Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PROSES


BELAJAR MAHASISWA SECARA DARING

DISUSUN OLEH :
Novian Hadi Eka Putra (19210022)

JURUSAN PENDIDIKAN KOMPUTER


UNIVERSITAS DEHASEN (UNIVED)
BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Dampak
Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Belajar Mahasiswa Secara Daring”.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul ”Dampak
Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Belajar Mahasiswa Secara Daring” yang menurut kami
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari seluruh wawasan tentang
dampak pandemi covid-19.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Bengkulu, Desember 2020


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda 215 negara di dunia,
memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya Perguruan
Tinggi. Untuk melawan Covid-19 Pemerintah telah melarang untuk berkerumun,
pembatasan sosial (social distancing) dan menjaga jarak fisik (physical distancing),
memakai masker dan selalu cuci tangan. Melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Pemerintah telah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan
perkuliahan tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan
perkuliahan atau pembelajaran secara daring (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1
tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran
secara daring atau on line.
Tidak sedikit universitas dengan cepat merespon intruksi pemerintah, tidak
terkecuali Universitas Dehasen (UNIVED) dengan mengeluarkan surat instruksi
tentang pencegahan penyebaran corona virus diesease (Covid-19) di lingkungan
Universitas Dehasen. Salah satunya adalah anjuran untuk menerapkan pembelajaran
daring. Ada sekitar 65 perguruan tinggi di Indonesia yang telah melaksanakan
pembelajaran daring dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Untuk mencegah
penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk menghentikan acara-acara
yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu, pembelajaran tatap muka
yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas ditinjau ulang pelaksanaanya.
Perkuliahan harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu mencegah
berhubungan secara fisik antara mahasiswa dengan dosen maupun mahasiswa dengan
mahasiswa.
Dampak covid-19 terhadap dunia pendidikan sangat besar dan dirasakan oleh
berbagai pihak terutama dosen, mahasiswa dan orang tua. Akibat penyebaran covid-
19 yang tinggi di Indoensia, universitas dan perguruan tinggi lainnya ditutup. Dengan
dilakukannya penutupan sekolah, maka pemerintah mengambil langkah agar proses
pembelajaran tidak tertinggal dan peserta didik tetap menerima hak untuk
mendapatkan ilmu. Maka dari itu keputusan pemerintah selanjutnya yaitu proses
pembelajaran tetap berlangsung tapi tidak dengan tatp muka melainkan dengan
online.
Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19
adalah pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu
mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran
dengan bantuan internet. Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring
memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon
adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk
mengakses informasi kapan saja dan dimana saja.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi belajar mahasiswa selama masa pandemi covid-19?
2. Apa saja dampak pandemi covid-19 dalam proses belajar mahasiswa secara
daring?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui bagaimana strategi belajar mahasiswa selama masa pandemi
covid-19.
2. Untuk Mengetahui dampak pandemi covid-19 dalam proses belajar mahasiswa
secara daring.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi belajar mahasiswa selama masa pandemi
Merebaknya kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sejak bulan Desember
2019 hingga saat ini mengharuskan semua proses kegiatan di luar rumah yang
meliputi orang banyak harus terhenti untuk sementara waktu, seperti orang-orang
yang bekerja sebagai pekerja formal dan pekerja informal, dan juga termasuk kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Covid-19 memaksa kehidupan sosial harus berubah,
termasuk metode pembelajaran sekolah. Sementara waktu kegiatan belajar mengajar
bagi para mahasiswa dan dosen dilakukan di rumah saja dengan menggunakan
metode pembelajaran daring (dalam jaringan). Metode pembelajaran tersebut
dilakukan untuk meminimalisir kontak fisik antara mahasiswa dengan mahasiswa,
antara dosen dengan dosen, dan juga antara mahasiswa dengan para dosen di kampus.
Sehingga, dengan langkah pembelajaran daring yang dapat dilakukan di rumah akan
menjadi langkah untuk kita dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 saat ini.
Covid-19 ini bukan menjadi penghalang bagi anak sekolah untuk
mendapatkan pembelajaran dari para dosen di kampusnya karena media pembelajaran
daring ini dijadikan sebagai langkah solutif yang dilakukan di lingkungan pendidikan
selama pandemi Covid-19. Dosen dapat memberikan materi dan tugas yang dapat
dipelajari dan dikerjakan oleh para mahasiswanya melalui metode daring. Sehingga
mahasiswa masih bisa mendapatkan materi pembelajaran walaupun tidak bertatap
muka secara langsung dengan dosen di kampus. Mahasiswa dapat menggunakan
handphone, PC, atau latop selama pembelajaran daring dilakukan.
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang
pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar,
yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional menjadi ke
modern. (Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk
melengkapi aktivitas pembelajaran. Pembelajaran daring merupakan sistem
pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi
menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan
meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan
layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk
menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas. Ada beberapa
aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya whatsapp, zoom,
web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani
ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi covid 19 ini.
Daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan
adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar
mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan
menggunakan simulasi dan permainan. Selanjutnya, semua mahasiswa menerima
kualitas yang sama dari intruksi karena tidak ada ketergantungan pada instruktur
tertentu. Gagne (1977) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat
peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses
belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya
bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus
dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan
proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.
Sistem pembelajaran daring merupakan implementasi dari pendidikan jarak
jauh melalui online. Sistem pembelajaran ini pun bertujuan untuk meningkatkan
pemerataan akses terhadap pembelajaran yang lebih baik dan bermutu. Sebab, dengan
sistem pembelajaran daring, akan memberikan peluang bagi pelajar untuk dapat
mengikuti suatu mata pelajaran tertentu.

B. Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Proses Belajar Mahasiswa Secara Daring.


1. Dampak terhadap mahasiswa
Pandemi covid-19 mengharuskan mahasiswa untuk belajar jarak jauh dan belajar
dirumah dengan bimbingan dari orang tua. Karena pandemi ini, mahasiswa kurang
dalam mempersiapkan diri. Seperti motivasi mahasiswa yang kurang dalam
mengikuti pembelajaran daring. Mahasiswa yang biasanya mengikuti
pembelajaran di ruangan dengan teman-teman harus dihadapkan dengan belajar di
rumah sendiri sehingga peserta didik merasa jenuh. Kemudian libur panjang yang
terlalu lama membuat mahasiswa bosan dan jenuh, membuat mereka ingin keluar
rumah.
Fasilitas yang kurang memadai, menjadi salah satu penyebab mahasiswa
kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran daring. Mahasiswa harus
dihadapkan dengan sistem online yang pembelajarannya berupa teori. Yang
biasanya mahasiswa melakukan praktik untuk mata pelajaran yang membutuhkan
praktik karena pandemi covid-19 ini, membuat penyampaian materi tersebut
hanya dengan teori. Hal ini menyebabkan mahasiswa lambat dalam menyerap
pembelajaran, apalagi jika dilihat dari daya serap mahasiswa yang berbeda. Ada
beberapa mahasiswa yang cepat menangkap pembelajaran namun ada juga
beberapa yang lambat menyerap pembelajaran sehingga mahasiswa ini akan
tertinggal dalam pembelajaran tersebut.
Adanya pandemi covid-19 ini membuat mahasiswa mau tidak mau, suka tidak
suka harus berhadapan dengan teknologi untuk mendukung pembelajaran.
Dikampus harus menyiapkan alat dan bahan untuk menyiapkan bahan ajar dalam
pembelajaran jarak jauh. Untuk menjadi pembelajar online yang efektif seorang
memerlukan cara tertentu yaitu mahasiswa harus dihadapkan pada berbagai
pengalaman belajar (Zapalska 2006). Sejalan dengan drago menyatakan bahwa
siswa yang mengikuti pembelajaran secara online gaya belajar dari segi baca tulis
dan visualnya kuat.
2. Adanya kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran
Pembelajaran secara daring terdapat berbagai macam kendala adapun kendala
yang dihadapi adalah sebagai berikut :
a. Fasilitas Pembelajaran secara daring memerlukan berbagai fasilitas yang
memadai seperti HP android dan koneksi internet. Namun pada pelaksanaanya,
tidak semua mahasiswa dan orang tua siswa memiliki hp yang memadai untuk
melaksanakan pembelajaran online, selain itu beberapa mahasiswa dan orang
tua siswa pun terkendala oleh masalah sinyal internet yang tidak memadai.
b. Komunikasi beberapa mahasiswa yang memiliki masalah dengan fasilitas,
membuat komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak berjalan baik. Selain
itu, dalam memaparkan materi pelajaran pun dosen merasa kesulitan karena
harus dilakukan melalui percakapan di grup whatsapp. Siswa menjadi sulit
memahami materi pelajaran. Sehingga dosen harus membuat video
pembelajaran yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
c. Orang tua pembelajaran online menuntut orang tua untuk dapat menjadi
pengganti guru selama belajar dirumah, atau pun menjadi pendamping siswa
ketika belajar. Namun tidak semua orang tua mampu membimbing mahasiswa
untuk belajar. Beberapa orang tua bahkan tidak bisa mendampingi mahasiswa
saat belajar dikarenakan kesibukan mereka untuk bekerja, sehingga mahasiswa
belajar tanpa pendamping dirumah.

3. Tantangan dari adanya pembelajaran daring


Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah keahlian dalam
penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta didik. Adapun ciri-ciri
peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu :
a. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau
tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria
ketuntasan pemahaman materi dalam pembelaran ditentukan oleh pelajar itu
sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta mahasiswa harus mandiri.
Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan pebedaan
keberhasilan belajar yang berbeda-beda.
b. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar,
tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika
pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari
dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online siswa
harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang akan digunakan. Alat
yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/ daring ialah
komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan teknologi di era 4.0 ini
menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang digunakan sebagai sarana
pembelajaran daring/online.
c. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar harus
menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai
salah satu syarat untuk keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan
interpersonal dibutuhkan guna menjalin hubungan serta interaksi antar pelajar
lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan orang
lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu
kemampuan interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap
dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Berkolaborasi : memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan
kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun
dengan dosen pada sebuah forum yang telahdisediakan, karena dalam
pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri. Interaksi
tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami kesulitan dalam
memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga guna untuk
melatih jiwa sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak
terbentuk didalam diri pelajar. Dengan adanya pembelajaran daring juga
pelajar mampu memahami pembelajaran dengan kolaborasi. Pelajar juga akan
dilatih supaya mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau
dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.
e. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran
daring adalah kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan
secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena ketika
proses pembelajaran, Pelajar akan mencari, menemukan sampai dengan
menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari. “Pembelajaran mandiri
merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam
mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali
dalam proses pembelajaran” (Kirkman dalam Hasanah,2020). Ketika belajar
secara mandiri, dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses
pembelajaran secara daring.
BAB II
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan


salah satu solusi untuk menerapkan social distancing guna mencegah mata rantai
penyebaran wabah covid 19. Karena pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
dilakukan secara online dengan jarak jauh atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik
dimanapun dan kapanpun saat dibutuhkan. Sehingga dapat menghindari kerumunan yang
dianggap sebagai salah satu cara untuk menerapkan social distancing.
Adapun dampak pembelajaran daring terhadap anak selama pandemi Covid-19 ada
dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya anak dapat mengakses materi belajar
dimanapun dan kapanpun, dapat diakses melalui smartphone, laptop, ataupun PC. Anak juga
dapat melakukan kegiatan pembelajaran daring sambil memakan cemilan, mendengarkan
musik, tergantung anak merasa nyaman sambil melakukan kegiatan santai apa, yang penting
pembelajaran daring tetap dilakukan dan tidak merasa jenuh. Anak juga akan lebih merasa
aman dengan metode pembelajaran daring selama Covid-19 karena tidak akan begitu
khawatir dibandingkan harus belajar di sekolah secara tatap muka. Di era disrupsi teknologi
yang semakin canggih ini, anak dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi
pembelajaran secara online ini. Penguasaan terhadap teknologi pembelajaran yang sangat
bervariasi menjadi tantangan tersendiri bagi anak. Berbagai media pembelajaran dalam jarak
jauh juga dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
online antara lain e-learning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial
whatsapp. Sarana-sarana tersbeut dapat digunakan secara maksimal, sebagai media dalam
melangsungkan pembelajaran seperti di kelas.
Disisi lain, dampak negatif dari pembelajaran daring terhadap anak juga dapat
terjadi, seperti anak merasa bahwa pembelajaran daring tidak efektif, berbeda dengan
pembelajaran tatap muka seperti di sekolah. Anak cenderung kurang memahami materi yang
kurang jelas disampaikan oleh gurunya. Tugas sekolah yang menumpuk, membuat anak juga
merasa jenuh karena harus berkutat dengan tugas-tugasnya yang harus diselesaikan. Selain
itu, dampak negatif dari pembelajaran daring juga tidak menutup kemungkinan akan
terjadinya kejahatan cyber dapat menyerang aplikasi mbelajaran daring. Permasalahan lain
dari adanya sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) adalah akses informasi yang
terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi. Anak
kadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya
mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran daring membuat siswa menjadi lebih mandiri, karena lebih
menekankan pada student centered. Mereka lebih berani untuk mengemukakan pendapat
dan ide-idenya. Serta pemerintah juga telah menyediakan beberapa platform yang dapat
digunakan peserta didik untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020, April). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 1. Universitas Kristen Satya Wacana.
Diakses 8 Juni 2020.
2. Heryan Muhammad. (2020, 30 April). Dampak Positif dan Negatif Pembelajaran Daring di
Tengah Pandemi Covid-19. Kompasiana. Diakses 8 Juni 2020.
3. Sudjarwo. (2020, 30 Maret). Pembelajaran Daring. Universitas Lampung.
4. Darmalaksana, W. (2020). WhatsApp Kuliah Mobile . Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
5. Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid19.
Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89.
6. Yandwiputra, A. R. (n.d.). Kuliah Jarak Jauh karena Virus Corona, UI: Bukan
Lockdown.
7. Lestari, Selvy Windy. 2020. Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Dalam Masa Pandemi Ditinjau Dari Media Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pendidikan.
Volume 2 No. 3.
8. Afriana, J., & Fitriani, A. (2016). Penerapan Project Based Learning Terintegrasi
STEM Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Kreativitas Siswa Ditinjau Dari
Gender. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(2), 202–212.
9. Ardianti, S. D., Pratiwi, I. A., & Kanzunnudin, M. (2017). Implementasi project based
learning (pjbl) berpendekatan science edutainment terhadap kreativitas peserta didik.
Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan.
10. Suni Astini, N. K. (2020). Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19.
11. Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i,
7(5), 395-402.
12. Zapalska, A., & Brozik, D. (2006). Learning Styles and Online Education.
CampusWide Information Systems.

Anda mungkin juga menyukai