DOSEN PENGAMPU :
Arwitinia (821191002)
Ramadani (821191008)
TAHUN AJARAN
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama di dunia
pendidikan.
i
ii
Penulis
i
i
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan penulisan...................................................................................3
C. Metode penulisan..................................................................................3
D. Ruang lingkup penulisan......................................................................4
E. Sistematika Penulisan...........................................................................4
F. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB IV PENUTUP.........................................................................................42
A. Kesimpulan...........................................................................................42
B. Saran.....................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah alat bagi seorang pasien untuk melaksanakan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien. Dalam keperawatan, proses
keperawatan dapat digunakan sebagai metode dalam pemecahan masalah klien yang
dapat menunjukkan sikap professional serta dapat memberikan kepuasan bagi klien
dalam mendapatkan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan remaja adalah layanan
kesehatan yang diberikan kepada remaja untuk meningkatkan kesejahteraan (Cinthya
Yolanda S, 2019).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa
yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang
harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan
yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangangi problematika
remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk
membentuk manusia-manusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya
dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok remaja.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin cangih
membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa
khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negatif banyak para pelajar dikalangan
remaja sudah merokok, berkendara dengan kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri,
minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak kesehatan (Safira N, 2013).
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah komplek. Ditandai oleh
dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus digunakan,
walaupun mengalami dampak yang negatif dan menimbulkan gangguan fungsi sehari-
hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat (Linda dkk, 2013).
Salah satunya yaitu penyalahgunaan narkoba yang yang terjadi pada remaja.
Penyalahgunaan narkoba merupakan kejahatan kemanusiaan dan masalah sosial akut
yang merusak sendi- dendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Penggunanya akan mengalami gangguan perilaku, emosi, cara berfikir, kerusakan
fisik, psikis dan spiritual permanen karena narkoba menyerang susunan saraf pusat
(Tito, Sulistyarini, S. (2014). Penyebaran penyalahgunaan NAPZA di Indonesia
menyebar di seluruh pelosok tanah air, tidak terkecuali di Kalimantan Barat.
2
Ironisnya, sebagian korban penyalahgunaan NAPZA masih berusia remaja dan masih
berstatus sebagai pelajar. Bahkan, Jumlah pelajar atau remaja yang terlibat,
diperkirakan lebih besar dari jumlah yang diungkap polisi. Berdasarkan prediksi di
harian kompas pada tahun 2012 dalam (Khairul, Yohanes B, P. (2013), Pengguna
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) yang berusia 12-21 tahun ditaksir
sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang. Dari data
kasus tersebut, tentunya sangat memprihatinkan karena, bahaya penyalahgunaan
NAPZA tidak hanya berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental pecandunya saja
tetapi juga akan sangat berdampak besar pada tatanan kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat dan berbangsa (Partodiharjo, 2009: 31-34) (Khairul, Yohanes B, P.
(2013).
Di Indonesia penyalahgunaan narkoba kini kian marak terjadi. Hal tersebut
dapat kita amati dari pemberitaan baik di mediacetak maupun media elektronik yang
setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan atau
ketergantungan narkoba pun hamper merata di seluruh Indonesia dengan tidak
mengenal status, golongan, agama, suku, ras, profesi, latar belakang, tua maupun
muda.Santi (2008:5) “Narkoba telah merenggut 15.000 nyawa pengguna setiap tahun.
Dan diperkirakan rata-rata 40 orang meninggal setiap hari karena narkoba di
Indonesia” (Marselli, K., & Baharie, Y. (2017).
Di kota Pontianak sendiri kasus penyalahgunaan atau ketergantungan narkoba
sejak tahun ke tahun mengalami peningkatan, menurut data yang dihimpun oleh BNN
kota Pontianak dari awal tahun 2017 hingga April terdapat 109 orang yang melapor
maupun yang dilaporkan. Dari jumlah tersebut penyalahgunaan narkoba ini sangat
memprihatinkan sekali, karena dari tahun ketahun penyalahgunaan narkoba semakin
mengalami peningkatan sehingga menjadi ancaman yang serius bagi bangsa Indonesia
pada umumnya dan kota Pontianak. Meningkat pemakai narkoba ini juga kebanyakan
pelakunya adalah kaum remaja. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hawari (2001:3-
4) diperoleh data-data sebagai berikut: 1.Pada umumnya penyalahgunaan/
ketergantungan NAPZA mulai memakai NAPZA antara usia 13- 17 tahun, sebagian
besar penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA berumur antara 13-25 tahun (90%)
dan 90% jenis kelamin laki-laki. 2. Sebanyak 68% penyalahgunaan/ ketergantungan
NAPZA memakai lebih dari satu jenis narkoba. 3. Remaja dengan kelainan
kepribadian anti sosial (psikopat) mempunyai resiko relative 19,9 kali untuk
menyalahgunakan NAPZA dibandingkan dengan mereka yang tidak berkepribadian
3
anti social. 4.Remaja dengan gangguan kejiwaan defresi mempunyai resiko relative
18,8 kali untuk menyalahgunakan NAPZA di banding dengan mereka yang tidak
mengalami gangguan kejiwaan depresi. 5.Remaja dengan gangguan kejiwaan
kecemasan mempunyai resikorelatif 13,8 kali untuk menyalahgunakan NAPZA
dibandingkan dengan merek yang tidak mengalami gangguan kejiwaan kecemasan. 6.
Remaja dengan kondisi keluarga yang tidak baik (disfunsi keluarga) misalnya kedua
orang tua bercerai atau berpisah, kedua orangtua terlalu sibuk dan hubungan segitiga
ayah-ibu-anak yang tidak harmonis, mempunyai resiko relative 7,9 kali
untukmenyalahgunakan NAPZA (Marselli, K., & Baharie, Y. (2017).
Keterlibatan remaja ke dalam tindak pidana penyalahgunaan narkoba ini
sangat rentan sekali terjadi mengingat masa remaja adalah periode periode kehidupan
yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan
perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa.Menanggapi peningkatan jumlah pecandu dan meningkatnya
penyalahgunaan narkoba khususnya di kota Pontianak dan di Kalimantan Barat pada
umumnya maka, di dirikan rumah sakit khusus untuk wadah pengobatan atau pusat
rehabilitasi yang menyediakan pelayanan pemulihan bagi pecandu narkoba. Yang saat
ini sedang menangani sejumlah residen pengguna narkoba baik tingkat dewasa dan
remaja (Marselli, K., & Baharie, Y. (2017).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan konsep keperawatan komunitas dan konsep remaja.
b. Menjelaskan perubahan fisik, psikologis, sosial pada remaja.
c. Menjelaskan masalah kesehatan spesifik pada adolensesn (remaja).
d. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja.
e. Menjelaskan asuhan keperawatan komunitas pada remaja.
C. Metode Penulisan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Komunitas
1. Pengertian Keperawatan Komunitas
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak & Chayatin, 2009). Keperawatan
komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan omunitas adalah
individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita
penyakit menular. Keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan
profesional yang diberikan secara holistic (biopsikososiospritual) dan difokuskan
pada kelompok resiko tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan
melalui upaya promotif, preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative
dengan melibatkan komunitas sebagai mitra yang handal dalam menyelesaikan
masalah (Chairani Reni, 2015).
Berbagai dari definisi keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan
oleh organisasi-oraganisasi profesional. Berdasarkan pertanyaan dari American
Nurses Association (2004) dalam (Hidayanti Ika, dkk, 2021). Yang
mendefinisikan keperawatan kesehtan komunitas sebagai tindakan untuk
meningkatka dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakuan komprehensif dan
umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak
terbatas pada perawatan yang bersifat episodik (Effendi & Makhfudli, 2010)
dalam (Hidayanti Ika, dkk, 2021).
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pedekatan kepada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pecegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
6
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan lien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Hidayanti Ika, dkk, 2021).
B. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja atau adolescence merupakan masa perkembangan dimana
seseorang individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
menaglami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah (Yusriyyah, S, 2019). Oleh karenanya, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan
yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002) dalam
(Vegaabdillah, 2017).
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahaun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah.246 Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari
anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan
dan perkembangan baik itu fisik maupun mental (Alex Sobur, 2003) dalam
(Diananda, A, 2019).
Masa remaja merupakan sebuah priode dalam kehidupan manusia yang
batasanya usia maupun perannya seringkali tidak terlalu jelas.pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja
sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa
dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia
belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa. Meski disaat yang sama ia
juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan
jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
7
2. Karakteristik Remaja
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), karakteristik remaja
berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
1) Lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Ingin bebas.
3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
4) Mulai berfikir abstrak.
b. Masa remaja pertengahan (13-15 tahun)
1) Mencari identitas diri.
2) Timbul keinginan untuk berkencan.
3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam.
4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
5) Berkhayal tentang aktivitas seks.
c. Remaja akhir (17-21 tahun)
1) Pengungkapan kebebasan diri.
2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
3) Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri.
4) Dapat mewujudkan rasa cinta.
3. Masa Transisi Remaja
Menurut kusmiran (2012) pada usia remaja terdapat masa transisi yang akan
dialami. Masa transisi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Transisi fisik
Berkaitan sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya
menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan
kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurang
konsisten.
b. Transisi dalam kehidupan emosi
8
c. Late adolescent dimulai pada usia 18-21 tahun ditandai oleh tercapainya
maturitas fisik secarasempurna. Perubahan psikososial yang ditemui antara
lain (Yusriyyah, S, 2019). :
1) Identitas diri menjadi lebih kuat.
2) Mampu memikirkan ide.
3) Mampu mengekspresikan perasaan dengan katakata.
4) Lebih menghargai orang lain.
5) Lebih konsisten terhadap minatnya.
6) Bangga dengan hasil yang dicapai.
7) Selera humor lebih berkembang.
8) Emosi lebih stabil.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi atau tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan
yang yang kondusif bagi sosialisasi anak. Didalam keluarga berlaku norma-
norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga
merekayasa perilaku kehidupan anak (Yusriyyah, S, 2019).
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak
lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana
norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas
ditetapkan dan diartikan oleh keluarga (Yusriyyah, S, 2019).
b. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat
orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping
itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk
mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga
setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik
(Yusriyyah, S, 2019).
c. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status
kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
mmandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “Ia anak
siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku didalam
keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dalam ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu,
maksud “mejaga ststus dalam keluarganya” itu mengakibatkan
menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat
berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya.
13
Adapun masalah lain yang dihadapi remaja masa kini antara lain (Hani
Rahmawati, dkk, 2019). :
1. Menerima keadaan fisiknya dan menerima peranya sebagai pria atau Wanita.
2. Menjalani hubungan-hubungan baru dengan taman-teman sebaya baik sema
jenis maupun lain jenis kelamin.
3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtuanya dan orang-orang
dewasa lain.
4. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan ekonomis.
5. Memilih dan mempersiapkan diri kearah suatu pekerjaan atau jabatan.
6. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual
yang diperlukan oleh masyarakat.
7. Menginginkan dan dapat berprilaku yang diperlukan masyarakat.
8. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup bekeluarga.
9. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia yang
diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai.
Beberapa faktor penghambat dan faktor yang membantu akan berpengaruh bagi
kelancaran atau keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan bagi remaja taitu
sebagai berikut (Octavia A. shilphy, 2020). :
1. Yang menghambat :
a. Tingkat perkembangan yang mundur.
b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau
tidak ada bimbingan untuk dapat mengawasinya.
c. Tidak ada motivasi.
d. Kesehatan yang buruk.
e. Catat tubuh.
f. Tingkat kecerdasan yang rendah
2. Yang membantu :
a. Pertumbuhan fisik remaja yang berjalan sewajarnya.
17
a. Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
b. Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku
dengan lingkungan.
c. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
3. Intervensi Keperawatan
c. Bunuh diri
1) Berikan informasi tentang bunuh diri.
2) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri.
d. Penyakit menular seksual
1) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan
gejala yang berhubungan.
2) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual,
tentang penggunaan kondom.
3) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual.
4. Implementasi
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang
telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu
(Suryawanti Maya, dkk, 2020). :
b. Berdasarkan respon masyarakat.
c. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
e. Bekerja sama dengan profesi lain.
f. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
g. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
h. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
5. Evaluasi
21
BAB III
B. Pengkajian
1. Data Demografi
N Nama Umur J Hub Suku Agama Pend. Pek Gol Kead. Imuni PUS
o Anggota K Dlm / Ras Darah Fisik sasi
Keluarga Kelg
1. Tn. A 5 1 3 4 1 6 9 4 1 1 1
2. Ny. H 4 2 3 4 1 5 9 3 1 1 1
3. Tn. S 4 1 3 4 1 5 9 3 1 1 1
4. Ny. P 5 2 3 4 1 6 9 4 1 1 1
5. Ny. A 4 2 3 4 1 5 9 1 1 1 1
6. Tn. B 4 1 3 4 1 5 9 2 1 1 1
7. Tn. F 5 1 3 4 1 6 9 1 1 1 1
8. Tn. R 5 1 3 4 1 6 9 3 1 1 1
Kode Data
a. JK (Jenis Kelamin) f. Pendidikan h. Golongan darah
1. Laki-laki 1. Belum sekolah 1. A
2. Perempuan 2. SD 2. B
3. Tamat SD
b. Umur 3. AB
4. Tidak tamat SD
1. 0 - 1 tahun 5. SMP sederajat 4. O
2. 1 - <6 tahun 6. SMA sederajat i. Keadaan fisik
3. 6 – 12 tahun 7. D III 1. Sehat
4. 12 -18 tahun 8. S1 2. ISPA
5. 18 – 25 tahun 9. Pasca sarjana 3. Diare reumatik
6. 25 – 45 tahun 4. Gastritis
7. 45 – 59 tahun 5. Hipertensi
8. 60 tahun atau lebih 6. Tb Paru
c. Hubungan dlm Kelg g. Pekerjaan 7. Typhoid
23
Deskripsi : rata-rata
Gizi
3. Frekuensi makan per hari:
( )Satu Kali ( )Dua kali ( )Tga kali
6. Konsumsi sayur-sayuran:
( )Setiap hari ( ) Kadang-kadang ( )Tidak pernah
7. Konsumsi buah-buahan:
( ) Setiap hari ( ) Kadang-kadang ( ) Tidak pernah
8. Konsumsi garam yodium:
( ) Setiap hari ( ) Kadang-kadang ( ) Tidak pernah
9. Pantangan makan dalam keluarga:
( ) Ikan/daging ( ) Sayur/buah ( ) Telur
Lingkungan Fisik
a. Perumahan
10. Kepemilikan rumah:
( ) Sewa ( ) Menumpang ( ) Milik sendiri
11. Jenis rumah:
( ) Permanen ( ) Semi permanen ( ) Tidak permanen
12. Lantai:
( ) Tanah ( ) Papan ( ) Tegel/semen
13. Ventilasi:
( )>10% dari luas ( ) <10% dari luas ( ) Tidak ada
santai santai ventilasi
14. Pencahayaan sinar matahari:
( ) Masuk ke dalam rumah ( ) Tidak masuk ke dalam rumah
b. Pembuangan
17. Di mana keluarga buang air besar:
( ) WC ( ) Sembarang tempat
( ) Sungai ( ) Lain-lain, sebutkan....
25
( ) Selokan
18. Bila menggunakan WC, jenis jamban yang digunakan:
( ) Septic tank ( ) WC cemplung
19. Jarak WC dengan sumber air:
( ) <10 m ( ) >10 m
20. Kondisi jamban:
( ) Terawat ( ) Tidak terawat
c. Sumber air
21. Sumber air untuk mandi/cuci:
( ) PDAM ( ) Sumur gali ( ) Sungai
( ) Sumur pompa ( ) Mata air
22. Penyediaan air minum:
( ) PDAM ( ) Sumur gali ( ) Sungai
( ) Sumur pompa ( ) Mata air
23. Pengelolaan air minum:
( ) Dimasak ( ) Tidak dimasak
f. Kandang ternak/unggas
32. Kepemilikan kandang ternak:
( ) Ya ( ) Tidak
33. Jika ya, letak kandang ternak dengan rumah:
( ) Menempel dengan rumah ( ) < 10 meter
( ) ≥ 10 meter
34. Kondisi kandang:
( ) Terawat ( ) Tidak terawat
Status Kesehatan
a. Sarana kesehatan
35. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah:
( ) Rumah sakit ( ) Posyandu ( ) Perawat
( ) Puskesmas ( ) Dokter praktek ( ) Bidan
( ) Balai pengobatan
27
b. Masalah kesakitan
38. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan terakhir):
( ) Ya ( ) Tidak
39. Sarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika anggota keluarga
sakit:
( ) Rumah sakit ( ) Dokter praktek ( ) Lain-lain,
sebutkan...
( ) Puskesmas ( ) Mantri/bidan
praktek
c. Kematian
40. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir:
( ) Ya ( ) Tidak
41. Bila ya, disebabkan oleh:
( ) Sakit ( ) Kecelakaan ( ) Lain-lain,
sebutkan...
2.Data inti
a. Demografi ; desa X rt : 05/Rw : 02 dikelurahan sukarame, kecamatan mojeroto,
kabupaten kedir dengan jumlah penduduk ± 500 orang dan jumlah remaja didesa
itu berjumlah ± 250 orang.
b. Status perkawinan : warga desa x Rt 05 Rw 02 keluran sukorame, kecamatan
mojoreto menikah dan belum menikah.
c. Nilai kepercayaan dan agama : Agama yang dianut oleh warga x Rt : 05 /
Rw :02 dikelurahan sukorame, kecamatan mojeroto, kabupaten kediri 70% islam,
10% kristen protestan, 10% kristen katolik, 10% hindu.
3. Data sub sistem
a. Lingkungan fisik
Rumah warga sudah berpagar besi sehingga berkesan tertutup dan disalah satu
area perkebunan warga terdapat kebun ganja. Rumah satu dengan rumh yang lain
berdekatan. Banyak terdapt warung yang menjual rokok dan minuman keras. Data
remmaja yang ketergantungan obat sekitar 60% dari total jumlah remaja.
Kebanyan kedua orang tua sibuk dengan pekerjaannya.
b. Kesehatan dan pelayanan sosial
1) Jarak desa x dengan pusesmas cukup jauh, jarak tempuhnya sekitar 5 km.
Remaaja yang mendapatkan sosialisasitentang bahaya penggunaan napza.
29
2) waktu pelayanan dokter pagi : pukul 05.30 samapi 07.30 dan sore : 17.00
sampai 20.00. tetapi waktu pelayanan menjadi fleksibel jika pasien banyak
atau ada kasus darurat ada kasus yang membutuhkan pertolongan segera.
3) Data dai BNN (Badan narotika nasioanal) didesa x tersebut didapatkan hasil
bahwasejumlah 60% remja merupakan penggunaan narkotika dengan jenis
sabu-sabu, hheroin, ganja, cimeng dll. Pada tahun 2010-2015, dan
kemungkinan meningkat dilihat darai kebiasaan remaja dengan akses yang
mudah untuk mendapatkan narkotikaa tersebut.
c.Ekonomi
1) pekerjaan penduduk 50% pengrajin pasir dan semen, sisanya peternak, buruh,
dan pekerja swasta.
2) pendapatan keluarga rata-raata Rp. 2.000.000.
3) pengeluaran penduduk reativ, masing-masing keluarga mempunyai
pengeluaran yang berbeda-beda.
4) masyarakat didesa X rata-rata mampu menyediakan makanan yang bergizi
tetapi ada juga yang kesulitan mencari kebutuhan sehari-hari.
5) ada Sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan Kesehatan berupa
asuransi Kesehatan, dan BPJS.
6) data dari pamongraja sekitar 40% remaja putus sekolah.
7) remaja yang sekolah tidak memiliki pekerjaan dan hanya mengganggur.
d. Keamanan dan tranportasi
Di desa X sudah ada poskamling. remaja menggunakan sepeda motor untuk
beraktivitas. para warga dan polisi sering melakukan Razia. dalam Razia tersebut
ditemukan remaja yang minum-minuman keras, menggunakan narkoba, dan jarum
suntik.
e. Politik dan pemerintahan
Remaja remaja tidak ada yang ikut dalam ormas. remaja sulit untuk
dikumpulkan atau tidak pernah mengikuti kegiatan karang taruna.
f. Komunikasi
1) tidak ada tempat berkumpul untuk remaja dalam bertukar pikiran.
2) alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telpon, dan
ponsel.
3) tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di desa X.
4) media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
30
h. Rekreasi
Remaja memiliki kebiasaan untuk nongkrong bersama –sama dan sering pergi
ke warnet terbukti dengan banyak nya warnet –warnet yang tersedia di desa X ini.
C. Analisa Data
No Analisa Data Masalah
1 Ds: Resiko peningkatkan
- Warga mengatakan mereka sering melihat penyalahgunaan NAPZA
remaja keluar dari sebuah rumah dengan Pada komunitas remaja di
keadaan yang kacau seperti remaja jalannya desa X rt. 05 rw. 02
sempoyongan, wajah berkeringat, mata berhubungan dengan
cekung dan merah, bicara cedal kurang kondusifnya
Do: lingkungan remaja
- Data dari BNN bahwa sebnyak 60% remaja
menggunakan narkotika jenis sabu-sabu,
heroin, ganja, cimeng pada tahun 2010-2011.
- Data dari polsek setempat ladang ganja di
salah satu perkebunan milik warga
- Saat bersih desa sering ditemukan botol-botol
miras, pil ekstasi dan jarum suntuk di
beberpa titik desa
2 Ds: Resiko peningkatan
- Tokoh masyarakat/warga mengatakan sering kenakalan remaja pada
terjadi tawuran anatara pemuda desa X remaja di desa X rt. 05 rw
dengan desa Y 02 berhubungan dengan
- Warga mengatakan di desanya banyak perilaku penyalahgunaan
remaja yang hamil di luar nikah NAPZA
- Laporan dari kepala desa setempat data yang
ada bahwa organisasi masyarakat atau karang
taruna tidak aktif
31
D. Diagnosa Keperawatan
Formulasi penetapan diagnosa keperawatan menggunakan ketentuan baik menurut
diagnosis keperawatan NANDA maupun ICNP. Formulasi diagnosis tersebut digunakan
tanpa menuliskan etiologi.
1. Resiko peningkatan penyalahgunaan NAPZA pada komunitas remaja di desa X rt.
05 rw. 02.
2. Resiko peningkatan kenakalan remaja di desa X rt. 05 rw. 02.
3. Resiko tinggi cedera pada remaja di desa X rt. 05 rw. 02.
E. Intervensi
Data Diagnosis Tujuan Intervensi
Keperawata
n
Ds : Resiko Setelah dilakukan Pencegahan primer :
- warga peningkatan tindakan - Berikan
mengatakan penyalahgun keperawatan penyukuhan
mereka sering aan NAPZA selama 3 minggu tentang
melihat pada penyalahgunaan
32
F. Implementasi
Waktu Diagnosis Implementasi Evaluasi
Keperawatan Formatif
25-02- Resiko Pencegahan primer : - 80% remaja
2022 peningkatan - Berikan penyukuhan mendapatkan
penyalahgunaan tentang penyalahgunaan undangan.
37
berubah.
- Perkuat
efikasi/kemampuan diri
untuk berubah.
- Lakukan pemeriksaan
penuh (full assesment)
terhadap pemakai.
- Anjurkan untuk
mengembangkan gaya
hidup sehat.
- Bantu pasien untuk
memutuskan langkah
terbaik utuk berubah.
Perubahan tersier :
- Ajarkan beberapa
ketertampilan pada
pemakai dan cara
mengembangkan strategi
untuk hidup bebas tanpa
narkoba.
- Anjurkan untuk selalu
menerapkan strategi
hidup sehat tanpa
narkoba untuk
mencegahkekambuhan.
- Persiapkan pemakaian
terlebih dahulu untuk
mencegah kekambuhan.
- Gambarkan apa
penyebab kambuh dan
bantu perbarui
kontemplasi lalu
terapkan rencana aksi
lebih efektif.
39
- Persiapkan lingkungan
di mana pemakai tinggal
agar bisa menerima
kembali.
25-02- Resiko - Karang taruna yang - 80% remaja
2022 peningkatan lama dan pokjakes mendapatkan
kenakalan membentuk pengurus undangan.
remaja di desa karang taruna yang baru. - Poster
X rt. 05 rw. 02 - Pasang poster dan terpasang di
berhubungan pengumuman melalui depan
dengan perilaku masjid dan kader untuk posyandu
penyalahgunaan kegiatan penyuluh dan di
NAPZA. remaja. masing-
- Berikan materi masing RT.
penyuluhan tentang : - 70% remaja
tumbuh kembang remaja dan 50%
masalah yang berkaitan kader di
dengan kenakalan pokjakes an
remaja seperti miras, tokoh
AIDS. masyarakat
- Cara mengurangi hadir pada
kenakalan remaja. acara
penyuluhan.
- 80% remaja
yang diberi
pertanyaan
dapat
menjawab
dengan
benar.
G. Evaluasi Akhir
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan komunitas antara teori dan kasus,
penulis menggunakan metode SOAP dalam mengevaluasi dari proses keperawatan
komunitas dan hasil respon klien terhadap tindakan pelaksanaan keperawatan. Penulis
memprioritaskan diagnosa keperawatan yang sesuai antara teori dengan kasus.
Diagnosa keperawatan utama yaitu Resiko peningkatan penyalahgunaan NAPZA
pada komunitas remaja di desa X rt. 05 rw. 02 berhubungan dengan kurang kondusifnya
lingkungan remaja tujuan tercapai masalah teratasi, di desa X telah mengetahui resiko
41
yang timbul akibat dari penyalahgunaan NAPZA. Untuk dignosa keperawatan Resiko
peningkatan kenakalan remaja di desa X rt. 05 rw. 02 berhubungan dengan perilaku
penyalahgunaan NAPZA. Tujuan tercapai masalah teratasi ditandai dengan, di desa X
telah mengetahui cara mengurangi kenakalan remaja.
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep remja adalah Masa remaja atau adolescence merupakan masa
perkembangan dimana seseorang individu mengalami perubahan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Karateristik remaja
terdapat masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja pertengahan (13-15 tahun),
dan remaja akhir (17-21 tahun). Masa tansasi remaja terdapat transisi fisik, dan
transisi dalam kehidupn emosi. Perubhan fisik remaja terdapat perubahan
eksternal terdapat tinggi badan berat, berat badan, proporsi tubuh, organ seksual,
dan organ seks skunder. Perubhan internal pada remaja terdapat sistem
pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasa, sistem endokrin, dan
jaringan tubuh. Perubahan psikososial remaja terdapat early adolescent, middle
adolescent, dan late adolescent. Perubahan sosial remja terdapat keluarga,
kematangan anak, status sosial ekonomi, pendidikan, kapasitas mental, emosi dan
intelegensi. Masalah kesehatan spesifik pada adolensesns terdapat kebutuhan akan
figure teladan, sikap apatis, kecemasan dan kurangnya harga diri, ketidak
mampuan untuk melibatkan diri, perasaan yang tidak berdaya, dan pemujaan dan
pengalaman. Tugas-tugas perkembangan dalam masa remja Mengistilahkan
dengan “Developmental task”. tugas-tugas perkembangan diartikanya sebagai
suatu tugas yang timbul pada suatu priode atau masa tertentu dalam kehidupan
seseorang yang muncul pada saat atau sekitar suatu priode tertentu dan jika
berhasil akan menimbulkan fase Bahagia dan membawa keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas terdapat saran dari kelompok yang akan
ditunjukan kepada :
4. Bagi perawat, terutama perawat komunitas untuk memahami definisi remaja
serta permasalahan yang dihadapi oleh remaja akibat lingkungan, perawat juga
berkolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintahan, LSM, dan menjauhkan
remaja dari hal-hal yang dapat membawa dampak buruk.
43
DAFTAR PUSTAKA
Cinthya Yolanda S. (2019). Asuhan Keperawatan Kepada Remaja. https:// doi.org /10.31227/
osf. iondwh3.
Hani Rahmawati, dkk, 2019. Asuhan Keperawatan pada Agregat dalam Komunitas
Kesehatan Anak dan Remaja. Bandung : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale
Bandung.
Hidayanti Ika, dkk, 2021. Konsep Keperawatan Komunitas. Mojokerto : STIKes Dian
Husada.
Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, E., S, Evi Siti Fatimah, M. O., & Yusriyyah, S. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS PADA AGREGAT REMAJA. 1–53.
Suryawanti Maya, dkk, 2020. Asuhan Keperawatan Pada Agregat Remaja Dalam Komunitas.
Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”.