Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) merupakan musibah yang
memilukan seluruh penduduk bumi. seperti diketahui saat ini masyarakat
seluruh dunia sedang mengalami cobaan berat. Covid-19 mampu
memporakporandakan dunia. Betapa tidak. Ia dengan gampang mampu
menerjang defensif tubuh semua orang tanpa tebang pilih. Manusia, sebagai
makhluk yang paling sempurna tibatiba dilumpuhkan oleh makhluk
mikroskopik (sangat kecil) bernama virus. Virus adalah organisme yang
paling banyak di muka bumi ini karena dapat memperbanyak diri
(bereplikasi) tanpa menumpang organisme lain, tersebar diberbagai penjuru
dunia ini dan bersifat parasit (merugikan); ia dapat menginfeksi makhluk
hidup (manusia, hewan, tumbuhan) yang terganggu, tanpa kecuali
pendidikan.
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna
hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini
manusia-manusia dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa
henti, dan kejaran target pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi.
Namun, persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar
manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran
sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial
dalam arti yang sebenarnya. Manusia dipaksa ‘berhenti’ dari rutinitasnya,
untuk memaknai apa yang sebenarnya dicari dari kehidupan.
Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19. Dari
semua aspek yang menjadi tantangan saat ini, pada aspek pendidikan. Sebagai
ujung tombak di level paling bawah suatu lembaga pendidikan, kepala
sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat
edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah
untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. Pendidik merasa kaget
karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa
terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah.
Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses
pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlang
sungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis. Dalam hal ini
ditinjau dari SMAN 2 Nubatukan mengenai dampak Covid 19 terhadap
keberlangsungan proses pembelajaran di SMAN 2 Nubatukan. Terhadap
masalah di atas penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul
Pengaruh pandemi Covi-19 terhadap proses kegiatan belajar mengajar di
SMA Negeri 2Nubatukan.

B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas maka yang akan menjadi masalah dalam
penulisan makalah ini
1. Mengapa pembelajaran di SMAN 2 Nubatukan tidak dilaksanakan
secara tatap muka?
2. Apa kendala yang dihadapi siswa maupun guru?
3. Bagaimana upaya SMANDU dalam mengahadapi pembelajaran dalam
situas covid?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui alasan pembelajaran di SMAN 2 Nubatukan tidak
dilaksanakan secara tatap muka
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa maupun guru
3. Untuk mengetahui upaya SMANDU dalam mengahadapi pembelajaran
dalam situas covid
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Pembelajaran Di SMA Negeri 2 Nubatukan Tidak Dilaksana-


kan Secara Tatap Muka
Di Indonesia, dampak penyebaran Covid-19, bukan saja terjadi
langsung dibidang kesehatan, tetapi juga terjadi pada bidang-bidang lain
termasuk pendidikan. Wabah Pandemi Covid-19, merupakan bencana dunia
yang mengguncang segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Dengan adanya wabah tersebut, otomatis tidak ada pertemuan tatap muka
untuk menghindari penyebaran Covid-19, atau setidaknya diminimalisirnya
pertemuan, diantaranya pertemuan guru dengan murid. Hal inilah yang menjadi
alasan penting yang menyebabkan pembelajaran di SMAN 2 Nubatukan tidak
dilaksanakan secara tatap muka. Hal ini mendukung program pemerintah untuk
meminimalisir penyebaran virus Covid 19. Interaksi sosial yang terjadi di
sekolah sangat berpotensi untuk penyebaran virus Covid 19 ini.
Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mulanya dirumahkan, tetapi
seiring berjalannya waktu, sembari menunggu pelayanan vaksin Covid-19 rilis,
diberlakukanlah new normal. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus tetap
berjalan dengan memaksimalkan teknologi seperti Whatsapp Group, Zoom
Meeting yang mendukung pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran merupakan
inti dari proses pendidikan. Kualitas pendidikan menggambarkan kualitas
pembelajaran. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran secara daring dan bekerja
dari rumah bagi para tenaga pendidik merupakan perubahan yang harus
dilakukan oleh guru untuk tetap memberikan materi pembelajaran bagi
siswanya.
Pendidikan dengan jarak jauh memiliki tujuan agar mutu pendidikan
meningkatkan dan relevansi pendidikan serta meningkatkan pemerataan akses
dan perluasan pendidikan. Tetap dipertahangkan pendidikan jarak jauh yang
diselenggarakan dengan penjaminan kualitas yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan pemangku kepentingan merupakan salah satu mekanisme perluasan
akses pendidikan tinggi. Menjadi kewajiban kepala sekolah untuk
membimbing, memfasilitasi dan mengendalikan guru dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dan evaluasi secara online.

B. Kendala Yang Dihadapi Siswa Maupun Guru


1.1. untuk siswa
Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, banyak kendala
yang dihadapi siswa antara lain :

Dalam pembelajaran daring selama pandemi Covid-19, banyak kendala yang


dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula tatap
muka (luring), akibat pandemi tersebut berubah dengan banyak dilakukan
secara online (daring). Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti:

1. Lokasi rumah tidak terjangkau jaringan internet, termasuk


quota internet murid minimalis

2. Media pembelajaran yang digunakan para guru dominan


monoton dan membuat para murid merasa jenuh atau bosan.

3. Pembelajaran dominan belum interaktif

4. Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau

5. Pembelajarannya cenderung tugas online

6. Tugas diberikan para murid menumpuk.


7. Penyerapan materi pelajaran sangat minimalis

8. Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH),


Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester
(PAS) termasuk Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.

Permasalahan pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah


belum meratanya akses jaringan internet, gawai yang belum memadai,
mahalnya biaya kuota, belum meratanya penguasaan iptek di kalangan
pendidik atau guru, belum siapnya pelaksanaan proses belajar
mengajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh,

dan kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan


kegiatan belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses
pembelajaran jarak jauh.

Sistem pembelajaran jarak jauh saat ini menurut pengamatan


penulis masih menjadi beban bagi para guru, para orang tua siswa dan
para siswa. Pemerintah perlu memperhatikan kondisi ekonomi para
orang tua dan siswa yang terdampak pandemi Covid-19 jika sistem
pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan, Sistem pembelajaran
jarak jauh yang dilaksanakan dalam beberapa bulan terakhir ini
menurut penulis belum benar-benar efektif.
Sistem Pembelajaran Daring yang telah di terapkan selama
terjadinya Pandemi Covid-19 ini masih memiliki sejumlah kendala.
Tak sedikit para siswa yang akhirnya tidak mengikuti kegiatan belajar
di karenakan minimnya akses internet. Didalam pelaksanaan proses
pembelajaran daring pasti sangat membutuhkan akses jaringan
internet. Dalam hal ini ada banyak kendala yang terjadi terutama di
daerah pedesaan yang terpencil, menyebabkan proses pembelajaran
daring menjadi terkendala karena akses internet yang tidak stabil dan
pulsa (kuota data) internet yang mahal. Jadi kestabilan akses internet
sangat berperan penting agar proses pembelajaran daring bisa berjalan
dengan baik, akan tetapi tidak hanya internet saja melainkan juga di
butuhkan adanya pulsa (kuota data) internet yang harus mencukupi.

Persoalan lain juga banyak dikeluhkan yaitu, keterbatasan


keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Di karenakan masih ada sebagian siswa yang kurang
mengerti akan teknologi itu sendiri terutama dalam pembelajaran
daring. Oleh karenanya, dampingan orang tua sangat di perlukan
dalam proses pembelajaran daring. Meskipun hal ini tidak mudah
tetapi orang tua juga harus dapat berperan selayaknya seorang guru
yang mengampu materi pelajaran. Jika orang tua tidak berperan
dengan baik di dalam mendampingi anaknya, maka sulit bagi anaknya
untuk melaksanakan proses pembelajaran daring dengan baik. Dan hal
ini juga sangat berpengaruh bagi siswa yang tidak memiliki Gawai
(Handphone) karena Gawai ini
merupakan alat utama bagi siswa dalam melaksanakan sistem
pembelajaran daring. Tidak semua siswa memiliki alat komunikasi ini,
akibatnya siswa menjadi sulit dalam melaksanakan proses
pembelajaran daring.

Pandemik Covid-19 yang melanda seluruh masyarakat dunia,


berpengaruh terhadap perilaku kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
Bidang Pendidikan, pembelajaran siswa yang biasa dilakukan di
sekolah, kini akan dilaksanakan secara bergiliran. Tidak setiap hari
siswa datang ke sekolah, satu pekan belajar di sekolah, satu pekan
kemudian belajar di rumah secara daring dan begitu seterusnya. Ketika
mengharuskan siswa belajar di rumah secara daring, sedikitnya ada 5
kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran daring, terutama
siswa yang bersekolah di daerah yaitu:

1. Tidak memiliki Hand Phone (HP).

Zaman sekarang memiliki HP/gadget hukumnya sudah


"wajib". Karena hampir semua interaksi kehidupan masyarakat,
tidak lepas dari HP yang sudah bisa terkoneksi dengan jaringan
internet. Jika tidak, seolah kita hidup dalam keterasingan.
Namun pada kenyataannya yang terjadi pada masyarakat di
daerah, karena keterbatasan ekonomi, mereka kesuliatan
membeli HP. Jangankan beli HP, untuk makan sehari-hari saja
masih kesusahan. Banyak diantaranya siswa yang berasal dari
keluarga seperti ini, mereka tidak memiliki HP

2. Memiliki Hand Phone tetapi masih Jadul.

Ada juga siswa yang sudah memiliki HP, tetapi masih


jadul (jaman dulu) alias tidak bisa support dengan aplikasi yang
berbasis jaringan. HP-nya bukan android, hanya bisa SMS atau
telephone saja. Jelas keadaan siswa seperti ini, pembelajaran
daring pasti terkendala.

3. Memiliki Hand Phone, tetapi tidak punya kuota.

Siswa sudah meiliki HP yang support system, karena


sudah android, sayangnya mereka pulsa dan kuotanya terbatas.
Di daerah, pulsa dan kuota terbilang masih mahal, sehingga
untuk mengisi kuota atau pulsa cukup sekali

saja dalam satu bulan dan itu pun kuotanya terbatas. Sedangkan
pembelajaran daring membutuhkan kuota yang banyak, maka
pembelajaran daring menjadi tidak efektif.

4. Jaringan internet bermasalah

Kendala yang keempat adalah jaringan internet yang


buruk. Siswa sudah punya HP android, kuota tidak terbatas,
sayang jaringan internetnya buruk. Mereka harus mencari
tempat yang jaringannya bagus. Tidak jarang harus naik ke
puncak bukit dibelakang rumahnya, itu pun hasilnya tidak
maksimal karena bukan 4G.

5. Aliran listrik sering putus

Permasalahan terakhir ini, sering dialami oleh


masyarakat di daerah. Terputusnya aliran listrik mengakibatkan
tidak hanya aliran listrik saja yang hilang, tetapi jaringan
internet pun ikut hilang. Bayangkan ketika pembelajaran daring
dilaksanakan, tiba-tiba aliran listrik mati, maka saat itu lah
pembelajaran daring selesai. HP android punya, kuota sudah
OK, jaringan sudah 4G, tetapi listrik sering putus, maka
pembelajaran daring tidak bisa terlaksana.

Kelima permasalahan inilah yang biasanya dihadapi siswa dan


guru di daerah. Alhasil, berbagai cara harus dilakukan oleh guru dan
pihak sekolah, demi pendidikan siswa, meskipun tidak efektif. Apalah
daya, karena pendidikan adalah hak semua anak bangsa.

2.3. Upaya SMANDU dalam mengahadapi pembelajaran dalam


situasi covid

Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam


mengatasi kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat
ditempuh yaitu:

1. lokasi di dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau


jaringan internet untuk sementara pindah lokasi yang
terjangkau jaringan internet. Apabila

7
minimalis quota internetnya diatasi bergabung dengan
temannya yang punya WIFI di rumah, maksimum 3 siswa dan
mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.

2. Digunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga


siswa tidak jenuh.

3. Diupayakan menggunakan media daring variatif yang bias untuk


interaktif.

4. Apabila menggunakan media daring yang bisa live misalnya


zoom meeting, google meet, webinar dan lain-lain agar karakter
atau perilaku para murid relatif terpantau.

5. Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran sebaiknya


sehari sebelumnya sudah diberikan kepada siswa untuk dibaca
terlebih dahulu. Ketika guru menjelaskan materi para murid
dominan bisa lebih memahami, bila masih ada kesulitan bisa
ditanyakan. Tugas yang diberikan ada batas waktu untuk
mengumpulkan dan dinilai.

6. Mengumpulkan tugas tidak terlambat. Bila tugas sudah


diterima segera dikoreksi/dinilai dan hasilnya segera diinfokan
kepada para murid. (7) Dengan media daring yang variatif dan
dominan live akan mampu menyerap materi pelajaran
mendekati optimal.

7. Memanfaatkan media daring yang variatif dan dominan live


akan bisa dipantau terus menerus perilaku siswa selama
mengikuti kegiatan penilaian. Caranya dengan menghidupkan
kamera pada media daring yang digunakan sehingga
kejujurannya dapat dipantau mendekati baik. Akan lebih baik

apabila pada pembelajaran dan penilaian dengan melibatkan


orang tua/wali murid bisa membantu mengawasinya dengan
baik di rumah masing-masing.

Pembelajaran “daring” sebagai pilihan tunggal dalam kondisi


pencegahan penyebaran covid 19memberi warna khusus pada masa
perjuangan melawan virus ini. Bahkan bentuk pembelajaran ini juga
dapat dimaknai pembatasan akses pendidikan. Pendidikan yang lumrah
berlangsung dengan interaksi langsung antar unsur (pendidik dan
tenaga kependidikan dan peserta didik) beralih menjadi pembelajaran
interaksi tidak langsung. Pembatasan interaksi langsung dalam
pendidikan terkadang terjadi pada situasi tertentu namun tidak dalam
rangka pembatasan sosial seperti yang masyarakat jalani sebagai upaya
pencegahan penyebaran virus. Sistem pembelajaran daring (dalam
jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara
langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan
belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.
Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai
inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
. Dengan adanya pandemi ini membuat beberapa siswa
mengeluh karena merasa pembelajaran daring kurang efektif. Banyak
gangguan yang membuat proses belajar mereka tidak maksimal.
Berikut cara-cara efektif dan tidak membosankan selama belajar di
rumah :

1. Manajemen waktu

Kita harus pandai mengatur manajemen waktu dengan


baik: membuat jadwal dengan menuliskan apa saja yang harus
dikerjakan dalam satu hari. Mempunyai target yang harus
dicapai.

2. Suasana ruang belajar

Hal kedua yang perlu kita perhatikan untuk belajar


dimasa pandemi yaitu ruang belajar, pilih ruang belajar yang
nyaman, jangan pilih ruang

belajar yang tidak ada menjadi satu dengan kamar tidur. Hal ini
untuk mengurangi rasa malas karena keinginan untuk rebahan
di tempat tidur. Siapkan tempat yang nyaman dan tidak berisik
sehingga belajar dapat lebih efektif karena minim gangguan

3. Tidak menunda-nunda
kita mesti punya jadwal yang konsisten, Jadwal dan
target yang telah kita susun berguna agar kita tidak menunda-
nunda mengerjakan sesuatu. Jadi, penting agar kita tetap dan
terus mengerjakan apa-apa yang harus dituntaskan.

4. Menjaga kesehatan:

Hal yang sangat penting yaitu menjaga kesehatan di


masa pandemi ini. Menjaga kualitas tidur yang baik, dan hidup
sehat berolaharga sangat membantu kita dalam
mengoptimalkan jadwal belajar mandiri di masa pandemic dan
makan makanan yang bergizi.

Untuk guru sendiri, solusi yang bisa diambil diantaranya guru


mengikuti Program Guru Berbagi, Seri Bimtek Daring, dan Seri
Webinar, penyediaan kuota gratis, relaksasi BOS dan BOP, “Belajar
dari Rumah” di TVRI, belajar di radio RRI, Rumah Belajar, dan
kerjasama dengan platform pembelajaran daring. Langkah yang dapat
ditempuh adalah menyusun kurikulum darurat.

Peran kepala sekolah dalam mendorong para pendidik dan


tenaga kependidikan untuk melek iptek di masa pendemi ini
merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pendidikan
jarak jauh ini. Dengan adanya kebijakan pemberian pelatihan melalui
webinar ataupun workshop tentang proses belajar mengajar bagi para
pendidik dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan tersebut dalam memberikan layanan bagi peserta
didik. Pentingnya peran kepala sekolah dalam menjalin kerja sama
dengan provider dalam
proses pelayanan pemberian subsidi kuota menjadi bantuan yang dapat
meringankan orang tua dan siswa itu sendiri.

Dalam hal pendampingan orang tua selama pembelajaran jarak


jauh, memang diperlukan komitmen dari orang tua agar bersedia
meluangkan waktu untuk mendampingi anak didik ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melakukan pengawasan dengan
meminta jadwal proses pembelajaran kepada anak, turut melakukan
proses pengecekan tugas yang dikerjakan. Meluangkan waktu adalah
satu-satunya kunci dalam pendampingan terhadap anak didik selama
proses pembelajaran jarak jauh.
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Wabah Pandemi Covid-19, merupakan bencana internasional
yang mengguncang segala aspek kehidupan, termasuk dunia
pendidikan. Dengan adanya wabah tersebut, otomatis tidak ada
pertemuan tatap muka untuk menghindari penyebaran Covid-19, atau
setidaknya diminimalisirnya pertemuan. Hal inilah yang menjadi
alasan penting yang menyebabkan pembelajaran di SMAN 2
Nubatukan tidak dilaksanakan secara tatap muka. Hal ini mendukung
program pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus Covid 19.
Interaksi sosial yang terjadi di sekolah sangat berpotensi untuk
penyebaran virus Covid 19 ini.

Permasalahan pembelajaran jarak jauh diantaranya adalah


belum meratanya akses jaringan internet, gawai yang belum memadai,
mahalnya biaya kuota, belum meratanya penguasaan iptek di kalangan
pendidik atau guru, belum siapnya pelaksanaan proses belajar
mengajar menggunakan metode pembelajaran jarak jauh, dan kesulitan
orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan
belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses
pembelajaran jarak jauh.

Solusi yang bisa diambil diantaranya guru mengikuti Program


Guru Berbagi, Seri Bimtek Daring, dan Seri Webinar, penyediaan
kuota gratis, relaksasi BOS dan BOP, “Belajar dari Rumah” di TVRI,
belajar di radio RRI, Rumah Belajar, dan kerjasama dengan platform
pembelajaran daring. Langkah yang dapat ditempuh adalah menyusun
kurikulum darurat. Pendampingan orang tua selama pembelajaran
jarak jauh, memang diperlukan komitmen dari orang tua agar bersedia
meluangkan waktu untuk mendampingi anak didik ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran
3.2. Saran

Siswa dan guru harus senantiasa memperhatikan kesehatan dan


menaati protocol kesehatan, supaya tidak terserang virus Covid 19.
Dibutuhkan juga kerjasama antara guru, siswa dan orangtua guna
menyukseskan kegiatan pembelajaran online ini.
Daftar Pustaka

Aji, R. H. S. 2020."Dampak COVID-19 pada Pendidikan di Indonesia:


Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran" Jurnal
Sosial & Budaya Syar-I, Volume 5, Nomor 1, (hlm. 395–
402).

Ambarita, & Restanti, D. K. 2021. Pembelajaran Luring. Penerbit Adab.

Anwar, M. 2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Cahyani, A. dkk. 2020. "Motivasi Belajar Siswa SMA pada


Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19". Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 3, Nomor 1,(hlm. 123–14).

Dewi. 2020. "Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar". Jurnal Ilmu
Pendidikan, Volume 2, Nomor1, (hlm. 55-61).

Emda, A. 2017. "Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran".

Lantanida Journal, Volume 5, Nomor 2, (hlm. 93–196).

Fitriyani, Y. 2020. "Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran


Daring Selama Pandemik COVID-19". Jurnal
Kependidikan, Volume 2, Nomor 6.

Pradana, A. A. 2020. "Pengaruh Kebijakan Social


Distancing Pada Wabah COVID-19 Terhadap kelomoj
Rentan di Indonesia". Jurnal Kebijakan Kesehatan
Indonesia, Volume 9, Nomor 2, (hlm.61–67).
Pratiwi, E. W. 2020. "Dampak COVID-19 Terhadap Kegiatan
Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi
Kristen Di Indonesia". Perspektif Ilmu Pendidikan,
Volume 34, Nomor 1.

Prawiyogi. 2020. "Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap


Pembelajaran Siswa Di SD IT Cendikia Purwakarta".
Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pe

Suwatra, dkk. 2007. Belajar Dan Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.


MAKALAH

PENGARUH PANDEMI COVID 19 TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN

SISWA DI SMAN 2 NUBATUKAN

(Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat sebagai peserta ujian akhir sekolah)
OLEH

NAMA

KELAS

NIS

:OKTAVIANA P. OSE LEWAR :XI MIA I


PERCEPATAN :

SMA NEGERI 2 NUBATUKAN

KABUPATEN LEMBATA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul " Pengaruh Pandemi Covid 19 Terhadap Proses Pembelajaran
Siswa Di SMAN 2 Nubatukan" Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu penulis dalam
mengerjakan makalah ini.

Makalah ini berisi informasi yang berkaitan dengan pengaruh


Pandemi Covid 19 Terhadap Proses Pembelajaran Siswa Di SMAN 2
Nubatukan. Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang pentingnya kebijakan dalam
menggunakan media sosail

Waikomo, 17
Maret 2022

Penu
lis
i

DAFTAR ISI
Halaman Judul

Kata
Pengantar…………………………………………………………………
………i

Daftar
Isi…………………………………………………………………………
……ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar
Belakang………………………………………………………………...1

1.2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………..2

1.3.

Tujuan……………………………………………………………………
……2

BAB II Pembahasan
2.1. Aasan pembelajaran di SMAN 2 Nubatukan tidak dilaksanakan
secara tatap
muka…………………………………………………………………..
………………3

2.2. Kendala yang dihadapi siswa maupun guru ………...


…………………….……..4

2.3. Upaya SMANDU dalam mengahadapi pembelajaran dalam situas


covid …...….7

BAB III Kesimpulan dan Saran

3.1.
Kesimpulan………………………………………………………………
…...…12

3.2.
Saran……………………………………………………………………….
..…..13

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai