muhammad Azhar
2011027

STIKES RS HUSADA Jakarta

Tahun Pelajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia˗Nya, serta junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan
menuju kebaikannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
antara Tingkat Stres dengan Motivasi Belajar selama Pembelajaran Online di Masa
Pandemi Covid-19” dengan tepat waktu. Peneliti menyadari dalam penyusunan penelitian ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas rahmat dan ridhonya telah memberikan kami

kesempatan untuk dapat menyusun proposal ini dengan baik tanpa

kendala apapun.

2. Ibu Ns. Jehan Puspasari M. Kep selaku dosen pengampu mata ajar Riset

Keperawatan yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga

penulis mampu untuk menyelesaikan proposal ini

3. Teman – teman yang telah membantu menyusun proposal ini sehingga

proposal ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa proposal ini belum sepenuhnya sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangatlah

dibutuhkan untuk penyempurnaan proposal ini.

Jakarta, 05April 2022

Muhammad Azhar
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

COVID˗19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS˗CoV˗2, yaitu penyakit


infeksi pernafasan akut yang penularan sangat cepat serta memiliki masa inkubasi singkat
(Kemenkes RI, 2020). Maka dengan itu COVID˗19 ditandai sebagai pandemi global pada
Maret 2020 oleh World Health Organization (WHO, 2020). COVID˗19 telah menjadi
perhatian internasional dan salah satu keadaan darurat kesehatan masyarakat di seluruh
dunia, karena menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia serta menyebabkan
kematian (Celik et al., 2020). Hal ini membuat pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia
semakin waspada terhadap penyebaran virus corona (Bouey & Dong, 2020).
Penyebaran begitu cepat sehingga setiap negara harus bertindak cepat untuk mengurangi
penyebaran dan kejadian COVID˗19. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan
kebijakan untuk memberlakukannya lockdown, isolasi sosial dengan menutup atau melarang
semua kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian, menutup tempat beribadah, termasuk
menutup sekolah ˗ sekolah serta universitas. Termasuk Indonesia, salah satu kebijakan yang
dirumuskan oleh pemerintah Indonesia yaitu dengan diberlakukannya pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran COVID˗19, serta dengan menerapkan
protokol kesehatan dan menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan keramaian
(Kemenkes RI, 2020). Akibat COVID˗19, semua kehidupan dimasyarakat mengalami
perubahan, seperti dalam bersosialisasi, bekerja, beribadah dan salah satunya dalam dunia
pendidikan.
Dunia pendidikan selama COVID˗19 terjadi perubahan dalam proses kegiatan belajar
mengajar, yaitu dengan memodifikasi kegiatan belajar menjadi online. Dimulai dari China
yang kemudian berdampak ke negara lainnya (Celik et al., 2020). UNESCO mencatat pada
akhir April 2020 menyebutkan bahwa lebih dari seratus negara di dunia telah menutup proses
belajar mengajar. baik di sekolah maupun di perguruan tinggi akibat COVID˗19 (UNESCO,
2020). Kegiatan pembelajaran belajar mengajar di Indonesia juga mengalami perubahan,
yaitu berubah menjadi berbasis online. Terkait dengan kebijakan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI, 2020) telah mengeluarkan surat
edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang penerapan pembelajaran online sebagai
upaya untuk mencegah penyebaran Covid˗19. Dengan adanya surat edaran tersebut, semua
kegiatan pembelajaran beralih menjadi pembelajaran jarak jauh, termasuk pembelajaran di
sekolah dan universitas.

Dengan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran menimbulkan berbagai kesulitan


bagi mahasiswa. Kesulitan tersebut antara lain, kurangnya dukungan sinyal, banyaknya
gangguan saat belajar di rumah, kurangnya konsentrasi belajar karena tidak adanya interaksi
langsung dengan dosen atau mahasiswa lain, kesulitan dalam memahami materi yang
diajarkan (Gunadha & Rahmayunita, 2020). Serta banyaknya tuntutan tugas yang diberikan
membuat mahasiswa merasa stres dalam kegiatan pembelajaran online (Chaterine, 2020).
Akibat tuntutan tugas pembelajaran dalam sistem pembelajaran online ditemukan 70,29%
mahasiswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hal tersebut
menyebabkan stres pada mahasiswa (Livana et al., 2020).

Mahasiswa memiliki risiko tinggi terjadinya stres (Barseli & Ifdil, 2017). Stres merupakan
respons yang tidak spesifik terhadap kebutuhan lingkungan individu yang tubuhnya merasa
tidak nyaman dengan kondisi tersebut (Saam & Wahyuni, 2013). Stres mempunyai berbagai
tingkatan, mulai dari stres ringan sampai berat. Stres dapat dirasakan oleh semua orang dari
segala usia dan dapat dialami dimanapun, seperti dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat dan
sekolah maupun perguruan tinggi (Andriana & Kusumawati, 2020). Stres adalah respons
alami dalam tubuh akibat tekanan dan perubahan dalam hidup, termasuk dalam menjalani
pembelajaran online selama pandemi covid˗19 (Nurmala, 2020). Stres yang biasa dialami
oleh mahasiswa disebut dengan stres akademik. Menurut Simbolon (2015) stres akademik
ialah tekanan mental dan emosional yang terjadi akibat tuntutan dalam sekolah maupun
universitas, seperti tuntutan untuk mendapatkan nilai yang baik, lamanya proses belajar,
tekanan dalam mengerjakan banyak tugas, tekanan memperoleh rendahnya nilai serta
tekanan ketika menghadapi ujian.
3
Persentase tingkat stres pada mahasiswa selama pembelajaran online sangat bervariasi.
Beberapa penelitian terkait stres pada mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh yang
dilakukan di berbagai negara menunjukkan hasil sebagai berikut: Di Perancis ditemukan
sebanyak 51,7% mahasiswa mengalami stres sedang, dan 22% mengalami stres tinggi
(Bourion et al., 2021). Sedangkan di negara berkembang lainnya menunjukkan hasil 48% ˗
52% mahasiswa yang mengalami stres akibat pembelajaran online selama pandemi Covid˗19
(Ruba, 2020; Dwivedi et al., 2020). Indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri et
al., (2020), di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam penelitiannya ditemukan 93% dari 262
mahasiswa yang mengalami stres akibat perubahan situasi dalam kegiatan pembelajaran
tatap muka menjadi online. Adapun penelitian lainnya yang dilakukan pada mahasiswa
Jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Diperoleh
hasil bahwa secara rata ˗ rata dalam kategori stres sedang yaitu 96,4% dan 3,6% dalam
kategori stres ringan (Nurmala MD, dkk. 2020). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online dapat menyebabkan
stres bagi beberapa mahasiswa. Dalam penelitian ini ditemukan hanya satu penelitian yang
dilakukan terhadap mahasiswa profesi keperawatan terkait stres selama pembelajaran online,
belum termasuk untuk mahasiswa Diploma 3 keperawatan.

Pendidikan keperawatan pada dasarnya adalah pendidikan akademis profesional. Pendidikan


keperawatan mencakup pembelajaran dikelas dan komponen praktikum klinis (hsieh et al.,
2020). Namun pendidikan keperawatan selama pandemi Covid˗19 mengalami perubahan
dalam kegiatan pembelajarannya, baik itu di dalam kelas maupun dalam praktikum klinis.
Sehingga situasi tersebut mengganggu kesempatan belajar bagi mahasiswa terutama dalam
praktikum klinis, karena untuk mencegah penyebaran covid˗19, penempatan praktikum
klinis di rumah sakit telah dihentikan dan beralih menjadi berbasis online (Tomietto et al.,
2020). Akibat gangguan pendidikan yang terjadi, hal tersebut membuat beberapa mahasiswa
mengalami stres, karena mereka tidak dapat mengembangkan keterampilan klinis secara
langsung (Aslan, 2020). Dengan berubahnya kegiatan pembelajaran, hal ini menjadi tuntutan
pembelajaran bagi mahasiswa, sehingga hal tersebut dapat berdampak pada mahasiswa untuk
mengalami stres. Stres juga dapat mempengaruhi minat belajar mahasiswa. minat belajar
merupakan alat untuk memicu motivasi belajar mahasiswa (Demolingo, 2018).
4
Motivasi belajar ialah seluruh daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arahan dalam kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa bisa tercapai (Agustina, 2020). Maka dari
itu mahasiswa yang memiliki motivasi akan memiliki tingkat belajar yang tinggi, sehingga
mempercepat hasil yang ingin di capai (Febrianti, 2020).

Motivasi belajar merupakan suatu keinginan yang timbul dari dalam diri sendiri, serta
dorongan dari luar diri mahasiswa yang sedang belajar, biasanya dengan beberapa indikator ˗
indikator tertentu, seperti adanya keinginan dan hasrat untuk sukses, kebutuhan dan
keinginan untuk belajar, keinginan dan cita˗cita masa depan, penghargaan dalam belajar dan
lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2011). Lingkungan belajar dalam sistem
pembelajaran online turut mempengaruhi motivasi belajar peserta didik karena pengajar
kesulitan untuk mengontrol dan menjaga suasana belajar akibat keterbatasan dalam ruang
virtual sehingga menyebabkan penurunan motivasi belajar (Cahyani, et al., 2020). Penurunan
motivasi belajar selama pembelajaran online juga dapat dipengaruhi akibat kendala yang
dialami oleh mahasiswa, seperti fasilitas internet yang kurang memadai, proses pembelajaran
yang kurang bisa untuk dipahami, tuntutan tugas yang banyak, serta kurang menariknya
materi pembelajaran, sehingga menyebabkan dampak negatif bagi peserta didik, salah
satunya penurunan keberhasilan dalam belajar yang dapat berdampak kepada prestasi
belajar peserta didik yang menjadi menurun akibat rendahnya motivasi belajar (Agustina,
2020;Rimbun, 2017).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa sarjana keperawatan
STIKes RS Husada Jakarta yang sedang menjalani proses pembelajaran online selama
pandemi Covid˗19 yang terdiri dari semester 2, 3, 4, 5 dan 6 yang berjumlah sebanyak 500
mahasiswa, ditemukan 10 dari 15 mahasiswa yang diteliti menyatakan bahwa 66,6%
mahasiswa merasakan stres akibat pembelajaran online, karena kurang menguasai mata
kuliah akibat kesulitan dalam memahami materi serta tuntutan tugas yang diberikan. Yang
membedakan dari penelitian sebelumnya yaitu pada responden dan variabel yang diteliti,
serta peneliti tersebut tidak menyampaikan data terkait motivasi belajar yang dialami oleh
mahasiswa selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19.
5
6
Berdasarkan penelitian terkait motivasi belajar yang dilakukan oleh Cahyani (2020),

ditemukan 52,6% dari 344 siswa SMA mengatakan motivasi untuk belajar selama

pembelajaran online menurun, akibat waktu tepat untuk belajar di rumah sulit karena kondisi

lingkungan rumah yang kurang kondusif yang menyebabkan kurang fokus untuk belajar.

Sedangkan hasil studi pendahuluan penelitian yang dilakukan pada 15 mahasiswa Diploma 3

Keperawatan STIKes RS Husada Jakarta yang menjalani proses pembelajaran online selama

pandemi Covid˗19 yang terdiri dari semester 2, 3, 4, 5 dan 6 yang berjumlah sebanyak 500

mahasiswa, ditemukan bahwa 15 responden yang diteliti semuanya menyatakan mengalami

penurunan dalam motivasi belajarnya selama pembelajaran online, akibatnya kesulitan

dalam memahami materi pembelajaran yang membuat mahasiswa kurang berkonsentrasi

dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang dijelaskan oleh dosen melalui

ruang zoom. Yang membedakan dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya

tidak menyampaikan data terkait stres pada mahasiswa selama pembelajaran online, serta

adanya perbedaan dalam subjek penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


Belum banyaknya literatur terkait hubungan stres dengan motivasi belajar selama
7
pembelajaran online dimasa Covid˗19 pada mahasiswa. Maka dengan itu, dilakukan
penelitian tentang hubungan stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online
dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa D3 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
RS Husadda Jakarta, dengan merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada
hubungan stres dengan motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi
Covid˗19 pada mahasiswa D3 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes RS Husadda
Jakarta?”.
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu dapat diketahui informasi mengenai hubungan stres dengan
motivasi belajar selama pembelajaran online dimasa pandemi Covid˗19 pada mahasiswa
D3 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes RS Husada Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya, serta diharapkan dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Sebagai upaya ˗ upaya

untuk meningkatkan motivasi terhadap mahasiswa dan mengurangi stres mahasiswa agar

proses belajar mengajar berjalan efektif. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

sumber referensi dan informasi serta wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, serta sebagai

masukan untuk meningkatkan kesehatan jiwa mahasiswa, terutama dalam stres dan motivasi

belajar pada mahasiswa.


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI STRES

Menurut American Institute Stress (2017), teori stres pertama kali dicetuskan oleh Hans

Selye pada tahun 1936, yaitu didefinisikan sebagai respons tubuh yang tidak spesifik

terhadap setiap tuntutan. Stres merupakan reaksi yang normal terhadap tekanan yang

dirasakan dalam sehari-hari, tetapi dapat menjadi tidak sehat jika mengganggu aktivitas

sehari-hari (American Phsychological Association, 2019).

Stres ialah bagian penting dan alamiah dari kehidupan, namun jika berlangsung lama dan

berat dapat merusak kesehatan manusia, walaupun stres dapat membantu untuk lebih

waspada dan sebagai antisipasi sewaktu dibutuhkan, tetapi juga dapat menyebabkan

gangguan fisik dan emosional (Kemenkes RI, 2018).

Stres merupakan masalah umum dalam kehidupan manusia. Menurut Kupriyanov dan

Zhdanov (2014) saat ini stres sudah menjadi bagian dari kehidupan. Stres dapat terjadi

dimanapun, baik di lingkungan sekolah, tempat kerja ataupun di rumah. Stres dapat diali oleh

siapa saja, seperti anak- anak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Jika seseorang terlalu

sering mengalami stres maka akan membahayakan fisik dan mentalnya. Dalam penelitian

Dwivedi,etal., (2020) stres ialah suatu kondisi perasaan di saat seseorang merasa bahwa

tuntutan yang dibebankan berada di luar kemampuan dirinya. Stres yang biasa dialami oleh

mahasiswa disebut stres akademik. Menurut Barseli, et al. (2017) stres akademik ialah

munculnya respons akibat banyaknya tuntutan dalam mengerjakan tugas yang dapat

menimbulkan reaksi fisik, perilaku, pikiran, dan emosi yang negatif.


10
2.2 PENYEBAB STRES

Stresor merupakan hal yang dapat menyebabkan stres dalam kehidupan seseorang (Nasir dan

Muhit, 2011). Penyebab stresor bisa berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik,

psikologis, maupun sosial dan bisa juga timbul dalam berbagai situasi mulai dari belajar, di

rumah maupun dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Stresor dapat dibagi menjadi dua

pengertian yaitu:

A. Stresor Mayor.
Penyebab stres akibat ditinggal oleh orang yang disayangi, pertama kali masuk sekolah, serta perpisahan.

B. Stresor Minor.
Penyebab stres akibat permasalahan hidup sehari ˗ hari, misalnya karena tidak menyukai terhadap
sesuatu hal.

2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi stres mahasiswa menurut Barseli (2017) antara lain:

Faktor Internal.

1. Pola pikir
Dalam hal ini mahasiswa tidak mampu mengendalikan situasi, cenderung mengalami stres

yang lebih besar. Semakin besar perasaan bahwa mahasiswa dapat mengerjakan sesuatu,

maka semakin kecil kemungkinan stres yang dapat dialami.

2. Kepribadian
Tingkat stres pada mahasiswa yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan mahasiswa

yang mempunyai sifat pesimis.

3. Keyakinan
Keyakinan terhadap diri memainkan peranan penting dalam menginterpretasikan situasi di

sekitar. Penilaian ini diyakini mahasiswa bahwa mereka dapat mengubah pola pikirnya

terhadap sesuatu hal bahkan dalam jangka waktu yang panjang mampu menimbulkan stres

secara psikologis.
11
FAKTOR EKSTERNAL

1.) Pelajaran lebih padat


Akibat persaingan yang semakin ketat, waktu belajar makin bertambah, dan beban

mahasiswa semakin meningkat. Walaupun alasan tersebut penting untuk perkembangan

pendidikan, namun hal tersebut dapat meningkatkan tingkat stres yang dihadapi mahasiswa.

2.) Dorongan status sosial


Individu dengan kualifikasi pendidikan tinggi biasanya akan dihormati masyarakat dan yang

tidak berpendidikan tinggi biasanya akan dianggap rendah. Mahasiswa yang berhasil dalam

hal akademik biasanya sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya,

mahasiswa yang tidak berprestasi disebut lambat, malas, atau sulit. Biasanya dianggap

sebagai pembuat masalah, cenderung ditolak oleh dosen, dimarahi orang tua, dan diabaikan

teman sebaya.

3.) Tekanan untuk berprestasi tinggi


Para mahasiswa biasanya ditekan untuk mampu berprestasi dengan baik dalam proses ujian.

Tekanan ini biasanya datang dari orang tua, keluarga, dosen, tetangga, teman sebaya, dan diri

sendiri

2.4 JENIS STRES

2.4. 1 Eustres (Stres yang baik).

Merupakan sesuatu yang baik. Stres dapat berdampak baik apabila individu mencoba untuk

memenuhi tuntutan orang lain ataupun dirinya sendiri agar mendapatkan sesuatu yang baik

dan berharga. Dengan demikian, stres yang baik akan memberikan kesempatan

seseorang untuk berkembang dan mencapai performanya yang lebih baik. Eustres terjadi

apabila stimulus mempunyai arti sebagai hal


12

yang dapat memberikan pelajaran bagi seseorang bukan sebagai tekanan. Dikatakan stres

yang positif yaitu jika suatu kejadian dihadapi dengan pikiran yang positif dan setiap

stimulus mampu mendorong seseorang untuk selalu berpikir dan berperilaku dengan baik

agar dapat membawa manfaat bukan bencana. Untuk menjadikan stres sebagai hal yang

positif, maka perlu adanya sikap untuk mencari penyelesaiannya (problem solving). Salah

satu caranya yaitu dengan mencari dukungan orang lain agar dapat membantu dalam

menyelesaikan masalah.
1
3
1
4
1
5
1
6

Anda mungkin juga menyukai