Proposal Penelitian
Disusun untuk memenuhi tugas metode penelitian sosial
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Maisa Hurul Aeni, M.Psi
Disusun Oleh :
PUTRI NURHAYATI
(22020033)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri dari para siswa, untuk belajar dan
kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yan
diharapkan.
dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen
pengampu mata kuliah dan juga teman-teman yang sangat kami harapkan untuk
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah
tidak lagi dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai
baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
inilah yang sering disebuet sebagai kenakalan remaja. Remaja merupakan aset
dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan
yang dilakukan oleh organisasi-organisasi peajar dan mahasiswa, kita melihat pula
pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat
kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar,
1
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja kea
rah yanglebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu system dalam
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan
kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remja yang
kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh
lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang
sudah lanjut usia.termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah
remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia 13-18 tahun. Pada usia terebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-
kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering
norma hukum pidaa yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada tahun 1899 di Illionois,
berikut:
3
1. Kartono, ilmuwan sosiologi
“Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh
yang menyimpang.”
remaja yang tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan kriminal.”
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya. Cukup banyak
faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktr yang
ada tersebut dapat dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
4
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tinktah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
2. Faktor eksternal
Keluarga merupakan unit social terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan
yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang
kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi
orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing-masing
5
2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak-anak tidak bias tersalur dengan memuaskan, atau
3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan di siplin dan
control diri yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari
orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
perhatian dan kasih saying dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya
kenakalan remaja.
mempunyai peran yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan
belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orangtua melalui teladan yang baik
berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang di
6
peroleh dalam rumah tangga remaja akan di bawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi
remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk
mempersiapakan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan
tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk
mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang di pegang teguh oleh
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang
dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan-
perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi prilaku dan watak remaja.
Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan
7
seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia
Sebagaimana di ketahui bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya
hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapa ketinggalan
d. Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada
disekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat dimedia adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi disekolahnya sendiri.
Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya
sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupu perbuatan itudapat
memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmataan sesaat
saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya
hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja
8
stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada
akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan
mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat mejadi tulang punggung
keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku
anak dalam keluarga berkeluarga menyimpang dari ajaran keluarga akan berakibat
ketidak harmonisan dalam keluarga dan putusnya komunikasi antara orang tua
dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja
sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
atau mengkonsumsi narkoba pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan
kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu di
akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa
remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan,
masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap
9
remaja tersebut akan jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan diatas, maka tentunya ada beberapa solusi yang
tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam
bentuk apapun mempunyai akibat yang negative baik bagi masyarakat umum
maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja
1. Tindakan Preventif
yang dihadapinya.
10
3. Menyediakan sarana-srana dan menciptakan suasana yang optimal demi
membentuk pribadi seorang remja. Jadi untuk memulai perbaikan dari sikap yang
paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca do’a
setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada
anak masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh kelurga. Memang tidak
mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri
dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek
amosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepa
perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam
11
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para
pribadi dan sikap social dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai social,
membantu mengatasinya.
3. Tindakan Represif
12
adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja terebut, diharapkan agar nantinya si
pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena
itu , tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh
orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksnaan tata
tertib gharus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus
dikenakan sanksi yang ssama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga
hokuman terhadap pelanggaran tata tertib ssekolah. Dalam beberapa hal, guru
juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun
pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan sstaf
maupun tertulis kepada sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis
dan dianggap perlu mengubah tingkah aku pelanggar remaja itu dengan
13
memberikan pendidikan lagi.pendidikan diulangi melali pembinaan secara khusus
yang sering ditangani oleh suatu lembagakhusus maupun perorangan yang ahli
antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahya control diri bisa dicegah
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul.
ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai harapan.
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan kea rah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa.
14
Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor, adalah sebagai prosedur sebagai
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan
dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati.1 diskriptif karena peneliti
menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variable, gejala dan juga keadaan.2
pengertian lain peneliti menekankan pada titik pandang orang-orang atau yang
disebut “people’s point of view”, dan pemaparan hasil penelitian berdasarkan data
16
1. Sumber Data
Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertamanya. Terkait dengan penelitian ini, data primer didapatkan dengan
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan berbagai bentuk
penelitian ini.
2. Populasi
Menurut Sugiono, populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek,
subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
yang hendak di teliti. Dengan demikain populasi dalam penelitian ini adalah
semua tokoh-tokoh agama seperti; Guru Ngaji, P2N, dan KUA, jama’ah pengajian
17
3. Sampel Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ini, sumber data dipilih secara purposive dan bersifat
dengan pertimbangan tertentu, seperti orang tersebut dianggap paling tahu tentang
apa yang peneliti harapkan. Sedangkan yang dimaksud snowball sampling adalah
karena dengan teknik penarikan sampel ini, dianggap akan lebih representatif baik
ditinjau dari segi pengumpulan data maupun dalam pegembangan data. Dengan
pengambil sumber data yang dipilih secara purposive dan bersifat snowball
mengetahui permasalahan yang akan diteliti atau juga yang berwenang dalam
masalah tersebut dan jumlahnya tidak dapat ditentukan, karena dengan sumber
data yang sedikit itu apabila belum dapat memberikan data yang lengkap, maka
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dan luasnya jumlah populasi yang akan
diteliti perlu adanya batasan sampel agar penelitian ini tidak terlalu meluas.
sehubungan dengan ini, maka yang dijadikan sumber data adalah tokoh-tokoh
agama seperti; Guru Ngaji, P2N, dan KUA, jama’ah pengajian masjid, dan para
remaja
18
3.2. Teknik Pengumpulan Data
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala -gejala yang
ada ditempat penelitian. Metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data yang
bersifat fisik yang tidak dapat diperoleh dengan cara interview. Metode ini
2. Metode Wawancara
komunikasi langsung antara peneliti dan subyek yang diteliti atau responden.10
kondusif, sehingga dapat tercipta suasana psikologi yang baik dimana responden
dapat diajak bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi
19
Menurut Donald Ari dkk yang dikutip Nurul Zuriah, ada dua jenis wawancara
subyek telah ditetapkan terlebih dahulu dan wawancara tak berstruktur dimana
tak berstruktur, karena hal ini lebih memberikan kebebasan dan keluasan hati
kepada subyek penelitian sehingga tidak ada suasana terikat yang menjadikan
respoden yang terlibat adalah tokoh agama, remaja, dan jama’ah pengajian di
3. Metode Dokumentasi
remaja dilingkungannya sebagai subyek dan obyek penelitian. Metode ini adalah
sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isi peristiwa tersebut dari
penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa tersebut dan di tulis dengan sengaja
profil dan peran tokoh agama dalam penanganan kenakalan remaja di Kecamtam
20
3.3. Teknik Analisa Data
Analis data dalam penelitian merupakan kegiatan yang sangat penting yang
dihasilkan. Melalui analis data, data yang terkumpul dalam bentuk data mentah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara diskriptif
dihasilkan dari penelitian dan kajian, baik secara teoritis dan empiris yang
digambarkan melalui kata-kata atau kalimat secara benar dan jelas. Adapun
1. Reduksi data
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
Dengan demikian reduksi data adalah proses pengumpulan data dari hasil
21
diambil data yang sesuai dengan permasalahan dan membuang data yang tidak
perlu. Dalam hal ini peneliti mereduksi data yang berkenaan dengan peran tokoh
Pesawaran.
2. Display Data.
Display data merupakan penyajian data ke dalam sejumlah matriks yang sesuai,
Matriks jalinan antar komponen di dalam proses suatu kegiatan dan lain
dan penghambat.
3. Pengambilan Kesimpulan
rumusan yang singkat, menjelaskan pola urutan dan mencari hubungan diantara
pada penelitian ini terletak pada penuturan tentang apa yang berhasil penanganan
Dari ketiga analisa yang dijelaskan diatas bukanlah suatu yang berlangsung linier,
22
pengertian secara mendalam, komprehensif, dan rinci mengenai suatu masalah,
Jadi, Setiap kesimpulan dari data yang telah diperoleh, pada tingkat pertama
pelacakan terus menerus dari berbagai sumber dan informasi lainnya. Jadi data
yang di dapat dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, yaitu data yang
penghambat.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Keluarga.
Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
25