NAPZA
OLEH :
Tara Apriyani 1914201036
Dosen Pengampuh :
MEDAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami
ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat
Makalah ini berisikan tentang “Konseling Pada Klien HIV/AIDS dan Penyalahgunaan
NAPZA” Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu,
apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami sangat
berterima kasih.
Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua.
Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
2.1 Pengertian.....................................................................................................
2.2 Narkoba........................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
DFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
dengan kemajuan transportasi, komunikasi dan informasi yang saat ini sangat
canggih.
jenis obat satu dengan obat yang lainnya. Akibatya adalah terjadinya kerusakan
merata di semua lapisan masyarakat dari kalangan atas hingga anak jalanan
terutama pada saat ini banyak sekali kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan
NAPZA salah satunya adalah dengan cara terapi. Terapi adalah perlakuan
individu. Selain itu pelayanan konseling juga sangat dibutuhkan pada proses
konseling, tidak
tetapi, juga terhadap kedua orangtua (keluarga). Konseling ini dilakukan secara
adalah orang yang profesional yaitu orang yang telah memperoleh pendidikan
terkait.
mendatang.
menumbuhkan kembali rasa kesadaran dan tanggung jawab bagi para korban
dilakukan dengan dua tahapan program peanganan yaitu pengobatan medis dan
mengembalikan kondisi psikis dan sosial klien agar dapat kembali sebagai
manusia produktif.
a. Bagaimana Identifikasi masalah yang terjadi pada pasien dalam proses pelayanan
konseling di RSKO ?
ketergantungan NAPZA ?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu consillium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Kata
perembugan, perundingan yang diadakan bersama atau dengan orang lain untuk mencari jalan
keluar atau putusan yang menyelamatkan atau membebaskan. Dengan kata lain, konseling
pada awalnya tidak diartikan suatu pemberian nasehat yang bersifat menolong terhadap orang
lain.
perkembangan. Pada perkembangan berikutnya, kata konseling telah menjadi istilah yang
dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel);
anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, konseling akan
Nurihsan mengemukakan, bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
mengatasi masalahmasalahnya.
yang bersifat permissif (memberi kelonggaran), personalisasi dan individualisasi dalam upaya
dan sebagainya.
gangguan mental.
3) Pemecahan masalah
pecahkan sendiri, maka mereka yang datang kepada konselor agar membantu
masalah yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu tujuan dari konseling
4) Keefektifan personal
personal.
5) Pengembalian keputusan
dalam hal-hal yang sangat penting bagi dirinya. Bukan pekerjaan konselor untuk
bagaimana melakukannya.14
tujuan mealui pertalian antara kepribadian dan keterampilan konselor dan klien.
antara konselor dengan klien, maka bentuk bimbingan konseling dapat dibedakan
1) Konseling Individu
secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dengan klien. Klien
tidak dapat klien pecahkan sendiri, kemudian klien meminta bantuan kepada
dan khusus karena dalam interaksi klien tersebut merasa diterima dan
kondisi klien secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Klien merasa
ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau membantu
memecahkan masalahnya. Konselor dan klien saling belajar dalam
dapat mengenali diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses
rencana yang bijaksana serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik
mengekplorasi diri sendiri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu
masyarakat.
sehingga klien dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
kepada individu dan dengan perkembangan ini individu dapat lebih baik
kesehatan mental, perubahan sikap dan tingkah laku. Konseling individu ini
juga menjadi strategi utama proses pemberian bantuan dan merupakan tehnik
4) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan konselor kepada klien
dengan minatnya sendiri. Dalam hal ini, individu- individu itu didorong untuk
yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-
dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling peduli diantar
2.2 Narkoba
Narkotika adalah zat atau bahan aktif yang berkerja pada sistem syarat pusat otak yang
dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran dari rasa sakit (nyeri) serta
Narkotika berasal dari bahasa Yunani “Narkoum” berarti membuat lumpuh atau
membuat mati rasa. Narkotika atau dalam bahasa inggris Narcotic (obat bius) adalah
semua obat yang mempunyai efek kerja pada umumnya bersifat membius (menurunkan
Narkotika disebutkan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau kesadaran
menggunakan narkoba karena dibujuk, diperdaya, ditipu dipaksa dan diancam untuk
adalah mereka (orang) yang mempunyai kebiasaan meminum dan mengkonsumsi obat-
obatan dan zat-zat termasuk dalam jenis NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan
Zat Adiktif) dan dapat menyebabkan ketagihan dan susah untuk dihentikan, yang
yang baik mana yang buruk. Jadi, korban penyalahgunaan narkoba yang dimaksud adalah
1. Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Yunani “narkoum” yang berarti membuat lumpuh
atau membuat mati rasa. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976, jenis
a. Narkotika Golongan I
(Opium atau Opioda) yang dikenal sebagai morfin dan heroin. Pemakaian
b. Narkoba Golongan II
Narkoba berasal dari tanaman koka atau Eritroxylon Caca yang dikenal
dengan nama Cocain sebagai zat stimulant bagi sistem saraf pusat.
bagi pemakaianya.
2. Psikotropika
dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
(perangsang).
fisik maupun psikis serta efek toleransi yang cukup tinggi. Obat
Tamine).
d. Canabis Sativa, yang biasa disebut dengan ganja. Sebuah
3. Bahan Aktif
Bahan adiktif atau zat adiktif merupakan zat yang dapat menimbulkan
ketagihan, kecanduan atau ketergantungan. Dalam turunan jenisnya, zat adiktif ini
terdiri dari:
b. Fensiklisida, merupakan suatu senyawa yang larut baik dalam air amupun
alkohol. Zat ini dikenal dengan serylan yang digunakan untuk keperluan
c. Inhilasia dan Solven, zat yang digolongkan dalam jenis ini yaitu gas dan zat
pelarut yang mudah menguap barupa senyawa organik. Gas dan zat tersebut
e. Kafein, merupakan alkoloid yang terdapat dalam tanaman kopi arabika, robusta
dan idopiliberica.
yang disalahgunakan yaitu narkoba yang berasal dari bahan tanaman, psikotropika
dan bahan adiktif yaitu suatu zat yang menimbulkan ketagihan, kecanduan dan
ketergantungan.
2.2.3 Metode Therapeutic Community
individu hidup dalam satu lingkungan yang sebelumnya hidup terasing dari masyarakat
umum, berupaya mengenal diri sendiri serta belajar menjalani kehidupan berdasarkan
prinsip-prinsip yang utama dalam hubungan antar individu, sehingga mampu merubah
mantan pengguna narkoba hidup dalam satu lingkungan dan saling membantu untuk
Dalam hal ini selain residen membantu proses pemulihan dirinya sendiri juga
membantu proses pemulihan residen lain. untuk mengenal diri dan orang lain serta saling
a. Struktur Program
Ada empat struktur dari program dalam rangka melakukan perubahan perilaku
penyembuhan.
2.3 HIV
HIV adalah Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang memperlemah sistem
kekebalan pada tubuh manusia. HIV adalah jenis parasit obligat yang hanya dapat hidup
dalam sel atau media hidup. Virus ini hidup dan berkembang biak pada sel darah putih
manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, seperti
darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, ciaran sumsum tulang, cairan
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit (komponen dalam darah) yang disebut
"sel T-4" atau yang disebut juga "sel CD-4". (Nursalam, 2007:41). Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik (penyakit bawaan lainnya)
ataupun mudah terkena tumor. HIV dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui
cairan tubuh, contohnya seprti darah, sperma, air susu ibu (ASI) maupun cairan vagina,
Saat HIV bereproduksi, virus tersebut merusak sistem kekebalan sehingga tubuh
gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV yang dimana penyakit yang tidak berbahaya pun
bisa menyebabkan kematian bagi si penderita. Dengan kata lain AIDS adalah suatu
masuknya virus HIV kedalam tubuh seseorang. Jadi, secara sederhana AIDS dapat
infeksi HIV.
vagina dan anus mempunyai risiko yang tinggi sedangkan hubungan seks oral
mempunyai risiko yang rendah.
c. Infeksi dari ibu hamil ke pada bayinya, sewaktu sedang hamil,melahirkan, atau
sewaktu menyusui.
d. Waktu membuat tatoo atau tusukan jarum yang kotor. e. Melalui transfusi, olahan
darah, atau transplantasi organ tubuh. Cara penularan ini sekarang jarang dijumpai
di negara-negara maju, dimana semua donor darah dan organ telah dites HIV.
a. Gejala Utama/Mayor:
2) Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus. 3)
4) TBC
b. Gejala Minor:
Banyak tempat di mana seseorang bisa mendapat pelayanan dan penanganan HIV/AIDS
(care, support and treatment) termasuk penyuluhan, informasi maupun konseling dan
c. Rumah sakit
f. Kelompok dukungan
a. Konselor
Konselor adalah orang-orang yang dilatih untuk membantu orang lain untuk memahami
mengembalikannya kepada klien agar klien bisa mengetahui tentang dirinya dan mampu
(Petugas Outreach) dan Sukarelawan juga bias memainkan peran semacam ini.
c. Guru dan penyuluh masyarakat Guru dan penyuluh masyarakat walaupun juga bisa
sehingga siswa atau kelompok dampingannya jelas dan mampu mengambil keputusan.
Dokter dan Perawat (medis) adalah penolong yang trampil yang mendapat pelatihan dan
pendidikan tinggi seperti misalnya seorang konselor khusus yang terlatih Seorang yang
menolong orang lain harus bisa menyadari dirinya berada pada tingkatan mana sehingga
Konseling HIV/AIDS merupakan proses dengan tiga tujuan umum (Shertzer dan Stone
yang dikutip oleh Me Leod 2004): 1.Merupakan dukungan psikologis misalnya dukungan
emosi, psikologi sosial, spiritual sehingga rasa sejahtera terbangun pada odha dan yang
perilaku berisiko (seperti seks tak aman atau penggunaan alat suntik bersama) dan
membantu orang untuk membangun ketrampilan pribadi yang penting untuk perubahan
perilaku dan negosiasi praktek aman, 3.Memastikan terapi efektif dengan penyelesaian
masalah dan isu kepatuhan.Sedangkan tujuan penting dalam konseling HIV adalah:
a. Mencegah penularan HIV dengan cara mengubah perilaku. Untuk mengubah perilaku,
ODHA tidak hanya membutuhkan informasi belaka, tetapi yang jauh lebih penting adalah
c. Meningkatkan kualitas hidup ODHA dalam segala aspek baik medis, psikologis, sosial,
dan ekonomi. Dalam hal ini konseling bertujuan untuk memberikan dukungan kepada
menuju program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi antiretroviral, serta
Dalam hal ini konselor diharapkan dapat membantu mencapai tujuan tersebut
opsi dan membantu klien membangun rencana tindak lanjut yang berkaitan dengan isu
yang dihadapi, penyampaian status HIV pada pasangan seksual, mendorong perubahan.
memberikan informasi tentang institusi (pemerintah dan non pemerintah) yang dapat
membantu dibidang sosial, ekonomi dan budaya membantu orang untuk kontak dengan
institusi diatas.
klien melakukan penyesuaian dengan rasa duka dan kehilangan melakukan peran
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HIV adalah jenis parasit obligat yang hanya dapat hidup dalam sel
atau media hidup. Virus ini hidup dan berkembang biak pada sel darah putih
manusia. HIV akan ada pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih,
seperti darah, cairan plasenta, air mani atau cairan sperma, ciaran sumsum
merata di semua lapisan masyarakat dari kalangan atas hingga anak jalanan
terutama pada saat ini banyak sekali kalangan pelajar, mahasiswa, bahkan
NAPZA salah satunya adalah dengan cara terapi. Terapi adalah perlakuan
individu. Selain itu pelayanan konseling juga sangat dibutuhkan pada proses
penyakit endemik dalam masyarakat modern dan industri dan juga penyakit
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/381049900/Komunikasi-Dan-Konseling-Pasien-
HIV-AIDS
1.