Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH NARKOBA TEHADAP REMAJA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Ujian


Akhir Sekolah

OLEH

NAMA : ANGELICHA M. S KEWA WADAN


KELAS : XI MIA 1
NIS/NISN : 2645

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 NUBATUKAN


2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH NARKOBA TEHADAP REMAJA

NAMA : ANGELICHA M. S KEWA WADAN


NIS/NISN : 2645
KELAS /JURUSAN : XI MIA 1

Telah disahkan di Lewoleba pada tanggal, .............................

Mengesahkan

Guru Pembimbing Wali Kelas

Maria Yoskatriani Kewa, S.Pd Maria Elfia Arkian, S.Pd.,Gr


NIP. NIP.19810520 200604 2 017

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Nubatukan

Cletus Laba, S.Pd


NIP.19740914 200112 1 005
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maria Yoskatriani Kewa,
S.Pd. selaku guru pembimbing yang sudah memberikan banyak bantuan untuk
menyusun makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah berjudul “Pengaruh Narkoba Terhadap Remaja” ini disusun
untuk memenuhi syarat sebagai peserta ujian akhir sekolah. Melalui makalah
ini, penulis mendapatkan banyak ilmu baru tentang bagaimana dampak
mengonsumsi narkoba.
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun
begitu, penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka
dan dengan senang hati menerimanya.

Lewoleba, 18 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Narkoba................................................................... 3
2.2. Jenis-Jenis dan Golongan Narkoba........................................... 4
2.3. Penyebab Seseorang Mengonsumsi Narkoba.............................. 5
2.4. Penyebaran Narkoba di Indonesia.............................................. 6
2.5. Bahaya Narkoba Bagi Penggunanya........................................... 7
2.6. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Narkoba.......... 8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................... 12
3.2. Saran..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa-masa seperti ini
sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi, maupun kejiwaan. Pada masa
transisi ini juga, remaja sedang mencari jati diri, namun sering kali dalam
pencarian jati diri ini remaja cenderung salah dalam bergaul, sehingga banyak
melakukan hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di
masayarakat. Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang, sudah tidak
bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-
baru ini sering kita dengar berita di televisi maupun di radio, yaitu tentang
penyalahgunaan narkoba. Narkoba sering sekali kita dengar, dan sudah
menjadi barang yang awam dalam kehidupan sekarang ini, apalagi di dunia
pendidikan di Indonesia. Banyak para pelajar yang mencoba narkoba karena
sifat penasarannya, dan kurang mengetahui akan bahaya narkoba tersebut
bagi masa depan mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis narkoba yang
telah beredar di seluruh wilayah Indonesia.
Narkoba sangat cepat menyebar, mulai dari kota-kota besar hingga
sekarang ini mungkin penyebarannya sudah masuk ke desa-desa. Narkoba
mudah masuk dan berkembang di dunia pendidikan, hal itu dikarenakan pada
zaman sekarang ini para siswa terlalu bebas dalam pergaulan, dan kurangnya
kontrol dari para orang tua. Narkoba kini menjadi permasalahan yang
kompleks, karena tidak saja hanya mengancam pelakunya, namun juga
berdampak pada lingkungan sosial dengan meningkatnya kriminalitas yang
diakibatkan pengaruh dari zat yang terkandung di dalamnya. Narkoba sangat
mengancam keutuhan bangsa dan negara Indonesia, hal ini dikarenakan
apabila seluruh generasi muda di Indonesia telah hancur dan rusak, maka
akan menghancurkan masa depan negara Indonesia di masa yang akan
datang.
Di kalangan remaja, sangat banyak kasus tentang penyalahgunaan
narkoba. Berdasarkan hasil survei Badan Narkoba Nasional (BNN) tahun
2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar, dan mahasiswa
menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda, yaitu 7 tahun dan rata-
rata pada usia 10 tahun. Survei dari BNN ini memperkuat hasil penelitian
Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991, yang menyatakan bahwa 97%
pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005 ialah 28% pelakunya adalah
remaja usia 17-24 tahun. Hal ini menyebabkan perilaku remaja yang
cenderung semakin merosot. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader
penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa,
dan negara.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dipaparkan diatas,
maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan narkoba?
2. Apa saja jenis-jenis dan golongan narkoba?
3. Apa yang menyebabkan seseorang mengonsumsi narkoba?
4. Bagaimana penyebaran narkoba di Indonesia?
5. Bagaimana bahaya narkoba bagi penggunanya?
6. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini
adalah :
1. Mengetahui pengertian narkoba.
2. Mengetahui jenis-jenis dan golongan narkoba.
3. Mengetahui penyebab seseorang mengonsumsi narkoba.
4. Mengetahui penyebaran narkoba di Indonesia.
5. Mengetahui bahaya narkoba bagi penggunanya.
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Narkoba


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain narkoba, istilah lain diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang merupakan singkatan
dari Narkotika, Psikotropika,dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba
ataupun NAPZA, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki
risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba
sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk
membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Namun, kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar
peruntukan dan dosis yang semestinya.
Narkotika yang sama sekali tidak boleh digunakan dalam pengobatan
adalah narkotika golongan 1 (Kokain, Heroin, Ganja) dan psikotropika
golongan 1(LSD, Ekstasi ) karena bukan tergolong obat, dan menyebabkan
ketergantungan tingkat tinggi. Menurut UU RI No 22 / 1997, narkotika, yaitu
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis,
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, berhalusinasi, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika, yaitu zat atau obat baik alami, maupun sintesis bukan
narkotik yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.2. Jenis – Jenis dan Golongan Narkoba
A. Narkotika
Narkotika dimanfaatkan untuk pengobatan dan kepentingan di bidang
pembedahan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut :
1. Narkotika Golongan I
Merupakan jenis narkotika paling berbahaya yang menyebabkan
ketergantungan dan daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : Ganja,
Heroin, Kokain, dan Opium.
2. Narkotika Golongan II
Merupakan narkotika yang memiliki daya adiktif kuat namun
bermanfaat untuk penelitian dan pilihan terakhir dalam pengobatan
serta terapi. Contoh : Morfin, Petidin, Benzetidin, dan Betametadol.
3. Narkotika Golongan III
Merupakan narkotika yang memiliki daya adiktif ringan namun
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : Kodein,
Bufrenofin.

B. Psikotropika
Psikotropika digolongkan menjadi 4 kelompok, sebagai berikut :
1. Psikotropika Golongan I
Yaitu psikotropika yang mempunyai potensi sangat kuat dalam
menyebabkan ketergantungan. Contoh : Broloamfetamine,
Cathinone, LSD, STP, dan Ekstasi.
2. Psikotropika Golongan II
Yaitu psikotropika berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan
ketergantungan.
Contoh : Amfetamin, Metamfetamin, dan Metakualon.
3. Psikotropika Golongan III
Yaitu psikotropika dengan efek ketergantungan sedang dari
kelompok hipnotik sedatif. Contoh : Lumibal, Buprenorsina, dan
Fleenitrazepam.
4. Psikotropika Golongan IV
Yaitu psikotropika dengan efek ketergantungan ringan. Contoh :
Nitrazepam, dan Diazepam.

C. Zat Adiktif Lainnya


Zat adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh : Nikotin, Alkohol,
Inhalansialsolven, dan Kafein.

2.3. Penyebab Seseorang Mengonsumsi Narkoba


Terdapat 3 faktor yang dapat dikatakan sebagai pemicu seseorang
dalam menyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri,
faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri.
a. Faktor Diri
Faktor diri adalah faktor atau dorongan yang berasal dari diri
seseorang itu sendiri, yang menyebabkan dirinya mengonsumsi narkoba.
Faktor diri terdiri dari beberapa macam, sebagai berikut :
1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir
panjang tentang akibatnya di kemudian hari.
2. Keinginan untuk bersenang-senang.
3. Lari dari masalah dan kebosanan hidup.
4. Keinginan untuk dapat diterima dalam suatu kelompok atau lingkungan
tertentu.
5. Kecanduan rokok dan minuman keras, hal ini yang merupakan gerbang
ke arah penyalahgunaan narkoba.
6. Pemahaman yang salah bahwa mengonsumsi narkoba sekali saja tidak
akan menimbulkan masalah.

b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang berasal dari lingkungan dimana
orang itu tinggal, sekolah, dan bergaul. Faktor lingkungan terdiri dari
beberapa jenis, sebagai berikut :
1. Masalah dalam keluarga.
2. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis.
3. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
4. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk.
5. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa
anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar narkoba.
6. Teman sekolah yang menjadi pengguna atau pengedar narkoba.
7. Hilangnya pengawasan masyarakat dari lingkungan sosial.

c. Faktor Ketersediaan Narkoba


Narkoba itu sendiri menjadi pendorong seseorang untuk mengonsumsi
narkoba dikarenakan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.
2. Harga narkoba semakin murah dan dapat dijangkau oleh daya beli
masyarakat.
3. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk
kemasan.
4. Bisnis narkoba menjanjikan keuntungan yang besar.
5. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
profesional.

2.4. Penyebaran Narkoba di Indonesia


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah,
dengan maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak
mempengaruhi mental, sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa
depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan
kaum muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang
semakin dekat dengan kita semua. Teman dan saudara kita mulai terjerat oleh
narkoba yang sering kali dapat mematikan.
Di Indonesia, perkembangan pecandu narkoba semakin pesat. Para
pecandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Artinya, usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya,
pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal
yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu
kemudian mengalami ketergantungan.

2.5. Bahaya Narkoba Bagi Penggunanya


Pemakaian narkoba secara umum, dan psikotropika yang tidak sesuai
dengan aturan dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh. Beberapa
dampak penggunaan narkoba adalah sebagai berikut :
1. Depresan, yaitu menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa
mengakibatkan kematian.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran. Jenis stimulan: kafein, kokain, amphetamin
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau
mengakibatkan halusinasi.
Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda kian meningkat,
maraknya penyimpangan perilaku tersebut dapat membahayakan kehidupan
bangsa di kemudian hari. Semakin hari generasi muda yang mengonsumsi
narkoba semakin rapuh karena di gerogoti narkoba, dan zat-zat adiktif
sehingga menyebabkan para generasi muda tidak dapat berpikir jernih.
Bagaimana para pemuda-pemudi akan menjadi generasi penerus bangsa
jika bila mengurus diri sendiri sudah tidak bisa. Akibatnya, generasi harapan
penerus bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal harapan.

2.6. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Narkoba


Upaya pencegahan penyebaran narkoba di kalangan generasi muda
sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, dalam hal ini semua
pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif
dalam mewaspadai ancaman dari narkoba. Adapun upaya-upaya lebih konkret
yang dapat dilakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang
berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau
mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua dengan memberikan perhatian
dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat
terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi)
narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah, dan yang tak kalah
penting adalah pendidikan moral dan keagamaan yang harus lebih ditekankan
kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam
jerat narkoba ini adalah kurangnya pendidikan moral, dan keagamaan yang
mereka pelajari dan mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun,
akhirnya mereka lakukan.
Masih banyak lagi upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah generasi
muda memakai narkoba, dan untuk mencapainya harus ada kekompakan
antara individu, keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar yang semuanya
memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
narkoba.
Pendekatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat
ini belum benar-benar terpadu dan terlihat setiap instansi atau kelompok
masyarakat bekerja sendiri-sendiri, sehingga hasil yang diperoleh belum
optimal. Sebenarnya banyak instansi selain Polri yang memiliki tugas
memberantas penyalahgunaan narkoba. Belum ada upaya pembinaan khusus
terhadap pengguna sebagai korban, karena masih banyak yang beranggapan
bahwa para pengguna itu adalah penjahat dan tanpa mendalami lebih jauh
mengapa mereka sampai mengonsumsi atau menyalahgunakan narkoba.
Peran serta masyarakat sangat rendah karena mereka masih
berpandangan bahwa pemberantasan penyalahgunaan narkoba adalah tugas
dan tanggung jawab polisi. Dengan demikian, mereka kurang peduli dan
kurang berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
narkoba. Ada beberapa LSM yang peduli dalam penyalahgunan narkoba.
Namun, sayangnya kegiatan mereka masih cenderung belum konsisten dan
belum berkesinambungan. Mereka lebih banyak untuk menyoroti dan mencari
kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh penyidik/aparat penegak
hukum daripada melakukan kemitraan, dengan kata lain kadar kemitraannya
dengan aparat penegak hukum masih meragukan.
Sedangkan di lingkungan internal Polri sendiri, kegiatan antarfungsi
masih belum terpadu dan belum terencana secara baik yang terkesan hanya
kegiatan represif saja. Dengan dibentuknya BKNN (Badan Koordinasi
Narkotika Nasional) yang kemudian diubah menjadi BNN (tahun 2002), yang
lebih bersifat operasional, maka terlihat jelas bahwa penanganan kasus
penyalagunaan narkoba menjadi lebih terkoordinasi, lebih banyak kasus
terungkap dan juga lebih banyak barang bukti yang dapat disita. Dan yang
lebih penting lagi adalah akan lebih banyak lagi generasi muda terselamatkan
dari bahaya narkoba.
Penanggulangan Bahaya Narkoba.
Jika seseorang telah mengoonsumsi narkoba, maka orang itu akan kecanduan.
Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi bahaya narkoba:
a.Langkah Represif
Upaya pemberantasan jalur gelap dan penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya diperlukan upaya terpadu baik
lingkungan nasional regional, maupun internasional
Bagi Indonesia yang kondisi geografisnya terdiri dari ribuan pulau
dengan garis pantai yang terbuka lebar disadari sebagai wilayah yang amat
rawan bagi lalu lintas gelap narkotika. Pemberantasan jalur perdagangan
gelap dan produksi narkotika di wilayah Sumatera, Jawa, dan daerah lain
selama ini telah lebih intensif dilakukan oleh aparat.
b. Pengobatan
Bagi korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya,
pengobatan yang dilakukan dari segi medis, dalam arti melepaskan
ketergantungan secara fisik tidak begitu sulit, yaitu dengan pengobatan yang
disebut dengan detoksifikasi yang memerlukan waktu sedikitnya tiga
minggu. Namun, terkadang kekambuhan datang kembali dikarenakan faktor
psikologis, atau kepribadian si penderita, dan faktor lingkungan.
Biasanya pengobatan yang dijalankan pada rumah sakit yang khusus
menangani korban narkotika dan zat adiktif lainnya, meliputi pengobatan
detoksifikasi dilakukan dengan cara psikoterapi dengan maksud dapat
memperkuat kepribadian, kepercayaan diri, harga diri dan mengetahui arti
hidup yang berarti bagi si penderita, dan yang terakhir adalah dengan
rehabilitasi medis. Para pecandu narkotika biasanya mempunyai
permasalahan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, penyembuhan melalui sistem
pendekatan, kemudian harus melihat dari berbagai segi dan faktor. Sejalan
dengan pengobatan medis, pembinaan mental spiritual terus dilakukan.
Bimbingan psikiater secara signifikan sangat dibutuhkan untuk menghindari
kekambuhan kembali. Selanjutnya, partisipasi masyarakat sangat diperlukan
teruatama dalam hal penerimaan bekas korban narkotika untuk kembali ke
tengah masyarakat untuk memulai hidup dengan wajar. Sedangkan, bagi
penderita yang sudah kritis secara fisik, hendaknya dibawa ke rumah sakit
yang khusus menangani penderita penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif
lainnya.

c. Rehabilitasi
Tempat rehabilitasi dan sekaligus pengobatan terhadap korban
penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya telah tersedia di berbagai
tempat. Namun, begitu yang lebih penting adalah bagaimana si korban dapat
bertahan dari kesembuhan, tidak kmbuh lagi sepulang dari panti pengobatan
dan rehabilitasi tersebut. Hal ini sangat memerlukan perhatian orang tua
serta partisipasi masyarakat untuk memberikan dorongan, kesempatan
bergaul, semangat baru, dan harapan-harapan baru untuk diberikan, dan
pendalaman agama untuk lebih bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Tanpa motivasi, bayang-bayang menuju kekambuhan akan lebih cepat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kebiasaan menggunakan narkoba di kalangan remaja amat
membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan, maupun kesehatan, serta
sosial ekonomi. Di pandang dari segi pendidikan, sudah jelas bahwa hal ini
akan mengganggu pelajarannya, sedangkan dari segi kesehatan akibat
kebiasaan menggunakan narkoba akan menyebabkan berbagai penyakit.
Melalui sikap kepedulian, dan pencegahan, berbagai keamanan, kedamaian,
dan keharmonisan akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini,
maka motto bahwa, ”pencegahan lebih baik daripada mengobati”, akan benar-
benar terbukti dalam kasus pemakaian obat-obat terlarang.
Pada tahap awal kehidupan manusia, agen sosialisasi pertama adalah
keluarga. Oleh karena itu, orang tua merupakan orang penting (significant
other) dalam sosialisasi. Guna mencegah terjerumusnya para penerus bangsa
ke dunia narkoba, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua
memegang peranan penting di sini. Karena baik atau buruknya perilaku anak
sangat bergantung bagaimana orang tua menjadi teladan bagi putra-putrinya

3.2. Saran
Jangan sekali-kali mengonsumsi narkoba, karena jika telah
mengonsumsi narkoba maka akan mengakibatkan kecanduan. Orang tua,
pihak sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama dalam mencegah para
pelajar untuk mengonsumsi narkoba. Orang tua harus lebih perhatian
terhadap anak, dan memberikan nasehat yang dapat memotivasi anak agar
dapat meningkatkan prestasi dan menghindari diri dari narkoba, dan harus
mengetahui apa yang dilakukan anak diluar rumah. Bagi generasi muda,
janganlah mengonsumsi narkoba karena narkoba sangat berbahaya bagi
kesehatan yang dapat merusak masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Apandi, Yusuf. 2010. Katakan Tidak Pada Narkoba. Jakarta : Simbiosa Rekatama
Media.
Rozak, Abdul. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba. Jakarta : Prenada Media.
Supardan, Dadan. 2006. Meniti Masa Depan Menjauhi Narkoba. Jakarta Pusat :
PT. Mediantara Semesta.
Suyadi. 2013. Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Yogyakarta : Andi Publisher.

Anda mungkin juga menyukai