Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH TEORI DAN PRAKTIK KONSELING KOGNITIF PERILAKU

VERBATIM / SKRIP KONSELING INDIVIDU DENGAN

TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS

Kelompok 5 BK 2020 A

Nama Anggota:

1. Nevythalia Maheswari (20010014011)


2. Reta Lismaya (20010014015)
3. Haniyah Nur Lailia (20010014025)
4. Neng Mila Mirnawati (20010014049)
5. M. Syafi’i (20010014063)
6. Alif Akmal Hammam (20010014069)

Rancangan Konseling

Perancang Verbatim : Reta Lismaya

Nama Konselor : Nevythalia Maheswari

Nama Konseli : Haniyah Nur Lailia

Status Konseli : Siswi kelas VII SMPN 1 Jombang

Deskripsi Masalah

Haniyah adalah siswi kelas VII di SMPN 1 Jombang. Haniyah memiliki ketakutan terhadap
kucing. Bahkan saat kucing berada jauh darinya dia sudah merasa cemas. Hal itu disebabkan
karena semasa umur 5 tahun Haniyah pernah dicakar kucing saat bermain disamping rumahnya.
Kucing tersebut mencakar Haniyah hingga membuatnya terjatuh dan tangannya terluka. Pada saat
itu, suasana sepi sehingga tidak ada yang menolong Haniyah.

Karena hal ini Haniyah mengalami trauma terhadap kucing yang sangat mengganggu hari –
harinya. Apalagi disekolahnya sekarang ada beberapa kucing liar yang berkeliaran. Saat di sekolah
Haniyah menjadi sulit berkonsentrasi dalam pelajaran. Karena selalu memperhatikan
sekelilingnya. Haniyah juga tidak berani pergi – pergi sendiri saat disekolah (misalnya saat
kekantin, ke perpustakaan, ke masjid, ke kamar mandi dan tempat lainnya). Sehingga Haniyah
selalu meminta untuk ditemani teman – temannya.

Tujuan Konseling

Dalam konseling ini, Haniyah ingin menyelesaikan permasalahannya yaitu trauma/ kecemasan
yang berlebihan pada kucing. Sehingga dengan begitu, Haniyah bisa berkonsentrasi saat belajar
disekolah dan berani untuk pergi sendiri tanpa menggantungkan temannya.

Konselor membantu menyelesaikan permasalahan Haniyah dengan menggunakan teknik


Desensitisasi Sistematis yang dipadukan dengan teknik Relaksasi.

Teknik Konseling

Teknik yang digunakan dalam konseling adalah teknik Desensitisasi Sistematis yang
dipadukan dengan teknik Relaksasi.

- Teknik Desensitisasi Sistematis bermaksud mengajar konseli untuk memberikan respon yang
tidak konsisten dengan kecemasan yang dialami konseli dan mengurangi sensitifitas
emosional yang berkaitan dengan kelainan pribadi atau masalah sosial.
- Teknik Relaksasi digunakan konselor untuk meredakan ketegangan- ketegangan yang terjadi
dalam diri konseli agar konseli menjadi rileks dan tenang.

Prosedure Konseling Disensitisasi Sistematik dan Relaksasi

1. Analisis Perilaku yang menimbulkan masalah (kecemasan/ketakutan)


2. Menyusun Hierarkhi atau jenjang-jenjang situasi yang menimbulkan masalah
3. Memberi latihan-latihan relaksasi.
4. Klien diminta membayangkan situasi yang menyenangkan bagi dirinya.
5. Klien diminta membayangkan situasi yang mencemaskan (mulai yang terendah hingga
yang membuat paling cemas) dengan diiringi relaksasi.
6. Saat klien merasa cemas, konselor memerintahkan klien agar membayangkan situasi
yang menyenangkan untuk menghilangkan rasa kecemasan tersebut.
Tempat

Konseling dilakukan pada media online yaitu Zoom

TAHAPAN DAN VERBATIM

Pertemuan ke 1

TAHAP AWAL : ATTENDING


Konselor : Assalamualaikum warohmatullah hiwabarokatuh mbak Hani.
Konseli : Waalaikumsalam warohmatullah hiwabarokatuh bu.
Konselor : Bagaimana kabarnya mbak Hani hari ini ?
Konseli : Alhamdulillah bu, keadaan saya sehat.
Konselor : Alhamdulillah. Sedang sibuk apa mbak Hani sekarang ?
Konseli : Saya saat ini sedang sibuk aktivitas disekolah dan membantu orangtua dirumah saja bu.
Konselor : Wah berbakti sekali ya mbak Hani ini, hehe.
Konseli : Tidak bu, ibu bisa saja hehe.
Konselor : Mbak Hani ini baru masuk kelas VII ya, bagaimana dengan lingkungan sekolahnya ?
Konseli : Alhamdulillah bu, teman – teman dan guru – gurunya baik.
Konselor : Wah, syukurlah jika begitu mbak. Apakah masih online mbak pembelajarannya ?
Konseli : Sudah offline bu, namun masih dibagi menjadi 2 sesi yaitu pagi dan siang.
Konselor : Iya mbak, apapun kebijakannya kita patuhi saja ya, demi kebaikan bersama.
Konseli : Benar bu saya setuju, mematuhi peraturan memang sangat memberi manfaat.
Konselor : Okay mbak. Kemarin mbak Hani mewhatsapp saya katanya ada yang mau disampaikan, begitu
ya ?
Konseli : Iya bu, benar. Saya ingin konseling karena saya sedang mengalami permasalahan.
Konselor : Okay baik, kalau boleh tau mbak Hani menemui saya karena direkomendasikan teman atau
bagaimana ya ?
Konseli : Benar bu, saya direkomendasikan teman saya untuk menemui ibu. Saya sebelumnya sudah
bercerita dengannya, namun saya rasa permasalahan saya masih ada. Teman saya bilang lebih
baik saya bertemu ibu karena bisa mendapat bantuan yang lebih tepat.
TAHAP AWAL : PEMAHAMAN MENGENAI KONSELING, ASAS KONSELING, PERAN
KONSELOR, DAN KONTRAK WAKTU
Konselor : Oh begitu ya mbak. Baik mbak, berarti nanti kita akan melaksanakan konseling ya. Sebelumnya
apakah mbak Hani pernah konseling atau tahu apa itu konseling ?
Konseli : Belum bu, ini pertama kali saya konseling. Bagaimana ya bu konseling itu ?
Konselor : Baik mbak, saya jelaskan dulu ya…agar mbak Hani memahami arti konseling sebenarnya itu
seperti apa.
Konseli : Baik bu, silahkan.
Konselor : Begini mbak Hani, jadi konseling itu merupakan proses pemberian bantuan dari konselor yang
berkompeten kepada konseli untuk membantu memecahkan permasalahan konseli dengan
mengoptimalkan potensi dalam dirinya.
Konseli : Ohh begitu, konselor itu ibu, sedangkan konseli itu saya ?
Konselor : Benar sekali mbak.
Konseli : Baik bu saya paham. Tapi saya takut permasalahan ini tersebar bu.
Konselor : Tenang saja mbak Hani, permasalahan mbak Hani tidak akan tersebar kemana – mana karena
dalam konseling terdapat asas kerahasiaan. Jadi disini Ibu dan mbak Hani tidak boleh
menceritakan apa yang terjadi kepada siapapun.
Konseli : Oh begitu. Baik bu saya tidak akan menceritakan kepada siapapun. Lalu adakah asas lain bu ?
Konselor : Ada mbak. Selain itu juga terdapat asas keterbukaan, mbak Hani nanti harus terbuka dan jujur ya
dalam menyampaikan segala permasalahan yang mbak Hani hadapi. Selanjutnya ada pula asas
kesukarelaan, jadi mbak Hani harus sukarela tanpa paksaan dari siapapun untuk melaksanakan
proses konseling ini. Bagaimana mbak Hani ?
Konseli : Baik bu, saya menemui ibu untuk konseling atas kemauan saya sendiri bu tanpa paksaan dari
siapapun. Lalu apakah ibu nanti bisa menyelesaikan masalah saya bu?
Konselor : Begini mbak, peran saya disini bukan sebagai pemecah masalah, pemberi solusi, ataupun
menasehati mbak Hani. Namun saya disini hanya sebagai fasilitator yang membantu mbak
Hani agar bisa memecahkan permasalahan sendiri.
Konseli : Baik bu, saya memahaminya.
Konselor : Selanjutnya kita buat kontrak waktu konseling ya mbak. Kira – kira mbak Hani bisanya berapa
menit ?
Konseli : Nanti saya hanya bisa konseling kurang lebih sekitar 30 menit bu, karena setelahnya saya sudah
ada janji dengan sahabat saya.
Konselor : Baik mbak, kita konseling kurang lebih 30 menit ya. Saya juga harus mengajar setelah konseling
ini.
Konseli : Iya bu baik.
Konselor : Nah, sebelum memulai konseling ini, marilah kita berdoa dahulu agar diberikan kelancaran.
Konseli : Baik bu. (berdoa bersama)

TAHAP PERALIHAN
Konselor : Apakah mbak Hani sudah siap untuk konseling ?
Konseli : Iya bu, sudah.

TAHAP INTI : RASIONAL


Konselor : Jadi, apa yang ingin mbak Hani sampaikan kepada saya ?
Konseli : Jadi begini bu, saya ini sedang memiliki permasalahan akibat peristiwa yang saya alami 5
tahun yang lalu.
Konselor : Peristiwa apa itu mbak ?
Konseli : Peristiwa yang tidak menyenangkan bu sehingga membuat saya trauma sampai sekarang.
Konselor : Bisakah mbak Hani jelaskan seperti apa trauma tidak menyenangkan itu ?
Konseli : Saya pernah dicakar kucing saat bermain disamping hingga membuat saya terjatuh dan tangan
saya terluka.
Konselor : Apakah tidak ada yang menolong mbak Hani saat itu ?
Konseli : Tidak bu, saat itu suasana sepi sehingga tidak ada yang menolong saya.
Konselor : Jadi mbak Hani dahulu pernah dicakar kucing sehingga membuat trauma ?
Konseli : Iya bu, benar sekali.
Konselor : Apakah mbak Hani mengganggunya pada saat itu ?
Konseli : Tidak bu, saya hanya bermain saja. Saya juga tidak tahu apa penyebabnya dia mencakar saya.
Konselor : Oh begitu, lalu bagaimana perasaan mbak saat itu ?
Konseli : Saya sangat ketakutan bu, saya menjerit sekeras – kerasnya dan berlari sampai terjatuh – jatuh.
Konselor : Saya tau bagaimana perasaan mbak Hani. Lalu apakah dampak dari peristiwa itu terhadap hidup
mbak saat ini ?
Konseli : Hal itu sangat mengganggu hari – hari saya bu.
Konselor : Mengganggu seperti apa mbak ?
Konseli : Disekolah saya sekarang ada beberapa kucing liar yang berkeliaran bu. Saya menjadi sulit
berkonsentrasi dalam pelajaran. Karena selalu tengak tengok sekeliling saya.
Konselor : Oh begitu, emm apakah ada dampak lainnya yang mbak rasakan ?
Konseli : Iya bu, Saya juga tidak berani pergi – pergi sendiri saat disekolah. Sehingga selalu meminta
untuk ditemani teman – teman.
Konselor :. Pergi sendiri ketempat seperti apa mbak ?
Konseli : Ya misalnya kekantin, ke perpustakaan, ke masjid, ke kamar mandi dan tempat lainnya. Karena
kan saya harus melalui jalan sekolah bu, dimana banyak kemungkinan saya menemui kucing disitu.
Konselor : Oh iya mbak, jadi trauma ini menyebabkan mbak sulit berkonsentrasi saat belajar dan tidak
berani pergi – pergi sendiri disekolah ?
Konseli : Iya bu, seperti itu.
Konselor : Setelah menjelaskan permasalahan tadi, apakah yang mbak Hani harapkan dari proses konseling
ini ?
Konseli : Saya ingin permasalahan saya bisa selesai bu.Saya ingin kecemasan saya saat bertemu kucing
bisa teratasi. Agar saya bisa fokus belajar dan tidak merepotkan teman untuk menemani saya kemana – mana.
Konselor : Bagus sekali kemauan mbak Hani. Nah berdasarkan kecemasan dan tujuan yang ingin mbak
Hani capai, kita akan melakukan teknik konseling yaitu Desensitisasi Sistematis dan Relaksasi.
Konseli : Bagaimana itu bu ?
Konselor : Jadi teknik ini merupakan teknik konseling yang dapat membantu menurunkan kecemasan yang
berlebihan terhadap sesuatu seperti yang mbak Hani alami. Teknik relaksasi membantu kamu bisa lebih santai
dan rileks. Teknik disensitisasi sistematik yaitu membayangkan kondisi yang membuat mbak trauma, mulai
dari yang terendah, sedang, sampai keadaan yang paling tinggi intensitasnya.
Konseli : Baik bu, saya paham.

TAHAP INTI : ANALISIS PERILAKU YANG MENIMBULKAN KECEMASAN


Konselor : Okay…..Sekarang rilekskan tubuh anda, ambil posisi duduk yang nyaman mbak…..tarik napas
perlahan dari hidung dan keluarkan perlahan melalui mulut…..lanjutkan hingga mbak Hani benar-benar
merasa nyaman dan rileks.
Konseli : Huuuuuuffftttt…. Sudah bu, saya sudah rileks.
Konselor : Baik, sekarang ibu minta mbak Hani menyebutkan situasi yang membuat mbak hani sedikit
cemas, cemas, hingga yang paling cemas akibat kucing. Hal itu tolong diberi point antara 10 – 100 ya mbak.
Konseli : Kalau kucing berada di kejauhan, kecemasan saya tidak terlalu cemas bu, mungkin pointnya
10.
Konselor : Iya lalu ?
Konseli : Kalau hanya mendengar suaranya saya sedikit cemas, saya beri point 25. Kalau melihatnya
dalam jarak yang cukup dekat saya cemas, pointnya 60. Dan kalau saya menyentuhnya pasti saya sangat
cemas, pointnya 80 bu.
Konselor : Emmm iya iya, bagaimana jika mbak Hani menggendongnya ?
Konseli : Waaahhh, kalau itu 100 bu pointnya.

TAHAP INTI : MENYUSUN HIERARKI YANG MENIMBULKAN KECEMASAN


Konselor : Okay mbak hehe… Jadi dapat disimpukan bahwa kecemasan dari point terendah ketinggi
yaitu :
1. Melihat kucing dikejauhan, point 10
2. Mendengar suara kucing saja point 25
3. Melihat kucing dalam jarak cukup dekat 60
4. Menyentuh kucing point 80
5. Menggendong kucing point 100
Konseeli : Iya bu, betul seperti itu

TAHAP INTI : PENJELASAN PENGGUNAAN RELAKSASI DALAM DS


Konselor : Sebelum masuk dalam tekniknya. Ibu meminta mbak Hani untuk memejamkan mata dan
membayangkan suatu tempat yang membuat mbak Hani paling nyaman. Kalau boleh tau, dimana tempat itu
mbak ?
Konseli : Ditaman belakang rumah saya bu.
Konselor : Oh.. iyaaa mbak baik.

TAHAP INTI : PENJELASAN PROSEDURE


Konselor : Setelah ibu meminta mbak Hani membayangkan tempat yang paling menyenangkan.
Sekarang ibu akan membawa mbak Hani membayangkan situasi – situasi yang membuat mbak Hani cemas
berdasarkan pernyataan dari point yang paling rendah hingga point tertinggi dan akan diselipi oleh
relaksasi.
Konseli : Baik bu…
Konselor : Jika nanti mbak Hani sudah merasa tidak kuat pada proses yang berjalan, mbak Hani bisa
mengangkat tangan. Namun, jika mbak Hani masih kuat untuk melanjutkan maka dapat mengacungkan
jempol.
Konseli : Baik bu…
Konseli : Oh iya mbak, dalam prosesnya nanti mbak Hani boleh menggunakan kalimat positif untuk
menguatkan mbak Hani saat mengalami kecemasan. Misalnya saya bisa, saya kuat, dan lainnya. Bagaimana
mbak ?
Konseli : Baik bu, saya paham dan akan saya lakukan.
Konseli : Ditaman belakang rumah saya bu.
Konselor : Oh.. iyaaa mbak baik. Apakah mbak Hani sudah siap ?
Konseli : Sudah bu.

TAHAP INTI : MASUK PELAKSANAAN TEKNIK DS


Konselor : Silahkan sekarang mbak Hani mencari pososi duduk yang paling nyaman dan rileks. Lalu
mbak Hani menarik nafas dalam – dalam dan hembuskan perlahhan…
Konseli : Sebentar buu…..Sudah bu.
Konselor : Sekarang pejamkan mata mbak Hani dan bayangkan bahwa mbak Hani sedang berada pada
tempat yang paling mbak Hani sukai yaitu ditaman belakang rumah yang tentram, banyak tumbuhan hijau
yang segar, banyak kupu – kupu yang indah, dan langit yang cerah.
Konseli : (Mengikuti perintah konselor)
Konselor : Sekarang bayangkan ada kucing dengan jarak yang jauh dari mbak Hani.
Konseli : (Mengacungkan jempol)
Konselor : Sekarang bayangkan mbak Hani mendengarkan suara kucing.
Konseli : (Gemetar dan terlihat cemas)
Konselor : Baik sekarang tarik nafas dalam – dalam, hembuskan secara perlahan.

TAHAP PENGAKHIRAN : EVALUASI


Konselor : Bagaimana mbak setelah melakukan DS tadi ?
Konseli : Saya merasa lebih baik bu, sedikit ada rasa berani terhadap kucing meskipun hanya
membayangkan.
Konselor : Bagus sekali mbak, meskipun masih dengan membayangkan namun mbak Hani sudah
memiliki rasa berani melawan kecemasan. Namun konseling ini tidak bisa hanya dilakukan satu kali saja
mbak, perlu ada pengulangan.
Konseli : Oh begitu ya bu…baik bu mungkin saya akan menemui ibu 3 hari mendatang.
Konselor : Baik mbak, kita akhiri ya proses konseling ini. Semangatt ya mbak, mbak pasti bisa
menghadapi permasalahan mbak Hani. Assalamualaikum.
Konseli : Terimakasih bu, Waaalaikumsalam.

Pertemuan ke 2

Konselor : Selamat pagi…Bagaimana kabarnya mbak Hani ?


Konseli : Alhamdulillah saya baik bu..
Konselor : Syukurlah kalau begitu, baik sebelum kita melanjutkan teknik konseling kemarin, saya ingin
mengingatkan kembali bahwasanya masalah yang kamu hadapi adalah trauma dari pengalaman kamu
terhadap kucing, dan untuk itu dalam konseling kita menggunakan dua strategi/ teknik yaitu relaksasi dan
disentisasi sistematik, kamu masih ingat langkah-langkahnya?
Konseli : Iya bu saya masih ingat.
Konselor : okay… kita mulai tekniknya, sekarang rileks dan ambil napas dalam-dalam. Pejamkan mata
anda, sekarang bayangkan ada kucing dengan jarak yang jauh dari mbak Hani lalu kucing itu mengeluarkan
suaranya.
Konseli : (memejamkan mata dan sedikit gemetar)
Konselor : Rileks…rileks….rileks…bayangkan kembali kucing tersebut mengeluarkan suara yang lebih
keras.
Konseli : Saya bisa… saya kuat…(mengacungkan jempol)
Konselor : Lalu bayangkan ada kucing dijarak yang cukup dekat. Sekarang kucing itu berjalan
mendekati mbak Hani.
Konseli : (memejamkan mata dan mulai merasa cemas)
Konselor : Tenang mbak, rilekss….rileks….
Konseli : Saya bisa… saya mampu…(mengacungkan jempol)
Konselor : Oke….sekarang buka mata anda, rileks, tarik napas dari hidung dan keluarkan perlahan dari
mulut. Bagaimana perasaan mbak Hani?
Konseli : Deg-degan bu, tapi sudah lebih baik. Tapi dibanding kemarin, saya sekarang merasa tidak
begitu cemas.
Konselor : Bagus sekali, ini suatu kemajuan. Bagaimana, kita lanjutkan?
Konseli : Siap bu…(memejamkan mata)
Konselor : Sekarang bayangkan kembali kucing yang mendekati mbak Hani itu tiba – tiba menyentuh
mbak hani.
Konseli : (gemetar dan mengangkat tangannya)
Konselor : Baik…buka mata, rileks dan tenangkan diri mbak Hani.
Konseli : Saya semakin deg degan bu…
Konselor : Mbak Hani sudah berusaha, semua butuh perjuangan dan mbak sudah melakukannya, ini
suatu kemajuan yang cukup bagus.
Konseli : Tapi saya masih merasa takut dan cemas bu jika kucing mendekati saya.
Konselor : Tidak papa mbak wajar saja, semua butuh proses dan memerlukan usaha untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
Konseli : Baik bu, saya mengerti.
Konselor : Baik mbak, mungkin cukup pertemuan kita hari ini. Kita bertemu di 3 hari kedepan ya mbak.
Mbak Hani bisa mencoba mempraktikkan dirumah dengan membayangkannya seperti tadi ya mbak sembari
menunggu konseling selanjutnya.
Konseli : Iya bu,… saya juga ada kelas setelah ini. Terimakasih bu. Assaamualaikum
Konselor : Waalaikumsalam, sama sama mbak.

Pertemuan ke 3

Konselor : Selamat pagi…Bagaimana kabarnya mbak Hani ?


Konseli : Alhamdulillah saya baik bu..
Konselor : Saya ingin mengingatkan kembali bahwa masalah yang dihadapi mbak Hani adalah trauma
dari pengalaman kamu terhadap kucing. Apakah mbak Hani masih ingat langkah-langkahnya konseling
kita yaitu dengan teknik relaksasi dan disentisasi sistematik ?
Konseli : Iya bu saya masih ingat.
Konselor : okay… kita mulai ya, sekarang rileks dan ambil napas dalam-dalam. Pejamkan mata anda,
sekarang bayangkan ada kucing dengan jarak yang jauh dari mbak Hani lalu kucing itu mengeluarkan
suaranya yang keras.
Konseli : (memejamkan mata dan mengacungkan jempol)
Konselor : Baik. Sekarang bayangkan kucing yang mendekati mbak Hani itu tiba – tiba menyentuh
mbak hani.
Konseli : (sudah lumayan tenang dan mengacungkan jempol)
Konselor : Sekarang buka matamu, rileks tarik napas dalam-dalam keluarkan perlahan.
Konseli : saya merasa lebih baik bu.
Konselor : Mbak Hani tinggal satu langkah lagi. Mbak Hani pasti bisa melakukannya..sekarang
mejamkan mata kembali bayangkan kucing yang mendekati mbak Hani tadi mbak Hani ambil, dan mbak
Hani berani menggendngnya..
Konseli : (Gemetar dan mengangkat tangannya) Saya masih belum berani bu, saya takut.
Konselor : Sekarang buka matamu, rileks tarik napas dalam-dalam keluarkan perlahan. Tenang mbak…
Hani bisa melakukannya…mbak Hani sedang berada ditempat yang mbak Hani suka… Mbak Hani pasti
bisa.
Konseli : (Memejamkan mata dan membayangkan menggendong kucing…..sesaat….lalu
mengacungkan jempol)
Konselor : Bagus, kamu berhasil melewatinya, selamat !
Konseli : Terimakasih bu, saya senang sekali
Konselor : Sama-sama mbak Hani, jadi harus tetap semangat dan jangan cemas lagi kalau menemui dan
bersentuhan dengan kucing disekolah. Jadi mbak Hani bisa berkonsentrasi saat pembelajaran dan berani
tidak ditemani teman – teman saat kesekeliling sekolah.
Konseli : Iya bu, siap. Saya akan berusaha tidak cemas saat menghadapi kucing lagi. Saya akan
mencoba untuk bisa pergi ke tempat – tempat disekolah tanpa harus menggantungkan teman.
Konselor : Wahhh…hebat sekali ya mbak Hani ini. Bagaimana apakah masih ada yang ingin
disampaikan lagi ?
Konseli : Sepertinya tidak bu.
Konselor : Baik, jika ingin menghubungi saya lagi silahkan ya mbak, jangan sungkan sungkan.
Konseli : Baik bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Terimakasih bu atas bantuan dan
semangatnya.
Konselor : Iya mbak sama sama. Sehat selalu mbak. Assalamualaikum
Konseli : Waalaikumsalam bu.

Anda mungkin juga menyukai