Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


“Keterampilan Menanggapi Orang Lain”

Disusun oleh:
1. Muhammad Irsyad Syaifuddin (201931041)

UNIVERSITAS MURIA KUDUS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan atas dasar perkembangan zaman,
tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, karena komunikasi merupakan media utama untuk
penyalurkan segala informasi. Dalam berkomunikasi tidaklah pasti komunikasi tersebut
berjalan dengan lancar. Adapun dalam komunikasi terdapat kendala yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang menimbulkan komunikasi menjadi tidak berjalan dengan baik,
sehingga komunikasi tersebut menimbulkan masalah bagi orang yang bersangkutan.
Masalah-masalah yang ditimbulkan dalam kehidupan tidak hanya bersumber dari
komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, namun juga terdapat faktor-faktor yang
menyebabkan terbentuknya suatu masalah dalam diri manusia.
Berbagai permasalah akan terus terjadi dan akan selalu ada dalam kehidupan manusia.
Manusia tidak dapat terlepas dari masalah selagi manusia tersebut masih hidup. Manusia
akan berusaha untuk menyelesaikan masalahnya dengan berbagai cara yang dipandang
cara itu adalah yang terbaik bagi pemecahan masalah orang tersebut. Tidak semua manusia
dapat mengatasi masalahnya sendiri, namun ada juga yang harus mendapatkan pertolongan
dari orang lain. Pertolongan tersebut tidaklah lebih dari memberikan dukungan.
Oleh karena itu, dalam menanggapi permasalahan orang lain dibutuhkan cara ataupun
keterampilan untuk bisa membantu orang tersebut sehingga penyampaian solusi atau
dukungan kita dapat berjalan dengan lancar dan permasalahannya dapat terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari menanggapi orang lain?
2. Bagaimana arti penting dari menanggapi orang lain?
3. Bagaimana teknik menganggapi orang lain?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari menanggapi orang lain
2. Untuk memahami arti penting dari menanggapi orang lain
3. Untuk memahami teknik menganggapi orang lain

\
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menanggapi Orang Lain


Sebagai konselor, menghadapi seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan
adalah hal yang penting. Harus diingat bahwa konselor bertugas untuk membantu yang
bersangkutan harus membuat pilihan atau keputusan untuk mengatasi masalahnya dan
dapat memahami dirinya sendiri. Langkah yang dilakukan konselor pada dasarnya hanya
memberikan dukungan emosional.
Menanggapi dapat diartikan memberikan sebuah jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan yang diberikan. Karena dengan menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas
yang diberikan berati orang tersebut telah menerima suatu ide
Carkhuff (1973) mengklasifikasikan tanggapan seorang konselor terhadap konselinya
selama wawancara konseling dalam lima taraf, yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. Taraf pertama
Konselor sama sekali tidak menangkap yang disampaikan konseli maupun
perasaan-perasaan yang dicoba untuk diungkapkannya lewat pesan tersebut.
2. Taraf kedua
Konselor langsung menyodorkan cara pemecahan masalah tanpa terlebih dahulu
memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengungkapkan isi hatinya sampai
puas dan tuntas, atau konselor memaksakan gagasannya sendiri untuk memecahkan
masalah yang dikemukakan oleh konseli.
3. Taraf ketiga
Konselor sudah mulai mampu memparafrasekan pesan dan perasaan yang dialami
oleh konseli pada saat itu, ketika wawancara itu berlangsung.
4. Taraf keempat
Konselor hanya secara tepat mampu merefleksikan pesan dan perasaan konseli,
namun juga mulai menyentuh hasrat atau kebutuhan konseli untuk mengubah situasi
yang memprihatinkan.
5. Taraf kelima
Konselor memberikan tanggapannya sesudah memberikan kesempatan kepada
konseli untuk mengungkapkan semua uneg-uneg secara tuntas. Konselor juga mulai
merefleksikan dan menanggapi dengan tepat pesan dan perasaan konseli, dan ia juga
mulai menyusun langkah-langkah untuk membantu konseli dalam mengatasi
masalahnya.
Menurut Carkhuff, pada umumnya tanggapan-tanggapan taraf satu dan dua berakibat
merugikan terhadap proses konseling, sebab dapat membuat konseli menutup diri,
tanggapan taraf tiga cukup netral dalam arti tidak berakibat menunjang maupun
menghambat proses konseling, tanggapan taraf 4 dan 5 berkakibat positif, sebab menolong
konseli untuk keluar dari masalah. Tanggapan taraf 3, 4, 5 termasuk dalam apa yang oleh
Carll Rogers (1951, dalam Thompson dan Poppen, 1979) disebut mendengarkan secara
aktif, yaitu mendengarkan dan memberikan tanggapan yang bertujuan menunjukkan
kepada konseli bahwa konselor sungguh-sungguh telah menangkap pesan konseli serta
perasaan yang terkandung didalamnya.

2.2 Arti Penting Menanggapi Orang Lain


Dalam kenyataan, mendengarkan dan menanggapi pesan orang lain juga menjadi tidak
mudah sebab dengan atau tanpa kita sadari selalu akan muncul intensi-intensi atau sikap-
sikap tertentu selama kita menjalankan tugas tersebut.
Ada lima intensi penting yang sering mempengaruhi tanggapan kita terhadap orang lain
(Johnson, 1981), yaitu :
1. Menasihati dan Memberikan Penilaian
Nasihat dan penilaian mengkomunikasikan sikap evaluative, korektif, segestif, atau
moralistic. Secara implisit penerima pesan ingin menyatakan apa yang seharusnya atau
sebaiknya di lakukan oleh pengirim pesan untuk memecahkan masalahnya. Nasihat
memang dapat menolong pihak untuk di nasihati, bila diberikan pada saat yang tepat dan
relavan. Namun, nasihat dan penilaian pada umumnya justru menghalangi kita untuk
menolong orang lain dan membangun persahabatan intim dengannya. Tanggapan yang
berisi nasihat penilaian semacam ini secara ringkas kita sebut tanggapan evaluatif.
2.   Menganilisis dan Menafsirkan
Dengan menganalisis dan menafsirkan masalah yang di kemukakan oleh pengirim
pesan, penerima pesan bermaksud memberi tahu si pengirim tentang bentuk kesulitan dan
perasaanya terhadap situasi yang sedang dihadapinya, atau mengajarkan tentang
pengetahuan psikologis tertentu kepadanya. Secara implisit, penerima pesan memandang
persoalannya.
Pada umumnya kita tidak senang pada orang lain yang merasa lebih tahu tentang keadaan
diri kita, melebihi diri kita sendiri. Kita lebih senang bila orang lain cukup menolong agar
kita mampu berpikir sendiri tentang kesulitan kita dan cara untuk mengatasinya.
Tanggapan yang berisi analisis dan penafsiran ini secara ringkas kita sebut tanggapan
interpreatif.
3.   Meneguhkan dan Memberikan Dukungan
Lewat tanggapan yang bersifat memberikan dukungan, penerima pesan ingin
menunjukan simpati, meneguhkan kembali, atau menolong meringankan beban pengirim
pesan. Namun, bila diberikan secara tergesa – gesa, dukungan ini justru dapat
menimbulkan kesan bahwa kita meremehakan perasaan pengirim pesan. Dalam hal ini,
peneguhan dapat berubah menjadi cara lain untuk mengatakan “Mestinya Anda tidak perlu
merasa begini atau begitu. Tanggapan yang berisi peneguhan – bombongan ini secara
ringkas kita sebut tanggapan suportif.
4.   Menanyal dan Menyelidiki
Menyelidiki dengan cara memberondong pertanyaan menimbulkan kesan bahwa
penerima pesan ingin tahu lebih banyak, ingin menggiring pembicaraan ke arah tertentu,
atau ingin mengarahkan pengirim pesan pada kesimpulan tertentu yang dipikirkan oleh
penerima pesan.
Perlu di pahami perbedaan antara pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup dan pertanyaan
sebab, beserta dampak yang ditimbulkannya. Pertanyaan terbuka menuntup jawaban yang
cukup bebas dan mendorong orang untuk menjawab secara panjang lebar serta lebih
mendetil dalam bentuk uraian – uraian. Pertanyaan tertutup biasanya hanya menuntup
jawaban “ya” atau “tidak”. Pertanyaan sebab, artinya menanyai seseorang tentang
penyebab perbuatan atau perasaannya, sering kurang bermanfaat karna biasanya tidak tahu.
Tanggapan yang berisi pertanyaan – pertanyaan semacam ini secara ringkas kita sebut
tanggapan menyelidik.
5.   Memparafrasekan dan Memahami
Tanggapan penuh pemahaman yang bersifat merefleksikan apa yang diungkapkan
oleh pengirim pesan menunjukan bahwa kita mempunyai intensi untuk memahami pikiran
dan perasaannya. Tanggapan yang secara ringkas dapat kita sebut memahami ini dapat
untuk kita gunakan paling tidak dalam situasi – situasi sebagai berikut (Johnson, 1981):
a.   Kita belum yakin bahwa kita telah memahami pikiran dan perasaan pengirim pesan.
b.   Kita ingin meyakinkan bahwa kita telah mendengar apa yang baru di ungkapkannya.
c.  Kita ingin meyakinkan bahwa kita sungguh – sungguh berusaha memahami pikiran –
pikiran dan perasaan – perasaannya.

2.3 Menanggapi Orang Lain


Carl Rogers ( dalam Johnson, 1981) pernah meneliti penggunaan kelima macam
tanggapan seperti telah diuraikan diatas dalam komunikasi sehari-hari. Beberapa hasil
penelitiannya itu adalah :
1. Tanggapan evaluative, interpreatif, suportif, menyelidik, dan memahami mencakup 80%
dari seluruh pesan yang saling dikirimkan orang dalam berkomunikasi sehari – hari.
sisanya merupakan kombinasi dari beberapa kategori tanggapan tersebut, atau sulit
dimasukkan kedalam salah satu kategori.
2. Di antara kelima tanggapan itu sendiri, untuk frekuensi penggunaannya, mulai dari yang
paling sering sampai ke yang paling jarang digunakan, adalah sebagai berikut: tanggapan
evaluatif, interpretatif, suportif, menyelidik, dan memahami.

3. Bila seseorang menggunakan salah satu kategori tanggapan secara terus – menerus
selama 40% waktu pembicaraannya dengan orang lain, maka lawan komunikasinya akan
mencapnya sebagai orang yang selalu memberikan tanggapan demikian.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan bila kita ingin memahami masalah
yang dikemukakan orang lain dan menolongnya memecahkan itu (Johnson, 1981).
Pertama, kita harus benar-benar sadar bahwa semua keinsafan, pemahaman, keputusan,
pemecahan masalah harus terjadi atau berlangsung dalam diri orang yang bersangkutan.
Kedua, kita harus mampu membedakan antara Kerangka acuan internal dan Kerangka
acuan eksternal. Kerangka acuan internal adalah cara orang yang bersangkutan
memandang dan merasakan situasinya. Kerangka acuan eksternal adalah cara kita, sebagai
orang luar, memandang dan merasakan situasi orang yang ingin kita tolong.
Selain itu, salah satu aspek penting dalam mendengarkan dan menanggapi dengan
penuh pemahaman persoalan yang dikemukakan orang lain adalah rumusan yang kita
pakai dalam memparafrasekan pesannya. Menurut Johnson (1981), rumusan tersebut dapat
berlainan dalam sejumlah hal. Yaitu :
1. Dalam hal isi (content), yaitu kata-kata yang kita gunakan. Dibedakan jadi dua:

a. Rumusan dengan isi identik, yaitu bila tanggapan kita dirumuskan semata-mata hanya
mengulang kata-kata yang dipakai oleh pengirim pesan.
b. Rumusan dengan isi yang memparafrasekan, yaitu bila kita mencoba merumuskan
kembali inti pesan dengan menggunakan kata-kata sendiri tanpa mengubah arti pesan.

2. Dalam hal kedalaman (depth) perasaan, tingkat kecocokan antara kedalaman perasaan
dalam tanggapan kita dengan kedalam perasaan pesan pengirim.

3. Dalam makna (meaning), ada bahaya bahwa dalam mencoba memparafrasekan


pernyataan pengirim kita menambah atau sebaliknya mengurangi makna dan warna
perasaannya. Dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Rumusan dengan makna dangkal atau makna yang tidak utuh, yaitu bila kita hanya
menanggapi sebagian dari apa yang diungkapkan pengirim.

b. Rumusan dengan makna yang ditambahkan, yaitu bila tanggapan kita melampaui atau
menambahkan makna yang tidak diungkapkan oleh pengirim pesan.

4. Dalam hal bahasa, bahasa yang kita gunakan dalam menanggapi orang lain haruslah
mudah dan sederhana untuk menjamin komunikasi yang tepat dan efektif.
BAB III
KESIMPULAN

Membantu seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan atas masalah yang ia


miliki adalah hal yang penting. Akan tetapi mereka sendirilah yang harus membuat pilihan
atau keputusan untuk mengatasi masalahnya sendiri dan ia pun dapat memahami dirinya
sendiri. Dengan kata lain, kita hanya bisa membantu untuk mendengarkan dan memberi
tanggapna yang bertujuan menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh menangkap pesan
konseli serta perasaan yang terkandung didalamnya.
Menanggapi dapat diartikan memberikan sebuah jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan yang diberikan. Karena dengan menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas
yang diberikan berati orang tersebut telah menerima suatu ide
Terdapat lima intensi penting yang sering mempengaruhi tanggapan kita terhadap
orang lain (Johson, 1981), yaitu ; Menasehati dan memberikan penilaian, menganalisis dan
menafsirkan, meneguhkan dan memberikan dukungan, menanyai dan menyelidiki, serta
memparafrasekan dan memahami.
DAFTAR PUSTAKA

Aristhar, 2013. Komunikasi Antar Pribadi Part 10.

Diakses pada: https://aristhyar.wordpress.com/2013/10/23/komunikasi- antar-


pribadi-part-10/

Supratiknya. 2008. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Kota: Kanisius,

BK A 2010. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta,

Anda mungkin juga menyukai