Anda di halaman 1dari 18

Nama : Nur Alia Balqis

NIM : 12020123727
Jurusan : Hukum Keluarga
Kelas : C
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Semester : 2 (Dua)
Tugas : Menganalisis kesalahan ejaan
MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
TENTANG
“Masalah Remaja dan Penyimpangan Sosial”

OLEH :
KELOMPOK 13

LOKAL C

1. HALFINDO SUTRIA (12020114270)


2. NUR ALIA BALQIS (12020123727)
3. SYAHRUL SYAHROBY (12020114463)

DOSEN PEMBIMBING : DESI DEVRIKA DEVRA, S.HI., M.SI

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan 1kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun
sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dengan judul “Masalah Remaja dan
Penyimpangan Sosial“.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Desi Devrika Devra, S.Hi., M.Si selaku
dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami
dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Pekanbaru, 08 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI

1
Perbaikan : 1. panjatkan menjadi ucapkan
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Pengertian Masalah Remaja.................................................................................3

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Remaja..........................................4

C. Solusi Mengatasi Masalah Remaja......................................................................7

D. Pengertian Penyimpangan Sosial.........................................................................9

E. Faktor-Faktor yang Memicu Terjadinya Penyimpangan Sosial.........................11

F. Upaya Untuk Mencegah Penyimpangan Sosial.................................................11

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................12

B. Saran...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan suatu masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-
kanak menuju dewasa. Masa remaja bisa juga dibilang sebagai masa yang
menyenangkan sekaligus masa yang sulit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008) disebutkan bahwa Remaja
dapat berarti mulai dewasa, atau sudah sampai umur untuk kawin, atau bisa juga disebut
sebagai anak muda atau pemuda.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya.
Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja. Remaja merupakan aset masa depan suatu
bangsa. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada
waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi
pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan 2moral yang semakin
melanda di kalangan sebagian pemudapemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan
kenakalan remaja. Dalam surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian
pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang
dilakukan oleh anakanak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus
kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang
kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya
mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang

2
Perbaikan : 2. kemorosotan menjadi kemerosotan
3. pemudapemuda menjadi pemuda – pemuda
4. anakanak menjadi anak - anak
lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi
kenakalan di kalangan remaja.

Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini
telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah
penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah
tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang
mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini
penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman
diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya
sosialisasi tentang penyimpangan sosial.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu masalah remaja ?
b. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi masalah remaja?
c. Bagaimana solusi mengatasi masalah remaja ?
d. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan sosial ?
e. Apa faktor-faktor yang memicu terjadinya penyimpangan sosial ?
f. Bagaimana upaya untuk mencegah penyimpangan sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2. Untuk mengetahui masalah pada remaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi remaja.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah remaja.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengertian penyimpangan sosisal3.
6. Untuk mengetahui upaya untuk mencegah penyimpangan sosial.

3
Perbaikan : 5. sosisal menjadi sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Remaja


Masa remaja merupakan suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu,
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ke tahap selanjutnya
yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya
pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada waktu itu
dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya.
Dengan demikian, masalah remaja selalu dikaitkan dengan kenakalan remaja
dikarenakan masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-
masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam4
gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di
rumah, sekolah atau di lingkungan pertemanannya. Orang tua harus selalu waspada dan
memberi perhatian penuh pada setiap perubahan tingkah laku atau rutinitas remaja agar
putra putri kesayangan Anda tidak lepas kendali. Remaja adalah waktu yang penuh
dengan kebingungan, bahkan hal-hal kecil akan tampak sangat besar bagi mereka. 
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan
kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri
ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan
minumminuman keras dan masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini.
Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia. Termasuk yang tidak luput dari
kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering melakukan
perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
di sekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara

4
Perbaikan : 6. beragam menjadi berbagai
7. di beberapa menjadi dibeberapa
8. masa menjadi massa
9. minumminuman menjadi minum-minuman
khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di
Illinois, Amerika Serikat.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Remaja


Ulah para remaja yang masih dalam tarap5 pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya
hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer
bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baikburuknya struktur
keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya
pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab
timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga

5
Perbaikan : 10. tarap menjadi tahap
11. baikburuknya menjadi baik - buruknya
yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang
diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan
sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya
dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Pembinaan
moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak
kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas
ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada
permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihanlatihan6, nasehat-nasehat
yang dipandang baik.
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang
diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat.
Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi
remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk
mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam
pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan
tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk
perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang
teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat
yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah
terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa
yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga
berdampak timbulnya kenakalan remaja.

6
Perbaikan : 12. latihanlatihan menjadi latihan - latihan
c. Pengaruh dari lingkungan sekitar, Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan
teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya
malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun
akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia
akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering
melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh
dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.

d. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri.
Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan
dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:


1. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu
dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat
saja. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya
hidup yang tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil
dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja
tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
2. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja
selaku anak dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan
berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam kekuarga7 dan putusnya komunikasi
antara 10 orang tua dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat
mengakibatkan remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan
waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-
minuman keras atau mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa
malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu
dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang
terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya
akan buruk bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja
itu adalah tipe orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun
mengganggu ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang
memiliki moral rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan
jelek. Untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang
lama dan hati yang penuh keikhlasan.

C. Solusi Mengatasi Masalah Remaja

1. Memberi Arahan Mengenai Bahaya Pergaulan Bebas


Cara ini bisa diawali dengan memberikan edukasi mengenai hal-hal yang
membuat anak remaja merasa penasaran, seperti bahaya seks bebas, narkoba,
minuman beralkohol, rokok, dan kebiasaan lain yang meresahkan. Memang, secara
umum pada usia remaja, anak tidak lagi mau menerima anjuran dari orangtua tanpa
adanya alasan yang jelas. Menekan anak menggunakan amarah justru akan membuat
remaja semakin penasaran mengapa hal-hal negatif begitu dilarang. Maka, orangtua
harus mampu memberi penjelasan mengapa anak harus menghindari pergaulan bebas
anak, serta memberi contoh positif.

2. Menjalin Komunikasi Efektif Dengan Anak


Kenakalan remaja sering disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara anak
dan orangtua. Untuk mengatasinya, orang tua harus bisa membangun komunikasi
dengan anak. Meski remaja sering menjaga jarak dengan orang tua, orang tua bisa
mencari cara untuk selalu mengajak anak berkomunikasi. Salah satu tips menghadapi
kenakalan remaja adalah meluangkan waktu untuk quality time bersama keluarga
7
Perbaikan : 13. kekuarga menjadi keluarga
14. orangtua menjadi orang tua
sambil melakukan diskusi sederhana dengan anak. Diskusi kecil seperti ini akan
membuat anak menjadi nyaman dalam bercerita, sehingga secara alami anak mau
menceritakan setiap masalah yang dihadapi kepada orang tua.

3. Tidak Bersikap Keras Tetapi Tegas


Menggunakan tempramen8 kini tak lagi relevan diterapkan pada remaja.
Melarang remaja melakukan sesuatu dengan amarah justru membuat remaja menjadi
lebih nakal. Bahkan ia berani melakukan sesuatu yang dilarang secara sembunyi-
sembunyi. Daripada menggunakan amarah, orang tua bisa menegur anak remaja
dengan cara yang tegas dan jelas. Memberi alasan adalah cara terbaik untuk
menunjukkan ketegasan. Jangan lupa untuk menerapkan peraturan dalam keluarga,
sehingga anak menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak. Tips mengatasi kenakalan
remaja berikutnya adalah menerapkan sistem hukuman yang positif untuk
memberikan efek jera terhadap anak. Misalnya, dengan memotong uang jajan jika
sang anak remaja membeli rokok, atau menambah jam belajar jika anak remaja
ketahuan bolos sekolah.

4. Mendukung Hobi Positif Anak


Salah satu cara mengatasi kenakalan remaja adalah dengan menyalurkan
energi remaja untuk melakukan hal-hal yang positif. Daripada gelisah melihat sang
anak berkeliaran di luar rumah, orang tua bisa mendukung hobi positif anak untuk
menghabiskan waktu luangnya. Tak hanya mampu mencegah anak menghabiskan
waktu untuk hal-hal yang negatif, cara ini bisa membuat anak lebih mendengar orang
tua, karena ia merasa dipahami. Dukungan terhadap hobi positif anak juga bisa
membuahkan prestasi yang tentu membuat orang tua menjadi bangga.

5. Mengawasi Pergaulan Anak Tanpa Mengendalikannya


Takut anak remaja salah pergaulan membuat banyak orang tua membatasi
pergaulan anaknya. Padahal, cara menghadapi kenakalan remaja dengan metode ini
akan membuat anak menjadi pribadi yang pilih-pilih teman dan kurang siap dalam
menghadapi kehidupan sosial ketika dewasa nanti. Daripada terus mengatur dan
membuat anak menjadi tidak jujur, orang tua hanya perlu mengawasi pergaulan
mereka. Mengawasi bukan berarti orang tua terus ikut campur mengenai pergaulan
anak. Hal ini bisa dilakukan dengan sesekali bertanya pada anak mengenai teman-

8
Perbaikan : 15. tempramen menjadi temperamen
16. Tak menjadi tidak
temannya. orang tua juga bisa bertanya pada teman terdekat anak atau guru di sekolah
untuk menanyakan hal yang ingin orang tua ketahui jika diperlukan.

6. Menguatkan Karakter Positif Anak


Kenakalan remaja tidak terjadi begitu saja. Ada lingkungan negatif yang
membuat anak remaja menjadi terpengaruh melakukan hal yang tidak bisa diterima
oleh masyarakat. Poin penting yang harus orang tua ketahui adalah mudahnya remaja
untuk dipengaruhi. Salah satu tips untuk mengatasi kenakalan remaja adalah
pembentukan karakter remaja positif anak sejak dini. Pembentukan karakter positif
inilah yang kemudian akan menjadi pelindung bagi remaja. Remaja dengan karakter
yang kuat dapat membedakan hal yang baik dan buruk untuk dilakukan, sehingga
tidak mudah terpengaruh dalam pergaulan.

7. Menanamkan Norma Agama Dan Sosial


Sebelum terjerumus dengan pergaulan yang salah, orang tua bisa menanamkan
nilai-nilai agama dan sosial yang kuat sejak dini. Mengingatkan anak tentang dampak
dari melanggar norma agama dan sosial akan membuat anak menjauhi pergaulan yang
negatif. Memberi contoh pada anak akan pentingnya beribadah untuk mencegah
perbuatan buruk juga perlu dilakukan oleh orang tua. Pahamilah juga bahwa
kenakalan pada remaja sering terjadi karena kurangnya kepedulian orangtua akan
pentingnya menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sebelum terlambat, orang tua
bisa mulai menanamkan nilai-nilai penting ini sejak dini.

D. Pengertian Penyimpangan Sosial


Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma
yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap
menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan
norma dalam masyarakat. Perilaku yang dianggap menyimpang sangat beragam, kadang-
kadang adalah sebuah mode9 atau kebiasaan baru.
Di masa lalu, berpegangan tangan saat berpacaran dianggap sudah melakukan
penyimpangan. Kini, hal itu dipandang biasa. Reaksi terhadap jenis penyimpangan yang
sama pun dapat berbeda-beda bentuknya, dari hanya sekadar gunjingan sampai pada
hukuman, demikian seperti dilansir courses lumenlearning. Contoh tersebut
membuktikan apa yang dipandang sebagai sebuah kejahatan saat ini, belum tentu akan

9
Perbaikan : 17. mode menjadi model
18. lumenlearning menjadi lumen learning
tetap dianggap sebagai kejahatan di masa mendatang. Sebab, generasi selanjutnya yang
akan mendefinisikan penyimpangan sesuai dengan perkembangan di masyarakat.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt dalam buku Sosiologi tidak ada satu
pun penyimpangan yang berdiri sendiri. Status penyimpangan sangat ditentukan oleh
definisi penyimpangan yang dibuat oleh kelompok.
Penyimpangan sosial terjadi apabila:
Terdapat kesepakatan yang meluas (widespread consensus) di masyarakat dalam
bidang norma. Kesepakatan yang meluas ini, secara relatif dapat memudahkan seseorang
atau sekelompok orang untuk mengidentifikasi penyimpangan. Secara khusus
menimbulkan sanksi negatif, seperti gosip atau gunjingan, dan tindakan hukum.
Pemberian hukuman akan memperkuat pemahaman tentang tindakan atau perilaku
menyimpang pada kelompok yang terikat oleh seperangkat norma umum. Education.
uiowa menyebutkan sosiolog berusaha untuk memahami bagaimana dan mengapa
penyimpangan terjadi dalam masyarakat. Akhirnya, mengembangkan teori yang
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan dalam skala luas terjadi.

Bentuk penyimpangan sosial:


 Anomi: penyimpangan sosial disebabkan oleh anomie10, atau perasaan bahwa tujuan
masyarakat atau sarana untuk mencapainya tertutup bagi orang tersebut atau dia tidak
merasa diterima.
 Pengendalian: penyimpangan terjadi karena sosialisasi yang tidak tepat, yang
mengakibatkan dalam kurangnya pengendalian diri orang tersebut.
 Asosiasi diferensial: Orang menjadi pelaku penyimpangan sosial akibat pergaulan
dengan orang lain yang bertindak menyimpang.
 Pelabelan: perilaku menyimpang tergantung pada siapa yang mendefinisikannya, dan
orang-orangnya dalam masyarakat mendefinisikan penyimpangan berdasarkan orang
yang berkuasa.
Keluarga menjadi pengendali sosial terdepan dalam masyarakat, mereka berperan
menjaga dan menyelamatkan individu dan kelompok dari penyimpangan. Dengan
semakin kompleksnya masyarakat, fungsi pengendalian ini meluas ke pihak lain di luar
keluarga, misalnya institusi agama, pendidikan, pekerjaan, dan politik atau pemerintah
yang melakukan pengendalian sosial formal dan informal terhadap anggota masyarakat.

10
Perbaikan : 19. anomie menjadi anomi
20. penyimpangan menjadi Penyimpangan
21. perilaku menjadi Perilaku
22. widespread consensus menjadi Widespread Consensus
Reaksi masyarakat terhadap masing-masing orang yang dianggap menyimpang
akan memberikan konsekuensi yang berbeda-beda. Masalah sosial atau penyimpangan
yang dipandang membutuhkan pertimbangan khusus dan mendapat reaksi masyarakat.
Akhirnya, harus mendapatkan proses penanganan yang lebih formal dan seragam dengan
bantuan institusi hukum.
Dampak penyimpangan sosial bagi masyarakat:
 Menciptakan norma dan memberi tahu11 anggota masyarakat tertentu bagaimana
berperilaku yang dapat diterima.
 Mayoritas kelompok bersatu memandang pelaku penyimpangan sosial sebagai
penyakit. Akibatnya, pelaku kerap kali dikucilkan.
 Terdapat parameter sosial yang menciptakan batasan antara populasi dalam berbagai
kelompok.
 Pelaku penyimpangan sosial mulai berkelompok, meningkatkan solidaritas dalam
komunitas karena identitas mereka yang terstigmatisasi.
 Berpotensi menyebabkan gangguan sosial. Namun, ketika penyimpangan sosial
dianggap lebih umum, masyarakat secara bertahap akan menyesuaikan diri.

E. Faktor-Faktor yang Memicu Terjadinya Penyimpangan Sosial

Tejadinya penyimpangan sosial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor


diantaranya adalah:
1. Perubahan nilai dan norma dari suatu periode ke periode waktu lain.
2. Tidak ada norma atau aturan yang bersifat mutlak yang bisa digunakan untuk
menentukan benar tidaknya prilaku seseorang sepanjang waktu.
3. Individu atau anggota masyarakat yang tidak mematuhi norma disebabkan karena
mengamati pihak lain yang tidak mematuhi atau karena mereka tidak diajarkan untuk
menaatinya.
4. Adanya individu atau anggota masyarakat yang belum memahami dan mendalami
norma atau belum menyadari kenapa suatu norma itu harus dipatuhi.
5. Adanya individu atau anggota masyarakat yang kurang atau tidak yakin dengan
kebenaran atau kebaikan norma.
6. Lemahnya ikatan dengan lembaga-lembaga sosial di masyarakat.

11
Perbaikan : 23. memberi tahu menjadi memberitahu
24. Tejadinya menjadi Terjadinya
25. prilaku menjadi perilaku
7. Ketidak mampuan12 individu ata anggota masyarakat dalam menyesuaikan diri secara
psikologis.

F. Upaya Untuk Mencegah Penyimpangan Sosial

Berikut beberapa upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan


masyarakat:
a. Pihak Keluarga
1. Memberikan contoh atau suri tauladan yang sesuai norma yang berlaku dari pihak
orang tua kepada anak-anaknya.
2. Membatasi dan mengawasi penggunaan media sosial kepada anak-anaknya.
3. Memberlakukan punish and reward dalam pola pengasuhan anak.
4. Mengajarkan dan memberikan pelajaran agama yang baik kepada anak-anak.
5. Meluangkan waktu dan perhatian kepada anak-anak setiap harinya saat bermain
dan mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.
b. Pihak Masyarakat
1. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dari pengaruh negative yang ada.
2. Memperbanyak kegiatan yang positif.
3. Mengadakan pertemuan rutin setiap minggunya untuk membahas persoalan yang
terjadi dalam masyarakat dan mencari solusinya.
4. Menetapkan suatu sanksi sosial kepada setiap pelanggar norma sosial yang terjadi
dalam masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu,
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak, untuk menuju ke tahap selanjutnya
12
Perbaikan : 26. Ketidak mampuan menjadi Ketidakmampuan
27. ata menjadi atau
28. negative menjadi negatif
yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya
pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada waktu itu dia
memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya. Para ahli pendidikan sependapat
bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang
sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa.Ulah para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri sering
sekali mengusik ketenangan orang lain.
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma
yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap
menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan
norma dalam masyarakat. Bentuk penyimpangan sosial seperti Anomi (penyimpangan
sosial disebabkan oleh anomi, atau perasaan bahwa tujuan masyarakat atau sarana untuk
mencapainya tertutup bagi orang tersebut (dia tidak merasa diterima), Pengendalian
( Penyimpangan terjadi karena sosialisasi yang tidak tepat, yang mengakibatkan dalam
kurangnya pengendalian diri orang tersebut), Asosiasi diferensial (Orang menjadi pelaku
penyimpangan sosial akibat pergaulan dengan orang lain yang bertindak menyimpang),
Pelabelan ( Perilaku menyimpang tergantung pada siapa yang mendefinisikannya, dan
orang-orangnya dalam masyarakat mendefinisikan penyimpangan berdasarkan orang yang
berkuasa).

B. Saran
Penulis menyarankan dalam mengurangi tindak masalah remaja dan
penyimpangan sosial diharapkan adanya kontribusi dari keluarga dan masyarakat untuk
membina para remaja dalam hal akhlaq 13dan moral, kemudian membuat kegiatan yang
positif agar dapat mengurangi tindak masalah remaja dan penyimpangan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
https://ardra.biz/topik/faktor/-penyebab-terjadinya-penyimpangan-sosial-masyarakat/ diakses
pada 10 April 2021

13
Perbaikan : 29. penyimpangan menjadi Penyimpangan
30. akhlaq menjadi akhlak
31. dia menjadi Dia
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/upaya-pencegahan-penyimpangan-sosial-dalam-
keluarga-dan-masyarakat diakses pada 10 April 2021
https://www.happinest.id/7-cara-mengatasi-kenakalan-remaja-yang-wajib-dipahami-oleh-
para-orangtua-millennials/ diakses pada 10 April 2021
Bimo, Walgito. 1982. Kenakalan Anak. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi.
Fuad, Kauma. 1999. Sensasi Remaja di Masa Puber Dampak Negatif dan Upaya
Penanggulangannya. Jakarta: Kalam Mulia.
Kartini, Kartono. 1998. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-1659159/masalah-serius-yang-sering-menimpa-
remaja diakses pada 10 April 2021
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdI-ervinakhoi-5700-2-babii.pdf
diakses pada 10 April 2021

Anda mungkin juga menyukai