Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Pengaruh MIRAS pada Kalangan Remaja


Beserta Solusi dan Penanggulangannya

“Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”

Dosen Pengampuh :

Drs.H. Muhammad Ilyas.MA.

Di susun oleh :

Yudhia Ashrisnaini (B1D021183)

FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN AJARAN 2021
DOKUMENTASI OBSERVASI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa
kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang
kelak mendapat syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan
serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Saya sadar bahwa ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik
dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua
ini murni didasari oleh keterbatasan yang saya miliki. Oleh sebab itu, saya
membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Mataram, 18 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................

C. Tujuan........................................................................................................

D. Manfaat......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

A. Pengertian Kenakalan Remaja................................................................

B. Penyebab Kenakalan Remaja...................................................................

C. Solusi Mengatasi Kenakalan Remaja......................................................

D. Pelaku Kenakalan Remaja.......................................................................

E. Waktu & Tempat.......................................................................................

BAB III PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL........................................

A. Hikmah Menjauhi Kenakalan Remaja...................................................

B. Manfaat Menjauhi Kenakalan Remaja...................................................

C. Dalil Larangan Minuman Keras..............................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................

D. Kesimpulan................................................................................................

E. Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa dari kanak-kanak dewasa. Seorang remaja sudah


tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling
sesuai dengannya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. kesalahan yang sering muncul
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungannya, orangtuanya. kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-
sama masih dalam masa mencari identitas. kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan
remaja.

Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal


yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu yang akhir-
akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan
mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di
kalangan kalangan pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan
kenakalan remaja. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita
tentang perkelahian pelajar, Narkotika, penggunaan obat bius, minuman keras,
penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, kasus-
kasus kasus-kasus keluarga dan lain sebagainya.

Hal tersebut adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini
semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih
positif, yang titik beratnya untuk menciptakan suatu sistem dalam menanggulangi
kenakalan di kalangan remaja.

Masa remaja dengan mitos bahwa masa remaja adalah masa-masa indah
yang tidak akan terulang kembali. Hal tersebut dapat dilihat dari banyak teori-
teori yang ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai
akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian kenakalan remaja?

b. Mengapa kenakalan remaja dapat terjadi?

c. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?

d. Siapa yang terlibat dalam kasus kenakalan remaja?

e. Kapan dan Dimana kenakalan remaja dapat terjadi?

C. Tujuan

a. Mengetahui pengertian dari kenakalan remaja!

b. Mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja!

c. Mengetahui solusi mengatasi kenakalan remaja!

d. Mengetahui pelaku kenakalan remaja!

e. Mengetahui lokasi kenakalan remaja terjadi!

D. Manfaat

Makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berguna bagi


masyarakat. Terlebih remaja pada khususnya agar terhindar dari tindakan
kenakalan dan orang tua pada umumnya agar anak remajanya tidak terjerumus
dalam kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang


perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak
remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar,
tawuran, narkoba dan minum-minuman keras dan masih banyak lagi
kriminalitas yang terjadi di negeri ini. kerusakan moral sudah merebak di
seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta
orang yang sudah lanjut usia.

Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada
pada masa transisi dan jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-
perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari


norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal ( juvenile court ) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini
sebagai berikut:

 Kartono, ilmuwan sosiologi


Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
 Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

 Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis,


yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia
tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan pengaturan kontemporer
membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.

Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja


untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat Penganut
aliran kontemporer memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya
peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau
mengikuti pelatihan setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga
22 tahun juga dimasukkan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan
bahwa pembentukan diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang
usia tersebut.

Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok,


yaitu:

a. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun

b. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun

c. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.

Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi


adalah sebagai berikut:

a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik
sesama jenis maupun lawan jenis

b. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin

c. Menerima keadaan fisik dan dapat menggunakannya secara efektif

d. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa


lainnya

e. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi


f. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja

g. Keinginan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga

h. Kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk mencapainya kompetensi


sebagai warga negara

i. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat diperjelas secara sosial

j. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku


(Havighurst dalam Hurlock, 1973).

Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik.


Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:

a. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi


dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi,
penyesuaian sosial, tugas dan nilai.

b. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak
timbul pada remaja, seperti masalah mandiri, mengendalikan atau
berdasarkan stereotip yang keliru, hak-hak yang lebih besar dan lebih
banyak kewajiban dibebankan oleh orangtua.

Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang


fenomena akhir abad duapuluh, yaitu mengembangkannya kenyamanan
perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak
masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat
dan mencengangkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka
melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk
menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut sebagai akibat dari kegagalan di
sekolah, pengobatan-obat, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik
dan pertimbangan yang kronis.

Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju


dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk
mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti
perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa
gagal, malu kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.
Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh
tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini
dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat.
Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk
diserap dan sulit dipahami. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa
yang disebut information overload . Akibatnya timbul perasaan terasing,
keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendekatan budaya.

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai dengan


berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang
dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa
gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kecemasan,
kecemasan, keraguan, keraguan pada remaja membuat mereka mengambil
risiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).

Uraian di atas menunjukkan ukuran besaran majemuknya masalah yang


dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan
fisiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan
kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sering kali menimbulkan masalah psikologis berupa gangguan
penyesuaian diri atau perilaku ganguan. Beberapa bentuk gangguan perilaku
ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.

Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk


mencapaikemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat
kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang hubungan erat antara
perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.

1. Perkembangan fisik remaja

Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,


yaitu masa terjadinya-perubahan fisik (penampilan fisik seperti bentuk
tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (organ-organ seksual).
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa
yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi
pada sistem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan
mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta
mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai
dengan perkembangan bertahap dari karakteristik primer dan karakteristik
seksual sekunder. karakteristik khusus yang mencakup perkembangan
organ-organ reproduksi,

Menurut Mussen dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat


dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja.
Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata
8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak
remaja putra mulai menunjukkan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11
tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun (Katchaduria,
1989). Penyebab terjadinya awal tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan
karena faktor gizi yang meningkatkan baik, rangsangan dari lingkungan,
iklim, dan faktor sosio-ekonomi (Sarwono, dalam JEN, 1998).

Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi


menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks
remaja. Menurut Bourgeois dan Wolfish (1994) remaja mulai merasakan
dengan jelas dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan
dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan meningkatkan


keseimbangan yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran
tubuh remaja sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem sudah mencapai
penyesuaian secara fisiologis, sebelum akhirnya mengalami penurunan
fungsi pada saat awal masa lanjut usia (Myles dkk, 1993). Sebagai akibat
dari proses reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi
prokreasinya, artinya sudah dapat keturunan. Meskipun demikian, hal ini
tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara
fisik. Menurut PKBI (1984) secara fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita
adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada bermacam-
macam. Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi
organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil
pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur
ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987)
menambahkan bahwa perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia
biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk
memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.

2. Perkembangan Psikis Remaja

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak memiliki sistem


kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini.
Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu dan informasi,
pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama,
nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses
pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, sering kali
mendukung berbagai faktor penunjang ini dapat saling berbenturan nilai.

B. Penyebab Kenakalan Remaja

Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan seperti sering keluar malam dan jangka
waktu hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan
obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan


remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut penjelasannya secara ringkas:

1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologi dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama , terbentuknya perasaan akan
menetap dalam kehidupannya. Kedua , tercapainya identitas peran.
Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.

b. Kontrol diri yang lemah


Remaja yang tidak dapat mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
kontrol diri untuk bertingkah sesuai dengan pengetahuannya.

2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial yang memberikan dasar bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya
struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan lingkungan keluarga
yang menjadi penyebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang
broken-home , rumah tangga yang disusun oleh kematian ayah atau
ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang
kurang, semua itu merupakan sumber yang pinggiran untuk memunculkan
delinkuensi remaja.

b. Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab


terjadinya kenakalan remaja antara lain:

 Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan


pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan
ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik
batin sendiri

 Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,


keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa memuaskan dengan
memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya

 Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan
disiplin dan kontrol diri yang baik

 Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari.
Jadi Perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor
penyebab terjadinya kenakalan remaja.

c. Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan


dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba
dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya

Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak


remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk,
moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula. Di dalam
kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan
mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya
barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi
untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya
sangat senang dengan faktor hidup yang baru tanpa melihat negatifnya,
karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

d. Tempat Pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi
ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama
ini bahkan kita telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang
terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga
bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di
negeri ini.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:

1. Bagi diri Remaja itu sendiri

Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak


pada dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik maupun mental,
walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan tetapi semua
hanya kesenangan sewaktu-waktu saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya
terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.
Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan
mengantarkannya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil
dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada
akhirnya akan menyalahi etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang memandu
dan mengarahkan.

2. Bagi keluarga

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi


tulang punggung keluarga jika orang tuanya tidak mampu lagi bekerja.
Bila remaja sebagai anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari
ajaran agama, akan mengakibatkan ketidakharmonisan dalam kekuarga
dan putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Pastinya hal ini
sangat baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar malam dan
jarang pulang serta waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-
senang dengan jalan minum-minum atau mengkonsumsi narkoba. Pada
akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh para remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja
hanya untuk melampiaskan rasa mengecewakannya terhadap apa yang
terjadi dalam keluarganya.

3. Bagi lingkungan masyarakat

Jika remaja melakukan kesalahan dalam kehidupan masyarakat,


akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap
bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran,
mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka
dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk mengubah
semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan
hati yang penuh keikhlasan.

C. Solusi Mengatasi Kenakalan Remaja

Sikap anak-anak terhadap orang lain dalam bergaul sebagian besar akan
sangat tergantung pada pengalaman belajarnya selama tahun-tahun awal
kehidupan, yang merupakan masa pembentukan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini ada empat faktor dalam sosiologis
yang mempengaruhinya :

Pertama, kesempatan yang penuh untuk bersosialisasi adalah penting


bagi anak-anak, karena ia tidak dapat belajar hidup bersosialisasi jika tidak
dioptimalkan. Tahun demi tahun mereka membutuhkan kesempatan untuk
bergaul dengan banyak orang, jadi tidak dengan anak yang seumuran dan
tingkat perkembangannya sama, juga dengan orang dewasa yang lebih besar
dan lingkungannya yang berbeda.

Kedua, dalam keadaan bersama, anak tidak hanya harus mampu


berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat dipahami orang lain, tetapi juga
harus mampu berbicara tentang topik yang dapat dijangkau dan dapat
menceritakannya secara menarik kepada orang lain. Perkembangan bicara
merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan sosialisasi anak.

Ketiga, anak akan belajar bersosialisasi jika mereka memiliki motivasi


untuk melakukannya. Motivasi ini sangat mendukung pada tingkat kepuasaan
yang diberikankelompok sosialnya kepada anak. Jika mereka memperoleh
kesenangan melalui hubungan dengan orang lain, mereka akan berulang kali
hubungan tersebut.

Keempat, metode belajar yang efektif dengan bimbingan yang tepat


adalah penting.Dengan metode coba ralat, anak akan mempelajari beberapa
perilaku yang pentingbagi perilaku sosialnya.

Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja


masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa
solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini.
Kenakalan remaja dalam bentuk apapun memiliki akibat negatif baik bagi
masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan
penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:

1. Tindakan Pencegahan

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat


dilakukan melalui cara berikut:
a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami secara umum oleh para


remaja. kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi penyebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:

a. Menguatkan sikap mental remaja agar mampu menyelesaikan


permasalahan yang dihadapinya.

b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan dan


keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.

c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi


perkembangan pribadi yang wajar.

d. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.

e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan


hubungan sosial yang baik.

f. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan


mengemukakan pendapat dan pendapat para remaja dan memberikan
pengarahan yang positif.

g. keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat


di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga memiliki andil dalam


membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka
harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. perbaikan dari sikap yang paling
sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa
setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik
untuk anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi
semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.

Dengan pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri


dengan baik sehingga keseimbangan diri yang seri antara aspek rasio dan
aspek emosi akan tercapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja
untuk melakukan tindakan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan masalah atau masalah masing-masing. Usaha
pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah
dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan
para pendidik lainnya. Usaha harus diarahkan pada remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus dan mengawasi penyimpangan perilaku perilaku
remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat


terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak
sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan,
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai
kegiatan positif bagi remaja.

Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah


pengertian remaja mengenai:

a. Pengenalan diri sendiri : menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang
lain.

b. Penyesuaian diri : mengenal dan menerima dan menyesuaikan diri dengan


tantangan tersebut.

c. Orientasi diri : mengarahkan pribadi remaja ke arah pembukaan antara


diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-
nilai sosial, moral dan etik.

Bimbingan yang dilakukan pada remaja dilakukan dengan dua


pendekatan :

a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi


pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan kesulitan remaja dan
membantu mengatasinya .

b. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota


kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat
dilakukan dengan hukuman terhadap setiap pelanggaran. Dengan adanya
sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya
pelaku tersebut “jera” dan tidak melakukan hal yang menyimpang lagi. Oleh
karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman
langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang
berlaku dalam keluarga. Selain itu perlu adanya semacam hukuman yang
dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga.
Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran
yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban
anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolah yang merupakan pelaksanan


hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru
juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing
maupun kontes dari sekolah merupakan otoritas kepala sekolah. Guru dan staf
penjaga mencatat data mengenai kemungkinan pelanggaran maupun
kemungkinan pelanggaran. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam
bentuk peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua,
melakukan pengawasan khusus oleh kepala dan tim guru atau pembimbing
dan lisan dari jenis waktu ( skors ) atau seterusnya tergantung tata sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi


Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dan
dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja dengan memberikan
pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan khusus yang sering
ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam
bidang ini.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan


remaja antara lain:
a. Kegagalan mencapai identitas dan kelemahannya kontrol diri bisa atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.

b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan


point pertama.

c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti


berolahraga, mengamati, mengikuti acara perlombaan, dan penyebaran
hobi.

d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi Arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul.

e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika


ternyata teman atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan


kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan
teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan
remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan
remaja harus ditujukan ke arah pencapaiannya kepribadian remaja yang
mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa
yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
(iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.

D. Pelaku Kenakalan Remaja


Pelaku dari Kenakalan Remaja ini adalah Anak yang sudah merasa tidak
nyaman di dalam rumah, sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan.
Seperti ajakan teman yang membuatnya melakukan hal negatif ini (Minum
Minuman Keras)

E. Waktu & Tempat


Kenakalan Remaja seperti Minum Minuman Keras ini sangat banyak
terjadi di Kota – Kota Besar. Namun, saat ini pergaulan Remaja di Wilayah
pedesaan seperti Desa Lape juga sudah banyak yang menyimpang seperti
meminum Minuman Keras (MIRAS) yang dapat merugikan dirinya sendiri.
Para Remaja ini biasanya berkumpul dan mulai melakukan aksi Minum
nya pada malam hari sekitar Pukul 21.00 WITA. Tentu saja apa yang mereka
lakukan sangat meresahkan masyarakat sekitar.
BAB III
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL

A. Hikmah Menjauhi Kenakalan Remaja


• Sebagai upaya untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang
harmonis.
• Dapat memelihara kesucian jasmani dan rohani secara baik dan terhormat.
• Dapat menjaga kesehatan jasmani dari berbagai penyakit yang
membahayakan diri sendiri.
• Dapat menciptakan generasi yang baik, bersih, dan suci lahir batin.
• Kehidupan masyarakat terbebas dari fitnah-fitnah, dan laknat Allah SWT.
• Masyarakat menjadi tenang / tidak merasa resah

B. Manfaat Menjauhi Kenakalan Remaja

• Terhindar dari perbuatan dosa.


• Terjaganya nama baik keluarga.
• Terhindar dari aib memalukan.
• Jiwa dan raga tetap bersih.
• Kesehatan tetap terjaga
• Bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi

C. Dalil tentang Larangan Minuman Keras (MIRAS)

Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Maidah ayat


90 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar (miras), berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,”.

Dalam kitab Mukhtashar Shahih Al-Bukhari disebutkan sejumlah hadis


larangan meminum miras. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang siapa
meminum khamar di dunia kemudian dia tidak bertaubat, maka ia tidak akan
mendapatkan minuman tersebut di akhirat,”.
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, dia berkata yang artinya,
“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang bit, yaitu arak yang terbuat dari
madu yang biasa diminum oleh orang-orang Yaman. Rasulullah SAW
kemudian bersabda, ‘Setiap minuman yang memabukkan adalah haram,”.

Sayyidina Umar berkhutbah, dia berkata, “Wahai manusia sekalian,


telah turun pengharaman khamar. Yaitu yang terbuat dari lima benda: anggur
(dalam satu riwayat disebutkan kismis), kurma, gandum, tepung gandum, dan
madu. Khamar adalah minuman yang menutupi akal,”.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara


khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal ( juvenile court )
pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
di sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya faktor remaja dapat menjadi


faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol
diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa perhatian dari orang tua;
minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar
dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat
pendidikan.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak


pada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Solusi
dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan
preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. With the
solution internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja
antara lain:

a. Kegagalan mencapai identitas dan kelemahannya kontrol diri bisa atau


diatasi dengan prinsip keteladanan.

b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan


point pertama.

c. Remaja mengalirkan energinya dalam berbagai kegiatan positif.

d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi Arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul.

e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika


ternyata teman atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
B. Saran

Saran saya segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus mencapai


arah yang dicapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa.
Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota
masyarakat, bangsa dan tanah air.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock B Elizabeth, Psikologi Perkembangan; Mc Grow Hill, Inc, 1980,


Alih Bahasa,

Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan


sepanjang Rentang

Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.

Hurlock B Elizabeth, Perkembangan Anak; Mc Grow Hill, Inc, 1978, Alih


Bahasa,dr. Med.

Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslichah Zarkasih, Perkembangan Anak,


Jakarta, Erlangga, tt.

Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication,


Inc, 1995, Alih

bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta,


Erlangga, 2002.

http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak/

Buku “Psikologi Remaja” karangan Prof. Dr. Sarlito WS

“Makalah perkembangan psikologi remaja”. Nanang. E.G, 15 Juli 2008

Andi Mapiare (1988) Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2007) Sosiologi Teks dan Terapan.
Jakarta: Grup media Kencana Prenada.

Brigjen Soneta (2013). Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solusinya.


Makalah Disampaikan pada Seminar Hari anti narkoba internasional.

Gunarsa, SD (1989). PsikologiPerkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta:


BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, EB (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan
(Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kartini Kartono. (1979) Phatologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta:


Rajawali.

Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2004) Psikologi Remaja Peserta


Didik. Jakarta: Bumi Aksara.Muhammad Al-Mighwar (2006) Psikologi Remaja.
Bandung: Pustaka setia

Santrok, JW (2003) Masa Remaja. Terjemahan. Jakarta: Penerbit

Erlangga.Sri Sumantri dan Siti Sundari (2004) Perkembangan Anak dan


Remaja.Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai