secara
utuh,menyangkut
aspek
fisik,emosi,
yang
terkait
dengan
seksualitas,femininitas
dan
diharapkan
dari
seseorang
berdasarkan
posisinya
serta
menyiratkan
perbedaan
dan
keunikan
konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
dalam
diri
sendiri.
Dalam
menguasai
dengan orang lain. Proses ini menjadi lebih aktif selama masa toldler
ketika anak telah menggali batasan kemampuan mereka dan dampaknya
kepada orang lain. Anak usia sekolah lebih menyadari perbedaan
diantara orang, lebih sensitif dengan tekanan sosial, dan menjadi lebih
sibuk memikirkan masalah kritikan-diri dan evaluasi-diri. Selama
masalah remaja awal, anak lebih berfokus pada perubah fisik dan emosi
yang terjadi dan pada penerimaan teman sebaya. Konsep diri diperjalas
selama masa remaja akhir ketika anak muda mengatur konsep diri
mereka disekitar nilai, tujuan, dan kompetensi yang didapat selama
anak kanak-kanak. (Donna L. Wong, dkk 2009).
Menurut teori psikososial, perkembangan konsep diri dapat dibagi
kedalam beberapa tahap, yaitu :
1-1 tahun
Menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi
pengasuhan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau
orang lain.
Membedakan dirinya dari lingkungan
3-3 tahun
Mulai mengatakan apa yang dia sukai dan yang tidak disukai
Meningkatkan kemandirian dalam berfikir dan bertindak
Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi,
meniru, dan bersosialisasi.
3-6 tahun
Memiliki inisiatif
Mngenali jenis kelamin
Meningkatkan kesadaran diri
Meningkatkatnya keterampilan berbahasa, termasuk pengenalan
akan perasaan seperti senang, kecewa dan sebagainya.
Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga
12-20 tahun
Di atas 60 tahun
Berkeinginan
untuk
meninggalkan
warisan
bagi
generasi
menyebabkan
respon
maladaptif
termasuk
bicara
Gangguan pola tidur
Meninggalkan orang yang mengajak bicara
Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, saya tidak dapat,
mengehla napas)
2.
Gangguan Citra Tubuh
Batasan Karakteristik:
perubahan
fungsi)
Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan
individu dalam penampilan
Objektif
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
menggabungkan
Subjektif
3.
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Merasa koping
Merasa aneh
objek
Ketidakpastian
tentang
nilai
budaya
(misalnya
(misalnya
Ketidakpastian
tentang
nilai
ideologis
5.
peristiwa
Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri
Secara berlebihan mencari penguatan
Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
Enggan mencoba situasi baru
Enggan mencoba hal baru
Perilaku bimbang
Kontak mata kurang
Perilaku tidak asertif
Sering kali mencari penegasan
Pasif
Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
Ekspresi rasa bersalah
Ekspresi rasa malu
peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap
harga diri
Ekspresi ketidakberdayaan
Ekspresi ketifakbergunaan
Verbalisasi meniadakan diri
6.
Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
Batasan Karakterisitik
Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
Ideal diri
tidak realistis
Stessor
(perasaan ditolak
dari lingkungan)
Kehilangan
objek (sanak
saudara)
Koping individu
tidak efektif
Perasaan
tidak mampu
Mengkritik
diri sendiri
Faktor Presipitasi
Ketidak
efektifan koping
Kehilangan
pekerjaan,kehila
ngan peran,
perceraian
Kehilangan
fungsi/bagian
tubuh
Menerima
kenyataan
balik
positif dari
lingkunga
n sekitar
Menarik
diri
Perubahan
penampilan
Diskrimin
asi
Inisiatif
berkurang,
perasaan hampa
Umpan balik
positif dari
lingkungan sekitar
Gangguan
Identitas
Personal
Trauma
Persepsi positif
terhadap
perubahan
Risiko Gangguan
Identitas
Personal
Persiapan meningkatkan
konsep diri
Keputusasaan
D. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian
dan penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis. Skala klinis
merupakan skala dengan penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain
menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari 567
pertanyaan yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90
menit untuk diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk
membedakan orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan
ketidaknormalan dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih
sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa
gangguan jiwa oleh psikiater.
2.
Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf
otak dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah
pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk
menentukan adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara
fungsional. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atau yang diduga mengalami
kejang.
b. Mengevaluasi efek serebral dari berbagai penyakit sistemik
(misalnya keadaan ensefalopati metabolik karena diabetes,
gagal ginjal).
c. Melakukan studi untuk mengetahui gangguan tidur ( sleep
disorder ) atau narkolepsi.
d. Membantu menegakkan diagnosa koma.
e. Melokalisir perubahan potensial listrik otak yang disebabkan
trauma, tumor, gangguan pembuluh darah (vaskular) dan
penyakit degeneratif.
f. Membantu mencari berbagai gangguan serebral yang dapat
menyebabkan
nyeri
kepala,
kemunduran intelektual.
3.
CT (Computed Tomography)
gangguan
perilaku
dan
E. Penatalaksanaan Medis
Pemberian terapi medis pada kasus gangguan psikososial juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan
kembali
neurotransmitter
norepineprin
dan
serotonin,
dengan
fungsi
dari
obatnya
yaitu
untuk
internal dan eksternal klien. Sering kali perawat lupa untuk mengkaji
bagaimana klien mengatasi stresor di masa lalu. Koping klien bisa saja
melalui
penghindaran
terhadap
masalah,
pengumpulan
informasi,
tentang
diri
sendiri
Anda, bagaimana mungkin Anda akan (misalnya, Saya tidak terlalu baik,
menggambarkan diri Anda kepada Saya bukan apa apa, atau Saya
Saya?
CITRA TUBUH
yang
menunjukkan
juga
menyebabkan
HARGA DIRI
Bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri atau tidak mencapai apa
diri Anda?
yang
seseorang
harapkan
juga
kekhawatiran.
ketidakberdayaan
PERAN
2.
mengajak bicara
Gangguan pola tidur
Meninggalkan orang yang mengajak bicara
Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, saya tidak
yang
mencerminkan
lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
netral
Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Fokus pada kehilangan
Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup
c. Faktor yang Berhubungan:
Biofisik, kognitif
Budaya, tahap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit
3.
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Merasa koping
Merasa aneh
Ketidakpastian
tentang
nilai
budaya
(misalnya
Indoktrinasi pemujaan
Diskontinuitas budaya
Diskriminasi
Kondisi manik
Prasangka
Krisis situasional
4.
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
5.
gangguan disosiatif)
Krisis situasional
Harga diri rendah situasional
Perubahan peran sosial
Tahap perkembangan
Tahap pertumbuhan
Penggunaan obat psikoaktif
Harga Diri Rendah Kronik
a. Definisi
Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau
kecakapan diri yang berlangsung lama.
b. Batasan Karakteristik :
peristiwa
Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri
sendiri
6.
peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini
7.
Ekspresi ketifakbergunaan
Verbalisasi meniadakan diri
c. Faktor yang Berhubungan :
Perilaku yang tidak selaras dengan nilai
Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh
Kegagalan
Gangguan fungsional
Kurang penghargaan
Kehilangan
Penolakan
Perubahan peran social
Risiko Harga Diri Rendah Situasional
a. Definisi
Berisiko mengalami persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini
b. Faktor risiko
Perilaku tidak selaras dengan nilai
Penurunan kendali terhadap lingkungan
Perubahan perkembangan
Gangguan citra tubuh
Kegagalan
Gangguan fungsi
Riwayat ditinggalkan
Riwayat penganiayaan
Riwayat ketidakberdayaan yang dipelajari
Riwayat pengabaian
Kurang pengenalan
Kehilangan
Penyakit fisik
Penolakan
Perubahan peran sosial
Harapan diri tidak realistis
8.
Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
H. Rencana Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
tepat
terhadap
kecenderungan
emosi
yang
dominan
dalam
berespons terhadap
situasi
e. Energi
psikomotor
:
dorongan
dan
energi
individu
untuk
mempertahankan
aktivitas kehidupan
sehari-hari, nutrisi,
dan
keamanan
personal
f. Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
terhadap
situasi hidup saat
ini
g. Keinginan untuk
hidup : keinginan,
semangat,
dan
upaya
untuk
bertahan hidup
h. Menunjukkan
semangat
untuk
hidup
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
2.
NOC
a. Body Image
b. Self esteem
NIC
Body image enhancement
a. Kaji secara verbal dan
non verbal respon klien
Setelah
3x24
jam
terhadap tubuhnya
interaksi diharapkan:
b. Monitor
frekuensi
Kriteria Hasil
mengkritik dirinya
a. Body image positif c. Jelaskan
tentang
b. Mampu
pengobatan, perawatan,
mengidentifikasi
kemajuan
dalam
kekuatan personal
prognosis penyakit
c. Mendeskripsikan
d. Dorong
klien
secara
faktual
mengungkapkan
perubahan fungsi
perasaannya
tubuh
e. Identifikasi
arti
pengurangan
melalui
d. Mempertahankan
pemakaian alat bantu
interaksi social
f. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam
3.
Gangguan
Personal
Identitas NOC
a. Distorted Throught
Self-Control
b. Identity
c. Self-Mutilation
Restraint
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Mengungkapkan
secara
verbal
tentang identitas
personal
b. Mengungkapkan
secara
verbal
penguatan tentang
identitas personal
c. Memperlihatkan
kesesuaian perilaku
verbal dan non
verbal
kelompok kecil
NIC
a. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
secara
verbal
konsekuensi
dari
perubahan fisik dan
emosi
yang
mempengaruhi konsep
diri
e. Berikan
perawatan
dengan sikap yang
tidak
menghakimi,
mempertahankan
privasi, dan martabat
pasien
f. Libatkan psien dalam
pengambilan
keputusan mengenai
perawatan
g. Bina
komunikasi
dengan pasien sejak
masuk rumah sakit
h. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
i. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
j. Berikan pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
otonomi pasien, jika
perlu
k. Hindari
memberi
kritik negatif
l. Tunjukkan
rasa
percaya
terhadap
kemampuan
pasien
untuk
menghadapi
situasi
m. Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri
4.
5.
Risiko
Gangguan NOC
NIC
Identitas Personal
a. Distorted Throught Behaviour Management :
Self-Control
Self-Harm
b. Identity
a. Dorong pasien untuk
c. Self-Mutilation
mengungkapkan
Restraint
secara
verbal
konsekuensi
dari
Setelah
3x24
jam
perubahan fisik dan
interaksi diharapkan:
emosi
yang
Kriteria Hasil
mempengaruhi konsep
a. Mengungkapkan
diri
secara
verbal Family
Involvement
tentang identitas Promotion
personal
a. Bina
hubungan
b. Mengungkapkan
dengan pasien sejak
secara
verbal
masuk ke rumah sakit
penguatan tentang b. Fasilitasi pengambilan
identitas personal
keputusan kolaboratif
c. Memperlihatkan
c. Menjadi penghubung
kesesuaian perilaku
antara pasien dan
verbal dan non
keluarga
verbal
Self-Awareness
Enhancement
a. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
e. Berikan pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
otonomi pasien, jika
diperlukan
f. Hindari
memberi
kritik negatif
g. Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri
Harga Diri Rendah Setelah
3x24
jam NIC
Kronis
interaksi diharapkan:
a. Pantau
pernyataan
Kriteria Hasil
pasien tentang harga
a. Tingkat depresi :
diri
keparahan
alam b. Tentukan rasa percaya
b.
c.
d.
e.
f.
g.
perasaan
melankolis
dan
hilang minat dalam
peristiwa hidup
Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
tentang
situasi hidup saat
ini
Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang
penghargaan diri
Mengungkapkan
penerimaan
diri
secara verbal
Mempertahankan
postur tubuh tegak
Mempertahankan
kontak mata
Menerima
kritik
dari orang lain
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
6.
Harga Diri
Situasional
Rendah NOC
NIC
a. Body
image, Self Esteem Enhancement
disturbed
a. Tunjukkan
rasa
b. Coping, ineffective
percaya diri terhadap
c. Personal identity,
kemampuan pasien
disturbed
untuk
mengatasi
d. Health behaviour,
situasi
risk
b. Dorong
pasien
e. Self
esteem
mengidentifikasi
situasional, low
kekuatan dirinya
c. Ajarkan
7.
Setelah
3x24
jam
keterampilan
interaksi diharapkan:
perilaku yang positif
Kriteria Hasil
melalui
bermain
a. Adaptasi terhadap
peran, model peran,
ketunandayaan
diskusi
fisik
:
respon
d. Dukung peningkatan
adaptif
klien
tanggung jawab diri,
terhadap tantangan
jika diperlukan
fungsional penting
e. Buat
statement
akibat
positif
terhadap
ketunandayaan
pasien
fisik
f. Monitor
frekuensi
b. Resolusi berduka :
komunikasi verbal
penyesuaian
pasien yang negatif
dengan kehilangan
g. Dukung
pasien
aktual
atau
untuk
menerima
kehilangan
yang
tantangan bar
akan terjadi
h. Kaji alasan-alasan
c. Penyesuaian
untuk
mengkritik
psikososial
:
atau
menyalahkan
perubahan hidup :
diri sendiri
respon psikososial
i. Kolaborasi dengan
adaptif
individu
sumber-sumber lain
terhadap perubahan
(petugas dinas sosial,
bermakna
dalam
perawat
spesialis
hidup
klinis, dan layanan
d. Menunjukkan
keagamaan)
penilaian pribadi Body
Image
tentang harga diri
Enhancement
e. Mengungkapkan
Counseling
penerimaan diri
a. Mengguakan
f. Komunikasi
proses
terbuka
pertolongan
g. Mengatakan
interaktif yang
optimisme tentang
berfokus
pada
masa depan
kebutuhan,
h. Menggunakan
masalah,
atau
strategi
koping
perasaan pasien
efektif
dan
orang
terdekat untuk
meningkatkan
atau mendukung
koping,
pemecahan
masalah
Coping Enhancement
Risiko
Harga
Diri NOC
NIC
Rendah Situasional
a. Body
image, Self Esteem Enhancement
disturbed
Tunjukkan rasa percaya diri
b. Coping,
terhadap
kemampuan
ineffective
pasien untuk mengatasi
c. Personal identity, situasi
disturbed
d. Health behaviour,
risk
e. Self
esteem
situasional, low
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Adaptasi terhadap
ketunandayaan fisik
: respon adaptif
klien
terhadap
tantangan
fungsional penting
akibat
ketunandayaan fisik
b. Resolusi berduka :
penyesuaian
dengan kehilangan
aktual
atau
kehilangan
yang
akan terjadi
c. Penyesuaian
psikososial
:
perubahan hidup :
respon psikososial
adaptif
individu
terhadap perubahan
bermakna
dalam
hidup
d. Menunjukkan
penilaian
pribadi
tentang harga diri
e. Mengungkapkan
penerimaan diri
f. Komunikasi
terbuka
g. Mengatakan
optimisme tentang
masa depan
h. Menggunakan
strategi
koping
efektif
8
Kesiapan
Setelah
3x24
jam
Meningkatkan Konsep interaksi diharapkan:
Diri
Kriteria Hasil
a. Citra
tubuh
:
persepsi
tentang
penampilan
dan
fungsi
tubuh
a. Dorong
pasien
mengidentifikasi
kekuatan dirinya
b. Ajarkan
keterampilan
perilaku yang positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi
c. Dukung peningkatan
tanggung jawab diri,
jika diperlukan
d. Buat
statement
positif
terhadap
pasien
e. Monitor frekuensi
komunikasi verbal
pasien yang negatif
f. Dukung
pasien
untuk
menerima
tantangan bar
g. Kaji alasan-alasan
untuk
mengkritik
atau menyalahkan
diri sendiri
h. Kolaborasi dengan
sumber-sumber lain
(petugas
dinas
sosial,
perawat
spesialis klinis, dan
layanan keagamaan)
Body
Image
Enhancement
Counseling
a. Mengguakan proses
pertolongan interaktif
yang berfokus pada
kebutuhan, masalah,
atau perasaan pasien
dan orang terdekat
untuk meningkatkan
atau
mendukung
koping,
pemecahan
masalah
Coping Enhancement
NIC
a. Kaji bukti konsep diri
positif (misalnya :
alam perasaan, citra
tubuh
positif,
kepuasan
terhadap
tanggung jawab peran,
b.
c.
d.
e.
individu
Otonomi pribadi :
tindakan
pribadi
pada individu yang
kompeten
untuk
melatih
kepemimpinan
dalam
keputusan
hidup
Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang harga diri
Verbalisasi tentang
penerimaan diri
Penerimaan pujian
dari orang lain
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
persepsi
tentang
kepuasan terhadap diri
sendiri secara umum)
Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
diri
Tentukan kepercayaan
diri pasien terhadap
penilaian sendiri
Ajarkan keterampilan
perilaku
positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi, dsb
Bantu
klien
mengantisipasi
perubahan
perkembangan
dan
perubahan situasional
yang
dapat
mempengaruhi
performa peran dan
harga diri
Tunjukkan
rasa
percaya
terhadapa
kemampuan
pasien
untuk
menangani
situasi
Dorong
pasien
menerima tantangan
baru
Beri penguatan atas
kekuatan pribadi yang
diidentifikasi pasien
Bantu
pasien
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
Bantu
menetapkan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri
yang lebih tinggi
Beri penghargaan atau
puji kemajuan pasien
ke arah pencapaian
tujuan
I. Referensi
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Wong, Donna L., Dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik. Jakarta:
EGC
Hidayat, A.Aziz Alimun 2002. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ed 3
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta : EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 20122014. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2.
Jakarta : MediAction
.2015
Nama Pembimbing / CI:
Nama Mahasiswa
..
...
NIP
NIM
Nama Pembimbing / CT
.
NIP.