Anda di halaman 1dari 36

MINI RISET

'Narkotika Menjadi Ancaman Nyata Bagi Bangsa


Indonesia'
Dosen pengampu: NELLY ARMAYANTI, SP., MSP

Disusun Oleh:
 Ani Kobak 7205010002
 Fadillah Hanum 7203510033
 Mutiara Septiani Sihite 7201210011
 Muhammad Akbar 7203210011
 Nadhira Zahra Siregar 7203210018
 Novita Parasian Manurung 7202510009
 Novalina Esterlina Sitinjak 7203510024
 Rendy Fachridan 7201210016
 Rita Ramadhani 7203510038
 Tarisa Putri Artha 7203510035
 Yemima tresia 7203510010

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan Mini Research Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Nelly
Armayanti, SP., MSP selaku Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga Mini Research ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
maupun orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Saudara/I demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Medan, Mei 2022

Penyaji
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................7

C. Tujuan Penelitian............................................................................................................7

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................13

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................22

BAB V PENUTUP..................................................................................................................33

A. Kesimpulan....................................................................................................................33

B. Saran...............................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34

DOKUMENTASI ...................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya


dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera, tertib dan damai
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera tersebut, perlu peningkatan secara terus-menerus usaha-usaha di bidang pengobatan
dan pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan narkotika sebagai obat di samping untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Meskipun narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar kesehatan, terlebih jika disertai dengan peredaran narkotika secara gelap akan
menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun masyarakat khususnya generasi
muda, bahkan dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai
budaya bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional.

Peningkatan, pengendalian dan pengawasan sebagai upaya mencegah dan memberantas


penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika sangat diperlukan. Kejahatan narkotika pada
umumnya tidak dilakukan oleh perorangan secara berdiri sendiri, melainkan dilakukan secara
bersama-sama bahkan dilakukan oleh sindikat yang terorganisasi secara mantap, rapi dan sangat
rahasia. Di samping itu kejahatan narkotika, perkembangan kualitas kejahatan narkotika tersebut
sudah menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan umat manusia.

Peningkatan, pengendalian dan pengawasan dalam upaya mencegah dan memberantas


penyalahgunaan dan peredaran narkotika, maka diperlukan upaya bersama-sama antara aparat
penegak hukum dengan masyarakat. Tanpa koordinasi bersama antara pihak-pihak yang terkait
akan sulit untuk mem- berantas peredaran gelap narkotika, masyarakatpun mulai merasakan
pengaruh- pengaruh dan akibat-akibat buruknya secara nyata bahkan dalam tingkat ancaman
berbahaya terhadap kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Gejala-gejalanya antara lain
narkoba sudah memasuki lingkungan keluarga, sekolah-sekolah dan lingkungan tradisional pun
sudah tersusupi.

1
Mengenai peredaran gelap narkotika ini menjadi tanggungjawab semua bangsa-bangsa di
dunia yang sudah merasakan betapa berbahayanya peredaran gelap narkotika, sehingga
ketentuan-ketentuan baru dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan
Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika tahun 1988 yang telah diratifikasi Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika yang baru diharapkan lebih efektif mencegah dan
memberantas penyalahgunaan dan peredaran narkotika termasuk untuk menghindarkan wilayah
negara RI dijadikan ajang transit maupun sasaran gelap peredaran narkotika.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 74 ayat 1


menyatakan bahwa “perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan precursor
narkotika, termasuk perkara yang didahulukan dari perkara lain untuk diajukan ke pengadilan
guna penyelesaian secepatnya”

Hal ini memang sangat perlu karena pengaruh narkotika yang sangat besar terhadap
kelangsungan hidup suatu bangsa terutama bagi generasi muda sebagai tulang punggung
pembangunan bangsa. Memprioritaskan penyelesaian perkara narkotika diharapkan bisa
mencegah terjadinya penyalah- gunaan narkotika.

Penyalahgunaan narkotika sebagian besar terjadi pada anak-anak usia sekolah maupun
remaja, mereka masih begitu mudah terpengaruh dan kondisi jiwa mereka yang masih belum
stabil. Ini jugalah yang banyak terjadi di berbagai kota yang sedang berkembang dan yang
sedang giat-giatnya membangun.

Perlu dicari upaya-upaya untuk menanganinya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat
itu sendiri. Justru yang lebih penting adalah mencari potensi masyarakat untuk mengatasi hal ini.
Salah satu upaya pemerintah adalah rehabilitasi bagi para pecandu narkotika. Upaya ini
dilakukan oleh pemerintah untuk membantu para pecandu sehat kembali dan dapat diterima di
masyarakat

Menurut Aristoteles, tentang sifat-sifat orang muda yaitu orang-orang muda punya
hasrat-hasrat yang sangat kuat dan mereka cenderung untuk memenuhi hasrat-hasrat itu
semuanya tanpa membeda-bedakannya. Kontrol diri manusia dilakukan oleh rasio (akal) dan
rasio inilah yang menentukan arah perkembangan manusia. Potensi pemuda ini harus dibangun

2
menjadi sumber daya yang ahli, terampil, dan profesional. Hal ini sangat penting dalam
peranannya sebagai generasi penerus bangsa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kita bisa melihat bahwa
penyalahgunaan narkotika sangat berbahaya baik bagi pribadi si pemakai, masyarakat,
bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi maupun
untuk menyembuhkan bagi para pecandu atau pemakai tersebut. Berdasarkan hal itu, maka
dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur terhadap penyalahgunaan narkotika untuk rehabilitasi medis dan
sosial?
2. Hambatan apa saja yang ada dalam upaya rehabilitasi sosial dan medis terhadap
penyalahgunaan narkotika?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui apakah pelaku penyalahgunaan narkotika yang direhabilitasi tetap
dimintai pertanggungjawaban secara hukum pidana.
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang ada dalam upaya merehabilitasi penyalahgunaan
narkotika.
2. Tujuan Subyektif
Penelitian ini dipergunakan sebagai pembuatan laporan KKNI untuk mata pelajaran
PPKN guna dikumpulkan sebagai tugas.

D. Manfaat Penelitian
 Secara teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau masukan pemikiran
bagi perkembangan bidang ilmu hukum, khususnya dalam bidang hukum pidana yang
menyangkut upaya pengendalian penyalah- gunaan narkotika di Indonesia.
 Secara praktis

3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah, aparat penegak hukum serta masyarakat luas mengenai bahaya
penyalahgunaan narkotika serta upaya mengatasinya sehingga dapat meminimalisir
penyalahgunaan narkotika.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campurancampuran dan
sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No.
35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang
termasuk psikotropika antara lain:

• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,


Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic
Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf
pusat, seperti:

5
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether
dan sebagainya.

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu


narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi
hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Saat ini
bahaya dan dampak narkoba atau narkotika dan obat-obatan pada kehidupan dan kesehatan
pecandu dan keluarganya semakin meresahkan.

Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga
merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk
ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang bisa
menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan.
Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan. Dari
sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan ketenangan yang
bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak orang, tetap saja tidak
mengurangi jumlah pemakainya.

B. Jenis-Jenis Narkoba

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantunganNarkotika sendiri dikelompokkan lagi menjadi:

6
• Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Ganja.
• Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin.
• Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/ atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein.

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri
dari 4 golongan:

• Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
• Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: Amphetamine.
• Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Phenobarbital.
• Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM). Zat
Adiktif Lainnya

C. Kegunaan dan Bahaya Narkoba

7
Dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 disebutkan bahwa penggunaan narkotika hanya
diperbolehkan untuk kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu pengetahuan, dengan
mengindahkan syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang.

Dan bila dipakai dipergunakan tanpa itu, merupakan bahaya narkotika dan termasuk
penyalahgunaan. Penyalahgunaan dalam bahasa asingnya “ABUSE” yaitu memakai hak
miliknya dengan tidak pada tempatnya, atau dengan sewenang-wenang. Dapat juga diartikan
salah pakai atau misuse yaitu mempergunakan sesuatu yang tidak sesuai dengan fungsinya.

Dengan demikian demi kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan, diberi kemungkinan
untuk mengimport narkotika mengeksport obat-obat yang mengandung narkotika, menanam,
memelihara papaver, kokain dan ganja. Untuk itu yang bersangkutan harus mendapat izin dari
pemerintah. Tetapi izin tersebut hanya diberikan kepada instansi atau lembaga tertentu yaitu:

• Lembaga ilmu pengetahuan dan atau lembaga pendidikan


• Apotik
• Dokter
• Pabrik farmasi
• Pedagang besar farmasi
• Rumah sakit.

Istilah narkotika yang dipergunakan disini bukanlah “narcotics” pada farmacologie, melainkan
dengan Drug yaitu sejenis zat yang bila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-
pengaruh tertentu pada tubuh si pemakai yaitu:

1. Mempengaruhi kesadaran
2. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap peri laku manusia
3. Adanya pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa :
a. Penenang
b. Perangsang (bukan rangsangan sex)
c. Menimbulkan halunisasi.

Zat narkotika ini ditemukan manusia yang penggunaannya ditujukan untuk kepentingan umat
manusia khususnya: “Di bidang pengobatan, oleh karenanya dalam ketentuan

8
perundangundangan mengenai narkotika penggunaannya diatur secara ilegal di bawah
pengawasan dan tanggung jawab dokter dan apoteker”. Penggunaan narkoba dengan dosis yang
diatur oleh seorang dokter untuk kepentingan pengobatan, tidak membawa akibat sampingan
yang membahayakan bagi tubuh orang yang bersangkutan (yang diobatinya).

E. Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan
mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan
tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi),
psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa
remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-
senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga
memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa
jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini
kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi

9
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran
narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah
usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang “Narkotika Menjadi Ancaman Nyata Bagi Bangsa Indonesia”
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan melakukan
wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
B. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa pendapat atau
judgement yang mana hal itu tidak berupa angka, melainkan kata dan kalimat yang
disampaikan oleh narasumber.
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian adalah data primer. Data primer ialah data yang
diperoleh langsung melalui survey lapangan dengan menggunakan semua metode
pengumpulan data secara orisinal. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa hasil
wawancara dengan narasumber langsung melalui pertemuan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara langsung
pada narasumber dengan memberikan pertanyaan untuk tujuan memperoleh informasi
yang valid dan relevan. Sebelum melakukan wawancara, maka penulis telah menyiapkan
rencana wawancara, seperti waktu pelakasanaan wawancara dan kumpulan pertanyaan

11
yang akan diajukan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan akan difokuskan untuk
menjawab masalah penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman,
yakni bahwa setelah melakukan pengumpulan data, ada tahap reduksi data, penyajian
data dan terakhir kesimpulan dan verifikasi Hal yang pertama dilakukan adalah dengan
memilih, merangkum dan memfokuskan perhatian kepada data kasar yang didapat dari
narasumber. Data tersebut kemudian disederhanalan agar lebih mudah dipahami, dan
jelas. Selanjutnya penyajian data dilakukan secara deskriptif kualitatif yakni bersifat
naratif. Kemudian yang terakhir adalah mengambil kesimpulan dari tahapan penyajian
data.

DAFTAR PERTANYAAN

PERTANYAAN JAWABAN

Apa saja Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya dalam
BNN terhadap penanggulangan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional disebut
narkoba ? BNN adalah lembaga pemerintah non kementrian yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia. BNN dipimpin oleh
Kepala.

Tugas :

1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan


nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
2) Mencegah dan memberantas penyalahgunaan

12
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
3) Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia dalam pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
4) Meningkatkan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun masyarakat;
5) Memberdayakan masyarakat dalam
pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6) Memantau, mengarahkan dan meningkatkan
kegiatan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Psikotropika Narkotika;
7) Melalui kerja sama bilateral dan multiteral,
baik regional maupun internasional, guna
mencegah dan memberantas peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
8) Mengembangkan laboratorium Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
9) Melaksanakan administrasi penyelidikan dan
penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika; dan
10) Membuat laporan tahunan mengenai
pelaksanaan tugas dan wewenang.

13
Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas
menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional
mengenai pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika,
prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan
adiktif untuk tembakau dan alkohol.

Fungsi :

1) Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional


di bidang pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau
dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan
P4GN.
2) Penyusunan, perumusan dan penetapan norma,
standar, kriteria dan prosedur P4GN.
3) Penyusunan perencanaan, program dan
anggaran BNN.
4) Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis
pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan
kerjasama di bidang P4GN.
5) Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna
teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan,
rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
6) Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN
kepada instansi vertikal di lingkungan BNN.
7) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait

14
dan komponen masyarakat dalam rangka
penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan
kebijakan nasional di bidang P4GN.
8) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan
administrasi di lingkungan BNN.
9) Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian
wadah peran serta masyarakat.
10) Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika.
11) Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan
terorganisasi di bidang narkotika, psikotropika
dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
12) Pengoordinasian instansi pemerintah terkait
maupun komponen masarakat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali
ke dalam masyarakat serta perawatan lanjutan
bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika
dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol di tingkat pusat dan daerah.
13) Pengkoordinasian peningkatan kemampuan
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta
bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
untuk tembakau dan alkohol yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan
masyarakat.

15
14) Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi
penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol
berbasis komunitas terapeutik atau metode lain
yang telah teruji keberhasilannya.
15) Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan
perumusan peraturan perundang-undangan
serta pemberian bantuan hukum di bidang
P4GN.
16) Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan
internasional di bidang P4GN.
17) Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap
pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.
18) Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional
instansi pemerintah terkait dan komponen
masyarakat di bidang P4GN.
19) Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik
pegawai BNN dan kode etik profesi penyidik
BNN.
20) Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional
penelitian dan pengembangan, serta pendidikan
dan pelatihan di bidang P4GN.
21) Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika
dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
22) Pengembangan laboratorium uji narkotika,
psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan

16
alkohol.
23) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
P4GN.

Bagaimana sosialisasi yang Penyalahgunaan narkoba telah menyerang berbagai


udah dilakukan instansi BNN kalangan, tidak terkecuali para pelajar. Banyak anak di
ini sendiri untuk mengedukasi bawah umur saat ini yang sudah terjerumus ke dalam
bahwasanya Narkoba itu ialah bahayanya narkoba tersebut. Peran sekolah sangat
obat terlarang yang tidak penting dan besar untuk mecegah agar anak-anak tidak
seharusnya didekati? terjerumus penyalahgunaan narkoba.

BNN mengharapkan kepada PGRI agar mau bekerja


sama untuk melakukan prevensi yaitu pencegahan
dalam bentuk pengayoman terhadap anak-anak
muridnya. Oleh karenanya Pemko Medan sangat
mendukung kegiatan Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) Sumut yang akan menggelar
pelatihan instruktur guru untuk Penggiat Pencegahan
dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika (P4GN) di lingkungan dunia
pendidikan Kota Medan.

Adapun peran guru dalam memberikan penyuluhan


terkait narkoba ialah;

1) Memperkenalkan bahaya narkoba.


2) Sebagai komunikator untuk siswa dan siswi
yang masih penasaran akan hal itu.
3) Memberikan motivasi kepada siswa dan siswi
untuk tidak mendekati obat terlarang itu.

17
4) Menjadi sandaran bagi siswa dan siswi yang
sedang membutuhkan/sudah terjerumus ke hal
tersebut.

Untuk tahun 2022 ini, apakah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol.
penyintas yang melalui tahapan Petrus Reinhard Golose mengungkapkan terjadi
rehabilitasi lebih tinggi peningkatan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia
daripada tahun sebelumnya? pada 2021 sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95
persen atau 3,66 juta jiwa.

Hal ini menjadi kemungkinan, bahwasanya penyintas


narkoba tahun sebelumnya menjadi naik di tahun ini.
Untuk masa transisi tahun 2021-2022, Instansi BNN
mengharapkan pengguna narkoba akan menurun.

Seberapa besar dampak yang Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif /
ditimbulkan dari psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak
penyalahgunaan Narkoba? negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu
sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi
kesehatan mental dan fisik.Meskipun demikian
terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam
dunia kedokteran, namun hanya diberikan bagi pasien-
pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum
dan bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan
narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan
berbagai akibat yang beraneka ragam.

a. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang


Disalah gunakan
 Akan banyak uang yang dibutuhkan
untuk penyembuhan dan perawatan

18
kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak
digerogoti zat beracun.
 Dikucilkan dalam masyarakat dan
pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan
bersikap anti sosial.
 Keluarga akan malu besar karena punya
anggota keluarga yang memakai zat
terlarang.
 Kesempatan belajar hilang dan
mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop
out.
 Tidak dipercaya lagi oleh orang lain
karena umumnya pecandu narkoba akan
gemar berbohong dan melakukan tindak
kriminal.

b. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani /


Tubuh Manusia
 Gangguan pada jantung
 Gangguan pada hemoprosik
 Gangguan pada traktur urinarius
 Gangguan pada otak
 Dan banyak dampak lainnya yang merugikan
badan manusia.

c. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan /


Mental Manusia

19
 Menyebabkan depresi mental.
 Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
 Menyebabkan bunuh diri

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NARKOBA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun
2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1
undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat
golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No.

20
35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya
menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang
termasuk psikotropika antara lain:

 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,


Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD
(Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf
pusat, seperti:

 Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu


narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi
hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan manfaat dan juga
merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-obatan yang termasuk
ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan karena efeknya yang bisa
menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa menyebabkan kecanduan.
Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek yang menyenangkan.

Dari sinilah muncul keinginan untuk terus menggunakan agar bisa mendapatkan
ketenangan yang bersifat halusinasi. Meski dampak narkoba sudah diketahui oleh banyak orang,
tetap saja tidak mengurangi jumlah pemakainya.

21
Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan tersebut memang bisa disembuhkan, namun
akan lebih baik jika berhenti menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama
sekali.

B. JENIS-JENIS NARKOBA

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantunganNarkotika sendiri dikelompokkan lagi menjadi:

 Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Ganja.
 Golongan II: Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Morfin, Petidin.
 Golongan III: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Codein.

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah: zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4
golongan:

 Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
 Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: Amphetamine.

22
 Golongan III: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Phenobarbital.
 Golongan IV: Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Diazepam, Nitrazepam (BK, DUM).

Zat Adiktif Lainnya

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi:

 Minuman Alkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.

Ada 3 golongan minuman beralkohol:

a. Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir)


b. Golongan B: kadar etanol 5-20 % (Berbagai minuman anggur)
c. Golongan C: kadar etanol 20-45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker).

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari Narkoba dapat digolongkan
menjadi 3 golongan:

a. Golongan Depresan (Downer), adalah jenis Narkoba yang berfungsi mengurangi aktifitas
fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative
(penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).

23
b. Golongan Stimulan (Upper), adalah jenis NARKOBA yang merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
c. Golongan Halusinogen, adalah jenis NARKOBA yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang
berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).

Di dalam masyarakat Narkoba yang sering disalahgunakan adalah:

1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar:


 Opioda alamiah (Opiat): Morfin, Opium, Codein.
 Opioda semisintetik: Heroin / putauw, Hidromorfin.
 Opioda sintetik: Metadon.
2. Kokain
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan: koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju. Cara pemakainnya:
membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca
atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti
sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara
dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek
pemakain kokain: pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya
diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. Kanabis
Nama jalanan: cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang. Berasal dari tanaman
kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan: dihisap dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong
cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan (euphoria), sering
berfantasi/menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut
dan tenggorokan.
4. Amphetamine

24
Nama jalanan: seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih
dan keabuan dan juga tablet. Cara penggunaan: dengan cara dihirup. Sedangkan yang
berbentuk tablet diminum dengan air.
5. Lysergic Acid
Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan: acid, trips, tabs, kertas. Bentuk: biasa
didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam
banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaan:
meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian,
menghilang setelah 8-12 jam. Efek rasa: terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu
sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama-lama
menjadikan penggunaanya paranoid.
6. Sedatif-hipnotik (benzodiazepin)
Termasuk golongan zat sedative (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur). Nama jalanan:
Benzodiazepin: BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Cara pemakaian: dengan diminum, disuntikan,
atau dimasukan lewat anus. Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang
mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. Solvent/Inhalasi
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya: Aerosol, Lem, Isi korek api
gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin. Biasanya digunakan dengan cara coba-
coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu. Efek yang ditimbulkan:
pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan
hati.

C. PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA GENERASI


MUDA

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya


menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat dilakukan adalah melakukan kerja

25
sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau
mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.

Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian
dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik
anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar
lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam
lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap,
sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini,
selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba
yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak yang masih rentan akan pengaruh budaya asing.

Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan
narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat
intervensi, yaitu :

a. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran


informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan
seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada
remaja langsung dan keluarga.
b. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi
medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan
adiktif secara bertahap.

c. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di

26
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari penulis optimisi anak didik akan terjaga dan
terawasi dari penyalahgunaan narkoba dan bahaya narkoba.Sehingga harapan semua komponen
masyarakat untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat
terealisasikan dengan baik.

D. PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT YANG BAIK DAN BENAR PADA GENERASI
MUDA

Menjaga kesehatan bagi kita tentunya akan lebih baik dan menguntungkan daripada kita
mengobati akan penyakit yang di derita. Karena manfaat menjaga kesehatan bagi kita antara lain
adalah kita dapat melakukan segala aktifitas keseharian kita dengan lebih baik dan optimal. Baik
yang berhubungan dengan pekerjaan kita atau pun berhubungan dengan silaturahmi keluarga dan
juga dalam menjaga hubungan sosial dengan masyarakat kita.

Beberapa manfaat hidup sehat yang bisa kita dapatkan dengan kita melakukan cara
menjaga kesehatan antara lain adalah mengurangi pengeluaran kita. Tentunya ini akan
menghemat biaya. Karena bila kita sakit maka akan banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk
melakukan pengobatan. Selain itu juga dengan nikmat sehat yang kita miliki dan harus disyukuri
akan bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah
dengan banyak melakukan amal ibadah dan juga amalan kebaikan.

Begitu banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita semuanya. Dan nikmat
yang terbesar adalah iman dan Islam serta juga nikmat sehat. Dan jalan untuk menunjukkan kita
bersyukur atas nikmat hidup sehat ini adalah dengan melakukan berbagai hal dan cara menjaga
kebugaran tubuh serta kesehatan diri kita dan juga keluarga kita dan pada umumnya kesehatan
masyarakat kita juga.

1) Menjalankan Pola Hidup Sehat.

27
Yang dimaksud dengan pengertian pola hidup sehat adalah segala aktifitas kehidupan kita
dalam melaksanakan kehidupan sehat baik dari segi pola makan yang baik dan juga pola
keseharian kita yang mencerminkan kehidupan sehat. Baik itu dalam aktifitas olahraga
yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan juga menghindarkan dari hal-hal yang
bisa mendatangkan penyakit bagi tubuh kita.
2) Mengkonsumsi Makanan dan Buah Yang Sehat serta Bergizi
Konsumsi makanan yang sehat bisa kita lakukan dengan memperbanyak sayuran hijau,
buah-buahan dan menghindari berbagai macam jenis makanan cepat saji. Untuk bisa
hidup sehat terutama dalam hal pola makan maka kita harus benar-benar selektif dalam
memilih beraneka ragam jenis makanan. Menghindari makanan yang berkolesterol tinggi
juga baik untuk kesehatan kita terutama kepada kesehatan jantung kita. Untuk itulah
diperlukan cara dan tips pola makan sehat juga.
3) Mempunyai Waktu Istirahat Yang Cukup
Ada beberapa jenis penyakit yang disebabkan dan di picu oleh karena kurang tidur.
Untuk itulah agar tubuh kita terjaga kebugarab dan tetap dalam kondisi fit maka jangan
lupakan untuk istirahat tidur yang cukup. Dalam keadaan tidur yang baik, maka ini akan
mengistirahatkan segala aktifitas tubuh kita baik secara fisik maupun mental.
4) Menghindari Kebiasaan Yang Merusak Kesehatan
Ada beberapa kebiasaan yang berbahaya dan merugikan kesehatan tubuh kita. Salah
satunya adalah merokok dan juga meminum minuman alkohol serta kebiasaan yang
berkaitan dengan NAPZA (narkotika, psikotropika, zat adiktif). Ini yang harus kita
perhatikan benar-benar bila kita menginginkan kesehatan senantiasa mendampingi
aktifitas kegiatan sehari-hari kita dengan baik.
5) Olahraga Secara Teratur
Berolah raga secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh badan kita. Dengan
berolahraga maka akan dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi
lebih baik lagi. Membiasakan diri untuk berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang
ringan yang bisa kita lakukan contohnya seperti berjalan kaki, senam, fitnes, joging,
bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main badminton, sepak bola, lari
maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya adalah merupakan bagian dari cara untuk
menjaga kesehatan serta kebugaran tubuh kita.

28
6) Minum Air Putih Yang Cukup
Kita cukup mengenal akan banyak manfaat minum air putih bagi kesehatan. Kesehatan
telah menganjurkan untuk kita menkonsumsi air putih dalam seharinya adalah tidak
kurang dari 8 gelas. Air putih ini sangat baik untuk membersihkan serta memperbaiki dan
menjaga kesehatan pencernaan kita. Serta kandungan nutrisi, oksigen dalam air baik
untuk kelancaran peredaran darah kita.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat
adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan
seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua
istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah
nafza lebih luas lingkupnya. Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
(1) candu, (2) ganja, dan (3) koka. Ketergantungan obat dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat
terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak
29
melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan
tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Harus disadari bahwa masalah penyalahgunaan narkotika adalah
suatu problem yang sangat kompleks, perlu adanya dukungan dari semua
pihak agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Semuanya
sangat tergantung pada partisipasi semua pihak baik aparat keamanan,
keluarga, lingkungan tempat tinggal, instansi sekolah terutama pemerintah,
termasuk di Kementerian Pertahanan. Ini salah satu alasan mengapa
narkotika menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Oleh karenanya, narkotika merupakan salah
satu bentuk kejahatan atau tindak pidana yang disepakati yang akan merusak
ketahanan nasional dan pertahanan negara.

B. Saran
Sebaiknya kalangan remaja saat ini yang akan sebagai generasi
penerus bangsa haruslah dibina agar tidak terjerumus kepada
penyalahgunaan Narkoba. Orang tua memegang peranan penting dalam hal
ini untuk selalu memantau dan mengawasi anak-anaknya.

30
DAFTAR PUSTAKA

https://slemankab.bnn.go.id/ancaman-narkoba-bagi-generasi-muda-kedepan/

https://www.kemhan.go.id/2018/04/18/narkotika-menjadi-ancaman-nyata-bagi-bangsa-
indonesia.html

https://bnn.go.id/sri-mulyani-anggap-narkoba-sebagai-ancaman/

31
DOKUMENTASI

32
33

Anda mungkin juga menyukai