Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PATOLOGI SOSIAL DAN KRIMINOLOGI


“KENAKALAN REMAJA (LANJUTAN)”

Dosen Pengampu : Dr. Rezki Hariko, M.Pd., Kons.

Kelompok 6
Anggota Kelompok :

1. FristianditaGemariesha 18006109
2. Rosi Susanti 18006321
3. Siti Hanifah 18006055

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya. Beserta shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW yang telah memperjuangkan Islam
di bumi kita ini.Alhamdulillah, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul“Kenakalan Remaja (Lanjutan)”dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan
Patologi Sosial dan Kriminologi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, sehingga tersusunlah makalah yang sampai di hadapan
pembaca saat ini.Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna dan banyak kekurangan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
atau kritik yang membangun dari pembaca demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah makalah ini penulis hadirkan, semoga mampu memberikan manfaat bagi
diri penulis khususnya dan masyarakat luas umumnya.Aamiin.

Padang, 28 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan................................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II Pembahasan
A. Dampak-dampak Kenakalan Remaja Bagi Pribadi dan Masyarakat.....................3
B. Usaha-Usaha Penanggulangan Kenakalan Remaja...............................................4
C. Analisis Pelayanan BK untuk Penanggulangan Kenakalan Remaja.....................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11
Kepustakaan......................................................................................................................12
Kontribusi Anggota Kelompok.........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kenakalan remaja, yang dalam Bahasa Inggris disebut juveniledelinquency
(perilaku jahat atau kenakalan anak muda), merupakan gejala sakit atau patologi
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari
tingkah laku yang dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak
kriminal. (Kartono, 1992: 7).
Sarwono mengungkapkan, kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann menyebutkan
bahwa kenakalan remaja adalah suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan
mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock juga
menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai prilaku, dari
perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal.
(Sarwono, 2006: 93).
Willis (1977: 35) mengatakan, bahwa pada masa remaja amat baik untuk
mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki seperti bakat,
kemampuan, dan minat. Selain itu, masa ini merupakan masa pencarian jati diri
sehingga mereka cenderung bertingkah laku labil. Seperti apa yang telah
dikemukakan Jalaluddin (2002: 80), bahwa usia remaja memang dikenal sebagai
usia yang rawan. Remaja memiliki karakteristik khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Remaja memiliki sikap kritis terhadap lingkungan yang sejalan
dengan perkembangan intelektual yang dialaminya. Bila persoalan tersebut gagal
diselesaikan, maka para remaja cenderung untuk memilih jalan sendiri. Dalam
situasi bingung dan konflik batin menyebabkan remaja berada di persimpangan
jalan. Dalam situasi yang semacam ini, maka peluang munculnya perilaku
menyimpang sangat besar.
Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian
yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif,
yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan
di kalangan remaja. Dan pada makalah ini akan dibahas mengenai usaha

1
penanggulan kenakalan remaja dan analisis pelayanan bimbingan konseling untuk
menanggulangi kenakalan remaja itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa dampak dari kenakalan remaja bagi pribadi dan masyarakat?
2. Apa usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kenakalan
remaja?
3. Pelayanan apa yang dapat diberikan dalam menanggulangi kenakalan
remaja?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak dari kenakalan remaja baik pada pribadi dan
masyarakat.
2. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan dalam
penanggulangan kenakalan remaja.
3. Untuk mengetahui pelayanan bimbingan konseling apa yang dapat
dilakukan dalam penanggulangan kenalakan remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dampak-Dampak Kenakalan Remaja Bagi Pribadi dan Masyarakat
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain (Dadan
Sumara, dkk, 2017):
1. Bagi Pribadi
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang
berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak
bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada
mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan
terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi
aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja.
Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari
ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga
dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini
sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam
dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya
untuk bersenang-senang dengan jalan minumminuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan
kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap
apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi Lingkungan Masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat,
dampaknya akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan
menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat

3
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat.
Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang
lama dan hati yang penuh keikhlasan.
Adapun dampak kenakalan remaja lainnya (Mudjiran, 2002) yakni:
1. Dampak Bagi Pribadi
a. Rusaknya nama baik diri pribadi dan keluarga
b. Hilangnya kepercayaan masyarakat atau lingkungan sekitar
c. Putus sekolah
d. Orang tua menjadi resah
e. Merusak pergaulan di sekolah, antar teman, guru dan siswa lainnya
f. Akan di kucilkan dari masyarakat
2. Dampak Bagi Masyarakat
a. Mencoreng nama baik lingkungan dimana ia tinggal
b. Meresahkan masyarakat
c. Meningkatnya kriminalitas
d. Hilangnya rasa solidaritas antar sesama
B. Usaha-Usaha Penanggulangan Kenakalan Remaja
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah usaha berarti
ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan
keluar, dan sebagainya); daya upaya. Sedangkan, istilah penanggulangan dalam
KBBI adalah proses, cara, perbuatan menanggulangi. Sehingga upaya
penanggulangan bisa diartikan sebagai usaha untuk menanggulangi suatu
permasalahan. Permasalahan dalam hal ini merupakan masalah sosial yang berarti
gejala atau fenomena yang muncul dalam kehidupan masyarakat. (Soetomo, 2010:
28-29).
Menurut Panut Panuju dan Ida Umama (1999: 163) menjelaskan bahwa
pelaksanaan penanggulangan masalah sosial yakni kenakalan remaja ada beberapa
tahapan diantaranyapreventif (pencegahan), represif (penindakan akhir), kuratif dan
rehabilitasi. Adapun penjelasan dari beberapa tindakan tersebut antara lain:
1. Preventif(Pencegahan)
Upaya preventif memiliki fokus perhatian terhadap situasi
permasalahan sosial yang belum terjadi, meskipun di dalamnya terdapat

4
peluang terjadinya permasalahan sosial. Kegiatan ini juga mempunyai
landasan, yakni sebuah asumsi dimanamenjelaskan bahwa tiap individu,
kelompok, dan masyarakat pada periode tertentu mengalami kondisi
normal dan tidak mengalami masalah sosial. Namun, pada diri mereka
memungkinkan untuk mempunyai potensi masalah sosial. Dilihat dari
urgensinya maka upaya preventif merupakan usaha untuk mencegah
peluang terjadinya masalah sosial yang berhenti sekedar sebagai
kemungkinan dan tidak beralih menjadi kenyataan (Soetomo, 2010: 59-60).
Upaya preventif dibedakan menjadi dua, yakni: Pertama, upaya
preventif dengan cara moralistis. Upaya ini menitikberatkan kepada
pembinaan moral serta membina kekuatan mental pada diri remaja.
Manfaat memberikan pembinaan moral terhadap remaja dengan alasan agar
remaja tidak muda terjerumus dalam perilaku-perilaku delinkuen. Kedua,
upaya preventif dengan cara abolisionistis merupakan upaya untuk
mengurangi serta menghilangkan penyebab yang mendorong remaja
melakukan perilaku delinkuen yang memiliki motif beragam. Selain itu,
fungsi dari upaya ini untuk memperkecil ataupun meniadakan penyebab
yang mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam perilaku delinkuen.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui (Dadan Sumara, dkk.
2017):
a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya.
b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan
pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal
demi perkembangan pribadi yang wajar.
d. Memberikan wejangan secara umumdengan harapan dapat
bermanfaat.
e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik
dan merangsang hubungan sosial yang baik.
f. Mengadakan kelompok diskusi denganmemberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan
memberikan pengarahan yang positif.

5
g. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga
maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
2. Represif (Penindakan Akhir)
Tindakan represif merupakan upaya untuk menindak dan menahan
perilaku kenakalan remaja atau menghalangi munculnya perilaku
kenakalan remaja yang hebat. Upaya ini bertujuan untuk menindak
pelanggaran baik norma sosial dan moral berupa hukuman (Panut Panuju
dan Ida Umama, 1999: 168). Usaha menindak pelanggaran norma-norma
sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap
setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku
kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut
“jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak
lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi
yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu (Dadan Sumara, dkk.
2017).
3. Kuratif
Upaya kuratif merupakan tindakan untuk memperbaiki perbuatan nakal
terutama untuk individu yang sudah melakukan hal tersebut. Tujuan dari
tindakan ini adalah untuk menyembuhkan, mengurangi sakit, masalah yang
sedang dihadapi oleh orang yang bermasalah. Tindakan ini hanya bersifat
penyembuhan secara sementara. Tindakan ini dilakukan setelah tindakan
pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah
laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi (Dadan
Sumara, dkk. 2017).
4. Rehabilitasi
Makna Rehabilitasi pada Anak Delinkuen menjelaskan bahwa
rehabilitasi dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai kemandirian,
kedisiplinan, solidaritas, spiritual dan tanggung jawab serta mengembalikan
kembali hak-hak pada anak atau remaja yang bermasalah (Citra Ayu,
2017). Tujuan dari tindakan tersebut yakni untuk mengembalikan kondisi
yang bermasalah menjadi kondisi yang sesuai dengan harapan atau standar
sosial.
Dilihat dari penanganan masalah sosial, upaya rehabilitasi dilakukan
atas dasar asumsi yang kuat. Asumsi tersebut ialah bahwa pada diri

6
penyandang masalah memiliki potensi untuk berubah menuju kondisi yang
normal. Sehingga, alasan inilah yang menguatkan usaha rehabilitasi tetap
terlaksana baik di level individu, kelompok maupun masyarakat (Soetomo,
2010: 53).
Bentuk-bentuk usaha rehabilitasi di antaranya pengembangan kapasitas
pada diri individu. Hal ini dilakukan agar kapasitas diri individu dapat
berkembang dan berkualitas yang kemudian akan menjadi bekal untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, upaya ini ditujukan untuk
mendorong kemandirian dan menghindari sikap ketergantungan.
Selanjutnya, upaya rehabilitasi dalam pendekatan emergency. Upaya ini
dilakukan sebagai upaya penanganan masalah sosial secara darurat. Hal
tersebut bertujuan untuk mempertahankan harkat dan martabat dari
penyandang masalah sosial. Fokus utama dari upaya ini adalah menangani
gejala atau simtomnya bukan kepada sumber permasalahannya. Dengan
demikian, jika pemberian bantuan sudah dihentikan, sedangkan sumber
masalahnya belum bisa teratasi, maka kondisi yang dianggap bermasalah
bisa bertahan (Soetomo, 2010: 54).
Adapun menurut Sudarsono (1990:134) keterlibatan atau usaha masyarakat di
dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat berupa:
1. Memberi nasihat secara langsung kepada anak remaja yang bersangkutan
agar remaja tersebut meninggalkan kegiatanya yang tidak sesuai dengan
seperangkat norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial, susila, dan
agama.
2. Membicarakan dengan orang tua atau wali anak remaja yang bersangkutan
dan dicarikan jalan keluarnya untuk menyadarkan anak tersebut.
3. Langkah yang terakhir, masyarakat harus berani melaporkan kepada pejabat
yang berwenang tentang adanya perbuatan delinquent sehingga segera
dilakukan langkah-langkah prevensi secara menyeluruh.
Adapun cara yang dilakukan dalam upaya mengatasi kenakalan remaja
sebagaimana yang dikemukakan oleh seorang kriminologi, Soerdjono Dirjo
Siswono, S.H., (dalam Soedarsono, 1989: 93) mengemukakan bahwa asas umum
dalam pengulangan kejahatan yang banyak dipakai oleh Negara-negara maju, yaitu:

7
1. Cara moralitas, dilaksanakan dengan penyebaran ajaran agama dan moral,
perundang-undangan yang baik dan sarana-sarana yang dapat menekan
nafsu untuk berbuat kejahatan.
2. Cara abolisionalistis, berusaha memberantas mengulangi kejahatan dengan
sebab musababnya, umpamanya diketahui bahwa faktor tekanan ekonomi
(kemelaratan) merupakan salah satu penyebab kejahatan, maka usaha untuk
mencapai tujuan dalam mengurangi kejahatan yang disebabkan oleh faktor
ekonomi, merupakan cara abolisiolistis.
Menurut Dadang Hawari (1997: 200), dibutuhkan langkah-langkah konkret
oleh masyarakat yaitu mampu menciptakan kondisi lingkungan hidup yang bebas
dari rasa takut, aman, dan tentram, bebas dari segala bentuk kerawanan
sebagaimana yang tertera pada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap
timbulnya kenakalan remaja. Bagi remaja yang sedang dalam masa perkembangan
membutuhkan lingkungan yang dapat menerimanya, menghargai setiap prilakunya
serta memberikan bimbingan yang menuntunnya menjalani kehidupan yang luhur,
beradab dan menghargai hidup, mengetahui cara mengisinya dengan hal-hal yang
positif serta bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
C. Analisis Pelayanan BK untuk Penanggulangan Kenakalan Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa (Saputra &
Lidyawati, 2019). Untuk seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun ia masih belumcukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuaibaginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kehawatiran serta perasaan
yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, dan orangtuanya. Dari kesalahan
yang diperbuat para remajahanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini
merupakan karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah
yang sering disebut sebagai kenakalan remaja. Dalam surat kabar sering kali kita
membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat
bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia
belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putri dan
lain sebagainya (Dadan Sumara, dkk, 2017).

8
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seharusnya
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja kearah
yang lebih positif yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam untuk
menanggulangi kenakalan dikalangan remaja.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolah yang berwenang untuk dalam
pelaksanan hukumanterhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal,
guru juga berhak untuk bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing
maupun pengeluaran dari sekolah merupakanwewenang dari kepala sekolah. Guru
dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan
kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. pada umumnya untuk
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar dan orangtua, melakukan pengawasan khusus oleh
kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skor) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib
sekolah (Dadan Sumara, dkk, 2017).
Program layanan bimbingan dan konseling dalam menanggulangi kenakalan
siswa yang terdapat di sekolah meliputi program yang bersifat preventif
(pencegahan) dan juga program yang bersifat kuratif (pengentasan). Program
layanan bimbingaan dan konseling dalam menanggulangi kenakalan siswa di
sekolah meliputi bimbingan kelompok konseling individu, konseling kelompok,
layanan mediasi, kunjungan rumah dan pemanggilan orang tua (Ach Sa’dullah dan
Saiful Arif, 2020).
Layanan konseling perorangan yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menyelesaikan permsalahan pribadinya melalui prosedur
dalam konseling perseorangan. Menurut Dewa Ketut Sukarti (2008: 78) bimbingan
kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoeh
berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing dan
konselor) yang menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Prayitno (dalam Dewa Ketut Sukarti, 2008: 186), layanan mediasi
adalah layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhdap dua pihak atau lebih

9
yang sedang keadaan saling tidak menemukan kecocokan atau sedang dalam
keadaan bermusuhan. Di dalam layanan mediasi seorang konselor bertindak
sebagai mediator yang memberikan pembinaan kepada mereka yang bertikai atau
berselisih. Selanjutnya guru bimbingan dan konseling merencanakan kunjugan
rumah dan pemanggilan orang tua bagi siswa yang melakuakn kesalahan atau
melakukan pelanggaran. Kunjungan rumah adalah upaya mendeteksi keluarga
dalam kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing atau konselor.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam menanggulangi
kenakalan siswa seperti halnya pelaksanaan layanan konseling individu. Layanan
konseling individu adalah layanan pemberian bantuan yang dilakukan secara tatap
muka antara guru BK dan siswa, dimana guru BK membantu siswa menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh konseli tersebut. Selain pelaksanaan layanan
konseling individu, guru bimbingan dan konseling juga melaksanakan layanan
bimbingan kelompok dan pelaksanaannya tersebut dilaksanakan dengan cara
pertama, guru bimbingan dan konseling membentuk siswa kedalam bentuk
kelompok minimal 8-10 siswa atau secara klasikal, kedua, guru bimbingan dan
konseling bersama siswa membahas tentang permsalahan yang marak terjadi
seperti kenakalan remaja, di dalam kelompok tersebut guru dan siswa saling
berdiskusi dengan tujuan agar siswa bisa lebih memahami tentang dampak dari
kenakalan remaja. Ketiga, evaluasi dan tindak lanjut (Ach Sa’dullah dan Saiful
Arif, 2020).
Pelaksanaan layanan konseling kelompok oleh guru bimbingan dan konseling
dalam menanggulangi kenakalan siswa dilaksanakan dengan cara membentuk
kelompok dan konselor atau guru BK bertindak sebagai pengarah atau pembina,
para siswa yang melanggar dibina secara satu persatu dengan menggunakan teknik
teknik konseling yang sesuai dengan permasalahan yang dihapai masing-masing
individu, sehingga permsalahan yang di hadapainya dapat teratasi. Sealain
melaksanakan layanan-layanan BK, ada kegiatan pendukung layanan bimbingan
dan konseling dalam menanggulangi kenakalan siswa seperti kunjungan rumah dan
pemanggilan orang tua. Kunjungan rumah merupakan suatu kegiatan yang di
lakukan oleh guru bimbingan dan konseling dengan mendatangi temapat tinggal
siswa. Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun hubungan baik dengan
orang tua, sehingga akan terwujud saling pengertian dan bentuk kerja sama yang

10
baik anatara guru bimbingan dan konseling dengan orang tua siswa. Selain itu
kunjungan rumah juga untuk memperoleh informasi terutama unutk informasi yang
belum di peroleh secara jelas (Ach Sa’dullah dan Saiful Arif, 2020).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap tindakan pasti terdapat akibatnya masing-masing, seperti kenakalan
remaja dapak menyebabkan terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang
tidak teratur, menta yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan
terus menyimpang dari segi moral belum lagi akan dikucilkan oleh masyarakat
sekitar. Kenakalan remaja sangat dibutuhkan penanggulangan, yang berguna untuk
mengatasi dan mencegah berkurangnya kenalakan remaja tersebut. Kenakalan
remaja sekarang sangat miris sekali, dimana terkadang sudah diluar kendali, untuk
itu kita perlu memberikan penanggulangan atau membantu mengatasi kenalakan
remaja sekarang. Penganggulangan yang dilakukan bisa dari diri atau kemauan kita
sendiri dan juga ada dukungan dari masyarakat yang membantu dalam kenakalan
remaja. Kenakalan remaja tidak terjadi dikalangan masyarakat saja, akan tetapi
juga terdapat di sekolah, untuk mengatasi kenakalan remaja disekolah
dibutuhkanya bimbimbingan oleh guru, dan terkhususnya guru bimbingan
konseling, untuk mengatasi kenakalan remaja disekolah BK dapat memberilan
layanan berupa layanan individual, dimana melakukan layanan bimbingan dan
konseling untuk mengungkap apa yang menyebabkan dia begitu, dan Bk juga bisa
malakukan kunjungan rumah untuk menindak lanjuti kenalakan remaja tersbut agar
kenalakan remaja tersebut bisa diatasi menggunakan layanan bimbingan dan
konseling.
B. Saran
Untuk menanggulangi kenakalan remaja diharapkan orang tua membantu dan
membimbing anaknya agar tidak terjadinya kenakalan remaja, anak remaja harus
sangat di perhatian dimana remaja lagi proses berkembang menuju kedewasaan ,
untuk itu perlu bimbingan orang tua agar tidak terjadinya kenalakan remaja

11
KEPUSTAKAAN

Ayu Permatasari, Citra. 2017.Makna Rehabilitasi pada Anak Delinkuen. Surabaya:


Universitas Airlangga.
Hawari, Dadang. 1997. Al-qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: PT
Dana Bhakti Prima Yasa.
Jalaluddin. 2002. Psikologi Agama Edisi Revisi 2002. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartono, Kartini. 1992. Pathologi Sosial 2 (Kenakalan Remaja). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Panuju, Panut dan Umama, Ida. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana
Yogya.
Sa’dullah, Ach dan Arif, Saiful. 2020. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam Menanggulangi Kenakalan di SMP Negeri 3 Pamekasan. Edu Consilium 1(1).
Saputra, R., & Lidyawati, Y. 2019. Self-InstructionTechnique in Group Counseling
toReduceStudents’ AcademicProcrastinationBehavior. Islamic Guidanceand
Counseling Journal, 2(2).
Sarwono, S.W. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudarsono. 1989.Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Bina Aksara.
Sudarsono. 1990. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. 2017. Kenakalan remaja dan
penanganannya. Jurnal Penelitian & PPM ISSN: 2442-448X. 4(2).
Soetomo. 2010.Masalah Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12
Tabel 1. Kontribusi Anggota Kelompok

NO Nama NIM Deskripsi Kontribusi


1. Fristiandita Gemariesha 18006109  Penyelesaian Makalah
Mengerjakan atau menyusun
keseluruhan isi makalah dari
halaman cover, kata pengantar,
daftar isi, bab satu dan dua serta
kepustakaan. Serta turut aktif
dalam mencari-mencari materi di
jurnal.
 PPT
Pada bagian PPT Fristiandita ikut
serta membuat pada bagian
dampak-dampak kenakalan remaja
bagi pribadi dan masyarakat.
 Video
Fristiandita menjelaskan materi
mengenai Usaha-usaha dalam
penanggulangan masalah dan
dalam menggabungkan video akhir
rekan yang lain.
2. Rosi Susanti 18006321  Penyelesaian Makalah
Rosi ikut serta dalam mencari
materi tugas kelompok serta
menyusun makalah dibagian bab
tiga.
 PPT
Pada PPT Rosi dan Siti
bekerjasama dalam pembuatan
13
PPT kelompok
 Video
Rosi menjelaskan materi tentang
analisis pelayanan BK untuk
penanggulangan kenakalan remaja.
Rosi membuat dan mengedit
videonya sendiri.
3. Siti Hanifah 18006055  Penyelesaian Makalah
Pada penyelesaian makalah, Siti
turut aktif dalam mencarikan
materi kenakalan remaja.
 PPT
Siti membuat kebanyakan dari isi
PPT kelompok dan juga
bekerjasama dengan Rosi dalam
pembuatannya.
 Video
Siti menjelaskan materi tentang
usaha-usaha penanggulangan
remaja dan juga analisis pelayanan
BK untuk penanggulangan
kenakalan remaja. Siti membuat
dan juga mengedit videonya
sendiri.

14

Anda mungkin juga menyukai