Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus Disease (COVID-19) adalah suatu penyakit yang memiliki gejala
dari yang ringan sampai gejala yang berat. Penyakit ini merupakan penyakit yang
belum pernah teridentifikasi pada manusia. Asal mula Coronavirus Disease 2019 ini
diketahui berasal dari virus SARS-Cov-2 yang diyakini ditularkan oleh kelelawar pada
manusia yang pada akhirnya manusia dapat menularkan manusia. Ini terjadi di
Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Virus ini dapat menyerang sistem pernapasan manusia sehingga tanda dan
gejala yang umum sering dijumpai adalah demam, batuk, dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Virus ini
menyebar antara manusia ke manusia melalui kontak erat dengan penderita dan
droplet. Kini Virus ini sudah menyebar dengan cepat dan keseluruh bagian dunia
(Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020).
Penyebaran virus yang begitu cepat, sehingga pemerintah membuat
peraturan yang melarang masyarakat untuk berkerumun, Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB), layanan perkantoran dan aktifitas Pendidikan yang dilakukan dari
rumah, dan dihimbau untuk mengikuti Protokol Kesehatan dengan menggunakan
masker, selalu mencuci tangan menggunakan air yang mengalir bertujuan agar
memutus mata rantai penyebaran COVID-19 (Prasetio & Hariyani, 2021).
Dampak dari pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah menyebar
pada dunia Pendidikan. Hal ini terjadi oleh karena seluruh Institusi Pendidikan tidak
dapat melaksanakan kegiatan Pembelajaran dari biasanya. Pelaksanaan
Pembelajaran yang dilakukan dari rumah diharapkan mampu mengurangi interaksi
dengan banyak orang dan dapat menurunkan angka penyebaran COVID-19 (Abidah
dkk., 2020).
Untuk melakukan pencegahan COVID-19 ini semua orang harus dapat
mematuhi protokol kesehatan dan melakukan social distancing serta physical
distancing. Dengan tidak melakukan aktivitas yang dilakukan diluar rumah. Salah
satunya Negara Indonesia juga telah melakukan dan menerapkan Lock down dengan
memberlakukan PSBB atau yang bisa disebut dengan Pembatasan Sosial Beskala
Besar. Pemerintah telah mengeluarkan surat edarannya dengan memerintahkan
seluruh aktivitas Pembelajaran dilakukan dirumah dan bekerja dari rumah. Institusi
Pendidikan baik itu dari tingkat Prasekolah hingga Perguruan tinggi ditutup untuk
sementara waktu.
Pembelajaran Daring pun menjadi satu-satunya pilihan agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan semestinya COVID-19 telah merubah cara Pembelajaran
yang selama ini sudah dilakukan. Jika sebelumnya Kuliah Daring adalah pillihan, maka
tidak demikian dengan adanya situasi saat ini. Civitas Akademik melakukan physical
distancing dan working from home, tapi Tidak semua orang siap dengan perubahan
tersebut (Sanjaya F.R, 2020)
Pembelajaran Daring adalah suatu media pembelajaran yang mampu
mempertemukan Mahasiswa dengan Dosen untuk melakukan interaksi dalam
pembelajaran dengan bantuan Media Internet (Indrayana & Sadikin, 2020; Sadikin &
Hamidah, 2020).
Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat mobile seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet,
dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan
dimana saja (Gikas & Grant, 2013).
Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara Daring ini tentu akan
menimbulkan berbagai kendala atau masalah yang akan dihadapi baik itu Mahasiswa
maupun pihak Dosen, misalnya materi pembelajaran yang sebelumnya belum selesai
disampaikan kemudian pendidik menganti dengan tugas yang lain, dan terjadinya
keluhan-keluhan pada Mahasiswa karena terlalu banyaknya tugas yang harus segera
diselesaikan. Kendala lain yang tentunya dapat terjadi yakni semua sistem
pembelajaran Daring pasti tidaklah berjalan mulus-mulus saja melainkan pasti akan
mengalami kendala dalam jaringan Internet dan bahkan susah untuk mengakses
Internet didaerah plosok, masih terbatasnya yang memiliki laptop atau Komputer,
banyaknya tugas yang diberikan, kurang memahami materi yang dijelaskan, memiliki
penyesuaian yang kurang baik terhadap pembelajaran Daring. (Oktariani, I. S., Sofah,
R., & Putri, R. M. 2021).
Perkuliahan Online dilakukan untuk mengusahakan kualitas pembelajaran
bagi peserta didik dalam masa pandemi. Perkuliahan Online merupakan proses
edukasi dengan menggunakan media elektronik dan teknologi Internet (Wicaksono
2015).
Dalam perkuliahan Online Dosen memiliki peran sebagai pemberi materi
Pembelajaran, stimulus dan arahan bagi Mahasiswa. Stimulus yang diberikan
dimaksudkan untuk membantu Mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan,
sehingga memberikan hasil akhir berupa perubahan perilaku dalam belajar dan
penguasaan substansi dengan baik.
Keunggulan dari perkuliahan Online adalah dapat memberikan pengalaman
yang berbeda dalam perkuliahan, perkuliahan dapat dilakukan dimana saja dengan
menggunakan komputer ataupun handphone android, menekan kemandirian dalam
belajar dan juga standar kualitas dari pemberian materi lebih konsisten (Yuniarti, 2010)
Hambatan perkuliahan Online diantaranya terkendala akibat sinyal, kuota
Internet menjadi boros, adanya perkerjaan rumah yang harus dikerjakan, kurangnya
pemahaman dalam menggunakan flatform pembelajaran, serta tugas kuliah yang
menumpuk untuk segera diselesaikan dan kurangnya pemahaman terhadap materi
yang dijelaskan oleh Dosen (Anugrahana, 2020).
Stress merupakan suatu persepsi subjektif terhadap suatu kondisi Akademik
atau respon yang dialami Mahasiswa berupa reaksi fisk, reaksi perilaku, pikiran dan
emosi negatif yang muncul akibat adanya suatu tuntutan Perkuliahan atau Akademik.
Stress Akademik dapat terjadi karena adanya suatu tuntutan Akademik, kesulitan
dalam mengimbangi tuntutan Akademik dan gagal untuk berprestasi (Boyraz &
Legros, 2020).
Stress Akademik terjadi disebabkan oleh adanya academic stressor., salah
satu penyebab terjadinya pemicu stress yang bermula dari suatu proses pembelajaran
seperti adanya suatu tekanan untuk mendapatkan nilai yang baik seperti Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK), lamanya belajar, banyaknya ragam tugas yang harus
dikerjakan, adanya rasa cemas dalam menghadapi ujian tengah semester, ujian akhir
semester, mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, adapatasi dengan keadaan
baru atau sistem belajar yang baru. (Barseli et al., 2020).
Beberapa studi mengkonfirmasi bahwa sebagian besar Mahasiswa memiliki
rentang stress berat dikarenakan pengaruh manajemen waktu yang kurang baik
(Hasanah et al., 2020; Yuwono, 2020).
Sebagian Mahasiswa mengalami stress sangat berat karena tidak memiliki
kemampuan manajemen diri sehingga menimbulkan beberapa keluhan dari fisik,
perilaku maupun Fisiologis seperti mudah sakit, pusing, melakukan penundaan
penyelesaian tugas dan adanya gangguan tidur (Barseli et al., 2020; Sekar et al.,
2020).
Adapula dari Hasil penelitian dari Nety dan Yurike (2016) bahwa sebagian
besar Mahasiswa memiliki rentang stress berat dikarenakan pengaruh dari
manajemen waktu yang kurang baik. Selain itu juga menurut hasil penelitian Remita
Hutagalung (2019) bahwa menunjukkan sebagaian Mahasiswa mengalami stress
sangat berat yang dipengaruhi oleh Mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk
manajamen diri sehingga menyebabkan stress berat yang menimbulkan keluhan fisik
seperti mudah sakit, pusing, penundaan penyelesaian tugas dan adanya gangguan
tidur.
Dampak stress yang akan terjadi dalam penerapan sistem perkuliahan Online.
Pada saat pandemi COVID-19 Ini para Dosen dan Mahasiswa tentu harus melakukan
seluruh system pembelajaran untuk dialihkan semuanya dirumah. Mahasiswa yang
memiliki fasilitas Internet maupun perangkat yang kurang memadai tapi memiliki
pengetahuan yang baik justru mendapatkan nilai yang rendah dibandingkan dengan
Mahasiswa yang memiliki fasilitas Internet dan perangkat yang mendukung tapi
memiliki pengetahuan biasa-biasa saja justru mendapatkan nilai yang baik. Hal ini
justru dapat memicu patahnya semangat Mahasiswa yang bisa dan mampu untuk
menguasai banyak keterampilan ditahun ini tetapi justru tidak memperoleh penilaian
yang semestinya karena kurang dukungan Internet dan perangkat yang memadai.
Stress Akademik tentu dapat terjadi bagi setiap Mahasiswa selama pembelajaran
dialihkan secara Daring di tengah pandemi COVID-19. (Oktariani, I. S., Sofah, R., &
Putri, R. M. 2021).
Data dari Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon, jumlah
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Angkatan 2018-2020 yang aktif sebanyak
449 orang dan Program Studi Kebidanan Angkatan 2018-2020 yang aktif sebanyak
213 orang. Total jumlah Mahasiswa aktif sebagaimana yang dimaksud yaitu 662 orang
yang Sementara Mengikuti Perkuliahan Online di Periode Pandemi COVID-19.
Berdasarkan uraian di atas, maka Peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Stress yang Dialami Mahasiswa Selama Proses Perkuliahan Online di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon”

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu “faktor apa saja yang Menyebabkan sehingga Mahasiswa Mengalami Stress
Selama Melaksanakan Perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua
Ambon”?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi “faktor apa saja yang mempengaruhi stress pada
Mahasiswa selama perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua
Ambon”.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui faktor ekonomi yang mempengaruhi stress pada
Mahasiswa selama perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pasapua Ambon.
b) Untuk mengetahui faktor penunjang Perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Pasapua Ambon.
c) Untuk mengetahui faktor jaringan Internet yang mempengaruhi stress pada
Mahasiswa selama perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pasapua Ambon.
d) Untuk mengetahui faktor metode Perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Pasapua Ambon.
e) Untuk mengetahui faktor beban tugas yang mempengaruhi stress pada
Mahasiswa selama perkuliahan Online di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pasapua Ambon.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penilitian ini diharapkan bermanfaat secara Akademik dan praktis sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi dalam rangka
memperluas refrensi mengenai stress terhadap perkuliahan Online.
2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan atau informasi bagi
Institusi dalam pengembangan Pendidikan dimana yang akan datang.
a) Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat dipergunakan
sebagai literature apabila akan melakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan judul yang sama tetapi variabel, tempat penelitian dan analisis yang
berbeda.
b) Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi dalam pembelajaran mengenai faktor stress yang
dialami Mahasiswa selama proses perkuliahan Online di Sekolah Tinggi
Kesehatan Pasapua Ambon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Stress


1. Definisi Stress
Stress adalah kondisi suatu motivasi yang dibutuhkan oleh seseorang
untuk bergerak dan merupakan energi yang akan digunakan secara efektif
(Hardin, 2019).
Stress merupakan sesuatu hal yang menimbulkan ketegangan pada
individu yang dapat mempengaruhi fisik,mental dan perilaku yang disebabkan
oleh adanya ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol stress yang
dirasakan (Zainiyah, Dewi, & Wantiyah, 2018).
Stress menurut (Gamayanti, Mahardianisa, & Syafei, 2018) bisa berupa
tuntutan dari luar yang sedang dialami individu dengan kenyataan yang
membuat bahaya dan mendapatkan permasalahan.
Menurut (Damar Aditama, 2017) stress juga disebut dengan kondisi yang
disebabkan oleh interaksi pada individu lain dengan lingkungan yang
menimbukan jarak atau tuntutan dari keadaan yang berasal dari sistem
biologis, psikologis dan sosial seseorang.
2. Penyebab Stress
Stress model stimulus adalah stress yang menjelaskan bahwa stress
merupakan variable bebas atau menjadi penyebab manusia mengalami
stress. Tekanan yang berasal dari keadaan lingkungan bisa menjadi
penyebab dan penentu pada masalah kesehatan apabila sering terjadi dan
berbahaya. Stress disebabkan adanya tuntutan dari dalam individu maupun
dari luar (Lumban Gaol, 2016).

Menurut (Damar Aditama, 2017) Adapun aspek aspek penyebab stress


antara lain :
a) Aspek biologis
Aspek biologis dari stress yaitu tanda gejala fisik seperti sakit kepala,
gangguan pola tidur, gangguan pencernaan, gangguan makan, dan
produksi keringat berlebihan.
b) Aspek psikologis
Aspek psikolgis stress yaitu gejala psikis, gejala psikis seperti:
1) Gejala kognisi : situasi stress dapat mengganggu proses pola berpikir
seseorang. Seseorang yang mengalami stress akan mengalami
gangguan daya ingat dan konsentrasi.
2) Gejala emosi: dalam keadaan ini stress disebabkan oleh
ketidakstabilan emosi seseorang. Seseorang yang mengalami stress
akan mudah marah, kecemasan yang akut, sedih dan juga depresi.
3) Gejala tingkah laku: dalam keadaan ini stress disebabkan oleh
tingkah laku sehari hari yang negative sehingga dapat memunculkan
masalah dalam hubungan atau komunikasi terhadap orang lain.
Menurut (Musradinur, 2016) stress disebabkan karena
frustasi,konflik,tekanan dan krisis. Frustasi merupakan gangguan
keseimbangan psikis karena gagal dalam melakukan sesuatu hal dan konflik
adalah gangguan keseimbangan seseorang yang bingung dalam
mengahadapi keadaan atau tujuan yang harus dipilih.
3. Jenis stress
Stress dapat dihasilkan dari beragam pula, menurut (Musradinur, 2016)
berdasarkan penyebabnya stress digolongkan menjadi beberapa item, antara
lain:
a) Stress fisik
Stress ini disebabkan karena suhu yang tinggi atau rendah, suara berisik,
sinar terang.
b) Stress kimiawi
Stress ini disebabkan karena adanya asam basa kuat, obat obatan, zat
beracun, hormone dalam tubuh atau gas. Stress mikrobiologik
disebabkan karena virus, bakteri pada penyakit.
c) Stress fisiologik
Stress ini karena adanya gangguan pada struktur fungsi atau kegunaan
jaringan, organ sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
4. Tingkatan stress
Menurut (Mahmud & Uyun, 2016) stress dibagi menjadi tiga tingkat antara
lain :
a) Stress ringan merupakan stress yang tidak merusak keadaan fisiologis
individu stress ringan dirasakan oleh setiap individu seperti lupa, dikritik,
kemacetan, ketiduran dan lain lain. Stress ini hanya dirasakan beberapa
menit atau beberapa jam saja.
b) Stress sedang adalah kondisi yang dialami seseorang dengan kurun
waktu lebih lama dari beberapa jam hingga beberapa hari.
c) Stress berat adalah keadaan atau perasaan yang dialami seseorang
dengan kurun waktu terjadi beberapa minggu hingga beberapa tahun.
5. Faktor-Faktor Stress
Menurut (Musradinur, 2016) hal hal yang menyebabkan stress disebut dengan
stressor,stressor berasal dari beberapa sumber,antara lain :
a) Lingkungan, antara lain:
1) Sikap lingkungan
Lingkungan memiliki nilai negatif dan positif tergantung dari perilaku
individu masing-masing dan juga pemahaman kelompok dalam
masyarakat.
2) Sikap keluarga
Tuntutan sikap keluarga sebagai contohnya tuntutan agar sesuai
dengan kemauan orangtua dalam hal apapun.
3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam hal ini, tuntutan dalam perkembangan zaman dalam hal hal
baru.
b) Diri sendiri, antara lain:
1) Kebutuhan psikologis dengan tuntutan atas keinginan yang ingin
diraih.
2) Internalisasi diri merupakan tuntutan seseorang dalam keinginan yang
ingin dilakukan sesuai dengan perkembangan.
c) Pikiran, antara lain:
1) Faktor pikiran biasanya berkaitan dengan penilaian seseorang pada
lingkungan dan berpengaruh pada diri seseorang.
2) Penilaian diri tentang penyesuaian terhadap kebiasaan yang
dilakukan.
Menurut (Damar Aditama, 2017) faktor stress, antara lain :
a) Perasaan cemas mengenai hasil yang telah dicapai.
b) Kegiatan yang tidak seimbang akan menimbulkan stress terutama hal-hal
yang berlebihan. Tekanan dalam diri.
c) Hal-hal yang mengandung ketidakpastian.
d) Perasaan cemas dalam keadaan khawatir pada suatu masalah.
e) Perasaan bersalah terhadap hal hal yang dilakukan.
f) Emosional.

6. Manajemen Pengendalian Stress


Teknik stress manajemen selain bisa digunakan untuk mengantisipasi
stress, juga bisa diberikan untuk mengatasi stress (Hakim et al., 2017).
Manajemen stres sendiri adalah beberapa strategi yang bisa diaplikasikan
individu dalam menghadapi situasi stres (Wade & Tavris, 2009) antara lain :
a) Strategi fisik Metode yang paling efektif dalam rangka mengatasi tekanan
fisiologis dari stres adalah mencoba menenangkan diri dan mengurangi
rangsangan fisik tubuh. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
meditasi atau relaksasi sehingga otot-otot dan syaraf akan menjadi lebih
santai, tekanan darah normal, atau dengan mencoba menstabilkan ritme
pernapasan
b) Strategi Emosional Strategi ini fokus pada pengendalian emosi yang
muncul dari masalah yang dihadapi seperti rasa marah, cemas, atau
kesedihan yang mendalam. Perasaan negatif seperti duka, marah, atau
sedih merupakan reaksi yang wajar bagi individu apabila mengalami
situasi yang tidak nyaman atau tertekan. Individu mebutuhkan
kesempatan untuk membahas kejadian tersebut secara terus-menerus
agar menjadi lebih mampu menerima, memahami, dan memutuskan
akan melakukan hal apa selanjutnya.
c) Strategi kognitif Rasa stres pada umumnya akan menyerang dan ada
pada ranah kognitif. Fokus utama dalam menangani stress adalah
memperbaiki keadaan kognitif. Salah satu pendekatan yang bisa
dilakukan adalah afirmasi positif. Metode ini dilakukan dengan
mengatakan kalimat pendek yang positif disusun baik dituangkan
kedalam tulisan, diucapkan dengan cara berulang-ulang untuk
mempengaruhi keadaan pikiran bawah sadar.
d) Strategi sosial salah satu upaya mereduksi stres yang dialami oleh
individu adalah mencari dukungan kelompok. Kondisi kelompok yang
tepat akan memberikan kesempatan bagi individu untuk saling berbagi
beban. Mereka dapat membantu seseorang menilai suatu masalah dan
merencanakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

B. Tinjauan Umum tentang Perkuliahan Online ( Daring)

1. Pengertian Kuliah Daring


Istilah Daring merupakan akronim dari “Dalam Jaringan”. Perkuliahan
Daring adalah salah satu langkah/metode pembelajaran Online yang
dilakukan melalui jaringan Internet. (Mustofa et al, 2019).
Menurut Anhusadar (2020), pembelajaran Online adalah proses
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi, dalam hal ini
menggunakan Internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Online Pengajar dan Mahasiswa
memanfaatkan keunggulan komputer dan android sebagai media perantara
sehingga mudah untuk berkomunikasi pada saat pembelajaran Online.
Pembelajaran Online memanfaatkan bahan ajar yang sifatnya mandiri yang
dapat diakses siapa saja, kapan saja, dan dimana saja melalui teknologi
Internet.
2. Tujuan Kuliah Daring
Menurut (Rusdiana dan Nugroho, 2020) mengungkapkan salah satu
tujuan dari pelaksanaan perkuliahan Daring adalah sebagai variasi materi dan
cara mengembangkan perkuliahan, selain untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi (IPTEK) dan efektifitas atau efisiensinya”.
Dapat dipahami bahwa tujuan kuliah Daring diantaranya meningkatkan
ketersediaan layanan Pendidikan, meningkatkan keterjangkauan layanan
Pendidikan, meningkatkan kualitas mutu, meningkatkan kesamaan mutu
Pendidikan, keterjaminan mutu Pendidikan, variasi materi, dan
mengembangkan perkuliahan. Maka untuk hal ini perkuliahan Daring adalah
opsi terbaik untuk pelaksanaan Pendidikan pada saat musibah Pandemic
COVID-19 ini.

3. Ciri-ciri Mahasiswa dalam Aktivitas Kuliah Daring


Menurut Dabbagh, N (dalam Hasanah et al., 2020) menyatakan bahwa
ciri-ciri pelajar dalam aktivitas belajar Online atau Daring yaitu, sebagai
berikut:
a) Spirit Belajar Mahasiswa pada proses perkuliahan harus mempunyai
semangat yang tinggi atau kuat guna pembelajaran mandiri. Dikarenakan
pada pembelajaran Daring Mahasiswa sendirilah yang menentukan
kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi.
b) Literacy terhadap Teknologi Penguasaan serta pemahaman tentang
teknologi yang akan digunakan untuk pembelajaran Daring merupakan hal
yang harus dilakukan Mahasiswa sebelum pembelajaran Online. Alat
yang sering digunakan sebagai pembelajaran Daring adalah laptop serta
telpon pintar ataupun gadget lainnya.
c) Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal Kemampuan interpersonal
serta kemampuan berkomunikasi merupakan suatu hal yang harus
dikuasai Mahasiswa agar berhasil dalam pembelajaran Daring.
Kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk terjalinnya interaksi serta
hubungan antar Mahasiswa lainnya. Oleh sebab itu tetap harus dilatih
kemampuan interpersonal dan kemampuan komunikasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
d) Berkolaborasi Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Pembelajaran Daring dilaksanakan sendiri oleh Mahasiswa,
oleh sebab itu Mahasiswa harus bisa berinteraksi dengan Mahasiswa
lainnya ataupun dengan Dosen pada forum yang sudah disiapkan.
Diperlukannnya interaksi tersebut terutama pada saat Mahasiswa
mengalami kesulitan memahami materi. Dengan adanya pembelajaran
Daring juga Mahasiswa mampu memahami pembelajaran dengan
kolaborasi. Mahasiswa akan dilatih agar mampu berkolaborasi baik
dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang
mendukung pembelajaran Daring.
e) Keterampilan untuk Belajar Mandiri Kemampuan akan belajar mandiri
merupakan karakteristik dari pembelajaran Daring. Dalam pembelajaran
Daring sangat diperlukan untuk terampil belajar secara mandiri. Karena
pada saat proses belajar, Mahasiswa akan mencari, menemukan dan
menyimpulkan yang telah dipelajari secara mandiri.
4. Kelebihan dan Kekurangan Kuliah Daring
Kelebihan dan Kekurangan Kuliah Daring Berdasarkan Pengalaman
Peneliti melakukan wawancara kepada subjek penelitian terkait
pengalaman mereka tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran
berbasis Daring. Pengalaman yang dirasakan Mahasiswa mengenai
kelebihan dan kekurangan Daring sangat variatif, diantaranya (Rosmilan
Pulungan, 2020) :
Kelebihan:
a) Mahasiswa merasa lebih santai dan senang
b) Mahasiswa merasa punya lebih banyak waktu di rumah bersama
keluarganya
c) Mahasiswa merasa punya lebih banyak waktu beristirahat dan bersantai
d) Mahasiswa merasa lebih rileks dan tidak tegang
Kekurangan:
a) Mahasiswa merasa boros dikarenakan kuota jadi cepat habis
b) Mahasiswa merasa lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh
Dosen
c) Mahasiswa merasa sedih karena uang saku atau uang bulanan yang
didapatkan berkurang
d) Mahasiswa merasa kegiatan sosial dengan teman-temanya terhambat

C. Stress Pada Mahasiswa Selama Perkuliahan Online


1. Stress yang Dialami Mahasiswa
Stres yang dialami oleh Mahasiswa dipengaruhi oleh rasa takut tertular
wabah COVID-19, kebosanan saat melakukan social distancing, dan sulitnya
untuk memahami materi saat Perkuliahan Daring. Kesulitan muncul bukan
hanya karena takut tertular COVID-19 tetapi juga terkait dengan banyaknya
tugas yang diberikan Dosen kepada Mahasiswa dan menyebabkan beban
berat mengingat ada beberapa mata kuliah yang harus dilaksanakan di masa
pandemi Covid-19 ini. Sebelumnya Mahahiswa sudah terbiasa dengan
Perkuliahan tatap muka sedangkan sekarang perkuliahan jarak jauh hanya
dilakukan pada waktu tertentu saja tidak secara tetap. Perubahan pada pola
perkuliahan ini menyebabkan munculnya tekanan dan mengakibatkan stres
pada Mahasiswa (Devi 2020)
2. Faktor-Faktor Stress yang Dialami Mahasiswa
a. Perkuliahan Online yang membosankan
Hasil penelitian livana (2020) terkait penyebab stress Mahasiswa selama
pandemi COVID-19 menunjukkan Mahasiswa merasa bosan karena
berada di rumah saja. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh
Mahasiswa Kesehatan khususnya Keperawatan. Sistem Pembelajaran
pada Mahasiswa keperawatan memiliki jadwal perkuliahan yang begitu
padat sehingga seringkali tugas menjadi menumpuk. Hal ini tentunya tidak
terjadi apabila Mahasiswa menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian Raudha dan Tahlil
(2016) bahwa mayoritas responden mengalami stres sedang, dengan
strategi Koping yang paling dominan digunakan responden adalah strategi
koping yang berfokus pada emosi.
b. Relasi Teman
Hasil penelitian berbeda dengan penelitian Agustin, Hidayatulloh, dan
Aminoto (2018) bahwa relasi teman menjadi faktor yang paling dominan
pada tingkat stres Mahasiswa dalam adaptasi proses Pembelajaran.
Penelitian Jain (2017) juga menyebutkan bahwa persaingan dengan
sesama Mahasiswa lainnya merupakan sumber stres dikalangan
Mahasiswa. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil penelitian
yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara stres Akademik
dengan beban tugas (Maharani, 2017).

c. Cara Dosen Mengajar


Hasil penelitian yang menyatakan bahwa cara Dosen mengajar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat stres Mahasiswa
(Agustin, Hidayatullah, Aminoto & Tau, 2018). Penelitian (Oktaria, Sari,
Azmy 2019) juga menyebutkan bahwa tuntutan untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang luas dengan waktu yang terbatas
dapat menyebabkan stress bagi Mahasiswa. Tingkat stres tersebut
berkaitan dengan stressor kehidupan sehari-hari seperti beban kerja,
materi yang harus dipelajari, kurangya waktu luang, dan tekanan
Akademik yang penuh kompetitif dalam lingkungan sehari-hari juga
merupakan penyebab stress.
BAB III

DEFINISI OPERASIONAL

A. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menutur Sugiyono (2014) adalah suatu


atribut sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan untuk memiliki variasi tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Definisi Operasional
Variabel

1. Dalam hal perkuliahan online yang membuat


Ekonomi
stress juga sebagian dialami mahasiswa yang
sulit akan kuota dan tidak mendaptkan
pemasukan selama perkuliahan online dari
orang tuanya
2. Alat Penunjang Alat penunjang adalah yang hal yang
terpenting berjalannya kegiatan perkuliahan
online, contoh : Handphone atau Laptop
3. Koneksi Jaringan Jaringan adalah salah satu syarat perkuliahan
Online berjalan koneksi yang buruk membuat
Mahasiswa merasa kesulitan
4 Metode Perkuliahan Metode yang digunakan perkuliahan online
biasanya menggunakan Zoom, Google
Classroom dan Whatsapp
5 Beban Tugas Tugas yang diberikan sangat banyak dan
jangka waktu yang sedikit sehingga membuat
stress
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan dalam Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang menggunakan pendekatan fenomenologi.
Pengumpulan data dari penelitian ini diperoleh dengan observasi dan
wawanacara, termasuk dengan menggunakan wawancara mendalam atau in-
depth interview. Wawancara mendalam ini digunakan untuk memperoleh mendetail
tentang fenomena atau Pendidikan yang diteliti. Wawancara jenis ini pula bertujuan
untuk mendapatkan “sesuatu” dari yang belum terlihat.
Metode kualitatif diartikan sebagai metode penelitian dalam mendeskrispsikan
fenomena berdasarkan sudut pandang para informan, menemukan realita yang
beragam dan mengembangkan pemahaman secara holistik tentang sebuah
fenomena dalam konteks tertentu (Hilal dan Alabri: 2013)
Menurut Alase (2017) fenomenologi adalah sebuah metodologi kualitatif yang
mengizinkan peneliti menerapkan dan mengaplikasikan kemampuan subjektivitas
dan interpersonalnya dalam proses penelitian eksploratori. Kedua, definisi yang
dikemukakan oleh Creswell dikutip Eddles-Hirsch (2015) yang menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang tertarik untuk menganalisis
dan mendeskripsikan pengalaman sebuah fenomena individu dalam dunia sehari-
hari.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pasapua Ambon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober Tahun 2021.
19

C. Populasi dan Informan


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Masturoh dan Anggita,
2018). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 662 Mahasiswa di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon, yang mengikuti Perkuliahan Online
2. Informan
Informan merupakan orang yang akan dimanfaatkan untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan permasalahan dan keadaan yang akan diteliti,
(Moleong, 2006). Informan dalam Penelitian ini berjumlah 10 orang Mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon yang dipilih dari 2 (dua) program
studi yaitu S1 Keperawatan dan D3 Kebidanan. Pemilihan 10 orang informan ini
berdasarkan pernyataan dari Dukes (Yati Afiyanti dan Imami Nur Racmawati,
2014).
Penentuan Informan dalam Penelitian ini berdasarkan jenis Sampel Purposif,
yaitu sampel yang dipilih secara sengaja karena memiliki pengalaman yang
sesuai dengan fenomena yang diteliti. Sampel ini menetapkan terlebih dahulu
kriteria-kriteria inklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Individu yang dipilih
untuk berpartisipasi yang dipersyaratkan oleh riset yang sedang dilakukan (Yati
Afiyanti dan Imami Nur Racmawati, 2014).

D. Sumber Data
Adapun Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat
20

objek penelitian dilakukan (Sugiyono, 2009).


Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari 10 orang
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon. Pemilihan data
primer berdasarkan pada kapasitas subjek penelitian yang dinilai dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti secara menyeluruh.
Mempunyai kecocokan masalah yang dialami dengan keadaan data primer dan
kemudahan jangkauan oleh peneliti.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data tambahan berupa informasi yang melengkapi data
primer. Data tambahan yang dimaksud meliputi dokumen atau arsip didapatkan
dari berbagai sumber, foto pendukung sudah ada maupun yang dihasilkan sendiri
serta data yang terkait dalam penelitian ini (Sugiyono, 2009).

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. “Secara
umum terdapat empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan gabungan/triangulasi (Sugiyono, 2013).
Teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Triagulasi. Teknik
triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-
beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
Observasi, Wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
secara serempak (Sugiyono, 2013) :
1. Observasi
Teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Teknik
triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-
beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak.
Teknik observasi partisipatif yang peneliti gunakan ialah observasi partisipasi
pasif, yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut
21

terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mencari data primer dan
merupakan metode yang banyak dipakai dalam penelitian interpertif maupun
penelitian kritis. Wawancara dilakukan ketika peneliti ingin menggali lebih dalam
mengenai sikap, keyakinan, perilaku, atau pengalaman dari responden fenomena
sosial. Ciri khas dari metode ini adalah adanya pertukaran informasi secara
verbal dengan satu orang atau lebih. Terdapat peran wawancara yang berusaha
untuk menggali informasi dan memperoleh pemahaman dari responden
Wawancara adalah Suatu cara untuk mendapatkan keterangan secara lisan
dari responden atau informan dengan bercakap-cakap dengan tujuan untuk
mengumpulkan keterangan demi menyempurnakan data yang representatif
(Hanafi, 2015).
Wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara yang terstruktur.
Wawancara tersebut peneliti lakukan secara langsung dengan Mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon yang dilakukan untuk
mendapatkan data tentang faktor yang mempengaruhi stress selama Perkuliahan
Online pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen merupakan salah satu metode terpenting pada Penelitian
Kualitatif untuk mendapatkan data yang berasal dari catatan- catatan tertulis
(Saroso, 2012). Dokumen mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, vidio,
film, memo, surat, diari, rekaman kasus klinis, dan sejenisnya yang dapat
digunakan sebagai informasi suplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang
sumber data utamanaya adalah observasi dan wawancara (Bogdan dan Biklen
dalam Ahmadi, 2014).
Jadi dokumentasi merupakan informasi pendukung dalam pengumpulan data
terkait hal yang sedang diteliti. Sebagaimana informasi yang peneliti dapatkan
berupa rekaman suara, foto kegiatan wawancara dan screenshoot kegiatan
kuliah Daring yang dilaksanakan oleh informan peneliti, yang tentunya dapat
menunjang penelitian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi stress selama
22

perkuliahan Online pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua


Ambon.

F. Analisis Data
Analisis data menurut Moleong (2011) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan pada orang lain.
Miles & Huberman (2014) menyebutkan bahwa teknik analisis data dalam peneltian
kualitatif meliputi :

1. Pengumpulan Data
Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan
transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan atau
memilah-milah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenis yang berbeda
tergantung pada sumber informasi.
2. Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tak perlu dan mengorganisasikan data-data yang
telah di reduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan menjadi tema.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)


Kesimpulan merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan berikutnya.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal.

G. Etika Penelitian
23

Etika dalam penelitian menurut Notoatmodjo (2012) adalah sebagai berikut:


1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan subjek
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek
penelitian yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui
dampaknya.
2. Anonimity
Anonimity merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama subjek penelitian pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang disajkikan.
3. Confidentiality
Confidentiality merupakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
4. Privacy
Privacy merupkan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian yang mempunyai
hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan.
5. Fair treatment
Fair treatment merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek agar
diberlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya
dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak
bersedia atau drop out sebagai responden.
6. Self Determination
Self determination merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek penelitian
agar diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan
untuk bersedia menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sanksi
apapun akan berakibat terhadap kesembuhannya jika mereka seorang pasien.

Anda mungkin juga menyukai