Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR PSIKOEDUKASI

MANAJEMEN WAKTU TERHADAP PROKRASTINASI MAHASISWA PADA


MASA PANDEMI COVID-19 MENGGUNAKAN PSIKOEDUKASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Seminar Psikoedukasi Yang di
ampu oleh Dr. Siti Qadariah, M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh :

Nadifa Sabira Rahadita 10050018081

Aghnia Nafilah 10050018128

Silvia Febriyani DM 10050018130

Kelas A

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


COVID-19 ditetapkan menjadi pandemi di seluruh dunia oleh World Health
Organization (WHO) bulan Maret 2020 lalu (Xiong, et al., 2020). Menurut WHO (2021),
virus COVID-19 dapat menyebar melalui partikel cairan kecil dari mulut atau hidung
orang yang terinfeksi dan menyebabkan gangguan pernapasan ringan hingga sedang
ataupun berkembang menjadi gangguan berat yang membutuhkan perawatan secara
medis bagi mereka yang berusia lanjut dan memiliki penyakit bawaan seperti
kardiovaskuler, diabetes, penyakit pernapasan kronis, ataupun kanker dimana berpotensi
mengembangkan penyakit serius. Dengan begitu, pandemi COVID-19 mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan masyarakat di dunia, salah satunya ialah dengan penerapan
lockdown di sejumlah wilayah dan mengharuskan masyarakatnya melakukan segala
aktivitas dari rumah (Singh, et al., 2020).
Pandemi COVID-19 yang menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia memaksa
masyarakatnya untuk meminimalisir penyebaran virus COVID-19 itu sendiri untuk
memperlambat laju penyebarannya, sehingga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) merespon dengan memberikan kebijakan untuk melakukan pembelajaran
secara daring (Kemendikbud, 2021). Pembelajaran yang dilakukan secara daring
membuat mahasiswa melakukan pembelajaran di rumah dan mengurangi kontrol dari
tenaga pendidik, karena intensitas pertemuan antara peserta didik dan tenaga pendidik
lebih rendah, sehingga menyebabkan peserta didik merasa lebih bebas berada dirumah
dan terlepas dari pantauan tenaga pendidik (Sadikin & Hamidah, 2020).
Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan secara pribadi (Oktober 25, 2021)
yang dilakukan anggota kelompok pada kurang lebih 20 orang mahasiswa jurusan
Psikologi UNISBA menunjukkan bahwa mereka mengalami beberapa kesulitan saat
melakukan pembelajaran daring dari rumah saat pandemi COVID-19, diantaranya: saat
harus melakukan aktivitas kuliah di rumah seringkali mendapatkan distraksi yang tidak
dapat dihindari seperti diminta untuk membantu orang tua dalam melakukan pekerjaan
rumah ataupun hal lainnya sehingga mengakibatkan mereka sulit untuk konsentrasi dalam
belajar dan kuliah; secara monoton melakukan pembelajaran mandiri tanpa mendapatkan
pandangan yang tepat dari tenaga pendidik; jam kuliah yang fleksibel yang terkadang
menuntut beberapa mahasiswa melakukan kelas di malam hari sehingga waktu istirahat
mereka yang menjadi berantakan. Hal tersebut memberikan dampak kesulitan bagi
mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah di rumah dan membuat mereka cenderung
untuk menunda dalam menyelesaikan pekerjaannya atau dikenal dengan istilah
prokrastinasi. Temuan tersebut selaras dengan penelitian Newhall (2020), dimana
pembelajaran daring sesungguhnya dapat membuat siswa tetap aman, dapat mengikuti
studi mereka dengan mudah mengatur waktu, dan kecepatan mereka dalam belajar. Akan
tetapi, di sisi lain banyaknya juga gangguan yang dapat mengganggu mereka saat
melakukan pembelajaran dari dirumah seperti televisi, media sosial, pekerjaan rumah,
ataupun merasa lebih tegang jarena tidak adanya kemampuan untuk berinteraksi dengan
teman lainnya dan merasa mengerjakan tugas kuliah seorang diri (Angdhiri, 2020).
Menurut Kartadinatadan Tjundjing (2008) salah satu faktor yang menyebabkan
prokrastinasi akademik yaitu masalah manajemen waktu, dimana manajemen waktu
terdiri dari proses menentukan kebutuhan, menetapkan tujuan untuk mencapai kebutuhan,
memprioritaskan dan merencanakan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Prokrastinasi akademik cenderung cukup tinggi di kalangan mahasiswa. Alasan para
mahasiswa menunda mengerjakan tugas adalah karena merasa tidak sedang diawasi
(Handoyo et al., 2020). Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata &
Tjundjing (2008) menyatakan bahwa manajemen waktu memiliki korelasi negatif dengan
prokrastinasi, sehingga jika mahasiswa dapat melakukan manajemen waktu tingkat
prokrastinasi yang dimilikinya akan menurun. Menurut Batbaatar & Amin (2021),
terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari prokrastinasi akademik terhadap manajemen
waktu mahasiswa disaat pandemi COVID-19.
Selain itu, Hurlock (dalam Amanda, 2015) mengatakan bahwa dari lingkungan
sekitarnya remaja akhir akan mencari informasi dan mengeksplor dirinya agar dapat
menetapkan perannya nanti di masyarakat. Menurutnya, pada akhirnya remaja akan
diminta untuk melakukan penyesuaian diri kepada lingkungannya untuk mempermudah
ia dalam menjalankan perannya. Menurut Santrock (dalam Arvanti, 2020), mahasiswa
mengalami masa peralihan dari SMA menuju Perguruan Tinggi sehingga menjadi masa
yang memiliki arti penting dalam transisi menjadi dewasa. Hal ini menjadikan mahasiswa
mengalami perubahan yang cukup signifikan di dalam hidupnya pada khususnya dalam
tugas belajar. Masa-masa sebelum masa perkuliahan mereka dihadapkan oleh jadwal
sekolah yang rutin dan teratur serta tambahan kegiatan di luar kelas untuk menambah
pengetahuan baik dibidang akademik maupun non akademik. Peralihan tersebut dapat
saja menimbulkan konflik bagi mereka, termasuk stres (Santrock, 2014). Mahasiswa
yang tidak mampu untuk mengatur waktu dengan baik akan terjebak dengan penumpukan
tugas-tugas perkuliahan sampai akhirnya mengerjakan tugas dibatas waktu pengumpulan
tugas. Penundaan yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap tugas-tugas perkuliahannya
tersebut dikenal dengan istilah prokrastinasi. Menurut Kartadinatadan Tjundjing (2008)
salah satu  faktor yang menyebabkan prokrastinasi  akademik yaitu masalah manajemen
waktu, dimana manajemen waktu terdiri dari proses menentukan kebutuhan, menetapkan
tujuan untuk mencapai kebutuhan, memprioritaskan dan merencanakan tugas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Bloom (1956), melalui taksonomi Bloom sasaran psikoedukasi ini adalah
seseorang yang telah mencapai tingkat pemahaman dalam ranah kognitif, seharusnya
sudah mampu mengartikan informasi yang diterima menggunakan bahasanya sendiri,
melakukan interpretasi dengan cara menghubungkan informasi yang diterima dengan
pengalaman yang dimiliki, serta mengaitkan informasi yang diterima dengan masalah
atau konteks baru yang mungkin akan ditemui. Jika dikaitkan dengan pemahaman
prokrastinasi, seharusnya mahasiswa telah memiliki pemahaman mengenai prokrastinasi
akademik dan manajemen waktu. Berdasarkan tingkat pemahaman individu dan
prokrastinasi menurut Bloom (1956), tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan dalam menentukan kegiatan penting, tidak penting, mendesak, dan tidak
mendesak; mampu membuat to – do – list kegiatan yang akan dilakukan sehari-hari; serta
mampu menentukan self-reward dan konsekuensi kegiatannya.
Psikoedukasi merupakan salah satu intervensi yang sesuai untuk mencapai tingkat
pemahaman tersebut. Berdasarkan Bhattacharjee, et, al. (2011), psikoedukasi adalah
intervensi yang bermanfaat untuk memberikan pengetahuan atau pemahaman, serta
strategi terapeutik yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup individu.
Psikoedukasi lebih menekankan pada proses belajar, pendidikan, self-awareness dan self-
understanding dimana kognitif memiliki proporsi yang lebih besar daripada komponen
afektif (Brown, 2011). Oleh karena itu, psikoedukasi dirasa sesuai untuk meningkatkan
pemahaman pada mahasiswa karena bersifat edukatif yang menyasar pada ranah kognitif
(pemahaman), dan memberikan strategi terapeutik yang dibutuhkan mahasiswa agar
lebih memiliki pemahaman yang lebih baik.
Banyak ahli berusaha memberikan penyelesaian bagi masalah prokrastinasi karena
dianggap sebagai pemboros waktu terbesar (Atkinson, 1991; Cox & Read, 1989), dan
prokrastinasi merupakan siklus jahat yang dapat meningkatkan tekanan waktu (Van
Eerde, 2003). Dengan menerapkan manajemen waktu diharapkan ada manfaat yang bisa
diperoleh. Menurut Dipboye & Phillips (dalam Chu & Choi, 2005) menunjukkan bahwa
mahasiswa yang memiliki kesadaran lebih besar terhadap tujuan dan struktur dalam
penggunaan waktunya, menunjukkan psychological well-being yang lebih baik dan
kebiasaan belajar yang lebih efisien. Pelajar yang merasa memiliki kontrol terhadap
waktu mereka melaporkan evaluasi yang lebih baik terhadap performa mereka, kepuasan
hidup dan kepuasan kerja yang lebih baik, ambiguitas terhadap peran berkurang,
overload peran juga berkurang, dan ketegangan somatis yang lebih sedikit (Macan,
Shahani, Dipboye, & Phillips, 1990).

1.2. Identifikasi Masalah


1.2.1. Bagaimana manajemen waktu mahasiswa pada masa pandemi COVID-19?
1.2.2. Bagaimana prokrastinasi mahasiswa pada masa pandemi COVID-19?
1.2.3. Bagaimana pengaruh program psikoedukasi pada manajemen waktu terhadap
prokrastinasi mahasiswa di masa pandemi COVID-19?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas manajemen waktu
terhadap prokrastinasi melalui program psikoedukasi.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi terkait kesenjangan
dimana pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19 memberikan pengaruh
pada manajemen waktu terhadap prokrastinasi mahasiswa.
1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Bagi responden, dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prokrastinasi, sehingga mampu menyadari hal tersebut dan tidak
terjadi secara berkepanjangan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi dasar dalam melakukan penelitian lanjutan
mengenai prokrastinasi pada mahasiswa yang dipengaruhi oleh manajemen waktu
melalui program psikoedukasi.
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Rizki. 2015. Hubungan antara Kemandirian dengan Penyesuaian Diri dalam Kampus
pada Mahasiswa. Bandung: Pustaka UNPAD.
Alfina, I. (2014). Hubungan self-regulated learning dengan prokrastinasi akademik pada siswa
akselerasi. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1).
Angdhiri, R. P. (2020, April 11). Challenges of home learning during a pandemic through the
eyes of a student. Retrieved from The Jakarta Post: https://www.thejakartapost.com/life/2
Annisa, Mahardhika. Lestari, Puji. 2021. Psikoedukasi Pengasuhan Positif bagi Ibu dengan
Status Sosial Ekonomi Menengah ke Bawah. Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
Jurnal: Mind Set hal.31 Vol. 12, No. 1
Atkinson, P. (1991). Manajemen waktu yang efektif (A. Maulana, Pengalih bhs). Jakarta:
Binarupa Aksara.
Bloom, B. (1956). Taxonomy of educational objectives: the classification of educational goal.
USA: David McKay Company Inc
Chu, A., & Choi, J. (2005). Rethinking procrastination: Possitive effects of “active”
procrastination behavior on attitudes and performance. Journal of Social Psychology,
145(3), 245-264.
Haryanti, Astri. 2020. Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi. .
Sukma : Jurnal Penelitian Psikologi: Vol. 1, No. 01, hal 41-47.
Handoyo, A. W., Afiati, E., Khairun, D. Y., & Prabowo, A. S. (2020). Prokrastinasi mahasiswa
selama masa pembelajaran daring. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 355
- 361. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/9951/6463
Kartadinata. 2008. I Love You Tomorrow: Prokrastinasi Akademik dan Manajemen Waktu Iven
Kartadinata dan Sia Tjundjing Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya. Anima,
Indonesian Psychological Journal: Vol. 23, No. 2, 109-119
Khoirunnisa, R. N., Jannah, M., Dewi, D. K., & Satiningsih. (2021). Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa Tingkat Akhir pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Psikologi Teori dan
Terapan. 11 (3). 278 - 292. http://dx.doi.org/10.26740/jptt.v11n3.p278-292
Macan, T., Shahani, C., Dipboye R., & Phillips, A. (1990). College students’ time management:
Correlations with academic performance and stress. Journal of Educational Psychology,
8(4), 760-768.
Newhall,R.(2020). Ways that Covid 19 is affecting students all over the world. Retrieved from:
https://elearningindustry.com/covid19-coronavirus-is-affecting-studentsworld
Nisa, N. K., Mukhlis, H., Wahyudi, D. A., & Putri, R. H. (2019). Manajemen Waktu dengan
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Keperawatan. Journal of Psychological
Perspective, 1(1), 29-34.
Reswita, R. (2019). Hubungan Antara Manajemen Waktu dan Prokrastinasi Akademik
Mahasiswa PG-PAUD FKIP UNILAK. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2(02), 25-32.
Rivanda, S. B. (2017). Penerepan konseling kelompok untuk menurunkan prokrastinasi
akademik remaja.(Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19: (Online
Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Biodik, 6(2), 214–224.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Singh S, Roy D, Sinha K, Parveen S, Sharma G, Joshi G. (2020). Impact of COVID-19 and
lockdown on mental health of children and adolescents: A narrative review with
recommendations. Psychiatry Research.
https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.psychres.2020.113429
Suhartowo, G. (2020, April 11). Pembelajaran online di tengah pandemi covid-19, tantangan
yang mendewasakan. https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-
pandemi-covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/
Tuckman, B. W. (1990). Measuring procrastination attitudinally and behaviorally.
Van Eerde, W. (2003). Procrastination at work and management training. Journal of Psychology,
137(5), 421-434.
World Health Organization. (2021). Coronavirus Disease (COVID-19).
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
Xiong, J., Lipsitz, O., Nasri, F., Lui, L. M. W., Gill, H., Phan, L., Chen-Li, D., Iacobucci, M.,
Ho, R., Majeed, A., & McIntyre, R. S. (2020). Impact of COVID-19 pandemic on mental
health in the general population: A systematic review. Journal of Affective Disorders, 277,
55–64. https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.08.001

Anda mungkin juga menyukai