Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENELITIAN SEJARAH

“MENGANALISIS TINGKAT KENAKALAN SISWA/SISWI SMA N 16 PADANG


TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEKOLAH.”

GURU PEMBIMBING :

IRMA DEWI, S.Pd


FITRIA DESTIANA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Rizka ananda putri
Dhea s. pratiwi
Andini pelita putri
Arya pratama
Rafa arya muzadi

SMA NEGERI 16 PADANG


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya berupa
kesehatan,keselamatan,dan pengetahuan dalam menyusun makalah penelitian sejarah ini ,sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik..laporan ini dilaksanakan pada kegiatan sekolah yang di
selenggarakan oleh guru mata pelajaran sejarah yang kemudian di tugaskan kepada siswa/siswi untuk
membuat makalah penelitian sejarah tentang menganalisis tingkat Kenakalan siswa/siswi SMA
NEGERI 16 PADANG.
Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih bnyak kekurangan dalam penyusunan yang
disebabkan keterbatasan wawasan,pemahaman,dan kemamouan kami.maka di harapkan kepada semua
pihak untuk kritik dan saran yang berguna dan membangun demi menyemournakan laporan ini.
Akhir kata,kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak telah memberikan dorongan dan bantuan
dalam proses penyusunan laporan ini.

Padang, 23 Agustus 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja dan ke dewasa. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan dengan cara mencoba hal-hal yang baru dikenalnya walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan
bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan
diri sendiri dan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Remaja merupakan aset masa depan dari suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan positif dan prestasi yang diraih remaja-remaja pada waktu akhir-
akhir ini serta pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita juga
melihat arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita,
yang sering terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam pemberitaan dimedia cetak dan media
ditelevisi sering kali kita menemui berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, minuman
keras, penjambret dan pencurian lainnya yang dilakukan anak-anak berusia belasan tahun serta
meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.

Hal tersebut merupakan suatu masalah dari kenakalan remaja yang dihadapi oleh masyarakat
yang kini semakin marak terjadi, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seharusnya mendapatkan
perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang
tujuannya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja yang terjadi di SMA Negeri 16 Padang?
3. Bagaimana gejala-gejala yang muncul pada remaja yang terjadi di SMA Negeri 16 Padang yang
terlibat kenakalan?
4. Perilaku kenakalan remaja apa saja yang terjadi di SMA Negeri 16 Padang?
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi kenakalan remaja yang terjadi di SMA Negeri 16 Padang?

1.3 Tujuan Penelitian


Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas yang
diberikan oleh guru pengampu sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian mata pelajaran Sejarah.
Selain itu tugas ini juga ditujukan untuk :
1. Memahami pengertian kenakalan remaja
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala di SMAN NEGERI 16 PADANG yang
dapat memperlihatkan hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.

1.4 Sumber Data


1.4.1 Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui laman web diinternet
1.4.2 Pengamatan di Lingkungan sekitar sekolah

1.5 Manfaat Penelitian


BAB II

PEMBAHASAN

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah
merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan
yang harus dilalui oleh seorang manusia namun setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri
karena masing-masing individu mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan masa
remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini dan
sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah
masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan
menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan dan memaksakan
kehendak, orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi motivasi dan teladan di depan, di
tengah membangkitkan semangat serta di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat
bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan dengan cara mencoba hal-hal yang baru dikenalnya walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan
bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan
diri sendiri dan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.

2.1. Pengertian Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja adalah semua perubahan sikap atau perilaku anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada
orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

1. Mussendkk
· Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang
berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi
hukum.
2. Santrock
Kenakalanremajamerupakankumpulandariberbagaiperilakuremaja yang tidakdapat di
terimasecarasocialhinggaterjaditindakan criminal.
3. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat
di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti
normatif.
4. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan
gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
5. Paul Moedikdo
· Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan
kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
· Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam
masyarakat.
· Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2.2 Penyebab kenakalan remaja

Ulah atau tindakan para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman
lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura
seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-
lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada
tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan ke dalam
dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern

a) Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam individu
yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya
(biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada
periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk
menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

b) Faktor Kondisi Fisik


Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada
suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang
(meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang
sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya.
Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si
penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan
kondisi tubuhnya.

c) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat


Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai
menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat
status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak
tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2. Faktor Ekstern

a. Kondisi Lingkungan Keluarga


Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan
kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari
orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian
kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus
kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak
muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai
dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari
hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan
perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani
tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak
penyimpangan di kalangan anak muda.

c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam


Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan
yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang
bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.

d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik


Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan
kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,
pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau
terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang
kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan
hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah
laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau
wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan
nilai-nilai dan norma yang berlaku.

2.3 Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja


1. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia
sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau dirumah.

2.4 Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja


Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan tentang beberapa
perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar, berikut beberapa contoh
kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman baik disekolah maupun dilingkungan sekitarnya;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua
dan saudara;
e) Merokok dan pulang kerumah larut malam atau begadang;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok, dan fasilitas lainya yang ada di sekolah
h) Membolos dan
i) Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm serta ikut balapan liar
j) Selalu melanggar tata tertib

Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan masyarakat itu
sendiri.

2.5 Upaya mengatasi kenakalan remaja


Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta pemahaman
yang baik dan penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan
remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.

Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang
terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara
terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :

1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan dengan  cara
mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara
umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya
pelampiasan dalam bentuk kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:


1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan
pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi
yang wajar.
4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial
yang baik.
6. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan
pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana
banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil penting dalam membentuk
pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus dimulai dari diri sendiri dan
keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam
gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik
kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah
melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan
yang perlahan dan sabar.

Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik
sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang
sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab
yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap
kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru
pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus
diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan
remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:

1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri.
Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil
tersebut.

2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku
kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal
yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman
secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga.
Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata
tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap
pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota
keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman


terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi
hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala
sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan
kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif
diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang
tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang
bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib
sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi


Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu
mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi
melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan
yang ahli dalam bidang ini.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan
prinsip keteladanan.
2. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui
masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal
pada tahap ini.
3. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
4. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis,
mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
5. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan
siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
6. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau
komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan terjadinya
kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari pembahasan mengenai
penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian
kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana
yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.
Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang
keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman
sebaya; dan tempat pendidikan. Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Adanya motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan
remaja.

Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:


· Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan remaja
· Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
· Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan
memberikan pendidikan lagi.

3.2 Saran
a. Orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam keluarga dengan
cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak. Serta
memberi pengarahan tentang cara bergaul. Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat
terbuka dan anak dapat menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
b. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki
siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapatmeminimalisir penggunaan kata-
kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.

c. Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia
agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat
hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat
agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

e. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita
dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai