Disusun Oleh :
M.Nouval Ghifari 021118043
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nya kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“TEMUKAN DAN KENALI KEUNIKAN DIRI SENDIRI” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tidak lupa saya ucapkan rasa terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmatnya sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi. Akhir kata, saya berharap agar karya ilmiah ini
bisa memberikan banyak manfaat kepada para pembaca. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata atau kata – kata yang kurang berkenan
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penerimaan Diri
2.2 Proses Pembentukan Konsep Diri
2.3 Konsep Diri Negatif dan Positif
2.4 Perubahan Konsep Diri dan Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih
baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun kecenderungan seseorang untuk menimbulkan
kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian
yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri. Sejauh
mana kepribadian terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk
perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa
dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit
manusia belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya.
Hal ini terjadi dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan
hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut. Mampu mengembangkan
potensi diri merupakan dambaan setiap individu. Mampukan seseorang mengembangkan potensi
dirinya secara efektif? Itu bergantung pada motivasi diri, karena pengembangan potensi diri
merupakan suatu proses yang sistematis dan bertahap.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat
optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya. Mengenal diri
sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari
kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri.
Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan
berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah
e. Pengungkapan diri
Pengungkapan diri mengandung arti bahwa penerimaan diri dapat ditempuh dengan upaya
mengasah keberanian untuk mengungkapan diri (pikiran, perasaan, atau lainnya) kepada orang
lain. Pengungkapan diri dapat memberi informasi kepada individu tentang siapa dirinya, sebab
dari interaksi tersebut individu akan mendapat feed back yang berguna untuk memperkaya
pengetahuan tentang dirinya. Pengungkapan pikiran atau perasaan hendaknya dilakukan secara
asertif sebab tindakan tersebut lebih mendukung pada perkembangan kepribadian yang sehat
daripada cara agresif maupun pasif. Menurut Allport (Sobur, 2003) elemen penting dalam
penerimaan diri adalah kemampuan mengontrol emosi. Upaya mengontrol emosi dapat
dilakukan melalui tindakan asertif, sebab di dalam asertif terdapat pengontrolan emosi sehingga
pengungkapan diri antar individu yang berkomunikasi dapat berjalan seimbang dan tidak ada
individu yang tersakiti atau menyakiti.
f. Penyesuaian diri
Dalam penerimaan diri terdapat penyesuaian diri. Individu yang tidak mampu menyesuaikan diri
menjadi tidak mampu untuk menerima dirinya sendiri. Misalnya, ketika individu memiliki cacat
pada tubuhnya, maka individu harus menyesuaikan diri dengan cacat tersebut, agar cacatnya
dapat diterima menjadi bagian dari dirinya. Sebaliknya, bila tidak mampu menyesuaikan diri
maka individu cenderung mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti terus menerus
mengeluh, putus asa, frustasi, mengacuhkan dirinya, dan lain-lain. Reaksi tersebut menunjukkan
bahwa individu berupaya melakukan penolakan terhadap cacat tubuhnya. Jika keadaan ini
dibiarkan maka individu tidak akan mampu menerima dirinya.
g. Memanfaatkan potensi secara efektif
Individu yang dapat memanfaatkan potensi dirinya secara efektif dapat membantu terciptanya
penerimaan diri. Penerimaan diri berarti mampu menerima diri apa adanya dan memanfaatkan
apa yang dimilikinya secara efektif. Pendapat Mappiare mengandung dua hal yaitu pertama,
proses penerimaan diri terdapat kemampuan untuk mengenali potensi diri. Kedua ada upaya
yang positif untuk memanfaatkan apa yang dimilikinya, hal itu berarti ada rencana untuk
mencapai masa depan yang baik.
Kesimpulannya, aspek-aspek dalam penerimaan diri meliputi pengetahuan diri, penerimaan diri
pantulan, penerimaan diri dasar, pembandingan antara diri yang riil dengan ideal, pengungkapan
diri, penyesuaian diri, memanfaatkan potensi secara efektif.
Harapan :
- Merupakan idealisme mengenai diri seseorang
- Karakteristik pribadi
- Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang
- Ekspresi verbalnya ‘saya seharusnya dapat menjadi …………..’.
Penilaian diri :
Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan harapan tentang
‘diri saya yang akan datang ‘. Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri
sendiri :
· Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’,
berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya.
· Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan
merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.
Ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya,
mempunyai harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
Dalam bermasyarakat kita menghadapi berbagai sikap dan perilaku yang berbeda-beda.
Penerapan konsep diri tergantung kepada dirinya sendiri, antara lain :
1) Dapat menyadari kelemahan dan kekurangannya
2) Pandai mengendalikan diri
3) Tenggang rasa
4) Berusaha jujur terhadap diri sendiri serta menyadari peranannya
Contoh :
- Mengambil keputusan tanpa mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang
sesungguhnya akan berakibat keputusan yang diambil kurang tepat. Dengan kata lain orang
yang mempunyai konsep diri positif akan mengambil keputusan tanpa emosional.
- Orang yang mempunyai sifat ‘mau menang sendiri’ (egois) tidak mau merubah diri untuk
tidak egois. Orang tersebut tidak mampu merubah dirinya atau merubah konsep dirinya yang
negatif.
Jadi konsep diri terbentuk melalui proses dimana seseorang telah dapat menemukan jati diri,
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Kemudian mampu menerima dirinya sebagai suatu
kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan
sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut,
seseorang perlu memiliki sikap percaya diri. Sikap percaya diri merupakan sikap seseorang yang
memiliki keyakinan teguh akan tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya
tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.
Seseorang yang bersikap percaya diri mengakui dua hal, yaitu ; (1) dirinya mempunyai hak dan
perasaan, (2) orang lain juga mempunyai hak dan perasaan. Menyadari kedua hal tersebut,
seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak orang lain.
Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang
yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu
dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang
tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk
kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki percaya diri : lebih baik
bertindak meskipun kemungkinan salah yang kemudian diselesaikan, daripada diam
menerimanya dengan bersungut-sungut di belakang (ngomel).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
§ Konsep diri seseorang adalah jawaban terhadap “siapa saja” bagaimana seseorang melihat
dirinya. Dengan demikian konsep diri merupakan titik pusat kesadaran perilaku seseorang.
§ Konsep diri merupakan dasar dari seseorang untuk menilai pengalaman diri sendiri serta dasar
untuk memperbaiki kekurangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
§ Konsep diri adalah seluruh persepsi tentang “aku” yang berhubungan dengan perasaaan,
keyakinan, nilai-nilai, kekurangan, kelebihan serta kemampuannya.
§ Konsep diri adalah sesuatu yang dinamis (terus berkembang) dan merupakan kumpulan dari
berbagai sikap seseorang yang positif. Seseorang yang memiliki konsep diri mempunyai identitas
diri yang jelas. Dengan melatih diri, seseorang akan mencapai tingkat kemantapan dalam
menentukan peran, dan dapat mengambil keputusan yang selaras, serasi dan seimbang dengan
keadaan, serta dapat mengembangkan konsep diri.
3.2 Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah
dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambah pengetahuan pembaca mengenai mengenal, menerima dam menghargai diri sendiri
dan orang lain. Di samping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
sehingga kami bisa menjadi lebih baik pada makalah asuhan keperawatan kami dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan. 1987. Konsep Diri Wanita sebagai Pimpinan dalam peranan Manajemen,
Jakarta.
John Robert Powers. 1977. Pelatihan Program Pengembangan Pribadi, Departemen Kesehatan
RI,Jakarta.
Kantor Menteri Negara UPW. 1993. Modul Latihan Manajemen dan Kepemimpinan Wanita-
Unit I,Jakarta.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. 2001. Teori-Teori Holistic.
Yogyakarta: Kanisus Media Nurmuharimah, Saniyanti. 2007. Get Smart PKN. Bandung:
Grafindo Media Pratama
Sumartono. 2004. Komunikasi Kasih Sayang. Jakarta: Gramedia Azizah, Ima. 2012. Mengenal
Diri Sendiri. http://iimazizah.wordpress.com/2012/10/22/mengenal-diri-sendiri/(pada tanggal 10
Oktober 2014)
Abdurrohman, Yusuf. 2013. Penerimaan diri Apa Adanya Adalah Modal. Diambil dari
http://www.yusufabdurrohman.com/2013/04/penerimaan-diri-apa-adanya-adalah-modal.html