Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP BAHASA DAN INTERAKSI

VERBAL
Mata Kuliah : Dasar-dasar komunikasi dan Media Pembelajaran

Dosen : Prof. Dr. Sudarsono Sudirdjo

Disusun Oleh :
DYNA FITHRIYA
EKO SURYANTO
ERLINDA
FIRMAN SANTOSO

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010-2011
1
PRINSIP BAHASA DAN INTERAKSI VERBAL
Pengaruh orang terhadap lainnya sebagian besar melalui pesan verbal yang
dikirim dan diterima. Terdapat enam “turnoff”, yang dapat menimbulkan efek
negatif. Dari trunoff tersebut didapatkan prinsip-prinsip yang harus diikuti agar
tidak terjadi reaksi negatif dalam berkoresponden atai berinteraksi dengan orang
lain.

In Group Talk (Pembicaraan hanya dalam grup saja)

kebiasaan yang menyebalkan dan cenderung merusak percakapa verbal


adalah in group talkketika terdapat beberapa orang yang tidak termasuk dalam
kelompok / grup. Misalnya ketika dokter berkumpul dan membahas tentang obat
tidak menjadi suatu permasalahan. Tetapi bila mereka berkumpul dengan beberapa
orang yang bukan dokter, mereka sering kali beradaptasi dengan orang yang bukan
dokter. Apalagi bila mereka terus mendiskusikan tentang resep, gejala penyakit,
pengobatan dan segala hal yang hanya diminati / dimengerti oleh dokter.

Contoh lain dari kebiasaan tersebut adalah bila orang-orang berkebangsaan


yang sama berkumpul dengan kelompok yang lebih besar dan lebih heterogen, dan
masing-masing menggunakan bahasanya sendiri, mulai dari beberapa kata, kalimat
dan bahkan sering kali menggunakan percakapan dengan bahasa masing-masing.
Penggunaan istilah “khusus” dihadapan kelompok yang tidak memahaminya
menegaskan bahwa kelompok tersebut “outsider”. Penggunaan istilah asing yang
tidak semua kelompok memahami tidak membantu komunikasi. Hal itu tidak
memberikan manfaat kecuali untuk melabeli / menandai “in-group member”
sebagai suatu kesatuan dan “out-group member” sebagai outsider.

Downward Talk (Pembicaraan yang merendahkan)

Downward talk bisa dipahami dari contoh berikut :

Guru : “ini mungkin sulit untuk kamu capai, tapi coba saja dulu”

Teman yang menganggap dirinya di atas yang lain : “kamu mungkin tidak
menyadarinya, tapi ………..” atau “saya tahu kamu tidak paham tentang komputer,
tapi ………..”

Tanpa mempertimbangkan siapa yang berbicara, kamu akan merasakan bila


pembicara terkesan lebih pintar, berpengalaman, posisinya lebih tinggi, sebagai
pemula atau bawahannya.

Cara lain dalam meyampaikan downward talk adalah melalui percakapan


untuk berempati :

2
“jangan konyol, kamu akan lulus ujian”. “lupakan tentang si jelek itu, kamu akan
mendapatkan orang lain yang lebih baik”. “banyak yang telah menderita daripada
kamu, jangan mengasihani dirimu sendiri”

Cara lain downward talk adalah dengan menyela atau interupsi pembicaraan
orang lain. Dengan menginterupsi orang lain menegaskan bahwa komunikasinya
lebih penting daripada orang lain.

2.a. Power Play (Kekuasaan Berperan / Terdapat Unsur Paksaan)

Adalah tipe downward talk yang merendahkan dan cenderung memaksa


orang lain.

Diantaranya :

• Nobody Upstair

Biasanya dilakukan dengan menolak atau mengabaikan pembicaraan orang lain.


Pura-pura tidak mendengarkan meskipun telah berkali-kali diucapkan. Kadang
dilakukan dengan menolak kata tidak untuk sebuah permintaan. Mengabaikan
etika umum seperti : (ketuk pintu sebelum masuk, dilarang mengintip laci orang
lain) juga bentuk dari nobody upstair.

• You Owe Me

Suatu komunikasi yang menuntut oranglain agar memenuhinya atas dasar


menurutinya atas dasar balas jasa terhadap kebaikan yang telah diterima.

Contoh : “bagaimana kamu bisa meninggalkan perusahaan ini, setelah apa yang
kami lakukan padamu?”

• Methapor

Memberikan opini negatif atau kesan dengan hiasan / metafora.

Contoh : “Bagaimana kamu bisa menyukainya, dia kan kayak babi”

Berikut saran Claude Steiner untuk mengantisipasi semacam “power play”. Terdiri
dari 3 management strategy, diantaranya :

1. Sampaikan perasaanmu. Katakan bila kamu marah, kesal, tersinggung atau


terganggu dengan ucapannya.

2. Jelaskan perilaku yang kamu tidak sukai. Sampaikan dengan bahasa yang
menjelaskan (bukan mengevaluasi) secara spesifik perilaku yang tidak
disukai. Misal : membaca email tanpa ijin, mengungkit-ungkit masalah
hutang budi, menjelek-jelekan pacar.
3
3. Sampaikan respon yang diijinkan agar bisa sama-sama nyaman. Contoh :
saya minta agar kamu ketuk pintu dulu sebelum masuk.

2.b. Gobbledygook

Adalah penggunaan bahasa yang rumit dan membingungkan padahal tidak


diperlukan. Biasanya terdapat pada dokumen pemerintahan, legal dan medical
kontrak dan penulisan ilmiah.

2.c. Equality (Kesetaraan)

Sering kali bentuk intimidasi dan manipulasi menggunakan downward talk


dilakukan melalui kesenjangan. Meskipun management strategy dalam menghadapi
power play, namun solusi terampuh untuk menghadapi hampir semua power play
adalah kesetaraan (equality). Kesetaraan yang dimaksud dalam komunikasi
diantaranya tidak diinterupsi dan dianggap tidak penting.

Lying (Berbohong)

Definisi menurut Random House Dictionary, berbohong adalah pernyataan


yang tidak benar yang bertujuan untuk menipu, suatu yang salah dan biasanya
digunakan untuk memperoleh kesan yang lebih baik. Berbohong dapat dilakukan
dengan menambahkan atau mengurangi fakta. Jadi, jika beberapa informasi atau
fakta penting dihilangkan sehingga bisa memberikan pemahaman yang berbeda
(cenderung salah), maka dapat disebut juga berbohong atau memberikan
pernyataan palsu.

Berbohong sebagian besar secara verbal, tapi juga dilakukan dengan elemen
non-verbal agar lebih dipercaya orang lain. Diantaranya adalah dengan
menggunakan ekspresi muka tidak bersalah, anggukan dan sebagainya.
Kebohongan mulai dari yang bertujuan baik (diperbolehkan / white lie) sampai
dengan berbohong besar semuanya menggunakan satu kesamaan formula yang
menyampaikan informasi salah yang dirancang sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat mempercayai kebenarannya.

Alasan untuk Berbohong

Banyak alasan untuk berbohong dan situasi yang menyebabkannya. Namun


dapat disederhanakan jadi 2 alasan utama : (1) untuk memperoleh penghargaan,
(2) untuk menghindari hukuman / sanksi. Carl Camden, Michael Mtley dan Ann
Wilson (1984) dalam studinya tentang kebohongan baik / kecil (white lie) dalam
komunikasi individu, diketahui 4 macam penghargaan yang mendasari kebohongan
(motif) :

 Kebutuhan dasar
4
Bohong untuk memenuhi kebutuhan dasar, misal : untuk uang ataupun materiil.

 Afiliasi

Bohong untuk meningkatkan hubungan atau mengurangi konflik dengan lawan


bicara. Contoh : bohong untuk mencegah perpecahan.

 Harga diri (self esteem) / kebanggaan / pamer

Bohong untuk meningkatkan atau mempertahankan harga diri individu, orang


yang diwakili dan juga lawan bicara. Contoh : bohong untuk meningkatkan
kompetensi seseorang, mengenai cita rasa atau masakan.

 Kepuasan diri sendiri (self gratification)

Bohong untuk memperoleh kepuasan pribadi. Contoh : bohong untuk humor atau
bohong agar disukai orang lain.

Biasanya berbohong agar dapat penghargaan bagi diri atau menghindari


hukuman bagi diri sendiri. Hasil analisis Camden, Montley dan Wilson terhadap 322
kebohongan di ketahui bahwa : 75,8 persen untuk kepentingan pembohong, 21,7
persen untuk kepentingan orang yang menyuruh berbohong, 2,5 persen untuk
kepentingan orang lain.

Kadang terdapat kesepakatan tak tertulis dalam masyarakat untuk


menghindari berkata jujur. Misalnya bila terdapat pertanyaan tentang dekorasi
rumah dan dijawab dengan pujian (tidak berkata jujur), hal ini dianggap bukan
bertujuan untuk mendapatkan informasi tetapi untuk memperoleh pujian.

Apakah Berbohong Efektif ?

Kebohongan memiliki dimensi etika dan efektifitas, dan keduanya perlu


dipertimbangkan. Dimensi etika berkaitan tentang mana yang baik dan mana yang
buruk. Berbohong pada dasarnya bertentangan secara etik karena setiap individu
berhak untuk memilih berdasarkan informasi terbaik yang tersedia. Dengan
berbohong kepada orang lain, misalnya dengan menyembunyikan sebagian
informasi sehingga orang tersebut membuat keputusan berdasarkan asumsi yang
tidak benar atau salah.

Dimensi efektifitas perlu dipertimbangkan apakah kebohongan tersebut


sukses atau gagal dalam memperoleh penghargaan / keinginan atau menghimbau
sangsi. Banyak kebohongan efektif, orang bisa mencapai puncak kesuksesandalam
profesinya dan menghasilkan banyak kekayaan melalui kebohongan dan penipuan.
Tidak diragukan lagi bahwa berbohong dapat bermanfaat di berbagai aspek.

5
Namun berbohong juga membawa konsekuensi dan masalah yang serius sehingga
kita harus mempertimbangkan kembali keinginan untuk berbohong.

Kebohongan dan Tidak Konsisten

Seperti yang telah disebutkan, komusikasi dikirimkan dan diterima secara


satu kesatuan verbal dan non verbal, begitu juga kebohongan. Sangat sulit untuk
berbohong non verbal secara meyakinkan, seringkali kebohongan digagalkan oleh
komunikasi non verbal. Sangat mudah berbohong secara lisan dibandingkan
berbohong melalui ekspresi muka dan bahasa tubuh. Apabila ada perbedaan antara
lisan dan non verbal, justru lawan bicara lebih mempercayai informasi non verbal.
Akibatnya pembohong tidak akan mendapatkan yang diinginkan melainkan reputasi
yang cacat akibat berbohong.

Berbohong juga berpengaruh terhadap diri sendiri. Apabila anda


menganggap berbohong adalah salah dan anda melakukannya, maka secara
psikologi dapat mengakibatkan konflik intrapersonal.

Kebohongan dan Penolakan Interpersonal

Masalah besar yang timbul dari berbohong adalah penolakan grup /


komunitas / masyarakat ketika berbohong terungkap. Meskipun pada saat
bersamaan mereka juga berbohong, namun mereka tidak menyukai bahkan
mengutuk pembohong. Konsekuensi bila kebohongan tertangkap bervariasi, mulai
dari sekedar diacuhkan hingga pengusiran dari gruo atau komunitas.

Selain itu komunikasi pembohong yang terungkap secara drastis menurun


menjadi tidak efektif. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak dapat lagi menilai
informasi yang disampaikan jujur atau bohong. Pendapat / perkataan pembohong
tersebut akhirnya diacuhkan meskipun dia kemudian berkata jujur.

Honesty (Kejujuran)

Lawan dari kebohongan adalah kejujuran. Jujur bukan berarti melukai perasaan
seseorang ataupun menghancurkan gambaran / imej yang mereka bangun.
Kejujuran secara efektif dilakukan hanya pada hubungan yang lebih dekat, bertukar
pikiran atau pengalaman, curhat dan komunikasi yang lebih mendalam. Dengan
mengetahui penggunaannya, kecil kemungkinan bahwa dengan berkata jujur malah
menyebabkan orang lain mengetahui sesuatu yang tidak siap atau tidak mau
mereka ketahui.

Self-Talk dan Other Talk (hanya membicarakan diri dan hanya


membicarakan orang lain)

6
Banyak orang yang egosentris, mereka teris menerus membicarakan diri
sendiri (pekerjaan, karir, keluarga, kisah cinta, masalah, prestasi dan juga
kegagalan). Jarang sekali mereka menanyakan keadaan orang lain.

Terdapat pula orang sangat berkebalikan dan malah jarang membicarakan


diri mereka. Mereka inilah orang-orang yang ingin mengetahui segala sesuatu
tentang orang lain tapi tidak mau menceritakan diri mereka sendiri. Mereka tidak
mau menceritakan apapun tentang diri mereka yang dapat membuat mereka
rapuh. Sehingga interaksi yang terjadi menimbulkan kesan kurang mempercayai
karena tidak menceritakan apapun tentang diri sendiri.

Keseimbangan

Semua interaksi harus seimbang, kadang-kadang self-talk, ladang-ladang


other-talk dan tidak hanya cenderung ke self talk ataupun other talk saja.
Komunikasi adalah proses dua arah masing-masing orang harus berperan sebagai
sumber dan penerima informasi. Sehingga interaksi komunikasi lebih
menyenangkan.

Gossip

Menurut Random house dictionary, gosip adalah omong kosong atau rumor,
terutama mengenai kehidupan pribadi orang lain. Gosip merupakan bagian tak
terelakan dari interaksi keseharian. Tidak bergosip bisa jadi menghilangkan salah
satu bentuk komunikasi yang paling menyebangkan.

Beberapa Masalah Akibat Gosip

Gosip menimbulkan masalah serius bila tidak dikelola secara baik dan
berimbang, maka dari itu keinginan kita untuk bergosip sebaiknya dikendalikan.

Etika yang Berlaku

Gosip cenderung melanggar etika. Sissela Bok dalam “secrets” ada 3 macam
gosip yang melanggar etika :

a. Melanggar etika bila membuka informasi yang kamu janjikan tidak


disebarluaskan.

Jika dalam keadaan terdesak (misalnya berkaitan dengan nyawa eseorang),


informasi harus disampaikan hanya pada orang yang perlu tahu, bukan
kesembarang orang.

7
b. Bila diketahui gosip tersebut salah dan tidak perlu diteruskan

c. Bila menyerang privasi orang lain dan dapat melukai perasaan orang lain.

Kerahasiaan (Confidentialy)

Prinsip kerahasiaan merupakan metode yang baik ketika bergosip. Pastikan


kerahasiaannya (yang menyampaikan) semua percakapan mengenai orang lain.
Gosip yang dimulai dengan : “kata dia …….” Atau “dia menganggap kamu ….”
Seharusnya secara otomatis berpotensi merusak prinsip kerahasiaan. Perlu juga
diingat prinsip irreversibel : “kamu tidak dapat menarik kembali informasi yang
kamu ucapkan”.

Diskonfirmasi (Pengabaian)

Diskobfirmasi adalah pola komunikasi dengan mengabaikan kehadiran


seseorang, termasuk juga komunikasi orang tersebut. Diskonfirmasi berbeda
dengan penolakan (rejection0. Pada penolakan, anda tidak sependapat dengan
lawan bicara. Anda menunjukan ketidaksukaan terhadap pendapat atau perlakuan
orang lain.

Konfirmasi

Konfirmasi merupakan pola komunikasi yang berlawanan. Dalam konfirmasi,


kita tidak hanya mengakui kehadiran orang lain tetapi juga menerima dengan baik
pendapat atau pemikiran orang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai