Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
A.Pengertian remaja/Siswa........................................................................ …… .2
B. Faktor penyebab kenakalan dilingkungan sekolah ......................................... 2
PENDAHULUAN
Tumbuh kembang siswa pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku kenakalan
remaja saat ini sulit diatasi, khususnya di kalangan pelajar. Baru-baru ini sering sekali kita mendengar
berita-berita di televisi yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran, pemerkosaan yang
dilakukan oleh pelajar SMA, pemakaian narkoba dan lain-lain. Kenakalan seperti itu biasanya dilakukan
di luar sekolah, adapun bentuk kenakalan yang sering dilakukan oleh para pelajar di lingkungan sekolah
diantaranya merokok, mencoret-coret dinding sekolah, mencuri barang milik teman sendiri, bolos
sekolah, merusak fasilitas sekolah dan lain sebagainya.
Etika,moral dan tingkah laku remaja di era sekarang ini dapat kita ketahui secara garis besar sangat
buruk. Hal ini dapat di lihat dari segi pergaulan, lingkungan dan segi lainya. Padahal mereka sudah diberi
tuntunan pendidikan di sekolah dengan baik.
Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan sekolah ?
Pendidikan seperti apa yang seharusnya diberikan kepada para remaja saat ini ?
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah kenakalan
remaja di lingkungan sekolah.
Untuk mengetahui pendidikan apa yang baik untuk perkembangan para remaja saat ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia
dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :
1. 12-15 tahun
Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau dursila yang terjadi pada anak-anak remaja secara sosial
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial , sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah
laku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran norma yang berlaku.
2. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
3. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di lingkungan sekolah, antara lain yaitu :
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam individu yang turut
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut
karakter psikisnya).Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini,
seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu
krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari
timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang
mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan
agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan
norma yang berlaku.
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai
menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat
status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak
tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat
ini berkelompok dan melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak
remaja itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua
kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum, yaitu :
Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga
tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang
dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang
dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan, yaitu :
Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit .
Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa
SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan
dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat
merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan
tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai
penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika
dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang
membimbing dan mengarahkan.
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila
orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam keluarga berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan
putusnya komunikasi antara orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat
mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengkonsumsi
narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh
remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya
terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya
dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe orang yang sering membuat
keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota
masyarakat yang memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan
jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang
penuh keikhlasan.
2.6. Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja di Lingkungan Sekolah
Usaha yang bisa dilakukan dalam mengatasi kenakalan remaja di lingkungan sekolah adalah sebagai
berikut :
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
3. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana
banyak terjadi kenakalan remaja.
4. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan
sosial yang baik.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan
tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan
psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah
laku remaja di rumah dan di sekolah.
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui
percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil
tersebut.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan
remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di
antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan,
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap
pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman
yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah.
Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-
kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk
memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan
pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
Mengingat pentingnya pendidikan , rasanya sangat baik apabila pendidikan yang baik itu ditanamkan
sejak dini, agar kelak dapat tumbuh dan terbentuk karakter dan jiwa para remaja yang benar-benar
berkualitas. Penanaman pendidikan sejak dini ini dapat diawali dari penanaman pendidikan yang
diajarkan di lingkungan keluarganya . Apabila keluarganya menanamkan pendidikan yang tidak baik ,
maka karakter anaknya juga akan menjadi buruk.Sebaliknya , apabila orangtua mengajarkan pendidikan
yang baik maka anak-anaknya akan menumbuhkan karakter anak bangsa yang baik dan berkualitas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau dursila yang terjadi pada anak-anak remaja secara sosial
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial , sehingga mereka mengembangkan bentuk tingkah
laku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran norma yang berlaku.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di lingkungan sekolah , antara lain yaitu
faktor kepribadian, faktor Pendidikan dari orangtua, faktor perubahan sosial budaya yang begitu cepat,
faktor status dan peranannya di masyarakat,dan faktor hubungan di sekolahnya
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan
perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun
lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.
3.2. Saran
Dengan mempelajari ini, kita dapat lebih mengetahui apa saja bentuk-bentuk dan faktor-faktor
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Sebagai seorang remaja, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada
perkembangan kenakalan remaja yang sudah memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu sebagai salah
satu bentuk implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap kenakalan remaja adalah dengan
berusaha semaksimal mungkin menjadi remaja yang baik.