Saat ini dunia berada di dalam situasi darurat dikarenakan kemunculan suatu
virus yang kini kita kenal dengan Covid-19 . Covid-19 pertama kali terdeteksi di China
tepatnya di kota Wuhan pada akhir 2019 menjadi satu-satunya virus yang begitu banyak
menyedot perhatian publik. Kehadiran virus ini meninggalkan kesedihan yang
mendalam bagi semua orang di dunia lantaran telah memakan banyak korban hanya
dalam hitungan hari. Jenis virus ini cepat menyebar. Cara penyebarannya ini bisa
melalui udara atau melalui kontak fisik. Virus ini bisa menyerang siapa saja baik tua
maupun muda. Semakin hari semakin banyak korban berjatuhan. Terdapat sekitar
13.215 korban setiap hari. Sejak Juni 2021, Virus ini telah menyebabkan lebih dari 178
juta kasus yang dikonfirmasi dan 3,9 juta kematian.
Selama penerapan sistem belajar dari rumah atau lebih dikenal dengan online
learning kita tidak bisa mengatakan bahwa online learning merupakan solusi yang tepat
untuk belajardi situasi pandemi ini karena faktanya terdapat banyak masalah dan
hambatan yang muncul selama hampir setahun pelaksanaan sistem ini. Masalah jaringan
internet adalah keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para siswa yang tinggal di
daerah pelosok. Kurangnya akses jaringan di daerah pelosok tentunya merupakan suatu
kedala yang membuat siswa tidak bisa mengikuti proses belajar jarak jauh ini (online
learning). Dengan permasalahan-permasalahan belajar online yang dialami oleh peserta
didik di atas membuat siswa hanya semakin tertekan dan ujung-ujungnya merasa stress.
Bahkan ada dari beberapa peserta didik behenti sekolah karena tidak sanggup
menghadapi situasi belajar yang serba daring ini.
Masalah lain yang timbul selama pembelajaran online adalah banyak para siswa
mengeluh bahwa mereka mendapat banyak tekanan selama mengikuti belajar online.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima ratusan pengaduan dari para
siswa mengenai penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama adanya pandemi virus
corona (Covid-19).
Keluhan lain peserta didik adalah mereka merasa selama proses belajar mengajar
via daring, mereka tidak bisa menangkap ilmu apapun. Mereka juga mengatakan bahwa
sulit sekali menangkap atau memahami setiap materi yang disampaikan pada belajar
online ini. Tentunya ini menjadi masalah yang besar. Karena salah satu tujuan dari
belajar online ini juga sama dengan tujuan dari belajar offline. Antara lain
mengharapkan semua siswa dapat menangkap ilmu secara baik walaupun mereka
belajar secara online.
Selain itu, pembelajaran yang serba daring ini juga mempengaruhi nilai moral
peserta didik. Karena pandemi ini, sehingga mengaharuskan kita untuk melakukan
semua aktivitas di rumah salah satunya yaitu belajar di rumah. Selama setahun ini,
peserta didik melakukan aktivtas belajar secara online di rumah. Belajar online di rumah
tentunya sangat berbeda saat mereka melakukan proses belajar di sekolah. Saat di
sekolah para siswa akan selalu dikontrol oleh guru sedangkan saat di rumah mereka
sudah jauh dari pengawasan guru mereka. Dengan tidak adanya pengawasan lagi dari
guru mereka, sehingga membuat para peserta didik lebih bebas dan leluasa dalam
melakukan apa yang dia suka. Dalam masa pembelajaran daring ini sangat rentan bagi
siswa untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Seperti saat mengikuti
kelas online, banyak siswa yang hanya masuk di room belajar namun sebenarnya dia
tidak benar-benar mengikuti prosesnya. Atau ketika ujian semester para siswa akan
mudah melakukan kecurangan-kecurangan karena mereka merasa tidak di awasi oleh
guru. perliaku-perilaku tersebut tentunya sangat menyimpang dari moralitas yang baik
sebagai siswa.
Selain moralitas, efek dari pembelajaran daring ini juga mepengaruhi sikap/
karakter dari peserta didik. Di saat mereka di sekolah mereka akan selalu mendapatkan
bimbingan karakter baik langsung maupun tidak langsung dari guru mereka. saat
mereka melakukan aktivitas belajar di rumah tentunya mereka tidak mendapatkan
bimbingan karakter lagi dari para guru dan juga pengawasan dari guru. Karena sebagian
besar waktu mereka dihabiskan di rumah. Ini mungkin juga akan mempengaruhi
bagaimana perkembangan karakter peserta didik. Ketika di rumah mereka mungkin
akan lebih leluasa dalam melakukan apapun karena mereka tidak diawasi. Perasaaan
bosan yang dirasakan peserta didk di rumah mungkin akan membuat siswa untuk
mencari pergaulan yang lebih luas di lingkungan mereka. peserta didik yang masih
dalam tahap pertumbuhan tentunya sangat berbahaya. Karena ketika mereka masih tidak
mampu membedakan mana pergaulan yang baik mana yang buruk maka akan semakin
mudah mereka untuk mengikuti tingkah laku orang-orang yang memiliki karakter yang
buruk.
Kendala-kendala itu menjadi catatan penting dari dunia pendidikan kita yang
harus mengejar pembelajaran daring secara cepat. Padahal, secara teknis dan sistem
belum semuanya siap. Selama ini pembelajaran online hanya sebagai konsep, sebagai
perangkat teknis, belum sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran.
Padahal, pembelajaran online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka
dengan aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk
setiap hari. Pembelajaran secara online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif
mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah
wawasan dan ujungnya membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia seolah
melambat dan bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern terpukul
dengan sebaran virus Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban meninggal yang
tersebar di berbagai negara. Indonesia mendapatkan banyak tantangan dari Covid-19 ini,
yang membuat kita semua harus bersama-sama saling menjaga.
Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap
melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua
siswa dan semua guru. Kita memasuki sebuah zaman baru untuk mengembangkan
kreativitas, dan mengasah skill siswa, serta peningkatan kualitas diri dengan perubahan
sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi.