Anda di halaman 1dari 11

PERMASALAHAN REMAJA DAN SOLUSINYA

Dosen Pengampu : Susilawati, S.Pd.,M.Pd

Oleh :

KELOMPOK IV

Ketua : Melisa Ariyani


Anggota : - Andi Muhammad Arif
- Muh. Tino Kabarak
- Akil Abdillah
- Saban Isa
- Nurfadillah
- Citrawati
- Fitriyani
- Rendi Faturrahman
- Indri Yanti

PENGANTAR TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI, 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat  dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.  Tidak lupa pula sholawat
serta salam selalu tercurah limpah pada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat,
serta umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas makalah tentang permasalahan
remaja dan solusinya.Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik dalam isi maupun
sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia mengalami perkembangan selama masa hidupnya mulai dari dalam
kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Ketika masa remaja
seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa kanak-kanak dengan
masa dewasa,pada masa remaja pun terdapat berbagai tugas perkembangan yang harus
dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk perilakunya sesuai dengan
harapan sosial.
Dalam tugas-tugas perkemmbangan tersebut remaja mengahadapi berbagai masalah.
Masalah tersebut terjadi karena remaja mengalami perubahan moral, pada tahap ini
remaja mulai menerima sendiri sejumlah prinsip. Pada masa remaja ini, seseorang belajar
untuk memilah nilai dan norma yang benar dan salah. Apabila remaja diberi arahan
dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai dan norma yang baik maupun yang
salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit masalah-masalah yang terjadi pada masa
remaja ini.
Namun, kebanyakan remaja mengalami dilema pada masa ini. Remaja mengalami
kebingungan bagaimana mengkomunikasikan segala masalah yang ia alami dan pada
akhirnya akan menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi. Terlebih lagi pada
era globalisi ini turut serta dalam meningkatnya stres pada masyarakat terutama pada
remaja. Terkadang remaja sulit mengontrol dirinya pada perubahan sosial yang terjadi
secara global. Mereka sangat mudah terpengaruh dengan efek-efek buruk yang
ditimbulkan oleh media sosial maupun hal lainnya. Oleh karena itu, penulis akan
membahas mengenai masalah-masalah yang sering terjadi pada masa remaja sebagai cara
untuk menangani berbagai permasalahan yang mungkin dialami ketika masa remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kenakalan Masa Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian
masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena
seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan
sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu
peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan
mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak
masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan
seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
B. Penyalahgunaan NAPZA
Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya:
1. Narkotika dan Obat-obatan Terlarang
2. Narkotika dan Obat-obatan berbahaya
3. Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat berbahaya
Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara umum
narkoba adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya. Bahan-
bahan berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai
kandungan Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau
padat lainnya seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya). Zat-zat tersebut
dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi
lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh
zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang
menggunakan pipa hisapan.
RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian
non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif
yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai
jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat
terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw.
C. Pergaulan Bebas
Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya
globalisasi tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk sedikitnya
mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang pada akhirnya
remaja yang memang sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali mengambil nilai
yang salah terhadap budaya asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul antara laki-laki dan
perempuan tidak dapat lagi dibedung batasannya, dan akibat terburuknya adalah
munculnya penyimpangan yang dilakukan para remaja dalam pergaulannya. Seperti
contoh seks bebas yang pada dasarnya sangatlah tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Seks bebas sendiri adalah hubungan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti yang kita tahu pergaulan bebas
adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud
adalah melewati batasan norma yang ada. Masalah seks bebas ini merupakan masalah
yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya pergaulan bebas dikalangan
remaja.
Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian orangtua,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan lingkungan
sekitar merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini. Kebanyakan kasus pada
umumnya remaja melakukan seks bebas ini dengan pacarnya, hal ini dikarenakan
kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar mereka adalah orang yang akan
menjadi suami/istri mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka rela memberikan
apapun demi pasangannya. Budaya pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang
dibawakan dari budaya asing, budaya asing yang memang menganut paham sekuler
dimana membebaskan siapa saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka
belum memiliki status perkawinan. Banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan
pacaran ini, Contoh kecilnya adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau
bahkan mungkin sampai kasus bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku
yang kandas.
 Penyebab Pergaulan Bebas
a. Faktor Orang Tua
Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua
tidak dapat mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat
mengawasi bagaimana anaknya bergaul. Apabila ditambah lagi kesibukan kedua
orang tua yang tidak memiliki waktu untuk anak-anak mereka.
b. Faktor agama dan iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja
yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang
baik dan mana yang tidak.
c. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau
yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik
untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga
memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
 Seksualitas Masa Remaja
Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan
seksualitasnya secara alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan
mimpi basah pada remaja laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa
perkembangan seorang remaja adalah pada perkembangan perilaku seksualitasnya.
Perilaku seksualitas pada remaja secara alami dipengaruhi oleh perkembangan
hormon dalam dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja tidak mendapatkan
pendidikan tentang perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru, atau
lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal
yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus
meningkat.
Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak
manusia lahir. Sejak lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah
memiliki libido(energy seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral,
anal, falik, da genital. Masa remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi
pubertas aktif dimana rasa ingin tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang
menurutnya asing, ditambah lagi remaja merupakan kelompok yang mudah sekali
terpengaruh. Oleh karena itu pada masa ini anak-anak perlu sekali bimbingan moral
maupun spiritual.
Perilaku seksual yang sering dialami para remaja :
1. Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya
2. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik
3. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya
4. Masturbasi dan onani

D. Depresi dan Bunuh Diri


1. Depresi
Tingkat remaja yang mengalami stres berkisar dari 15 hingga 20 persen
(Graber & Sontag, 2009). Pada sekitar usia 15 tahun, tingkat depresi remaja
perempuan dua kali lebih besar dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan
karene perempuan cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami
dan membesar-besarkannya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi (Graber & Sontag, 2009;
Liem, Cavell, & Lustig, 2010; Waller & Rose, 2010). Faktor ini meliputi: Orang tua
yang mengalami depresi, orang tua yang tidak terikat secara emosi, orang tua yang
memiliki konflik dalam pernikahan, orang tua yang mengalami masalah finansial,
relasi yang buruk dengan teman sebaya dan masalah relasi romantic juga dapat
memicu depresi pada remaja, khususnya remaja perempuan (Starr & Davila, 2009).
2. Bunuh Diri
Tindakan bunuh diri ketika remaja meningkat sampai dewasa, remaja
perempuan cenderung lebih banyak melalukan usaha bunuh diri dibandingkan
dengan remaja laki-laki, tetapi lebih banyak remaja laki-laki yang benar-benar
melakukannya. Dalam usaha bunuh diri remaja laki-laki menggunakan senjata tajam
yang mematikan seperti senjata api, sedangkan remaja perempuan cenderung
mengiris pergelangan tangan atau meminum banyak obat tidur, cara-cara seperti ini
tidak berujung kematian. Oleh sebab itu, remaja laki-laki lebih benar-benar
melakukan aksi bunuh diri.
Beberapa faktor yang menyebabkan usaha bunuh diri yaitu kurangnya afeksi
dan dukungan sosial, kontrol yang tinggi dan tekanan untuk berprestasi yang
diterapkan orangtua di masa kanak-kanak, selain itu relasi dengan teman sebaya
pundapat menjadi faktor bunuh diri. Penelitian terbaru bahwa stress yang
berlangsung secara terus-menerus dan meningkat, terutama dirumah, terkait dengan
percobaan bunuh diri pada remaja perempuan latin (Zayas dkk, 2010). Selain itu, di
Indonesia sendiri percobaan bunuh diri semakin marak terjadi. Hal ini disebabkan
oleh semakin mahalnya kebutuhan pokok sampai permasalahan putus cinta yang
dialami oleh remaja. Lebih jauhnya, sebuah penelitian yang mengindikasi bahwa
remaja yang mengkonsumsi alcohol ketika mereka sedih atau depresi terkait dengan
risiko melakukan bunuh diri (Schilling dkk, 2009). Analisis terbaru menggunakan
data kesehatan dari Studi Longitudinal Remaja menemukan indicator risiko bunuh
diri, yaitu: gejala depresi, perasaan tidak ada harapan, memikirkan ide bunuh diri,
memiliki latar belakang keluarga yang pernah mencoba bunuh diri, dan memiliki
sahabat yang pernah mencoba bunuh diri (Thompson, Kuruwita & Foster, 2009).
 Solusi
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan
perubahan dan rentan munculnya masalah remaja. Untuk itu perlu adanya perhatian
khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja dikehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan kehidupan seseorang
kedepannya ketika ia beranjak ke masa dewasa dan masa tua nanti.
1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih
sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah
anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media
komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua
sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika
ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja
kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali permasalahan
yang dihadapi oleh remaja dengan berbagai macam faktor terjadinya permasalahan
remaja tersebut. Dalam hal ini orang tua sangat berperan penting terhadap
perkembangan anaknya agar ia mendapat bimbingan untuk mengatasi masalah-
masalahnya dengan cara yang bijak. Pemasalahan remaja yang terjadi bukan saja peran
orang tua yang dibutuhkan, tetapi peran kita sebagai anggota masyarakat terutama
sebagai mahasiswa kita harus peka dengan perubahan perilaku remaja yang semakin
berubah dari waktu ke waktu.

B. Saran
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang
sering ditemukan diharapkan orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak
remaja mereka dan perubahan perilaku mereka yang tentunya berbeda dari masa anak-
anak. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar
mempersiapkan para remaja kelak untuk menghadapi masa dewasanya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan bisa dijadikan salah satu referensi khususnya untuk
penulis, serta umumnya untuk seluruh umat yang ingin memperdalam pengetahuan.
Semoga kita bisa meneladani kisah yang terkandung didalamnya dan bisa
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.
Daftar Pustaka

Hurlck, Elizabeth B. .(1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga


Santrock, John W. (2012). Life - Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukarno, Dhana. (2006). Modul Seminar GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkoba)
“Mendeteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba”.

Anda mungkin juga menyukai