Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN TEORI KEPRIBADIAN

ALBERT BANDURA : SOSIAL KOGNITIF


A. Definisi
Perilaku manusia tidak ditentukan oleh faktor personal ataupun stimulus yang ada di
lingkungan, tetapi justru diperoleh dari pengamatan langsung terhadap perilaku orang
lain dan bagaimana akibatnya terhadap dirinya. Perilaku dapat dimodifikasi dengan
mempelajari kondisi dan pengalaman.

B. Struktur kepribadian
1. Sistem self (self system) : Struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme
serta seperangkat fungsi, persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. Fungsi
psikolog dalam individu disebut sebagai kondisi triadic reciprocal caustation
(tindakan manusia adalah hasil interaksi antara lingkungan, perilaku, dan manusia
itu sendiri).
2. Regulasi diri : Individu memiliki kapasitas memotivasi dirinya sendiri untuk
menetapkan tujuan personalnya, merencanakan strategi sebagai evaluasi, dan
modifikasi perilaku yang sedang berlangsung. Strategi yang digunakan pada
kegiatan memotivasi individu adalah strategi reaktif (untuk mencapai tujuan) dan
strategi proaktif (untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi). Faktor ynag
memengaruhi regulasi diri seseorang, yakni faktor internal (meliputi observasi
diri, proses penilaian tingkah laku, dan reaksi diri afektif) serta faktor eksternal
(meliputi standar untuk mengevaluasi tingkah laku yang terbentuk melalui
lingkungan dan standar evaluasi menilai baik-buruk, serta reinforcement).
3. Efikasi diri : Keyakinan atau kepercayaan diri terhadap kemampuan sendiri untuk
menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang
diharapkan. Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri sebagai efikasi diri,
dan harapan hasilinya sebagai ekspektasi hasil. Sumber efikasi diri, yaitu
pengalaman performansi (prestasi masa lalu meningkatkan ekspektasi efikasi,
kegagalan menurunkan efikasi), pengalaman vikarius (efikasi meningkat ketika
mengamati keberhasilan orang lain, dan menurun ketika mengamati orang yang
kemampuannya sama dengan dirinya dan ternyata gagal), persuasi sosial, serta
keadaan emosi (emosi negatif mengurangi efikasi diri, emosi positif
meningkatkan efikasi diri).
4. Efikasi kolektif : Keyakinan suatu masyarakat bahwa usaha mereka ynag
dilakukan secara bersama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu. Orang
berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan hanya melalui efikasi diri, tetapi
juga melalui efikasi kolektif.

C. Dinamika kepribadian
Dinamika kepribadian menurut Bandura, lebih kepada motivasi sebagai
sumber inspirasi tingkah laku. Motivasi bersumber dari gambaran hasil dan harapan
keberhasilan, kemudian diperkuat dengan reinforcement agar manusia termotivasi
untuk bertingkah laku dan menetapkan tujuan atas performasi dirinya. Terus
mengamati, memikirkan, dan menilai tingkah laku diri, akan memberi insentif pada
diri sehingga bertahan dalam berusaha mencapai standar yang telah ditentukan.
Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar, tetapi orang juga
dapat belajar dengan penguat yang diwakilkan (vicarious reinforcement, mengamati
orang lain yang mendapat penguatan, membuat diri sendiri ikut puas dan berusaha
belajar gigih agar menjadi seperti orang itu), penguat yang ditunda (expectation
reinforcement, orang berbuat tanpa mendapat penguatan karena yakin akan mendapat
penguatan yang sangat memuaskan di masa depan), atau bahkan tanpa penguat
(beyond reinforcement, belajar tanpa reinforcement sama sekali, mirip dengan konsep
otonomi fungsional Allport).

D. Perkembangan kepribadian
Proses modelling pada orang yang diamati (model).
1. Belajar melalui observasi : Orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat
respon orang lain, bahkan belajar tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu dan
model yang diamatinya juga tidak mendapat reinforcement dari tingkah lakunya.
Melalui observasi, orang dapat memperoleh respon yang tak terhingga yang
mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan.
2. Peniruan (modelling) : Bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang
dilakukan orang lain, tetapi juga melibatkan penambahan atau pengurangan
tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan, dan melibatkan
proses kognitif.
3. Modelling tingkah laku baru : Stimulus berbentuk tingkah laku model
ditransformasi menjadi gambaran mental berupa simbol verbal yang dapat diingat.
Keterampilan simbolik, membuat orang dapat menyalurkan apa yang
dipelajarinya atau menggambungkan apa yang diamatinya ke dalam berbagai
situasi sehingga menjadi pola tingkah laku yang baru.
4. Modelling mengubah tingkah laku lama : Jika tingkah laku mendapat hukuman
maka pengamat mendapat respon yang lemah, dan jika tingkah laku mendapat
sanjungan maka pengamat cenderung meniru tingkah laku.
5. Modelling simbolik : Film dan televisi menayangkan contoh tingkah laku yang
bervariasi dan mempengaruhi penontonnya.
6. Modelling kondisioning : Modelling dapat digabung dengan kondisioning klasik
menjadi kondisioning klasik vikarius (vicarious classical conditioning) yang
banyak digunakan untuk mempelajari respon emosional. Pengamat mengobservasi
model tingkah laku emosional yang mendapat penguatan. Muncul respon
emosional yang sama didalam diri pengamat, dan respon itu ditunjukkan ke objek
yang ada di dekatnya (kondisioning klasik) yang saat itu sedang mengamati
model, atau yang dianggap mempunyai hubungan dengan obyek yang menjadi
sasaran emosional model yang diamati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar observasi :

- Perhatian (attention) yang dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya.


- Representasi di mana tingkah laku yang hendak ditiru oleh individu harus
disimbolkan dalam ingatan.
- Peniruan tingkah laku model.
- Motivasi dan penguatan.

E. Penerapan
1. Psikopatologi : Dalam mengurai reaksi kecemasan, dapat dilakukan dengan terapi
tingkah laku. Masalah pokok penyebab seseorang mengalami kecemasan
berlebihan adalah seseorang percaya bahwa dirinya tidak dapat menangani situasi
tertentu secara efektif. Perlu dikembangkan efikasi diri, agar terjadi perubahan
tingkah laku.
2. Psikoterapi : Menghilangkan tingkah laku yang tidak dikehendaki dapat
dilakukan secara langsung atau vircalous. Terapi yang dilakukan adalah terapi
kognitif-sosial yang bertujuan untuk memperbaiki regulasi diri. Tiga tingkat
keefektifan suatu treatment, yaitu tingkat induksi perubahan (efektif jika dapat
menbubah tingkah laku), tingkat generalisasi (treatment lebih tinggi yang
memungkinkan terjadinya generalisasi), dan tingkat pemeliharaan (mencapai
tingkat efektif tertinggi jika hasil induksi dan generalisasi dapat dipelihara dan
tidak berubah negatif). Bandura mengungkapkan tiga macam pendekatan
treatment, yakni :
a. Latihan penguasaan (desensitisasi modelling) : Mengajari klien untuk
menguasai tingkah laku yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Dimulai
dengan membantu klien mencapai relaksasi mendalam, kemudian meminta
klien membayangkan hal yang menakutkan secara bertahap. Desensitisasi
sistematik dilakukan dengan memanfaatkan variasi penguatan. Bandura
memakai desensitisasi sistematik di dalam pikiran tanpa penguatan nyata.
b. Modelling terbuka (modelling partisipan) : Klien melihat model nyata, diikuti
dengan klien berpatisipasi dalam kegiatan model, dibantu oleh modelnya
meniru tingkah laku yang dikehendaki, sampai akhirnya mampu melakukan
sendiri tanpa bantuan.
c. Modelling simbolik : Klien melihat model dalam media. Kepuasan vicarious
(melihat model mendapat penguatan) mendorong klien untuk mencoba atau
meniru tingkah laku modelnya.
3. Metodologi : Bandura banyak meneliti masalah dunia nyata dalam laboratorium
yang tujuannya adalah untuk menyatukan kerangka konseptual yang dapat
mencakup berbagai hal ynag mempengaruhi perubahan tingkah laku. Bandura
mengembangkan microanalytic approach (riset yang mementingkan asesmen
yang detail sepanjang waktu untuk mencpaai keselarasan persepsi diri dan tingkal
laku pada setiap tahap performansi tugas).
4. Konseling : Participant modelling, menggunakan kinerja dalam melaksanakan
tugas, dengan kinerja yang berhasil dipandang sebagai medium utama untuk
mencapai perubahan psikologis.
5. Aplikasi dalam masalah lain : Teori kognitif sosial dapat diaplikasikan untuk
membantu memahami dan merumuskan intervensi dalam konseling karier dan
perkembangan. Guited mastery (penguasaan terbimbing) adalah cara untuk
menanamkan kompetensi kognitif, yang mencakup penggunaan modelling
kognitif dan bantuan pengajaran untuk secara bertahap mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan yang relevan serta latihan terbimbing dalam menentukan kapan
dan bagaimana menggunakan strategi kognitif untuk memecah berbagai macam
permasalahan.

Analisis :

Kelompok kami menggunakan analisis pessimism vs optimism di mana teori Bandura


ini mengacu kepada optimism. Albert Bandura menekankan proses belajar yang akan
menuntun pribadi menjadi lebih baik dan lebih termotivasi. Kami juga mengangkat conscious
vs unconscious, di mana teori kepribadian Albert Bandura menggunakan pengalaman
sadarnya. Manusia sadar akan apa yang sedang ia lihat dan kerjakan, sehingga penggunaan
ketidaksadaran cenderung minimal.

Kritik, saran, opini :

Kelompok 13 sudah menyampaikan materi dengan cukup baik, meskipun dalam


keberjalanannya masih ada beberapa yang perlu diperjelas dan diperbaiki. Secara keseluruhan
materinya sudah lengkap, padat, dan ringkas. Semangat terus^^

Anda mungkin juga menyukai