Anda di halaman 1dari 3

HELMIN SAFITRI (A1C018066) KELAS B

COVID-19, DARING, DAN PRESTASI AKADEMIK

Penyakit corona virus disease (Covid-19) adalah jenis penyakit yang menyerang
paru-paru dan mengganggu sistem pernapasan manusia. Covid-19 adalah bentuk
perkembangan baru dari virus SARS dan MERS yang fokusnya adalah menyerang sistem
saluran pernapasan. Covid-19 sudah ada sejak tahun 2019, tetapi sebagai jenis virus baru
yang belum ditemukan obat dan vaksinnya, Covid-19 mulai menjalar menjadi wabah besar
bagi dunia sejak awal tahun 2020. Virus Covid-19 menyerang 215 negara di dunia dan salah
satunya adalah Negara Indonesia. Dalam hal menangani wabah yang belum diketahui
obatnya ini membuat para pemerintah di setiap negara termasuk Indonesia menerapkan
kebijakan melarang berkerumun, pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak
(physical distancing), memakai masker dan selalu cuci tangan untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet


dengan aksesbilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai
jenis interaksi pembelajaran. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zhang et al.,
(2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia memiliki
kemampuan merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif
pembelajaran untuk sistem pembelajaran tradisional sebelumnya. Sistem pembelajaran daring
di lingkup perguruan tinggi memungkinkan mahasiswa dapat mengakses materi, berinteraksi
dengan materi, pengajar, dan mahasiswa lain melalui suatu media elektronik berbasis
internet. Oleh karena itu, pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan
bantuan perangkat-perangkat mobile seperti smarthphone atau telepon android, iphone,
laptop, komputer, dan tablet untuk membantu mahasiswa dapat mengakses informasi terkait
perkuliahan kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013).

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam melakukan kegiatan.
Prestasi merupakan suatu tingkat keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Seseorang yang ingin berprestasi akan berorientasi
menyelesaikan tugas yang dihadapkan padanya disertai motivasi ingin berkompetisi dengan
yang lain, sehingga orang tersebut akan terpacu menyelesaikan tugas semaksimal mungkin.
Salah satu bentuk pengukuran prestasi seseorang adalah melalui nilai yang diperoleh setelah
melewati evaluasi. Di lingkup perguruan tinggi, prestasi mahasiswa tercermin dari laporan
nilai akademiknya.

Merespon instrukti pemerintah terkait penanganan Covid-19, Universitas Mataram


sebagai salah satu Universitas Negeri di Wilayah Nusa Tenggara Barat mengeluarkan surat
intruksi tentang pencegahan penyebaran corona virus disease (Covid-19) di lingkungan
Universitas Mataram dengan mengeluarkan Surat Edaran Rektor No. 1468/UN.18/HK/2020
Tanggal 15 Maret 2020 Tentang Antisipasi Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Universitas
Mataram ditindaklanjuti kemudian di Surat Edaran Rektor No. 3098/UN.18/HK/2020
Tentang Perpanjangan Surat Edaran Sebelumnya. Di surat edaran tersebut terdapat beberapa
poin salah satunya adalah anjuran untuk menerapkan pembelajaran secara daring.

Pelaksanaan pembelajaran daring saat ini sudah menjadi pilihan utama bagi
mahasiswa dan dosen selama wabah Covid-19, melalui pelaksanaannya dosen akan memberi
materi pembelajaran dan mahasiswa akan mengaksesnya. Proses pembelajaran daring
memang memiliki keuntungan menghemat waktu dan efektif dibandingkan pembelajaran
sistem biasa, tetapi dalam kenyataannya dilapangan banyak mahasiswa yang mengeluh
dengan dilaksanakannya pembelajaran secara daring. Selain adanya hambatan terhadap
koneksi jaringan yang bisa sewaktu-waktu mengalami gangguan, mahasiswa juga sulit untuk
memahami materi dengan keterbatasan dosen dalam menjelaskan. Kesulitan dalam hal
pelaksanaan daring yang jauh dari kata efektif ini justru mempengaruhi prestasi mahasiswa
tercermin dari nilai akademik yang didapatkan di evaluasi akhir.

Vivi Aulia Ananda adalah salah satu mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mataram, karena adanya pandemik Covid-19 membuat Vivi harus
melaksanakan perkuliahan secara daring. Dengan diadakannya sistem perkuliahan tidak tatap
muka membuat Vivi kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dikarenakan dosen yang
kurang/tidak menjelaskan materi, jadwal perkuliahan yang bisa tiba-tiba, dan
ketidakmampuan untuk berdiskusi dengan mahasiswa lainnya. Keadaan ini pada akhirnya
membuat Vivi merasa bahwa kuliah daring tidak lah lebih efektif dibandingkan kuliah tatap
muka langsung. Dengan diadakannya kuliah daring Vivi justru merasa nilai akademiknya
menurun dibandingkan semester sebelumnya.
Kesulitan Vivi sebagai Mahasiswi atau peserta didik dalam hal melaksanakan
pembelajaran daring sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mastura
dan Rustan Santaria dari Institut Agama Islam Negeri Palopo (2020), berdasarkan penelitian
yang dilakukan keduanya didapatkan hasil bahwa peserta didik yang menyelenggarakan
pembelajaran daring selama masa pandemik Covid-19 menemukan beberapa hambatan yang
pada akhirnya membuat peserta didik kurang termotivasi melaksanakan pembelajaran. Salah
satu hambatan yang ditemukan adalah kesulitan peserta didik dalam menyerap pembelajaran
yang diberikan. Hal ini disebabkan karena keadaan yang tiba-tiba memaksa mereka untuk
siap melaksanakan pembelajaran secara daring, peserta didik diharuskan untuk terbiasa
mengikuti perubahan dari yang awalnya penjelasan diselingi praktik menjadi penjelasan yang
hanya berbasis teori saja. Sedangkan dalam hal hubungan antara pelaksanaan pembelajaran
daring terhadap penurunan prestasi akademik mahasiswa, didasarkan pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rizqon Halal Syah Aji dari Sekolah Ilmu Ekonomi
Universitas Kebangsaan Malaysia (2020) menyatakan bahwa terdapat kerugian bagi beberapa
peserta didik dalam proses penilaian secara daring di masa pandemik Covid-19. Kerugian ini
dikarenakan keterbatasan informasi bagi para pengajar dalam hal menilai kemampuan peserta
didik. Informasi sulit didapatkan disebabkan oleh keterbatasan proses pembelajaran daring
atau sistem yang terkadang mengalami gangguan dan salah melakukan pengukuran nilai.

Berdasarkan hal di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kuliah
daring tidaklah lebih efektif seperti pada konsepnya dan mahasiswa justru lebih memilih
untuk menyelenggarakan kuliah secara langsung. Selain itu kuliah daring juga memberikan
dampak negatif terhadap kemampuan mahasiswa memahami materi pembelajaran, karena
penjelasan dosen melalui virtual yang terkesan sulit dipahami dibandingkan apabila
disampaikan secara langsung. Ketidakmampuan mahasiswa dalam memahami materi ini pun
berdampak pada penurunan prestasi atau nilai akademik yang didapatkan. Solusi kedepannya
antara lain, mahasiswa berharap apabila perkuliahan secara tatap muka langsung sangat sulit
untuk diadakan karena pandemik Covid-19 ini maka akan lebih efektif dosen menyampaikan
materi dalam bentuk video pembelajaran yang dapat terus diputar ulang walaupun jam
perkuliahan telah habis, diharapkan pula semua dosen menyempatkan waktunya untuk
mereview tugas yang diberikan sebelumnya dengan memberi penjelasan tiap minggu, jadwal
mata kuliah mengikuti yang sudah ada dan tidak tiba-tiba, serta penggunaan media
pembelajaran yang lebih hemat kuota kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai