NIM : 12020123727
Jurusan : Hukum Keluarga
Kelas : C
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Semester : 2 (Dua)
Tugas : Menganalisis kesalahan ejaan
MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
TENTANG
“Masalah Remaja dan Penyimpangan Sosial”
OLEH :
KELOMPOK 13
LOKAL C
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan 1kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun
sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masalah Remaja dan
Penyimpangan Sosial“.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Desi Devrika Devra, S.Hi., M.Si selaku
dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami
dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
1
Perbaikan : 1. panjatkan menjadi ucapkan
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan suatu masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-
kanak menuju dewasa. Masa remaja bisa juga dibilang sebagai masa yang
menyenangkan sekaligus masa yang sulit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008) disebutkan bahwa Remaja
dapat berarti mulai dewasa, atau sudah sampai umur untuk kawin, atau bisa juga disebut
sebagai anak muda atau pemuda.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya.
Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja. Remaja merupakan aset masa depan suatu
bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada
waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi
pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan 2moral yang semakin
melanda di kalangan sebagian pemudapemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan
kenakalan remaja. Dalam surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian
pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang
dilakukan oleh anakanak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus
kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang
2
Perbaikan : 2. kemorosotan menjadi kemerosotan
3. pemudapemuda menjadi pemuda – pemuda
4. anakanak menjadi anak - anak
lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi
kenakalan di kalangan remaja.
Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini
telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah
penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah
tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang
mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini
penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman
diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu masalah remaja ?
b. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi masalah remaja?
c. Bagaimana solusi mengatasi masalah remaja ?
d. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan sosial ?
e. Apa faktor-faktor yang memicu terjadinya penyimpangan sosial ?
f. Bagaimana upaya untuk mencegah penyimpangan sosial ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2. Untuk mengetahui masalah pada remaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi remaja.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah remaja.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengertian penyimpangan sosisal3.
6. Untuk mengetahui upaya untuk mencegah penyimpangan sosial.
3
Perbaikan : 5. sosisal menjadi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
4
Perbaikan : 6. beragam menjadi berbagai
7. di beberapa menjadi dibeberapa
8. masa menjadi massa
9. minumminuman menjadi minum-minuman
khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat.
5
Perbaikan : 10. tarap menjadi tahap
11. baikburuknya menjadi baik - buruknya
yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang
diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan
sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan
moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak
kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas
ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada
permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihanlatihan6, nasehat-nasehat
yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang
diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi
remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk
mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan
tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk
perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang
teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat
yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah
terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa
yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga
berdampak timbulnya kenakalan remaja.
6
Perbaikan : 12. latihanlatihan menjadi latihan - latihan
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar, Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan
teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya
malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun
akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia
akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering
melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh
dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.
Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan
dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
8
Perbaikan : 15. tempramen menjadi temperamen
16. Tak menjadi tidak
temannya. orang tua juga bisa bertanya pada teman terdekat anak atau guru di sekolah
untuk menanyakan hal yang ingin orang tua ketahui jika diperlukan.
9
Perbaikan : 17. mode menjadi model
18. lumenlearning menjadi lumen learning
tetap dianggap sebagai kejahatan di masa mendatang. Sebab, generasi selanjutnya yang
akan mendefinisikan penyimpangan sesuai dengan perkembangan di masyarakat.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt dalam buku Sosiologi tidak ada satu
pun penyimpangan yang berdiri sendiri. Status penyimpangan sangat ditentukan oleh
definisi penyimpangan yang dibuat oleh kelompok.
Penyimpangan sosial terjadi apabila:
Terdapat kesepakatan yang meluas (widespread consensus) di masyarakat dalam
bidang norma. Kesepakatan yang meluas ini, secara relatif dapat memudahkan seseorang
atau sekelompok orang untuk mengidentifikasi penyimpangan. Secara khusus
menimbulkan sanksi negatif, seperti gosip atau gunjingan, dan tindakan hukum.
Pemberian hukuman akan memperkuat pemahaman tentang tindakan atau perilaku
menyimpang pada kelompok yang terikat oleh seperangkat norma umum. Education.
uiowa menyebutkan sosiolog berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa
penyimpangan terjadi dalam masyarakat. Akhirnya, mengembangkan teori yang
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan dalam skala luas terjadi.
10
Perbaikan : 19. anomie menjadi anomi
20. penyimpangan menjadi Penyimpangan
21. perilaku menjadi Perilaku
22. widespread consensus menjadi Widespread Consensus
Reaksi masyarakat terhadap masing-masing orang yang dianggap menyimpang
akan memberikan konsekuensi yang berbeda-beda. Masalah sosial atau penyimpangan
yang dipandang membutuhkan pertimbangan khusus dan mendapat reaksi masyarakat.
Akhirnya, harus mendapatkan proses penanganan yang lebih formal dan seragam dengan
bantuan institusi hukum.
Dampak penyimpangan sosial bagi masyarakat:
Menciptakan norma dan memberi tahu11 anggota masyarakat tertentu bagaimana
berperilaku yang dapat diterima.
Mayoritas kelompok bersatu memandang pelaku penyimpangan sosial sebagai
penyakit. Akibatnya, pelaku kerap kali dikucilkan.
Terdapat parameter sosial yang menciptakan batasan antara populasi dalam berbagai
kelompok.
Pelaku penyimpangan sosial mulai berkelompok, meningkatkan solidaritas dalam
komunitas karena identitas mereka yang terstigmatisasi.
Berpotensi menyebabkan gangguan sosial. Namun, ketika penyimpangan sosial
dianggap lebih umum, masyarakat secara bertahap akan menyesuaikan diri.
11
Perbaikan : 23. memberi tahu menjadi memberitahu
24. Tejadinya menjadi Terjadinya
25. prilaku menjadi perilaku
7. Ketidak mampuan12 individu ata anggota masyarakat dalam menyesuaikan diri secara
psikologis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu,
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ke tahap selanjutnya
12
Perbaikan : 26. Ketidak mampuan menjadi Ketidakmampuan
27. ata menjadi atau
28. negative menjadi negatif
yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya
pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada waktu itu dia
memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya. Para ahli pendidikan sependapat
bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang
sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa.Ulah para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri sering
sekali mengusik ketenangan orang lain.
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma
yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap
menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan
norma dalam masyarakat. Bentuk penyimpangan sosial seperti Anomi (penyimpangan
sosial disebabkan oleh anomi, atau perasaan bahwa tujuan masyarakat atau sarana untuk
mencapainya tertutup bagi orang tersebut (dia tidak merasa diterima), Pengendalian
( Penyimpangan terjadi karena sosialisasi yang tidak tepat, yang mengakibatkan dalam
kurangnya pengendalian diri orang tersebut), Asosiasi diferensial (Orang menjadi pelaku
penyimpangan sosial akibat pergaulan dengan orang lain yang bertindak menyimpang),
Pelabelan ( Perilaku menyimpang tergantung pada siapa yang mendefinisikannya, dan
orang-orangnya dalam masyarakat mendefinisikan penyimpangan berdasarkan orang yang
berkuasa).
B. Saran
Penulis menyarankan dalam mengurangi tindak masalah remaja dan
penyimpangan sosial diharapkan adanya kontribusi dari keluarga dan masyarakat untuk
membina para remaja dalam hal akhlaq 13dan moral, kemudian membuat kegiatan yang
positif agar dapat mengurangi tindak masalah remaja dan penyimpangan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
https://ardra.biz/topik/faktor/-penyebab-terjadinya-penyimpangan-sosial-masyarakat/ diakses
pada 10 April 2021
13
Perbaikan : 29. penyimpangan menjadi Penyimpangan
30. akhlaq menjadi akhlak
31. dia menjadi Dia
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/upaya-pencegahan-penyimpangan-sosial-dalam-
keluarga-dan-masyarakat diakses pada 10 April 2021
https://www.happinest.id/7-cara-mengatasi-kenakalan-remaja-yang-wajib-dipahami-oleh-
para-orangtua-millennials/ diakses pada 10 April 2021
Bimo, Walgito. 1982. Kenakalan Anak. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi.
Fuad, Kauma. 1999. Sensasi Remaja di Masa Puber Dampak Negatif dan Upaya
Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.
Kartini, Kartono. 1998. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1659159/masalah-serius-yang-sering-menimpa-
remaja diakses pada 10 April 2021
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdI-ervinakhoi-5700-2-babii.pdf
diakses pada 10 April 2021