Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PANDUAN OBSERVASI DAN WAWANCARA “MASA BAYI”
Nama : Erika Dwi Rahmawati
NIM : 933409220
Semester/Kelas : 2/C
Program Studi : Psikologi Islam
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Fatma Puri Sayekti, M.Psi, psikolog.

ASPEK YANG DIOBSERVASI DAN DIWAWANCARA:


Nama : M. Azriel Alfareza
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 22 Oktober 2019
Usia : 16 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki

ASPEK FISIK a. Bagaimana kondisi kehamilan ibu dan janin saat dalam
kandungan? Adakah situasi tertentu/ teratogen yang ternyata
berpengaruh pada kehidupan janin sebelum dan setelah dilahirkan?
 Kondisi kehamilan ibu pada trimester pertama (1-3 bulan pertama)
mengalami morning sickness atau mual muntah yang terjadi saat
hamil yang terjadi sepanjang hari selama 3 bulan pertama kehamilan
atau 12 minggu usia kehamilan. Letak janin pada 5 minggu usia
kehamilan belum teraba.
 Umur kehamilan 9 sampai 10 minggu letak janin ball +. Ball
merupakan singkatan dari ballottement, apabila letak janin ball +
berarti menandakan keberadaan bahwa janin ada dan berkembang
namun belum dapat dipastikan letak janin karena besarnya janin
belum dapat menyentuh bagian perut ibu.
 Pada umur kehamilan minggu ke-18 kondisi kehamilan ibu
mengalami wasir dan kondisi janin ball +. Kondisi kehamilan ibu
yang mengalami wasir dikarenakan ibu hamil menderita sembelit.
Saat sembelit tinja menjadi keras, hal ini membuat ibu hamil perlu
mengarahkan tenaga ekstra untuk mengeluarkannya. Mengenjan
terlalu keras dapat menekan pembuluh darah di sekitar dubur.
Tekanan pada pembuluh darah anus ini dapat menimbulkan
pembengkakan sehingga muncul wasir.
 Pada umur kehamilan ke-27 kondisi ibu hamil mengalami batuk dan
nyeri telan. Kondisi bayi mengalami sungsang dikarena jumlah air
ketuban banyak dan pinggul ibu terlalu sempit. Jumlah air ketuban
banyak mengakibatkan bayi terlalu sering berubah posisi. Kondisi
pinggul ibu yang terlalu sempit mengakibatkan kepala bayi sulit
berada di jalan lahir. Ketika bayi bergerak posisinya akan kembali
berputar dengan bokong bayi berada di bawah.
 Pada umur kehamilan minggu ke-31-32 kondisi ibu hamil mengalami
ambeyen dan kondisi bayi sudah kembali normal dengan letak kepala
berada di jalan lahir.
b. Bagaimana proses melahirkan si bayi dahulu? Normal/ caesar?
Bagaimana proses pembukaan 1-10? Adakah kondisi khusus lain?
Apakah bayi sehat/ ada penyakit bawaan tertentu/ bayi kuning/ dll?
 Proses melahirkan bayi melalui cara caesar dikarenakan kondisi ibu
yang memiliki fisik pinggul sempit sehingga oleh dokternya
disarankan untuk melahirkan caesar. Keadaan ibu ketika melahirkan
adalah normal tetapi keadaan bayi mengalami gangguan pernafasan
dan harus dirawat selama kurang lebih 2 minggu. Berat bayi 2,6 kg,
panjang badan 45 cm dan lingkar kepala 29 cm, bayi berjenis
kelamin laki-laki.
c. Bagaimana perkembangan fisik bayi hingga saat ini? (jika boleh,
pinjam kartu Posyandu yang merekam data kesehatan dan pertumbuhan
fisik bayi: berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, sakit yang diderita,
kecukupan gizi)
Perkembangan fisik bayi berkembang dengan normal dan memiliki
kecukupan gizi, berat badan dan tinggi badan normal. Walaupun
memiliki riwayat gangguan perafasan tetapi selama ini belum pernah
kambuh. Berikut ini tabel pertumbuhan fisik bayi dari lahir hingga
berusia 1,5 tahun:
Pertumbuhan Fisik Bayi

Berat Badan Tinggi Badan


Tahun Bulan
(kg) (cm)
Oktober 2,6 45
2019 November 2,8 45
Desember 3 45
Januari 5 47,7
Februari 5,9 60
Maret 6,5 61,9
April 8,4 63,6
Maret 9 61,9
April 9,2 65,2
Mei 9,8 65,2
2020
Juni 9,8 66,7
Juli 9,6 68,1
Agustus 8 71
September 8 72,3
Oktober 8,2 73,5
November 8,2 74,5
Desember 8,6 75,9
Januari 8,2 76,3
2021 Februari 8,8 78
Maret 9 80
d. Bagaimana perkembangan motoriknya? (gerak refleks, motorik
kasar, motorik halus)
 Gerak motorik halus: Anak mampu memegang botol susu sendiri
tanpa bantuan, ampu memngengam mainannya, menggaruk bagian
badan yang terasa gatal.
 Gerak motorik kasar: semakin bertambahkan kekuatan otot paha dan
kaki sehngga anak mampu merangkak dan mengambil mainannya
 Gerak reflex: anak terkejut ketika mendengar suara keras dari suara
truk yang lewat.
e. Bagaimana perkembangan sensasi dan persepsinya? (berkaitan
dengan panca indera. Lakukan percobaan untuk mengetes penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan, pengecapannya)
 Anak mampu melihat dengan jelas, mampu mengenali ibunya
walaupun dari kejauhan.
 Ketika dipanggil anak langsung menoleh dan merespon pangggilan
tersebut.
 Ketika anak diberi buah papaya anak menolak, menolehkan
kepalanya kearah lain dan tidak mau memakannya karena bau
papaya yang menyengat. Hal ini menunjukkan bahwa indra
penciuman anak menunjukkan mana yang ia suka dan mana yang
tidak.
 Saat terjatuh dari tanjakan depan rumah dan tangan anak mengalami
luka gores anak tersebut menangis. Ini berarti bahwa indra peraba
pada anak tersebut berfungsi dengan baik.
 Ketika anak diberikan jeruk nipis yang memiliki rasa asam, anak
menunjukkan perubahan wajahnya karena rasa asam tersebut.
ASPEK a. Bagaimana perkembangan kognitif menurut teori Piaget? Apakah
KOGNITIF benar teori itu jika dilihat dari subjekmu?
 Dalam teori perkembangan kognitif menurut Piaget, tahap
sensorimotor merupakan tahap yang pertama dalam teori ini. Tahap
ini berlangsung sejak bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun.
Dalam tahap sensorimotor bayi mengembangkan pemahaman
tentang dunia melalui pengalaman sensorik seperti melihat dan
mendengar dengan tindakan motoric yaitu menyentuh dan
menggapai. Pada usia 12 sampai 18 bulan anak semakin tertarik
dengan berbagai objek. Contoh pada subjek yang saya observasi
adalah ketika dia melihat bunga yang jatuh dia berusaha untuk
meraih benda tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut. Ini
membuktikan bahwa teori sensorimotor Piaget adalah benar. Anak
mengamati benda tersebut dengan menggunakan indra
penglihatannya dan melakukan tindakan motoric yaitu menyentuh.
b. Bagaimana kemampuan atensi, mengingat, meniru, dan
kategorisasi benda pada subjek? Lakukan percobaan sederhana untuk
memastikan.
 Anak mampu mengarahkan atensinya, ketika ibu menunjuk kepada
mainan anak melihat ke arah benda yang ditunjuk oleh ibu. Ketika
bermain anak cenderung fokus dengan mainannya dan tidak bisa
dialihkan perhatiannya dengan yang lain.
 Anak sudah mampu mengingat bagaimana memakai sebuah mainan.
Walaupun anak jarang memainkan mainan tersebut tapi anak tahu
bagaimana caranya memainkan mainan tersebut. Ketika diberi
mainan sepedah, anak tahu cara memakai sepeda tersebut adalah
dikayuh atau didorong.
 Anak mampu meniru kegiatan yang dilakukan oleh ibunya. ketika ibu
memberikan hp kepada anak, anak akan mencoba untuk menekan
tombol power pada hp untuk menyalakan hp tersebut. Hal ini terjadi
karena anak sering melihat ibunya menekan bagian tombol pada hp
untuk menyalakan hp tersebut.
 Mampu mengkategorikan benda yang diminatinya, ketika diberi
banyak mainan, anak lebih memilih untuk mengambil mainan yang
berupa alat trasnportasi seperti mobil-mobilan, truk, bus, kereta, dan
lebih membiarkan mainan lainnya seperti beberapa jenis hewan.
c. Bagaimana perkembangan bahasanya?
Anak sudah mulai dapat berbicara namun hanya menggunakan
bahasanya sendiri, dapat meniru suara-suara yang didengarnya, dapat
mengucap kata “ibu” dan “ayah”, anak sudah mampu memahami
beberapa perintah seperti “kemari” atau “ambil mainannya”. Anak
mampu mengikuti petunjuk sederhana yang disertai gerakan, suka
mengoceh dan berteriak. Namun, perbendaharaan kata yang dimiliki
anak masih sangat sedikit.
ASPEK a. Bagaimana perkembangan emosi, temperamen, dan
SOSIOEMOSI kepribadiannya?
 Perkembangan emosi: anak mudah menangis ketika bertemu dengan
orang yang jarang ditemuinya karena dia merasa takut dan tidak
nyaman dengan orang-orang yang baru ditemuinya, tetapi ketika
berada di dalam rumah dan berinteraksi dengan keluarganya dia
menjadi anak yang periang dan suka mengoceh.
 Perkembangan kepribadian anak cenderung pemalu, pendiam ketika
berada di luar rumah, sulit berbaur atau bermain dengan teman
sebayanya dan lebih memilih untuk berada di pangkuan atau
gedongan ibunya.
 Perkembangan tempramen: anak cenderung pemalu karena tidak
nyaman dengan hal yang baru dan sulit beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Ketika berada di dalam rumah anak
cenderung aktif, merangkak kesana kemari, mengeluarkan suara
ocehan dan terikan. Sedangkan ketika berada di luar rumah anak
tidak mau lepas dari gendongan ibunya serta menangis dan sulit
ditenangkan karena tidak nyaman dengan lingkungan yang baru
b. Bagaimana gaya pengasuhan dan kelekatan bayi (attachment) pada
orangtua/ significant others?
 Orangtua terlalu overprotektif kepada anaknya. Anak tidak
dibolehkan melakukan suatu aktivitas karena dianggap berisiko.
Contohnya ketika anak menginginkan untuk makan sendiri
menggunakan sendok, dilarang oleh ibu karena aktivitas tersebut
menurut si ibu bisa membuat anak tersedak dan mengotori lantai.
 Orangtua kurang mengenalkan lingkungan luar dan mengharuskan
bayi untuk berdiam diri di rumah sehingga anak tidak terbiasa
dengan lingkungan luar. Saat anak bertemu dengan orang yang tidak
dikenal atau tetangganya ia menghindar dan menangis. Orangtua
beranggapan bahwa jika anak sering ke luar rumah, bermain dengan
tetangganya atau anak-anak lain anak akan menjadi sering sakit.
c. Gambarkan konteks sosial bayi saat ini! Bagaimana dinamika
keluarga, tetangga dekat, orang-orang yang berinteraksi dengan subjek?
Bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangannya?
 Dinamika anak masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru dan beradaptasi dengan tempat yang baru.
 Pengaruh terhadap perkembangan anak yaitu dikarenakan anak
masih memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan
baru, anak menjadi pribadi yang pemalu dan pendiam akibatnya
perkembangannya lebih membutuhkan penyesuaian dibandingkan
dengan teman sebayanya yang mudah bergaul dan beradaptasi
dengan lingkungan baru. Ketika teman sebayanya sudah bisa
berjalan, berlari dan memiliki kosa kata yang cukup banyak, anak
tersebut masih belum lancar berjalan dan belum memiliki kosa kata
yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai