Disusun Oleh :
Kelompok 1
MARET 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa. Dimana berkat
rahmat, karunia serta kesempatan yang diberikannya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini yaitu untuk
memenuhi tugas makalah kelompok dari Mata Kuliah Konseling Adiksi di Universitas
Negeri Medan.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Konseling Adiksi, Ibu Erwita Ika Violina, S.Pd., M.Pd. yang telah bersedia membimbing
kami dalam mata kuliah ini.
Kami menyadari tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan tugas ini. Semoga
dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Terimakasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
asset bangsa dimasa depan. Pada tahun 2011, diperkirakan kerugian ekonomi yang
ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp. 41,2 triliun.
Konselor adiksi adalah orang yang bertugas melaksanakan kegiatan rehabilitasi
kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat dan memiliki
kompetensi dibidang kesehatan dan sosial yang mengkhususkan diri dalam membantu
orang dengan ketergantungan Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Konselor
adiksi adalah seorang tenaga ahli dan professional yang memiliki kemampuan memberikan
konseling atau masukan dan telah mengikuti berbagai pelatihan dalam membantu pecandu
Narkotika dalam menyelesaikan masalahnya agar pecandu dapat mampu kembali hidup
selaras. Untuk mencapai peran konselor adiksi, maka konselor adiksi harus melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan pendampingan kepada pecandu yang sedang
menjalani proses rehabilitasi, pendampingan konselor adiksi.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pegertian dari konseling adiksi.
b. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari konseling adiksi.
c. Untuk mengetahui peran konselor dalam konseling adiksi.
d. Untuk mengetahui kompetensi konselor dalam konseling adiksi.
e. Untuk mengetahui pendampingan konseling adiksi.
f. Untuk mengetahui contoh kasus dari penyalahgunaan narkorba/Napza.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konselor adalah pihak yang membantu klien dalam proses konseling. Sebagai
pihak yang paling memahami dasar dan teknik konseling secara luas, konselor dalam
menjalankan perannya bertindak sebagai fasilitator bagi klien.
Utuk menjadi konselor adiksi, seseorang harus secara umum menyelesaikan
berbagai program latihan yang meliputi berbagai hal mengenai ketergantungan beragam
bahan kimia, psikologi, masalah hukum, berbagai tindakan yang ada agar individu dapat
berjuang melawan adiksinya.
Dari uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa konselor adiksi adalah seorang
tenaga ahli dan professional yang memiliki kemampuan memberikan konseling atau
masukan dan telah mengikuti berbagai pelatihan dalam membantu pecandu Narkotika
dalam menyelesaikan masalahnya agar pecandu dapat mampu kembali hidup selaras.
3
yang berbeda-beda menurut berbagai tingkat kemanfaatan. Adapun tujuan sesaat adalah
agar pasien mendapatkan kelegaan, sedangkan tujuan jangka panjang adalah agar pasien
menjadi pribadi yang bermakna penuh. Lebih lanjut, adapun “wujud” tujuan-tujuaan
jangka panjang yang merupakan pantulan falsafah jidup konselor.
Tujuan dan fungsi konselor ialah, mampu membantu konseli (pasien) untuk lebih
mengenal dirinya dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya Penerapan
bimbingan dan konseling dengan setting rehabilitasi dapat kita lihat dari sejumlah
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah seperti Permen Kemsos RI
No.22 Tahun 2014 tentang Standar Rehabilitasi Sosial dengan Pendekatan Profesi
Pekerjaan Sosial menyebutkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Bab II Rehabilitasi Sosial Bagian 2 Bentuk Rehabilitasi Sosial Pasal 7 disebutkan bahwa
rehabilitasi sosial diberikan dalam berbagai bentuk. Salah satu yang berhubungan dengan
bimbingan dan konseling adalah: motivasi, bimbingan mental spiritual, bimbingan fisik,
bimbingan sosial, dan konseling psikososial.
b. Bab II Rehabilitasi konseling sosial bagian 3 tahapan dilaksanakan dengan tahapan:
pendekatan awal, pengungkapan dan pemahaman masalah, penyusunan rencana
pemecahan masalah,
4
konselor dalam membantu pengguna zat adalah menginformasikan pertemuan dan sumber
daya lain yang mendukung pemulihannya seperti Alcohol Anonimous, (c) Membuat
atmosfer yang mendukung misalnya dengan menanyakan orang-orang yang mendukung
pengguna zat (significant other), (d) Memberi penghargaan pada significantPendekatan
Bimbingan dan Konseling Narkoba Supriyanto & Hendiani other dan mendorong untuk
berpartisipasi dalam treatment, (e) Menjadi pembimbing bagi pengguna zat.
Mendengarkan “apa yang dikatakan pengguna zat.” Mendukung keterbukaan diri dan
penerimaan identitasnya, dan (f) Mendapatkan training mengenai pengetahuan dan
pemahaman dan memperlemah pemulihan.
Adapula hal-hal yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan konselor adiksi pada
pengguna zat, yaitu (a) Tidak memberi label pada pengguna zat, (b) Jangan memberi
tekanan pada proses identitas pengguna zat, (c) Tidak menolak significant others atau
anggota keluarga, dan (d) Tidak menginterpretasikan pernyataan pengguna zat. Misalnya
“Anda harus marah karena orang tua tidak menerima jika menjadi transgender.
Pengguna zat mempunyai hak yang sama dalam memperoleh layanan treatment.
Cochran & Cauce, (2006) menjelaskan bahwa penyalahguna zat dengan jenis LGBT
memiliki tingkat keparahan dalam masalah penyalahgunaan zat, psikopatologi, dan
tingginya penggunaan pelayanan kesehatan daripada heteroseksual. Perlunya perhatian
khusus dalam menjalankan special treatment terhadap pengguna zat pada komunitas ini.
Konselor dalam komunitas (pecandu narkoba) sebagai kaum minoritas harus memahami
5
seluruh aspek kehidupan pengguna zat. Aspek-aspek yang dimaksud adalah aspek fisik,
psikis, emosional, dan perkembangannya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa assessment sangat diperlukan untuk
menentukan kelanjutan dalam proses penyembuhan klien.
2. Melakukan Konseling
Dalam konseling terjadi hubungan antara konselor dan klien untuk saling
menerima dan membagi, yaitu dalam pengertian bahwa mereka dapat.
2) Berbagi pengalaman
3) Saling mendengarkan
6
5) Saling menghargai nilai-nilai dan tujuan hidup masing-masing.
Konseling sangat penting pada terapi adiksi dan pencegahan kambuh pasien (
relaps ) yang memerlukan komitmen seorang konselor. Peran konselor adalah menciptakan
suasana yang memungkinkan konfrontasi pada klien dan klien dapat menyelesaikan
masalahnya. Pentingnya kualitas hubungan konselor dengan klien ditunjukkan melalui
kemampuan konselor dalam kongruensi (congruence), empati (emphaty), perhatian secara
positif tanpa syarat
Dalam hal ini kemampuan konselor dalam proses konseling sangat mempengaruhi
hasil dari hasil pemberian bantuan kepada klien.
3. Melakukan Monitoring
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konseling Adiksi merupakan bagian dari rangkaian proses rehabilitasi yang harus
dijalani oleh pecandu atau penyalahguna narkoba secara konsinten dan berkesinambungan
untuk dapat terlepas dari kecanduan akan zat yang digunakan. Konseling dilakukan dalam
suatu ruangan yang tertutup untuk menjaga privasi dari klien. Dengan Konseling Adiksi
klein akan mendapatkan bimbingan dan pendampingan sehingga klien memiliki
pemahaman, kemampuan, dukungan dan solusi terkait penanganan adiksi atau
kecanduannya. Awal keberhasilan dari Konseling adiksi adalah adanya niat dari klien
untuk pulih, kemampuan klien untuk menolak menggunakan narkoba baik dari keinginan
diri sendiri ataupun dari orang lain, didorong dengan adanya keluarga yang mendukung
dan lingkungan yang kondusif.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penyusun akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang isi dari
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
Demikian penyusunan makalah ini, semoga dengan adanya makalah ini pembaca
dapat mengetahui atau memperdalam materi tentang “Konsep Dasar Konseling Adiksi”.
9
DAFTAR PUSTAKA
Addiction Technology Transfer Centers Website http://www.attcnetwork.org/index.asp
Beni, H & Aryanie, D. (2019). Dampak Konseling Adiksi terhadap Klien Pasca
Rehabilitasi Narkoba di Yayasan Pradita Madani Cempaka Kec. Kedawung Kab. Cirebon.
Prophetic: Professional, Empathy and Islamic Counseling Journal. Vol. 2, No. 2
10