Anda di halaman 1dari 21

KEHIDUPAN DAN KELOMPOK SOSIAL REMAJA

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Terapan Program Bimbingan Dan
Konseling Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Anis Havivin (2241040081)


Sartini (2241040062
Sefiya Mutiara Putri (2241040063

Dosen Pengampu :
Silvia Anggraini, M.Kes

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1445 H / 2023 M

i
KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil’alamin

Puji Syukur Penyusun Ucapkan Kepada Allah Swt. Yang Telah Memberikan
Kesempatan Dan Kesehatan Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Penulisan
Makalah Ini. Adapun Tugas Makalah Dibuat Ini Adalah Untuk Memenuhi Tugas
Dari Dosen Pada Mata Kuliah Psikologi Terapan Dengan Judul Makalah “Kehidupan
Dan Kelompok Sosial Remaja ”.
Penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya dukungan, do’a, dan

nasehat dari semuanya. Selanjutnya, penyusun ingin mengucapkan salam dan terima

kasih kepada:

1. Ibu Silvia Anggraini, M.Kes selaku dosen mata kuliah Kuliah psikologi

terapan

2. Untuk semua yang sudah ikut andil membantu baik materil dan non materil

serta waktunya untuk melengkapi proposal business plan ini.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

yang membangun, dan saran dari pembaca sangatlah dihargai. Penyusun sangat

beharap bahwa proposal business plan ini dapat memberikan kontribusi berharga bagi

para pembaca.

Bandar Lampung, 17 November 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Kehidupan Remaja dalam Lingkungan Sosialnya..............................................3

B. Permasalahan – Permasalahan Remaja dengan Lingkungan Sosialnya.............5

C. Penyimpangan – Penyimpangan Remaja terhadap Lingkungan Sosialnya........9

D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Remaja yang Menyimpang dan cara


mengatasinya............................................................................................................14

BAB III.......................................................................................................................16

PENUTUP..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah tahapan perkembangan yang pada umumnya dimulai
sekitar usia 12- 21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria (Mappiare 1982).
Sedangkan menurut Piaget dan Hurlock (1991), remaja adalah suatu usia dimana
seorang anak tidak merasa berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan
merasa sama atau paling tidak sejajar.

Masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan) dari masa anak-anak
menjadi dewasa. Masa inilah yang mengakibatkan remaja selalu mengalami gejolak
dalam mencari identitasnya.

Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang aneh, karena dalam


kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang
berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang dianut oleh
orang dewasa terutama orang tuanya. Dalam berusaha menyesuaikan diri dengan
situasi tertentu, mereka akan menggunakan cara-cara tersendiri. Pola, sikap, dan
perilaku yang dihargai oleh sesame remaja (peer group) dianggap sebagai pengakuan
terhadap superioritas pribadi yang perlu ditegakkan, sehingga konformitas perilaku
selalu muncul dalam kelompok ini. Berbagai saluran pelepas ketegangan diciptakan
oleh kelompok remaja untuk mengurangi kegelisahan yang dialaminya, misalnya
dengan cara membunyikan radio keras-keras, tertawa terbahak-bahak, begadang
dengan sesama teman, ngebut-ngebutan dijalan, dan lain sebagainya. Disamping itu,
kelompok ini seringkali juga mengembangkan bahasa khusus yang sulit dimengerti
oleh kelompok diluar peer groupnya.

Berdasarkan beberapa fakta diatas, kami tertarik untuk menganalisa lebih lanjut
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan remaja terhadap kelompok
sosialnya yang selanjutnya tulisan ini kami beri judul “ Kehidupan Remaja dalam
Lingkungan Sosialnya”. Dalam tulisan ini kami akan mengkaji mengenai kehidupan

1
remaja dalam lingkungan sosialnya, masalah-masalah remaja dengan lingkungan
sosialnya, dan bentuk-bentuk perilaku menyimpang remaja terhadap lingkungan
sosialnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kehidupan Remaja Dalam Lingkungan Sosialnya ?

2. Apa Saja Masalah Yang Muncul Dalam Kehidupan Remaja Dengan


Lingkungan Sosialnya ?

3. Apa Saja Perilaku-Perilaku Menyimpang Remaja Terhadap Lingkungan


Sosialnya ?

4. Apa Saja Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Remaja yang


Menyimpang?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kehidupan Remaja Dalam Lingkungan Sosialnya

2. Untuk Menjelaskan Masalah Yang Muncul Dalam Kehidupan Remaja


Dengan Lingkungan Sosialnya

3. Untuk Mengetahui Perilaku-Perilaku Menyimpang Remaja Terhadap


Kehidupan Sosialnya.

4. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perilaku Remaja


Yang Menyimpang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Remaja dalam Lingkungan Sosialnya


Remaja dalam masanya akan berinteraksi dengan berbagai lingkungan. Dan
semua lingkungan mempunyai peranan penting dan memiliki aturan mainnya
sendiri. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai kehidupan remaja dalam
lingkungan sosialnya.

1. Kehidupan Remaja di Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang berhubungan dengan remaja.


Pengeruh lingkungan keluarga sangat penting terhadap kehidupan remaja.
Namun, seringkali aturan yang diterapkan oleh keluarga bertentangan dengan
keinginan mereka, hal itu sering terjadi karena kerasnya kebijakan orang tua
yang ingin menguasai sikap dan perilakunya.

Namun, seringkali terjadi kesalah pahaman antara orang tua dengan si anak.
Hal itu sering di picu karena pandangan anak yang sedang memasuki fase
pertengahan dan emosinya yang labil serta orang tua yang tidak bisa
memahami kehidupan remaja. Remaja mengangggap orang tua terlalu sibuk
bekerja dan kurang perhatian kepada anak. Sedangkan orang tua melihat anak
pada zaman sekarang sulit diatur, berbeda dengan anak pada zaman dulu.
Orang tua masih menerapkan model pendidikan zaman dulu yang cenderung
mengatur anak.

3
Orang tua mengabaikan bahwasanya terdapat perbedaan pada
perkembangan anak zaman sekarang dan zaman dahulu. Tapi, sebagian orang
tua ada juga yang menganggap bahwa anaknya sudah dewasa dan bisa
mengatur kehidupannya sendiri.

2. Kehidupan Remaja di Lingkungan Sekolah

Kehidupan remaja di sekolah sering berkaitan dengan kehidupan remaja di


rumah karena tidak jarang anak yang melampiaskan semua masalah yang
berhubungan dengan keluarga di sekolah. Namun, sebaliknya ada juga
sebagian remaja yang mendapatkan banyak hal yang tidak bisa mereka
dapatkan sebelumnya dari keluarga, dapat mereka temukan di lingkungan
sekolah.

Teman-teman di sekolah juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan


remaja di sekolah. Biasanya, mereka mudah terpengaruh dengan sifat teman-
teman mereka. Hal inilah yang menyebebkan para remaja harus memilih
teman bergaul mereka. Karena apabila mereka salah memilih, akibatnya
kehidupan mereka di sekolah menjadi kacau.

3. Kehidupan Remaja di Lingkungan Masyarakat

Sesungguhnya interaksi yang baik dan benar antara masyarakat dan remaja
mempunyai pengaruh besar dalam mengurangi krisis keremajaan dan
membantu mempercepat proses kematangan dan kedewasaan remaja. Kajian
modern telah menunjukkan bahwa masyarakat yang harmonis dan tentram,
akan menghasilkan remaja yang harmonis dan tentram juga.

Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan hasil dari


hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus menerus antara pribadi
dengan lingkungannya. Bagi remaja, lingkungan sosial merupakan sumber
inspirasi dalam mengembangkan kepribadiannya sehingga baik buruknya

4
lingkungan sosial mampu mempengaruhi baik buruknya kepribadian seorang
remaja.

B. Permasalahan – Permasalahan Remaja dengan Lingkungan Sosialnya.


Dalam pembahasan kali ini kami akan membicarakan mengenai
permasalahan-permasalahan yang dialami remaja dengan lingkungan sosialnya 1.
Permasalahan Remaja dengan Orang Tua.

Dalam sebuah keluarga seringkali muncul sebuah konflik antara orang tua
dengan anak-anaknya yang menginjak remaja. Masalah-masalah yang dihadapi
para orang tua dengan anak remaja mereka seringkali disebabkan oleh
komunikasi yang kurang baik antara kedua belah pihak. Komunikasi yang kurang
baik tersebut biasanya dikarenakan oleh beberapa factor, diantaranya adalah :

a. Orang tua biasanya merasa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari
kedudukan anaknya yang menginjak remaja, akibatnya terjadi benturan
kesalahfahaman antara remaja yang mulai merasa dewasa dengan orang
tua yang menggunakan otoritasnya secara berlebihan.

b. Orang tua dan remaja tidak mempergunakan bahasa yang sama sehingga
sering menimbulkan salah faham. Biasanya orang tua hanya sering
memberikan informasi tanpa ikut serta memecahkan masalah yang
dihadapi remaja.

c. Karena kesibukan masing-masing. Seringkali komunikasi orang tua


dengan anak remajanya hanya terjadi dalam waktu yang singkat dan lebih
banyak bersifat formal.

d. Dalam keluarga seringkali remaja kurang diberi kesempatan dan


kebebasan untuk mengembangkan idenya secara bebas.

5
e. Perbedaan kepentingan seringkali juga dapat menimbulkan adanya
ketegangan dan konflik , karena munculnya perbedaan kriteria dalam
memandang suatu permasalahan.

Hambatan-hambatan komunikasi datas dapat ditangani dengan inisiatif yang


datang dari orang tua. Orang tua yang mendidik anaknya dengan apa yang mereka
inginkan atau membiarkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan
mereka bukanlah merupakan hal yang bijak. Bimbingan melalui dialog, diskusi,
dan pertimbangan dalam setiap permasalahan perlu selalu dilakukan.

1. Permasalahan Remaja dengan Sekolah dan Guru

Hubungan seorang remaja dengan sekolah dan guru sangat erat


kaitannya mengingat pada usia remaja ini menempuh pendidikan merupakan
salah satu tugas dari perkembangan seorang remaja. Dalam hal ini sekolah
dan guru berperan dalam menanamkan nilai-nilai dan pusat informasi
mengenai perkembangan ilmu pengetahuan yang nantinya juga akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadian remaja selanjutnya.

Namun, biasanya hubungan remaja dengan sekolah dan guru seringkali


memunculkan problem. Problem yang muncul dalam kehidupan remaja dalam
lingkungan sekolah seringkali termanifestasi dalam bentuk kesulitan dalam
menghadapi pelajaran di sekolah, baik dalam lisan, tulisan, maupun
penyelesaian tugas. Keluhan semacam ini bukan timbul karena reaksi spontan
terhadap suatu keadaan, melainkan akibat dari satu rangkaian peristiwa yang
sudah berlangsung lama atau berlarut-larut.

Remaja yang mengalami problem disekolah pada umumnya


mengemukakan keluhan bahwa mereka tidak ada minat terhadap pelajaran,
prestasi belajar menurun, kemudian timbul perilaku yang menyimpang seperti
membolos, melanggar tata tertib, menentang guru, berkelahi, dan lain-lain.

6
Hal ini karena adanya factor-faktor negative yang mempengaruhi, diantaranya
adalah :

a. Kurang adanya kematangan fisik, mental, dan emosi sesuai dengan teman
sebaya.

b. Adanya hambatan fisik atau kelainan organisme, baik pendengaran,


penglihatan, cacat tubuh, dan sebagainya.

c. Kemampuan yang kurang atau justru terlalu tinggi.

d. Adanya hambatan atau gangguan emosi akibat tekanan dari orang dewasa
khususnya guru sebagai pendidik di sekolah.

Untuk itu guru dalam proses belajar mengajar hendaknya dapat memilih
dan menggunakan teknik mengajar yang dapat meningkatkan peran serta
remaja di dalam kelas.

2. Permasalahan Remaja dengan Teman Sebaya

Interaksi teman sebaya pada masa remaja memegang fungsi yang lebih
dibandingkan pada masa anak-anak. Remaja sangat membutuhkan pengakuan
dari teman sebayanya. Menurut Hurlock (2000:307) jika seorang remaja tidak
mendapat pengakuan dari teman sebayanya maka akan mengalami hal-hal
berikut :

a. Akan merasa kesepian karena kebutuhan sosial mereka tidak terpenuhi

b. Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman

c. Anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan yang


dapat menimbulkan penyimpangan kepribadian

d. Kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk


menjalani proses sosialisasi

7
e. Akan merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang
dimiliki teman sebaya mereka

f. Sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan ini


akan meningkatkan penolakan kelompok terhadap mereka dan
semakin memperkecil peluang mereka untuk mempelajari berbagai
keterampilan sosial.

g. Akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi sosial yang


menyebabkan mereka cemas, takut, dan sangat peka.

h. Sering melakukan penyesuaian diri secara berlebihan dengan harapan


meningkatkan penerimaan sosial mereka.

Menurut Hurlock , manfaat yang diperoleh jika seorang remaja dapat


diterima dengan baik oleh teman sebayanya :

a. Merasa senang dan aman

b. Mengembangkan konsep diri menyenangkan karena orang lain


mengakuinya

c. Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola perilaku yang


diterima secara sosial dan keterampilan sosial yang membantu
kesinambungan dalam situasi sosial

d. Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian mereka keluar dan


untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu diluar diri mereka

e. Menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh


tradisi sosial

3. Permasalahan Remaja dengan Masyarakat

Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan


bermasyarakat diantaranya adalah permasalah gaya hidup, ada banyak

8
penanaman persepsi yang salah terhadap gaya hidup para remaja saat ini.
Gaya hidup yang merusak terkadang malah dianggap sebagai gaya hidup
modern dan gaul. Misalnya, seorang remaja yang tidak mau mengkonsumsi
narkoba dianggap kampungan.

C. Penyimpangan – Penyimpangan Remaja terhadap Lingkungan Sosialnya


Kegagalan remaja dalam melakukan tugas perkembangannya termasuk dalam
menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya sering menimbulkan konflik-
konflik internal maupun konflik eksternal yang mengarah pada munculnya
perilaku menyimpang atau kenakalan remaja. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada dasarnya perilaku menyimpang yang muncul pada remaja sebenarnya
merupakan kompensasi dari segala kekurangan dan kegagalan yang dialaminya.

Perilaku menyimpang pada remaja pada umumnya merupakan kegagalan


sistem kontrol diri terhadap impuls-impuls yang kuat dan dorongan instingtif.
Impuls-impuls tersebut disalurkan lewat perilaku kejahatan , kekerasan, agresi
dan sebagainya yang dianggap mengandung nilai lebih oleh kelompok remaja
tersebut.

Perbedaan antara remaja yang berperilaku normal dengan remaja yang


berperilaku menyimpang dapat dilihat dari tiga dimensi perbedaan yaitu :
perbedaan dalam struktur intelektualnya, perbedaan fisik dan psikis, serta
perbedaan ciri karakteristik individual. Berikut keterangan mengenai ketiga
dimensi tersebut.

a. Perbedaan struktur intelektual

Pada umumnya kelompok remaja yang berperilaku menyimpang mempunyai


intelegensi yang berbeda dengan intelegensi rata-rata anak-anak yang normal,
yaitu nampak pada perbedaan fungsi-fungsi kognitif pada mereka. Pada
umumnya kelompok menyimpang ini mempunyai nilai yang lebih rendah
pada tugas-tugas prestasi tetapi mempunyai nilai lebih pada nilai keterampilan

9
verbal. Kelomp[ok ini pada umumnya kurang toleran terhadap hal-hal yang
abigious dan kurang mampu memperhitungkan dan menghargai perbedaan
perilaku serta pribadi orang lain.

b. Perbedaan fisik dan psikis

Anak-anak yang berperilaku menyimpang nampak “ idiot secara moral “ dan


pada umumnya memiliki ciri karakteristik yang khas dalam fungsi psikologis.
Hal-hal yang nampak berbeda diantaranya adalah : lebih lamban dalam
mereaksi terhadap stimuli kesakitan, dan menunjukkan ketidak matangan
jasmaniah atau anomali perkembangan tertentu.

c. Perbedaan ciri karkteristik individual

Remaja yang berperilaku menyimpang memiliki ciri kepribadian khusus yaitu


lebih berorientasi pada kehidupan masa sekarang yaitu bersenang – senang
dan puas pada hari ini dan kurang memperhitungkan hari esok. Kebanyakan
dari mereka mengalami gangguan secara emosional akibat banyaknya konflik
yang tak terselesaikan. Disamping itu, karena kelompok ini kurang
bersosialisasi dengan lingkungan sosial yang normal sehingga kelompok ini
kurang mampu mengenal norma-norma kesusilaan yang ada serta kurang
bertanggung jawab secara sosial karena pada umumnya kelompok ini hidup
dalam situasi miskin norma.

Bentuk perilaku menyimpang remaja dapat dibagi menjadi empat kelompok


besar, yaitu :

1. Delinkuensi Individual

Yaitu perilaku menyimpang yang berupa tingkah laku kriminal yang


merupakan gejala personal dengan cirri khas jahat yang disebabkan oleh
kecenderungan penyimpangan tingkah laku psikopat, neurotis, dan anti sosial.

10
Penyimpangan ini dapat diperparah dengan stimulus sosial yang buruk, teman
bergaul yang tidak tepat, dan kondisi kultural yang kurang menguntungkan.

2. Delinkuensi Situasional

Bentuk penyimpangan tipe ini pada umumnya dilakukan oleh remaja


dalam klasifikasi normal yang banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan
situasional baik yang berupa stimulasi sosial maupun kekuatan tekanan
lingkungan teman sebaya yang semuanya memberikan pengaruh menekan dan
memaksa pada pembentukan perilaku menyimpamg.

Penyimpangan dalam bentuk ini sering muncul sebagai akibat


transformasi kondisi psikologis dan reaksi terhadap pengaruh eksternal yang
bersifat memaksa. Dalam kehidupan remaja, situasi sosial eksternal yang
menekan terutama dari kelompok sebaya dapat dengan mudah mengalahkan
unsur internal yang berupa pikiran sehat sehingga memunculkan tingkah laku
menyimpang.

3. Delinkuensi Sistematik

Perbuatan menyimpang pada anak-anak remaja dapat berkembang


menjadi perilaku menyimpang yang diorganisir dalam bentuk suatu organisasi
kelompok sebaya yang berperilaku seragam dalam pemyimpangan. Kumpulan
tingkah laku menyimpang yang diorganisir dalam pengaturan status, norma
dan peranan tertentu akan memunculkan sikap moral yang salah dan justru
muncul rasa kebanggan terhadap perbedaan-perbedaan dengan norma umum
yang berlaku.

Semua perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh anggota


kelompok ini kemudian dirasionalkan dan dilakukan pembenaran sendiri oleh
seluruh anggota kelompok, sehingga perilaku menyimpang yang dilakukan
menjadi terorganisir dan sistematis sifatnya. Dorongan berperilaku
menyimpang pada kelompok remaja terutama muncul pada saat setengah

11
sadar, karena berbagai sebab dan berada dalam situasi yang tidak terawasi
olek kontrol diri dan kontrol sosial. Lama kelamaan perilaku menyimpang ini
diulang dan diulang kembali, dan kemudian dirasakan enak dan
menyenangkan yang kemudian diprofesionalisasikan yang pada akhirnya
kemudian digunakan untuk menegakkan gengsi secara tidak wajar.

4. Delinkuensi Komulatif

Pada hakekatnya bentuk delinkuensi merupakan produk dari konflik budaya


yang merupakan hasil dari banyak konflik kultural yang kontroversi dalam
iklim yang penuh konflik. Perilaku menyimpang tipe ini memiliki ciri yaitu:

a. Mengandung banyak dimensi ketegangan syaraf, kegelisahan batin,


keresahan hati hati pada remaja, yang kemudian disalurkan dan
dikompensasikan secara negatif pada tindakan kejahatan dan agresif tak
terkendali.

b. Merupakan pemberontakan kelompok remaja terhadap kekuasaan dan


kewibawaan orang dewasa yang dirasa berlebihan. Untuk dapat
menemukan identitas diri lewat perilaku yang melanggar norma sosial
dan hukum.

c. Diketemukan adanya banyak penyimpangan seksual yang disebabkan


oleh penundaan usia perkawinan , jauh sesudah kematangan biologis
tercapai dan tidak disertai oleh kontol diri yang kuat, hal ini terjadi karena
sulitnya lapangan pekerjaan ataupun sebab-sebab yang lain.

d. Banyak diketemukan munculnya tindakan ekstrim radikal yang dilakukan


oleh kelompok remaja, yang menganggu dan merugikan kehidupan
masyarakat, yaitu cara untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan
dengan menggunakan cara-cara kekerasan, penculikan, penyandraan dan
sebagainya.

12
Dengan mencermati bentuk perilaku menyimpang diatas, maka secara fisik
wujud dari perilaku menyimpang dapat berupa perilaku sebagai berikut :

a) Main kebut-kebutan di jalan. hal tersebut dapat mengganggu


keamanan, keselamatan dan membahayakan jiwa diri sendiri maupun
orang lain.

b) Perilaku ugal-ugalan, brandalan, uarakan dan perilaku-perilaku lain


yang mengacaukan lingkungan sekitar. Hal ini sering dilakukan
sebagai akibat kelebihan energi dan dorongan primitif yang tak
terkendali, serta upaya mengisi waktu luang tanpa bimbingan orang tua
dewasa.

c) Perkelahian antar individu, antar geng, antar kelompok, antar sekolah


ataupun antar suku, yang kesemuanya menunjukkan akibat negatif.

d) Membolos sekolah dan bergelandangan sepanjang jalan atau


bersembunyi di tempat terpencil sambil melakukan berbagai
eksperimen perilaku asosial.

e) Perilaku kriminalitas yamg berupa perbuatan mengancam, intimidasi


memeras, merampas dan sebagainya

f) Berpesta pora sambil mabuk-mabukan dan melakukan perbuatan seks


bebas yang menggangu lingkungan

g) Pemerkosaan dan agresifitas sosial atau pembunuhan karena motif


seksual atau dorongan oleh reaksi-reaksi konpensatoris dan peranan
inferior yang menuntut pengakuan diri

h) Kecanduan dan ketagihan obat terlarang yang erat kaitanya dengan


tindak kejahatan.

13
i) Perjudian dan bentuk-bentuk permainan dengan taruhan yang
mengakibatkan kriminalitas

j) Perbuatan anti sosial dan asosial yang disebabkan oleh gangguan


kejiwaan pada anak-anak remaja simptomatik, neurotic dan gangguan
jiwa lain

k) Penyimpangan-penyimpangan perilaku lain yang disebabkan oleh


kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi disebabkan
organ-organ inferior.

D. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perilaku Remaja yang Menyimpang


dan cara mengatasinya
1. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku remaja yang menyimpang antara
lain:

a. Reaksi frustasi diri

b. Gangguan berfikir dan intelegensi pada diri remaja

c. Kurangnya kasih sayang keluarga atau orang tua

d. Kurangnya pengawasan dari orang tua

e. Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern

f. Dasar-dasar agama yang kurang

g. Tidak adanya media penyalur bakat atau hoby

h. Masalah yang di pendam

i. Keluarga broken home

j. Pengaruh kawan sepermainan

k. Persoalan nilai dan kebenaran yang kurang ditanamkan oleh orang tua.

l. Timbulnya organisasi-organisasi non formal yang berperilaku


menyimpang

14
m. Timbulnya usaha-usaha untuk mengubah keadaan sesuai trend

2. Cara untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja :

a. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian serta


kasih sayangnya kepada sang anak. Jadilah tempat curhat yang nyaman
sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan

b. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini

c. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak namun tidakj


berlebihan. Termasuk disini media komunikasi seperti televise, radio,
akses internet , hand phone , dll.

d. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.

e. Sebagai orang tua sebisa mungkin mendukung hoby atau bakat anak-anak
yang bernbilai positif dan memfasilitasi hoby mereka agar anak remaja
dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Remaja dalam masanya akan berinteraksi dengan berbagai lingkungan.


Dan semua lingkungan mempunyai peranan penting dan memiliki aturan mainnya
sendiri.

Kelompok sosial tersebut adalah himpunan atau satu kesatuan manusia


yang hidup bersama dan adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut
antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan
suatu kesadaran untuk saling tolong- menolong serta adanya organisasi antara
anggotanya.

Kelompok sosial dibedakan menjadi kelompok primer, kelompok


sekunder, kelompok formal dan informal, dan hubungan in-group dan out-group

Adapun ciri-ciri kelompok sosial yang kompak yaitu terdapat motif-motif


yang sama, terdapat reaksi-reaksi dan kecakapan yang berlainan antar anggota
kelompok, terdapat penegasan struktur kelompok, dan adanya penegasan norma-
norma kelompok.

B. Saran

Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang kondisi
sosial yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai makhluk sosial
seharusnya peka terhadap lingkungan sekitar. Khususnya pada kelompok sosial.
Pada kehidupan bermasyarakat terdapat kelompok sosial yang bermacam-macam.
Dan tentunya kita sebagai maklik sosial pasti termasuk kedalam keanggotaan
salah satu kelompok sosial.

Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam pendeskripsian kelompok


sosial dan kehidupan masyarakat. Masih banyak referensi yang lebih baik. Kritik

16
dan saran yang membangun semoga dapat membantu kami menyusun makalah
yang lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

A. Goldberg, Alvin, Carl E. Larson. Komunikasi Kelompok. Jakarta: Ul-Press, 1985


Ahmadi, Abu Psikologi Sosia, edisi revisil Jakarta: Rincka Cipta, 2007

Gerungan, W.A. psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2002

Muin, Idiant. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. 2013

Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Kelompok.

Tohirin. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madarasa, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009

Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,


Yogyakarta: Fitramaya.

Wiryanto, 2004. Im Komunikasi PT Gramedia, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai