Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

“KONSEP REMAJA DALAM MENCARI JATI DIRI”

Disusun oleh:
VANNESA CAHYA BENING (216210121)
TRI AYU APRILIA (216210429)
URWATUL UWUSQA ALYAMAR (216210071)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Kelas : 1B

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
Alamat : Jl. Kaharuddin Nst No. 113 Pekanbaru 28284
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsep remaja dalam
mencari jati diri ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen,
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang remaja dalam
mencari jati bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
2.1 Lebih Dalam Mengenal Konsep Diri Pada Anak Remaja. Fase-Fase
Mencari Jati Diri ................................................................................................. 2
2.2 Pengertian Umum Dari Konsep Diri ........................................................ 2
2.3 Proses Berkembangnya Konsep Diri ....................................................... 3
2.4 Hal-Hal Yang Bisa Dilakukan Agar Terciptanya Konsep Diri Yang
Positif Pada Remaja........................................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................ 6
PENUTUP ........................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 6

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa ini remaja sering mengalami
ketidakstabilan dalam emosi dan kejiwaan. Anak mulai dikatakan remaja jika sudah mencapai
usia 11-19 tahun. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang
remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati diri ini remaja cenderung salah dalam bergaul
sehingga banyak melakukan hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja
(Cahyaningsih, 2011, hlm.89).

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. bagaimana konsep remaja dalam mencari jati diri?


2. Hal apa saja yang dapat dilakukan Dalam mencar jati diri?
3. Apa itu konsep diri ?
4. Bagaimana Proses berkembangnya konsep diri?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan rumusan masalah di atas diharapkan dapat mengetahui tujuan penulisan dari
makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep remaja dalam mencari jati diri
2. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat dilakukan dalam mencari jati diri
3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu konsep diri
4. Untuk mengetahui bagaimana proses berkembangnya konsep diri

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lebih Dalam Mengenal Konsep Diri Pada Anak Remaja. Fase-Fase Mencari
Jati Diri

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini
remaja meninggalkan hal-hal yang berbau kekanak-kanakan untuk mempelajari perilaku baru.
Pada masa remaja terdapat banyak tantangan yang harus dilalui karena masa inilah para remaja
mulai mencari jati diri, mengembangkan sikap dan sifat, serta masa di mana rasa
keingintahuannya sangat tinggi sehingga selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Lalu, di
dalam masa perkembangan ini, perlunya penyesuaian mental, nilai, dan minat baru. Maka dari
itu, fase remaja merupakan masa perkembangan yang sangat penting.

Melihat banyaknya tantangan yang harus dihadapi remaja, membuat mereka harus hati-hati
untuk menghindari perilaku yang berisiko. Proses perkembangan tidak selalu berjalan sesuai
perkiraan dan harapan, terkadang ada faktor-faktor yang akan menghambat. Faktor penghambat
ini bisa berasal dari lingkungan yang tidak sehat. Sehingga, akan memberikan dampak yang
kurang baik pada masa perkembangan. Oleh sebab itu, hal yang penting diketahui adalah
konsep diri pada anak remaja.

2.2 Pengertian Umum Dari Konsep Diri

Pengertian umum dari konsep diri adalah sebuah konsep untuk memahami tingkah laku
manusia, serta memperlajari melalui baik interaksi dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun
dengan lingkungan di sekitarnya (Zulkarnair et al., 2020).

Konsep diri merupakan aspek yang penting dalam diri seseorang karena konsep diri seseorang
ialah kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Atau, konsep diri juga dapat
diartikan sebagai proses multidimensi dari internalisasi dan tindakan berdasarkan perspektif
sosial (Wood, 2013). Konsep diri pada masa remaja memberikan landasan tersendiri untuk
kehidupan remaja ke depannya. Pada dasarnya, ketika remaja berada di masa ini, mereka
mencoba berbagai macam peran dan karakter. Oleh karena itu, konsep diri pada masa remaja
menjadi periode kunci. Konsep diri bertambah stabil saat periode masa remaja.

Di dalam kehidupan, manusia memasukan banyak perspektif ke dalam dirinya, yang nantinya
hal itu akan menjadi bagian dari diri mereka melihat diri sendiri. Jadi, untuk mengenal diri
2
sendiri, biasanya berdasarkan dari interaksi yang diciptakan dengan orang lain. Sejak lahir,
manusia selalu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang, di mana manusia akan belajar
dari pandangan dan perspektif orang lain. Menurut George Herbet Mead (1934) terdapat dua
perspektif dalam mengembangkan konsep diri, yaitu perspektif orang terdekat dan perspektif
dari orang lain. Orang terdekat merupakan orang yang memberikan arti khusus dalam
kehidupan. Ketika masa remaja, orang-orang terdekat ini bisa meliputi anggota keluarga,
teman, dan guru.

2.3 Proses Berkembangnya Konsep Diri

Awalnya, proses berkembangnya konsep diri dimulai dalam keluarga, di mana setiap
individu belajar memandang dirinya dari anggota keluarganya. Kemudian, perspektif mengenai
diri sendiri akan bertambah jika berinteraksi dengan guru dan teman sebaya. Saat seorang
remaja mencari identitas dirinya dalam lingkup teman sebaya, mereka harus bisa menjauhi
lingkungan pertemanan yang negatif atau kurang baik karena hal ini rentan dengan munculnya
perilaku berisiko.

Masa remaja adalah masa-masa mereka mencari jati diri, yang mana hal ini akan mempengaruhi
tingkah lakunya dan mereka lebih mudah terbawa arus. Sampai saat ini, remaja masih sangat
membutuhkan bantuan dukungan dari orang tua dan lingkungan di sekitar mereka.

2.4 Hal-Hal Yang Bisa Dilakukan Agar Terciptanya Konsep Diri Yang Positif Pada
Remaja

Hal-hal yang bisa dilakukan agar terciptanya konsep diri yang positif pada remaja, seperti
melakukan aktivitas fisik, mencintai diri sendiri, fokus pada kelebihan yang dipunya, dan
membantu orang lain.

Perspektif orang terdekat memiliki pengaruh yang besar pada diri anak remaja karena perspektif
ini mengkomunikasikan “siapa” diri mereka melalui beberapa penilaian, yaitu penilaian
langsung, penilaian reflektif, skrip identitas, dan gaya kelekatan. Menurut Julia T. Wood (2018)
penilaian langsung (direct definition) adalah suatu pola komunikasi dari orang lain yang
menjelaskan siapa diri kita dengan memberikan lebel langsung sesuai dengan perilaku diri kita.
Orang terdekat ataupun orang lain dapat memberikan sebuah penilaian berdasarkan apa yang
harus dan tidak boleh dilakuan. Biasanya, orang tua berkata seperti ini untuk anak remaja
perempuan, “Jangan terlalu sering bermain, kamu harus belajar” atau “Anak perempuan harus
bisa memasak.” Sedangkan untuk remaja laki-laki, umumnya orang tua akan berkata “Jangan
3
cengeng” atau “Anak laki-laki harus kuat”. Adanya hal ini, membuat anak-anak khususnya para
remaja menginternalisasi harapan gender dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Penilaian
langsung dengan perspektif positif secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan diri
mereka. Begitu pula sebaliknya, perspektif negatif akan menghancurkan perasaan dan rasa
percaya diri seorang anak. Karena itu, dengan adanya penilaian langsung, anak remaja bisa
mempelajari mengenai nilai apa saja yang akan membentuk penilaian sesuai keinginan mereka
sendiri. Intinya, penilaian langsung dari orang terdekat bisa mendorong maupun merusak harga
diri anak.

Penilaian kedua, penilaian reflektif (reflective appraisal) merupakan perspektif terhadap


pandangan orang lain. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana cara kita memandang diri sendiri.
Orang lain adalah cermin diri sendiri. Maksudnya, orang lain akan memantulkan bayangan diri
kita sendiri yang nantinya akan membentuk perasaan diri sendiri. Tentunya penilaian reflektif
penting, terutama untuk para remaja. Sering kali anak remaja membutuhkan sebuah validasi
dari orang-orang di sekitarnya. Contohnya, orang lain mengatakan “Kamu sangat pintar,”
kemungkinan besar kita akan melihat diri sendiri seperti yang orang tersebut katakan. Namun,
dalam penilaian reflektif ada tiga penilaian, yang mana orang lain bisa berperan sebagai uppers,
downer, dan vulture. Orang yang berperan sebagai uppers ini menyampaikan hal-hal yang
positif dan kita cenderung akan merasa senang. Lalu, untuk peran downer, orang akan
memberikan penilaian yang negatif, seperti menekankan kekurangan, meremehkan, dan lain-
lain. Sedangkan vulture, mereka adalah bentuk dari penilaian downer yang lebih
ekstrem. Vulture selalu mencari-cari kesalahan dan memberikan kritikan tajam. Jadi sebisa
mungkin sebagai remaja, carilah teman yang memiliki tipe uppers setidaknya dua orang.

Selanjutnya adalah skrip indentitas (identy script), yang memilki arti aturan dalam kehidupan
dan pembentukan identitas diri. Skrip identitas bagaikan naskah disebuah film yang
mendefinisikan peran dalam kehidupan, bagaimana kita memainkan peran tersebut dalam alur
kehidupan kita. Biasanya skrip identitas mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam
keluarga. Contoh skrip identitas yang biasanya orang tua katakan disaat remaja, seperti
“Nikmatilah masa mudamu dengan hal yang positif” atau “Bersikap baiklah dengan tetangga”
dan masih banyak lagi.

Terakhir, yaitu gaya kelekatan (attachment styles). Gaya kelekatan merupakan pola pengasuhan
yang diajarkan pada anak agar bisa mengenali diri dan lingkungannya serta belajar melakukan
pendekatan pada lingkungan. Ada empat gaya berbeda dalam pola gaya kelekatan. Pertama,
gaya kelekatan aman, orang-orang terdekat mengkomunikasikan hal positif sehingga kita
4
merasa nyaman. Kedua, gaya kelekatan takut, biasanya orang terdekat berbicara secara negatif
sehingga kita merasa takut dan tidak nyaman. Ketiga, gaya kelekatan meremehkan, tercipta dari
pola asuh yang cuek sehingga menyebabkan sosok individu yang tidak peduli. Keempat, gaya
kelekatan cemas, orang terdekat berkomunikasi secara tidak konsisten yang menyebabkan
terjadinya kecemasan pada anak (Wood, 2013).

Dari semua penilaian diri ini menentukan tingkat harga diri yang akhirnya akan menentukan
perilaku seorang remaja. Ketika ada seseorang yang menghargai dirinya, dampaknya akan
positif pada dirinya. Begitu pun sebaliknya, semakin seseorang tidak bersikap baik pada
dirinya maka akan menimbulkan konsep diri yang negatif. Dengan kata lain, seorang remaja
harus bisa menentukan lingkungan hidup yang positif bagi dirinya agar terbentuknya konsep
diri yang positif. Akhir dari konsep diri ini, baik itu positif maupun negatif, akan berpengaruh
pada perilaku yang positif atau negatif juga.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini remaja
meninggalkan hal-hal yang berbau kekanak-kanakan untuk mempelajari perilaku baru. Pada
masa remaja terdapat banyak tantangan yang harus dilalui karena masa inilah para remaja mulai
mencari jati diri, mengembangkan sikap dan sifat, serta masa di mana rasa keingintahuannya
sangat tinggi sehingga selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.

Perspektif orang terdekat memiliki pengaruh yang besar pada diri anak remaja karena perspektif
ini mengkomunikasikan “siapa” diri mereka melalui beberapa penilaian, yaitu penilaian
langsung, penilaian reflektif, skrip identitas, dan gaya kelekatan.

Menurut Julia T. Wood (2018) penilaian langsung (direct definition) adalah suatu pola
komunikasi dari orang lain yang menjelaskan siapa diri kita dengan memberikan lebel langsung
sesuai dengan perilaku diri kita. Orang terdekat ataupun orang lain dapat memberikan sebuah
penilaian berdasarkan apa yang harus dan tidak boleh dilakuan.

Anda mungkin juga menyukai