Oleh :
KELOMPOK IV
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula sholawat
serta salam selalu tercurah limpah pada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat,
serta umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas makalah tentang permasalahan
remaja dan solusinya.Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik dalam isi maupun
sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia mengalami perkembangan selama masa hidupnya mulai dari dalam
kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Ketika masa remaja
seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa kanak-kanak dengan
masa dewasa,pada masa remaja pun terdapat berbagai tugas perkembangan yang harus
dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk perilakunya sesuai dengan
harapan sosial.
Dalam tugas-tugas perkemmbangan tersebut remaja mengahadapi berbagai masalah.
Masalah tersebut terjadi karena remaja mengalami perubahan moral, pada tahap ini
remaja mulai menerima sendiri sejumlah prinsip. Pada masa remaja ini, seseorang belajar
untuk memilah nilai dan norma yang benar dan salah. Apabila remaja diberi arahan
dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai dan norma yang baik maupun yang
salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit masalah-masalah yang terjadi pada masa
remaja ini.
Namun, kebanyakan remaja mengalami dilema pada masa ini. Remaja mengalami
kebingungan bagaimana mengkomunikasikan segala masalah yang ia alami dan pada
akhirnya akan menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi. Terlebih lagi pada
era globalisi ini turut serta dalam meningkatnya stres pada masyarakat terutama pada
remaja. Terkadang remaja sulit mengontrol dirinya pada perubahan sosial yang terjadi
secara global. Mereka sangat mudah terpengaruh dengan efek-efek buruk yang
ditimbulkan oleh media sosial maupun hal lainnya. Oleh karena itu, penulis akan
membahas mengenai masalah-masalah yang sering terjadi pada masa remaja sebagai cara
untuk menangani berbagai permasalahan yang mungkin dialami ketika masa remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kenakalan Masa Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian
masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena
seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan
sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu
peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan
mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak
masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan
seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
B. Penyalahgunaan NAPZA
Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya:
1. Narkotika dan Obat-obatan Terlarang
2. Narkotika dan Obat-obatan berbahaya
3. Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat berbahaya
Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara umum
narkoba adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya. Bahan-
bahan berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai
kandungan Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau
padat lainnya seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya). Zat-zat tersebut
dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi
lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh
zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang
menggunakan pipa hisapan.
RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian
non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif
yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai
jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat
terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw.
C. Pergaulan Bebas
Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya
globalisasi tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk sedikitnya
mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang pada akhirnya
remaja yang memang sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali mengambil nilai
yang salah terhadap budaya asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul antara laki-laki dan
perempuan tidak dapat lagi dibedung batasannya, dan akibat terburuknya adalah
munculnya penyimpangan yang dilakukan para remaja dalam pergaulannya. Seperti
contoh seks bebas yang pada dasarnya sangatlah tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Seks bebas sendiri adalah hubungan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti yang kita tahu pergaulan bebas
adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud
adalah melewati batasan norma yang ada. Masalah seks bebas ini merupakan masalah
yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya pergaulan bebas dikalangan
remaja.
Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian orangtua,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan lingkungan
sekitar merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini. Kebanyakan kasus pada
umumnya remaja melakukan seks bebas ini dengan pacarnya, hal ini dikarenakan
kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar mereka adalah orang yang akan
menjadi suami/istri mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka rela memberikan
apapun demi pasangannya. Budaya pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang
dibawakan dari budaya asing, budaya asing yang memang menganut paham sekuler
dimana membebaskan siapa saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka
belum memiliki status perkawinan. Banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan
pacaran ini, Contoh kecilnya adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau
bahkan mungkin sampai kasus bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku
yang kandas.
Penyebab Pergaulan Bebas
a. Faktor Orang Tua
Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua
tidak dapat mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat
mengawasi bagaimana anaknya bergaul. Apabila ditambah lagi kesibukan kedua
orang tua yang tidak memiliki waktu untuk anak-anak mereka.
b. Faktor agama dan iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja
yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang
baik dan mana yang tidak.
c. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau
yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik
untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga
memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
Seksualitas Masa Remaja
Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan
seksualitasnya secara alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan
mimpi basah pada remaja laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa
perkembangan seorang remaja adalah pada perkembangan perilaku seksualitasnya.
Perilaku seksualitas pada remaja secara alami dipengaruhi oleh perkembangan
hormon dalam dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja tidak mendapatkan
pendidikan tentang perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru, atau
lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal
yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus
meningkat.
Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak
manusia lahir. Sejak lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah
memiliki libido(energy seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral,
anal, falik, da genital. Masa remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi
pubertas aktif dimana rasa ingin tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang
menurutnya asing, ditambah lagi remaja merupakan kelompok yang mudah sekali
terpengaruh. Oleh karena itu pada masa ini anak-anak perlu sekali bimbingan moral
maupun spiritual.
Perilaku seksual yang sering dialami para remaja :
1. Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya
2. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik
3. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya
4. Masturbasi dan onani
B. Saran
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang
sering ditemukan diharapkan orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak
remaja mereka dan perubahan perilaku mereka yang tentunya berbeda dari masa anak-
anak. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar
mempersiapkan para remaja kelak untuk menghadapi masa dewasanya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan bisa dijadikan salah satu referensi khususnya untuk
penulis, serta umumnya untuk seluruh umat yang ingin memperdalam pengetahuan.
Semoga kita bisa meneladani kisah yang terkandung didalamnya dan bisa
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.
Daftar Pustaka