Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KENAKALAN REMAJA DAN PENANGGULANGANNYA

Disusun Oleh
Sarah Paulina Mandibondibo
20.87205.050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
2022
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………I

DAFTARISI………………………………………………………………………………………II

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN...............................................................................................................1
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................2
2.1 PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA............................................3
2.1.1 Faktor Internal :..............................................................................................3
2.1.2 Faktor Eksternal :...........................................................................................3
2.2 Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan.............................................................4
2.3 Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :..............................................................7
2.4 Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja....................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
3.1 Simpulan...............................................................................................................9
3.2 Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat, dan

hidayahNya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami harapkan. Tugas

makalah yang diberi judul “ Kenakalan Remaja dan penanggulangannya” ini ialah

suatu karya tulis dimana tugas ini merupakan tugas dari aspek  penilaian mata

pelajaran Kriminologi.

Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terimakasih kepada

Dosen Kriminologi kami yang telah membimbing dalam mengajarkan langkah-langkah pembuatan

makalah sehingga makalah ini dapat tersusun meski banyak kekurangan didalamnya. Harapan

penulis semoga malakah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan

dan kesalahan. Kritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan

agar kedepannya makalah ini dapat jauh lebih baik lagi. Terimakasih.

Penulis

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1. Banyaknya remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya.

2. Ditinjau dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat negatif.

3. Kenakalan remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang marak

terjadi.

4. Kembali kepada masing-masing individu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi ?

2. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan

kenakalan remaja ?

3. Bagaimana para remaja bisa berubah menjadi remaja yang nakal ?

4. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ?

5. Apa tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja?

1.3 TUJUAN

      Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat

memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami

hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan remaja.

1
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma

hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya

sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja

adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah

melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat

dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai

mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk

anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

        Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan

karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja

melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar.

Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat

diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi

sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru,

dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana

yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak

anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup

kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak

contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman

keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya

pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua.

        Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang

rusak. Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa

dampak buruk, karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa

mudah terpengaruh. Ada faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian

dari keluarga membuat anak menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang

membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang

2
membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada

anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak,

kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri

anak sendiri.

2.1 PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri

(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

2.1.1 Faktor Internal :

1.1 Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua

bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam

kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena

remaja gagal mencapai masa integrasi kedia.

2.1 Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat

diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.

Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut,

namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan

pengetahuannya.

2.1.2 Faktor Eksternal :

1. Keluarga

Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau

perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.

Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak

memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi

penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2. Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik

3. Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

3
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kenakalan remaja :

1. Reaksi frustasi diri

2. Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja

3. Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga

4. Kurangnya pengawasan dari orang tua

5. Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern

6. Dasar-dasar agama yang kurang

7. Tidak adanya media penyalur bakat/hobi

8. Masalah yang dipendam

2.2 Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan

Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung

jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu

mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan

dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari

seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar

ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus

bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar

murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak

dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki

posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan

pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru .

Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan

seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-

anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu

baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah

kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya,

apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?

4
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas

saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak

hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan

dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak

melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu

akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru

mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan

dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang

sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi

kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena

hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan

guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah

untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah

perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu

jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau

sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal

sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap

sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang

dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan

dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya

menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang

masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan

menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan

mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru),

atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut

untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

5
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja

tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat

menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan

selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat

membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik

anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan

sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran

apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para

orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan

tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan

terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang.

Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur,

untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah

bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya.

Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru

adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan

cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang

guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau

pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu

orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya

menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa

remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di

remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi

remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai

6
marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah

itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah,

dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus

di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah,

pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang

sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih

peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung

jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar

kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat

digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan

remaja.

Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam

membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan

anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru

dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk

menangkal kenakalan remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru

sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi

teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar

dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa

depan para remaja.

2.3 Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :

1. Membolos sekolah

2. Kebut-kebutan di jalanan

3. Penyalahgunaan narkotika

4. Perilaku seksual pranikah

5. Perkelahian antar pelajar

7
2.4 Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja

1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih

sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah

anak-anaknya segera dapat terselesaikan.

2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.

   Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media

komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.

3. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa

mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana,

jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat

terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang

menyimpang d a r i n o r m a - n o r m a h u k u m p i d a n a y a n g d i l a k u k a n

o l e h r e m a j a . P e r i l a k u tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-

orang disekitarnya.

2. Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa

factor.P e r i l a k u n a k a l r e m a j a d i s e b a b k a n o l e h f a c t o r r e m a j a i t u

s e n d i r i ( i n t e r n a l ) maupun faktor dari luar (eksternal).

3. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang

dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang

berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

4. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal

yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.

5. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut

menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.

3.2 Saran

1. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakanremaja

di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

2. Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada diriseorang

remaja

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/54228613/MAKALAH-KENAKALAN-REMAJA

http://www.anneahira.com/narkoba/index.htm

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915

http://bhaktisantoso.blogspot.com/2011/04/contoh-jenis-jenis-kenakalan-remaja.html

http://kimcilkimcil.blogspot.com/2011/03/kenakalan-remaja-peran-orang-tua-guru.html

10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai