PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia dapat merupakan penyakit yang ditentukan secara genetik,
tetapi juga terdapat bukti yang menunjukkan kejadian intra uteri dan
komplikasi obstetrik. Obat neuroleptik banyak mengendalikan banyak gejala
skizofrenia. Obat tersebut mempunyai sebagian besar efek pada gejala positif
seperti halusinasi dan waham. Gejala negatif seperti menarik diri dari
lingkungan sosial dan apatis emosional kurang dipengaruhi oleh obat
neuroleptik. (Profitasari, 2010)
Obat neuroleptik membtuhkan waktu beberapa minggu untuk
mengendalikan gejala skizofren dan sebagian pasien akan membutuhkan
pengobatan selama bertahun-tahun. Relaps sering terjadi bahkan pada pasien
yang dipertahankan dengan obat dan lebih dari dua pertiganya mengalami
relaps dalam satu tahun bila menghentikan terapi. Sayangnya, neuroleptik juga
memblok reseptor dopamin pada gnaglia basalis dan sering juga menyebabkan
gangguan pergerakan (efek ekstra piramidal) yang menyebabkan stres dan
kecacatan. (Mansjoer, 2000)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Somatik?
2. Apa saja jenis-jenis Terapi Somatik?
3. Apa yang dimaksud dengan Psikofarmaka?
4. Bagaimana prinsip dasar pelaksanaan Terapi Somatik
5. Bagaimana peran perawat?
PEMBAHASAN
A. Terapi Somatik
1. Pengertian Terapi Somatik
Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model
medical di mana gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit. Ini berbeda
dengan model konsep yang lain yang memandang bahwa gangguan jiwa
murni adalah gangguan pada jiwa semata, tidak mempertimbangkan adanya
kelaianan patofisiologis. Tekanan model medical adalah pengkajian spesifik
dan pengelompokkasn gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku abnormal
dipercaya akibat adanya perubahan biokimiawi tertentu. Terapi ini
memfokuskan penyembuhan klien dengan bantuan obat-obatan yang
berfungsi sebagai anti depresi.
2. Tujuan
Terapi biologi atau somatic diberikan dengan tujuan mengubah perilaku
mal adaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan tindakan
dalam bentuk perlakuan fisik.
3. Jenis-Jenis Terapi Somatik Pada Klien Gangguan Jiwa
a. Pengikatan
Merupakan tindakan yang paling lama dalam sejarah perawatan jiwa.
Pengikatan dilakukan dengan rantai, diikat di pohon atau dipasung.
Tujuan pengikatan adalah mengamankan lingkungan dari perilaku
pasien yang tidak terkontrol. Saat ini tindakan yang sama masih tetap
dilakukan, hanya peralatannya sudah lebih aman dan perlakuan juga
manusiawi. Alat pengikat berupa kamisol, jaket, ikatan pada
pergelangan kaki atau tangan dan berupa selimut yang dililitkan.
Pada saat akan diikat, perawat mengatakan alasan pengikatan
walaupun pasien belum tentu dalam keadaan siap mendengar.
Perhatikan ikatan agar tidak melukai pasien dan harus dibuka secara
periodik agar tidak terjadi kontraktur dan dapat digerakan.
b. Isolasi
d. Fototerapi
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini
diberikan dengan memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih
terang dari pada sinar ruangan. Klien biasanya duduk, mata terbuka, 1,5
meter di depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
2) Mekanisme Kerja :
Fototerapi bekerja berdasarkan ritme biologis sesuai pengaruh
cahaya gelap terang pada kondisi biologis. Dengan adanya cahaya
terang terpapar pada mata akan merangsang sistem neurotransmiter
serotonin & dopamin yang berperanan pada depresi.
3) Efek Samping :
Kebanyakan efek samping yang terjadi meliputi ketegangan pada
mata, sakit kepala, cepat terangsang, insomnia, kelelahan, mual,
mata menjadi kering, keluar sekresi dari hidung dan sinus.
e. Terapi deprivasi tidur
Terapi deprivasi tidur adalah terapi yang diberikan kepada klien
dengan cara mengurangi jumlah jam tidur klien. Hasil penelitian
ditemukan bahwa 60% klien depresi mengalami perbaikan yang
bermakna setelah jam tidurnya dikurangi selama 1 malam. Umumnya
lama penurangan jam tidur efektif sebanyak 3,5 jam.
1) Indikasi :
Terapi deprivasi tidur dianjurkan untuk klien depresi.
2) Mekanisme Kerja:
Mekanisme kerja terapi deprivasi tidur ini adalah mengubah
neuroendokrin yang berdampak anti depresan. Dampaknya adalah
menurunnya gejala-gejala depresi.
3) Efek Samping :
Klien yang didiagnosa mengalami gangguan efektif tipe bipolar
bila diberikan terapi ini dpt mengalami gejala mania.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengobatan terhadap gangguan jiwa, dikenal terapi biologis yang
menggunakan berbagai agen farmakologis yang digunakan untuk menerapi
berbagai gangguan psikiatrik disebut dengan tiga istilah umumyang dapat
saling menggantikan: obat psikotropik, obat psikoaktif, dan obat
psikoterapuetik. Dahulu agen tersebut dibagi dalam empat kategori : Obat
antipsikotik atau neuroleptik, obat anti depresan, obat anti manik dan penstabil
mood, obat anti ansietas dan anti ansiolitik.
Pembagian obat sekarang ini mengalami perubahan menjadi Antipsikosis,
anti depresan, anti manik, anti ansietas, anti insomnia, anti obsesif kompulsif
dan anti panik. Masing-masing obat mempunyai farmako dinamik, farmako
kinetik, dosis dan cara penggunaan, indikasi dan kontra indikasi serta efek
samping yang berbeda.