Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DIRI

Mata kuliah : Psikologi Umum

Dosen Pengampu : Bapak Komari M. Si

Disusun Oleh:
1. Eka Ratri Yulianda (2204046027)
2. Seha Salsabil Laili (2204046029)
3. Zakana Istighfaruna (2204046030)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah swt atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Konsep Diri”. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Umum yang diampu oleh Bapak Komari, M. Si.

Dengan adanya tugas makalah ini, dapat membuat mahasiswa mampu untuk terus
belajar dan bisa memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca.
Bagaimanapun penyusun telah berusaha membuat makalah ini dengan sebaik mungkin,
namun tidak ada kesempurnaan dalam sebuah karya manusia. Penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, segala masukan,kritik dan
saran dari pembaca dapat menjadi acuan bagi penyusun dalam penyempurnaan dan
pembuatan makalah berikutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Semarang, Agustus 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsep diri adalah semua bentuk kepercayaan, perasaan, dan penilaian yang
diyakini individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi
sosial dengan lingkungan sekitar. Konsep diri terbentuk melalui pengalaman-
pengalaman yang berhubungan dengan lingkungan baik itu lingkungan keluarga,
maupun masayarakat. Konsep diri merupakan cara berpikir seseorang dalam
memandang pribadinya meliputi identitas, pikiran, perasaan, perilaku,
penampilan, dan karakteristik pribadi yang mempengaruhi seseorang dalam
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Konsep diri ?
2. Bagaimana Proses terbentuknya Konsep diri ?
3. Bagaimana perkembangan konsep diri ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hakikat konsep diri
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya konsep diri
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan konsep diri
4. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Konsep Diri

Setiap orang menyimpan gambaran mental tentang dirinya sendiri. Kita dapat
menganggap konsep diri sebagai diagram yang menggambarkan siapa diri kita. Hal-hal
yang kita suka (atau tidak suka) dan bagaimana perasaan kita tentang persepsi diri kita.
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan yang kita miliki tentang diri kita sendiri.
Salah satu faktor kunci dalam integrasi kepribadian adalah konsep diri, karena
mengandung motivasi perilaku dan pencapaian kesehatan mental. Kebanyakan pakar diri
sepakat bahwa konsep diri itu berbeda dan terstruktur dengan baik, sehingga membentuk
keseluruhan yang stabil. Sepanjang hidup, konsep diri terus tumbuh dan berubah, meski
sulit membedakan antara pertumbuhan dan perubahan konsep diri. Konsep diri
berkembang dan berubah seiring berjalannya waktu.

Perbedaan mendasar antara konsep diri dan objek sosial lainnya adalah kita
mengetahui lebih banyak tentang diri kita sendiri dibandingkan orang lain. Individu akan
bertindak dengan cara yang dihargai oleh orang lain, apalagi yang menurut individu
mampu ia lakukan, maka individu tersebut akan lebih besar kemungkinannya untuk
berhasil, dan jika individu tersebut merasa telah gagal melakukannya maka ia
menyiapkan dirinya untuk gagal. Dengan demikian, konsep diri sebagai bagian dari diri
mempengaruhi seluruh aspek pengalaman, termasuk pikiran, perasaan, persepsi, dan
perilaku individu.

Orang dengan harga diri yang tinggi sering kali memiliki serangkaian delusi positif –
persepsi diri yang positif dan hal ini memang benar adanya di dunia nyata. Namun,
penelitian menunjukkan bahwa banyak dari kita menganggap diri kita "di atas rata-rata"
dalam karakteristik tertentu, termasuk seberapa dapat dipercaya, obyektif, dan
kompetennya kita. Faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap perubahan konsep
diri ini yakni dapat dialamatkan pada perkembangan kognitif yang pasti mempengaruhi
perubahan struktur diri. Isi dari perkembangan konsep diri paling banyak berasal dari
interaksi dengan orang lain, yang dijelaskan oleh Mead mengenai diri adalah suatu
campuran tentang apa yang dipikirkan orang-orang signifikan di sekitar kita tentang kita.
Berikut beberapa para ahli terkait konsep diri :

1. Stuart dan Sudden dalam Heidemans , konsep diri adalah ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang melekat pada individu yang mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
2. Burn, mengatakan bahwa konsep diri merupakan suatu gambaran dari apa yang kita
pikirkan, yang orang lain berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa diri kita
inginkan, yang mana konsep diri merupakan berbagai kombinasi dari berbagi aspek
yaitu citra diri, intensitas afektiv, evaluasi diri dan kecenderungan member respon.
3. Hurlock, mengtakan bahwa konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki
seseorang tentang dirinya yang mencakup citra fisik dan psikologis.

Jadi konsep diri merupakan sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya
sendiri. terdapat dua konsep diri, yaitu tentang dirinya sendiri dari komponen kogitif dan
konsep diri komponen afektif. Komponen kognitif tersebut disebut juga self image dan
komponen afektif disebut sebagai komponen self esteem. Komponen kognitif merupakan
pengetahuan individu tentang dirinya yang mencakup pengethuan “siapa saya” yang
akan memberikan gambaran tentang diri saya, gambaran ini disebut citra diri. Sementara
itu, komponen afektif adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang akan
membentuk bagimana penerimaan terhdadap dirinya sendiri dan harga diri individu
tersebut. Konsep diri ini dapat digambarkan dalam istilah rentang diri kuat sampai lemah
atau positif sampai negatif yang kesemuanya tergantung pada kukatan individu dari
beberapa komponen konsep diri, ada tiga komponen konsep diri tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Self Ideal / diri ideal

Diri ideal adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku


sesuai standar pribadi. Standar dapat merujuk pada tipe orang yang diinginkan
seseorang atau serangkaian inspirasi, tujuan, atau nilai yang ingin dicapai. Ideal diri
mengaktualisasikan cita-cita atau harapan pribadi berdasarkan norma-norma sosial
dalam masyarakat dimana individu mengembangkan kapasitas adaptasi diri.
Pembentukan diri ideal dimulai pada masa kanak-kanak, dipengaruhi oleh orang-
orang yang penting baginya dan yang memberikan harapan atau persyaratan tertentu.
Seiring waktu, individu akan menginternalisasi harapan-harapan ini dan akan
membentuk dasar dari diri ideal mereka.

2. Self Image / Citra diri

Self image atau citra diri adalah salah satu komponen dalam konsep diri. Citra
diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang saat melihat dirinya sendiri, baik secara
fisik maupun kepribadian. Citra diri mencakup persepsi atau tanggapan, baik di masa
lalu maupun sekarang, terkait ukuran dan bentuk tubuh serta kemampuan pada
dirinya (fisik). Citra diri juga mencakup pandangan seseorang terhadap dirinya
sendiri, seperti cantik, baik, tinggi, hingga dermawan. Citra diri merupakan gambaran
mengenai diri individu atau jati diri seperti yang digambarkan atau yang
dibayangkan. Citra diri sering dianalogikan sebagai kartu identitas diri yang kita
perkenalkan kepada semesta alam. Citra diri yang positif dapat membantu seseorang
merasa lebih percaya diri dan mempengaruhi perilaku dan tindakan yang diambil.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk membangun citra diri yang positif dan
sehat.

3. Self Esteem / Harga diri

Harga diri merupakan penilaian individu terhadap hasil yang diperoleh dengan
menganalisis tingkat kesesuaian perilaku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan
merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu
akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai
atau diterima lingkungan. Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri karena
adanya tantangan baru, ketidakmampuan fisik, kehilangan perasaan dan sebagainya
Seseorang memiliki konsep diri yang baik berkaitan dengan harga diri apabila
mampu menunjukan keberadaannya dibutuhkan oleh orang banyak, dan menjadi
bagian yang dihormati oleh lingkungan sekitar. Berupa penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Penilaian harga diri didasarkan pada faktor internal dan eksteral, serta harga diri
tentang nilai diri.
B. Proses Terbentuk Konsep diri
Elizabeth B. Hurlock menegaskan bahwa konsep diri adalah hierarki. Konsep diri
dsar pertama kali dibentuk atas dasar pengalaman anak anak dirumah. Kosenp diri ini
terdiri dari beberapa konsep yang berbeda, yang masing-masing merupakan hasil
engalaman dengan seorang anggota keluarga. Konsep diri primer mencakup gambaran
diri (self image) baik itu fisik maupun psikologis. Pembentukan konsep diri
merupakan proses psikologis yang panjang. Joan Rais dalam Singgih Dirga Gunarsa
mengungkapkan konsep diri terbentuk atas dasar persepsi bahwa seseorang
mempunyai sikap orang lain terhadap dirinya.
Pada dasarnya konsep diri terdiri dari tahapan-tahapan yang paling mendasar
adalah konsep diri dasar, yang mana konsep ini terbentuk atas dasar pengalaman
lingkungan terdekatnya yaitu lingkungan rumah sendiri. Pengalaman berbeda-beda ia
terima melalui anggota keluarganya, mulai dari orang tua, nenek, paman atau seperti
saudara kandung lainnya. Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari
perbandingan antara dirinya dengan saudara-saudara yang lainnya. Baik itu konsep
peran, cita-cita maupun tanggung jawab dalam hidup ini, banyak hal yang ditentukan
berdasarkan didikan atau tekanan dari orang tua. Seiring bertumbuhnya anak, ia
mempunyai hubungan yang lebih luas dari sekedar hubungan di lingkungan rumah.
Dia memiliki lebih banyak teman, lebih banyak kenalan, dan karena itu lebih banyak
pengalaman. Pada akhirnya anak akan memperoleh kesadaran diri yang baru dan
berbeda dengan apa yang terbentuk di lingkungan keluarga dan akan menimbulkan
kesadaran diri sekunder.
Di dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut, setiap individu menunjukkan
bentuk perilaku yang berbeda-beda dan tertentu. Bentuk perilaku tersebut dilakukan
secara berulang-ulang dan akhirnya menjadi karakteristik dirinya yang disebut dengan
sifat. Sifat-sifat tersebut kemudian akan terorganisir dalam suatu bentuk karakteristik
yang unik dan khas dari kebiasaannya.

C. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri tidak berkembang dengan sendirinya, melainkan berkembang melalui


interaksi dengan orang lain, khususnya dengan lingkungan sosial. Menurut Calhaoun
dan Acocella (1990: 74-75), pada saat lahir manusia tidak memiliki konsep diri,
pengetahuan tentang dirinya sendiri. Namun lambat laun, seseorang mulai bisa
membedakan antara "aku" dan "bukan aku". Kemudian dia mulai menyadari apa yang
dia lakukan dan penguatan panca inderanya. Panca indera akan menguat dan mulai
membentuk gagasan tentang hubungan antara 'aku' dan 'bukan aku'. Manusia mulai
mempunyai kemampuan untuk melihat dan belajar lebih banyak tentang dunia yang
bukan dirinya. Dalam hal ini, ia membangun citra diri.

Kemajuan besar dalam pengembangan konsep diri terjadi ketika seseorang mulai
menggunakan bahasa, sekitar usia satu tahun. Seseorang akan memperoleh lebih
banyak informasi tentang dirinya dengan memahami perkataan orang lain. Selain itu,
ketika seseorang belajar berpikir dengan menggunakan kata-kata, saat itulah konsep
diri, baik positif maupun negatif, mulai terbentuk. Tentu saja, Konsep diri terus
berkembang sepanjang hidup, tetapi cenderung berkembang seiring dengan
perkembangan sejak masa kanak-kanak. Calhaoun dan Acocella (1990: 76-78)
mengemukakan bahwa sumber informasi penting dalam konsep diri antara lain:

1. Orang tua adalah penghubung sosial pertama dan terkuat seseorang hidup. Orang tua
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak-anaknya. Orang tua
merupakan orang pertama yang ia kenal dan menjadi sumber informasi yang paling
penting. Orang tua belajar mengevaluasi diri sendiri.
2. Teman sebaya. Selain kasih sayang orang tua, manusia juga membutuhkan
persetujuan teman sebayanya. Apa yang diungkapkan rekan-rekannya tentang dirinya
akan menjadi penilaiannya.
3. Masyarakat. Sama seperti orang tua dan teman, masyarakat juga mengajarkan
bagaimana cara mengidentifikasi dirinya. Dalam masyarakat terdapat norma-norma
yang membentuk citra diri seseorang. Misalnya, memperlakukan laki-laki dan
perempuan secara berbeda akan menyebabkan laki-laki dan perempuan akan berbeda
dalam berperilaku

Konsep diri terbentuk dikarenakan terdapat proses belajar Konsep diri tercipta karena
ada proses belajar tentang nilai-nilai batin, sikap, peran dan identitas dalam hubungan
interaksi antara diri sendiri dan kelompok utama yaitu keluarga. Hubungan tatap muka
dalam kelompok adalah cara yang bisa dilakukan seseorang memberikan umpan balik
kepada individu tentang cara penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri. Dalam satu
kata selain perkembangan setiap individu Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi
oleh manusia dan ,lingkungan sekitar. Semakin baik lingkungan maka perkembangan
setiap individu tentang konsep dirinya akan semakin baik pula begitupula sebaliknya.
Menurut Adler,Rosenfeld dan Towne dalam Heidemans pada tahun 2009, ada dua teori
tentang pembentukan konsep diri ini:

1. Reflected Appraisal

Teori ini menjelaskan bahwa konsep diri seseorang terbentuk atas pengaruh
lingkungan sekitar, bagaimana orang lain memberi respon dalam menilai individu
tersebut.

2. Social Comparison

Teori ini menjelaskan bahwa konsep diri berkembang melalui proses interaksi
seseorang dengan lingkungan sepanjang siklus hidupnya. Sesorang terus menerus
membentuk nilai-nilai kehidupan dan belajar dengan orang lain dilingkungannya.
Selama proses ini akan mengarah pada perbandingan yang dibuat seseorang diri anda
sendiri dan orang lain. Segala sesuatu yang dipelajari dan dialami oleh seorang
individu akan berkaitan dengan segala hal tentang dirinya yang akan dipersepsikan
kedalam diri dan membentuk citra diri atau gambaran diri terhadap diri sendiri.

D. Faktor- Faktor Konsep Diri

Pembentukan konsep diri ini tidak dapat terbentuk secara cepat, namun hal tersebut akan
memakan waktu yang relative lama. Pembentukan ini tidak dapat dikatakan bahwa reaksi
yang tidak biasa dari sesoerang yang dapat mengubah konsep dirinya. Ketika seseorang
lahir, individu tidak memi,iki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki penilaian
tentang dirinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan situasi serta
lingkungan,individu, mulai bias membedakan antara dirinya, orang lain dan benda benda
disekitarnya, serta pada akhirnya individu mulai melakukan penilaian yang berdampak
pada perkembangan inidividu tersebut.

Calhoun dan Acocela pada tahun 1999 mengemukakan bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang adalah orang tua, teman sebaya, masyarakat.
Persepsi diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda-beda pada setiap
orang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi diri, antara lain sebagai berikut.
1. Batasan Ekonomi

Lingkungan dengan kendala ekonomi dapat menimbulkan masalah perkembangan.


Kesulitan dalam kehidupan ekonomi dapat menyebabkan rendahnya harga diri pada
anak.

2. Kelas social

Kelompok yang menganggap dirinya minoritas cenderung memiliki harga diri yang
rendah. Hal ini berkaitan dengan kelas sosial mereka yang rendah.

Jalaluddin Rakhmat (2007: 100-104), memberikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi


diri yaitu orang lain dan kelompok rujukan.

1. Orang lain

Konsep diri dapat dibentuk melalui penilaian orang lain. Apabila seseorang diterima,
dihormati dan dihargai oleh orang lain karena keadaannya sendiri, maka orang tersebut
akan cenderung menghargai dan menerima dirinya sendiri. Sebaliknya, ketika orang lain
selalu memandang rendah, mengkritik, dan menyangkal dirinya, maka orang tersebut
akan cenderung membenci dirinya sendiri.

Semua orang lain tidak mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri sendiri. Ada pula
orang-orang yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang terdekat yang sering disebut
dengan saudara (orang paling penting). Ketika mereka masih anak-anak, mereka adalah
orang tua, saudara kandung, dan orang-orang yang tinggal serumah. Dari mereka,
seseorang secara bertahap membentuk citra dirinya.

2. Kelompok referensi

Kelompok referensi adalah kelompok keterikatan emosional seseorang. Kelompok


referensi mempengaruhi pembentukan konsep diri sendiri. Seseorang akan berperilaku
dan beradaptasi sesuai dengan karakteristik kelompoknya agar dapat diterima oleh
kelompoknya.

Husdarta dan Nurlan Kusmaedi (2010: 199-201) menguraikan beberapa faktor yang
mempengaruhi persepsi diri pada anak usia sekolah dasar, antara lain sebagai berikut.
1. Kondisi fisik

Kesehatan yang buruk atau cacat fisik menghambat anak-anak bermain atau
bertingkah seperti teman lainnya. Hal ini menyebabkan anak mempunyai pandangan
negatif terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya, fisik yang baik akan membantu anak
mempunyai citra diri yang baik.

2. Bentuk tubuh

Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kurus akan membuat dirinya memandang
dirinya berbeda dengan teman sebayanya. Sehingga membentuk citra diri yang
negatif pada dirinya.

3. Nama dan julukan

Nama atau nama panggilan yang mengejek menunjukkan minoritas pada anak,
sehingga berujung pada terbentuknya citra diri negatif pada anak.

4. Status social ekonomi

Anak-anak dengan status sosial yang tinggi merasa lebih baik dibandingkan teman-
temannya. Sebaliknya, anak dengan status sosial yang lebih rendah cenderung merasa
lebih buruk dibandingkan teman sebayanya.

5. Dukungan social

Dukungan teman akan mempengaruhi kepribadian anak melalui kesadaran diri.


Anak yang paling disukai dan paling dikucilkan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap citra dirinya berkat dukungan teman sebayanya.

6. Keberhasilan dan kegagalan

Semakin sukses anak, semakin baik persepsi dirinya. Sebaliknya, semakin banyak
kegagalan yang dialami seorang anak, maka semakin buruk pula citra dirinya.

7. Intelegensi
Kecerdasan di bawah rata-rata membuat anak merasa rendah diri dibandingkan teman
sebayanya. Selain itu, anak cenderung memiliki sikap yang ditolak oleh
kelompoknya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri, aspek fisik, aspek sosial
dan aspek psikologis yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi dengan orang
lain. Konsep diri merujuk kepada bagimana seseorang melihat dirinya sendiri dalam
tingkat yang lebih luas, baik itu secara internal atau eksternal, atau cara mengenali diri
sendiri menurut psikologi. Menurut definisinya, konsep diri adalah bagaimana
seseorang mempersepsikan dirinya sendiri. Konsep diri adalah sejumlah kesan diri yang
telah terbangun seiring waktu. Konsep diri ini bisa menjadi sangat positif, memberi
seseorang kepercayaan diri dalam pikiran dan tindaknya, atau negatif yang membuat
seseorang mudah meragukan kapabilitas dan idenya. Konsep diri lebih menyeluruh
sehingga melibatkan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, berfikir mengenai
dirinya dan bagaimana ia merasa mengenai dirinya sendiri sehingga berkembang
menjadi jenis jenis konsep diri.
DAFTAR PUSTAKA

Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Gusti Jhoni Putra & Usman. (2019). Konsep Diri pada pasien luka kaki diabetik.
Sidoarjo: Oksana publishing
Hulock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (edisi ke lima). Jakarta : Erlangga
Jalaluddin Rakmat. (2015). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Laura King. (2016). Psikologi Umum: sebuah pandangan Apresiatif (edisi 3 buku 2).
Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai