Anda di halaman 1dari 26

A.

Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14
g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita.
(Arif Mansjoer,dkk. 2001)
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin
dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed
red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997)
Secara patofisiologi anemia terdiri dari :
a.
Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.
b.
Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia
hemolitik.
Secara umum anemia dikelompokan menjadi :
a. Anemia Mikrositik Hipokrom
1) Anemia Defisiensi Besi
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe).
Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang
diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira 50
mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini
umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia banyak
disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis), inipun
tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi.
Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :
Diet yang tidak mencukupi
Absorpsi yang menurun
Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui
Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
Hemoglobinuria
Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis
paru.
2) Anemia Penyakit Kronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with
reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan

dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses,


empiema, dll).
b. Anemia Makrositik
1) Anemia Pernisiosa / Defisiensi Vitamin B12
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with
reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan
dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru (abses,
empiema, dll).
2) Defisiansi Asam Folat
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun
penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi
terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging,
susu, dan daun daun yang hijau.
c. Anemia Karena Perdarahan
1) Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari
kemudian.
2) Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit sedikit sehingga tidak
diketahui pasien. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum,
menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis.
d. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal
120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan
karena kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim,
ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar.
Biasanya pasien ikterus dan splenomegali.
e. Anemia Aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk
sel-sel darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi,
radioterapi, toksin, dll.

B. Tanda dan Gejala


1.

Tanda-tanda umum anemia:


a.

pucat,

b.

tacicardi,

c.

bising sistolik anorganik,

d.

bising karotis,

e.

pembesaran jantung.

2. Manifestasi khusus pada anemia:


a.

Anemia

aplastik:

ptekie,

ekimosis,

epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat,


lelah, takikardi.
b.

Anemia defisiensi: konjungtiva pucat


toksik
(Hb 6-10 gr/dl), telapak Idiopatik,obat/zat
tangan pucat (Hb < kimia
8 gr/dl),
iritabilitas,

anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat,


kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak
lemas, sering berdebar-debar,
lekas lelah,sumsum
pucat, sakit
kepala, anak
Kegagalan
tulang
tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, farink,telapak
tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar
bising sistolik yang fungsional.
hemoglobin

c.

hepatosplenomegali.
< sirkulasi nutrisi

Defisiensi zat besi

Anemia

< absorpsi pencernaan

aplastik

ikterus,

eritrosit

hospitalisasi

anemia
Kurang terpajan informasi
daya tahan tubuh
motilitas usus

anoreksia Vol.darah viskositas


Defisiensi pengetahuan

Ketidakseimbangan
Risiko infeksi
konstipasi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Komponen pengirim O2

C. Pohon Masalah

Nyeri abdomen

Intoleransi aktivitas
Kebutuhan O2 terganggu

Perubahan sirkulasi Defisit perawatan diri

Perubahan perfusi jaringan perifer

D. Pemeriksaan Diagnostic
1. Kadar Hb.

Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%


(normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron
merendah, iron binding capacity meningkat.
2. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
a.

Anemia defisiensi asam folat :


makro/megalositosis

b.

Anemia hemolitik : retikulosit


meninggi, bilirubin indirek dan total naik, urobilinuria.

c.

Anemia aplastik : trombositopeni,


granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi ditemukan
pada anemia aplastik karena keganasan

E. Penatalaksanaan Medis
a.Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma
ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan
infus IV apa saja.
b.

Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg


BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.

c.Anemia

aplastik:

prednison

dan

testosteron,

transfusi

darah,

pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat.


F. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala

keletihan,

kelemahan,

malaise

umum.

Kehilangan

produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap


latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada

sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh


tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tandatanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T;
takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat
dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih
seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran
darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah,
berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah
putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala

keyakinanan

agama/budaya

mempengaruhi

pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.


Tanda : depresi.
4) Eleminasi

pilihan

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom


malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah
liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat
dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :
buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan
glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir
dengan sudut mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental
: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis
retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang
(aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan
posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)


8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia. Riwayat
terpajan

pada

radiasi;

baik

terhadap

pengobatan

atau

kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap


dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan rektal - seorang dokter dapat melakukan pemeriksaan
rektum untuk menentukan apakah sesuatu di saluran pencernaan
dapat menyebabkan perdarahan. Ini digunakan untuk melakukan
pemeriksaan semacam ini. Jika kelainan yang terdeteksi Dokter
maka akan dokter umum akan merujuk pasien ke spesialis

(pencernaan).
Pemeriksaan panggul - Jika menstruasi berat dapat menyebabkan
anemia ia dapat melaksanakan pemeriksaan panggul. Jika pasien

tidak menanggapi pengobatan suplemen zat besi dan memiliki


periode berat Dokter Umum bisa merujuk ke ginekolog.
Pemeriksaan penunjang:
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
a.
b.
c.
d.
e.

Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )


Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada
anemia aplastik )

G. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah,
suplai oksigen berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang kurang, anoreksia
3. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen
4. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan
5. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
6. Resiko infeksi b/d penurunan Hb
7. Difisiensi pengetahuan b/d kurang informasi
H. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan
1

Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan


konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen
berkurang

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


NOC :
1. Circulation

Peripheral Sensation
Management

(Manajemen sensasi
Status
2. Tissue perfusion: perifer)
Monitor adanya daerah
perifer
Setelah dilaksanakan

tertentu yang hanya peka

askep selama ....

terhadap

diharapkan

panas/dingin/tajam/tump

ketidakseimbangan

ul

perfusi jaringan

Monitor adanya paretese

perifer teratasi

Instruksikan keluarga

dengan kriteria hasil : untuk mengobservasi


1. TTV dalam batas
normal
2. Warna kulit

kulit jika ada lesi atau


laserasi

Gunakan sarun tangan

untuk proteksi
normal
3. Suhu kulit hangat Batasi gerakan pada
4. Kekuatan fungsi
kepala, leher dan
otot
punggung
5. Nilai
laboratorium Monitor kemampuan
dalam batas
normal

BAB
Kolaborasi pemberian
analgetik
Monitor adanya
tromboplebitis
Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC :

NIC :

kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,


v Nutritional Status : food
anoreksia
and Fluid Intake

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk


v Weight control
keperluan metabolisme tubuh.
Kriteria Hasil :

Batasan karakteristik :
v Adanya peningkatan berat
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah
badan sesuai dengan
ideal
tujuan
-

Dilaporkan adanya intake makanan yang

v Beratbadan ideal sesuai


kurang dari RDA (Recomended Daily
dengan tinggi badan
Allowance)

v Mampumengidentifikasi
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat
kebutuhan nutrisi
-

Kelemahan otot yang digunakan untuk


v Tidk ada tanda
menelan/mengunyah
malnutrisi

Luka, inflamasi pada rongga mulut

Perasaan

Nutrition Management
Kaji

adanya

alergi

makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan

protein

dan vitamin C
tanda
Berikan substansi gula

Yakinkan
diet
yang
v Menunjukkan peningkatan
dimakan mengandung
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah fungsi pengecapan dari
tinggi
serat
untuk
mengunyah makanan
menelan
mencegah konstipasi
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan
v Tidak terjadi penurunan
Berikan makanan yang
makanan
berat badan yang berarti
terpilih
(
sudah
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
dikonsultasikan dengan
ketidakmampuan

untuk

mengunyah makanan

ahli gizi)
Ajarkan

pasien

Miskonsepsi

bagaimana

Kehilangan BB dengan makanan cukup

catatan makanan harian.

Keengganan untuk makan

Kram pada abdomen

Tonus otot jelek

membuat

Monitor jumlah nutrisi


dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang

Nyeri abdominal dengan atau tanpa


patologi

Kaji kemampuan pasien

Kurang berminat terhadap makanan

Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

Diare dan atau steatorrhea

Kehilangan rambut yang cukup banyak

untuk

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor

Suara usus hiperaktif

Kurangnya informasi, misinformasi

Ketidakmampuan

pemasukan

Monitor tipe dan jumlah


aktivitas
atau

mencerna makanan atau mengabsorpsi zatberhubungan

dengan

biologis, psikologis atau ekonomi.

adanya

penurunan berat badan

Faktor-faktor yang berhubungan :

gizi

mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan

(rontok)

zat

kebutuhan nutrisi

faktor

yang

biasa

dilakukan
Monitor interaksi anak
atau

orangtua

selama

makan
Monitor

lingkungan

selama makan
Jadwalkan
dan

pengobatan

tindakan

tidak

selama jam makan


Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
rambut

kekeringan,
kusam,

dan

mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin,

total protein, Hb, dan


kadar Ht
Monitor

makanan

kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor

pucat,

kemerahan,

dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat

adanya

hiperemik,

edema,
hipertonik

papila lidah dan cavitas


oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen

NOC : Bowel

NIC : Konstipation atau

elimination
Definisi : Penurunan pada frekuensi normal - Buang air besar /

impaction management
a. Monitor tanda dan

defekasi yang disertai oleh kesulitan atau

BAB dengan

pengeluaran tidak lengkap feses dan/atau


pengeluaran feses yang keras, kering dan -

konsistensi lembek
Pasien menyatakan

gejala konstipasi
b. Monitor frekuensi,

banyak

mampu mengontrol
Batasan Karakteristik
1) Nyeri abdomen
2) Nyeri
tekan

abdomen

dengan teraba resistensi otot


3) Nyeri tekan abdomen tanpa

pola BAB
Mempertahankan pola

warna, dan
konsistensi.
c. Anjurkan pada
pasien untuk makan

eliminasi usus tanpa

buah-buahan dan

ileus

serat tinggi dengan


konsultasi bagian

teraba resistensi otot


4) Anoreksia
5) Penampilan tidak khas pada

gizi.
d.Mobilisasi bertahap
e.Kolaborasikan dengan

lansia (mis : perubahan pada

tenaga medis

status mental, inkontinensia

mengenai pemberian

urinarius, jatuh yang tidak

laksatif, enema dan

penyebabnya,

peningkatan

suhu tubuh)
6) Borborigmi
7) Darah merah pada feses
8) Perubahan
pada
pola
defekasi
9) Penurunan frekuensi
10) Penurunan volume feses
11) Distensi abdomen
12) Rasa rektal penuh
13) Rasa tekanan rektal
14) Keletihan umum
15) Feses keras dan berbentuk
16) Sakit kepala
17) Bising usus hiperaktif
18) Bising usus hipoaktif
19) Peningkatan
tekanan
abdomen
20) Tidak dapat makan
21) Mual
22) Rembesan feses cair
23) Nyeri pada saat defekasi
24) Massa abdomen yang dapat
diraba
25) Massa rektal yang dapat
diraba
26) Adanya feses lunak, seperti
pasta di dalam rektum
27) Perkusi abdomen pekak
28) Sering flatus
29) Mengenja pada saat defekasi
30) Tidak dapat mengeluarkan
feses
31) Muntah
Faktor yang Berhubungan

pengobatan
f. Berikan pendidikan
kesehatan tentang :
kebiasaan diet, cairan
dan makanan yang
mengandung gas,
aktivitas dan kebiasaan
BAB
g.Intruksikan agar pasien
tidak mengejan saat
defekasi

Fungsional
1) Kelemahan otot abdomen
2) Kebiasaan
mengabaikan
dorongan defekasi
3) Ketidakadekuatan

toileting

(mis : batasan waktu, posisi


untuk defekasi, privasi)
4) Kurang aktivitas fisik
5) Kebiasaan defekasi tidak
teratur
6) Perubahan lingkungan saat
ini

Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan


suplai oksigen dengan kebutuhan

NOC :

NIC :
Energy

Energy Management

conservation

Observasi

Intoleransi aktivitas b/d fatigue

Self Care :

adanya pembatasan

Definisi : Ketidakcukupan energu secara

ADLs

klien dalam

fisiologis maupun psikologis untuk

Kriteria Hasil :

melakukan aktivitas

meneruskan atau menyelesaikan aktifitas

Dorong anal

yang diminta atau aktifitas sehari hari.

Berpartisipasi

untuk

dalam aktivitas

mengungkapkan

fisik tanpa

perasaan terhadap

disertai

keterbatasan

adanya kelelahan atau kelemahan.

peningkatan

Kaji adanya

b.

tekanan darah,

factor yang

darah atau nadi terhadap aktifitas

nadi dan RR

menyebabkan

c.

Perubahan EKG yang

Mampu

kelelahan

menunjukkan aritmia atau iskemia

melakukan

Monitor nutrisi

d.

aktivitas sehari

dan sumber energi

hari (ADLs)

tangadekuat

secara mandiri

Monitor pasien

Batasan karakteristik :
a.

melaporkan secara verbal


Respon abnormal dari tekanan

Adanya dyspneu atau

ketidaknyamanan saat beraktivitas.


Faktor factor yang berhubungan :

akan adanya

Tirah Baring atau imobilisasi

kelelahan fisik dan

Kelemahan menyeluruh

emosi secara

Ketidakseimbangan antara

berlebihan

suplei oksigen dengan kebutuhan

Monitor respon

kardivaskuler

Gaya hidup yang

dipertahankan.

terhadap aktivitas
Monitor pola
tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan
dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang
tepat.
Bantu klien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang

diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
Bantu untu
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon

fisik, emoi, social


dan spiritual
5

Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik


Definisi :

NOC :

NIC :

v Self care : Activity of Self Care assistane :

Gangguan kemampuan untuk melakukan


ADL pada diri

Daily Living (ADLs)


Kriteria Hasil :

ADLs
Monitor

Batasan karakteristik : ketidakmampuan


v Klien terbebas dari bau
untuk

mandi,

ketidakmampuan

untuk badan

kemempuan

klien untuk perawatan


diri yang mandiri.

berpakaian, ketidakmampuan untuk makan,


Monitor kebutuhan klien
v Menyatakan kenyamanan
ketidakmampuan untuk toileting
untuk alat-alat bantu
terhadap
kemampuan
untuk kebersihan diri,
Faktor yang berhubungan : kelemahan, untuk melakukan ADLs
berpakaian,
berhias,
kerusakan kognitif atau perceptual,
v Dapat melakukan ADLS
toileting dan makan.
kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf
dengan bantuan
Sediakan bantuan sampai
klien mampu secara utuh
untuk melakukan selfcare.
Dorong

klien

melakukan

untuk
aktivitas

sehari-hari yang normal


sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan

ketika

tidak

klien
mampu

melakukannya.
Ajarkan klien/ keluarga
untuk

mendorong

kemandirian,

untuk

memberikan

bantuan

hanya jika pasien tidak


mampu

untuk

melakukannya.
Berikan

aktivitas

rutin

hari

sesuai

sehari-

kemampuan.
Pertimbangkan usia klien
jika

mendorong

pelaksanaan

aktivitas

sehari-hari.
6

Resiko infeksi b/d penurunan Hb

NOC :

NIC :

Definisi : Peningkatan resiko masuknya


v Immune Status

Infection

organisme patogen

(Kontrol infeksi)

v Risk control

Faktor-faktor resiko :

Ketidakcukupan

v Klien bebas dari tanda dan


pengetahuan

menghindari paparan patogen

untuk gejala infeksi


v Menunjukkan kemampuan

Trauma

untuk

Kerusakan jaringan dan peningkatan


paparan lingkungan

leukosit

v Menunjukkan
hidup sehat

Malnutrisi
paparan

lingkungan

setelah dipakai pasien


lain
Pertahankan

dalam

pengunjung

bila perlu
Instruksikan

perilaku

teknik

isolasi
Batasi

batas normal

Agen farmasi (imunosupresan)

patogen

mencegah

timbulnya infeksi

v Jumlah

Ruptur membran amnion

Peningkatan

Bersihkan lingkungan

Kriteria Hasil :

Prosedur Infasif

Control

pengunjung
mencuci

pada
untuk

tangan

saat

berkunjung dan setelah


berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan

sabun

Imonusupresi

antimikrobia untuk cuci


tangan

Ketidakadekuatan imum buatan


Tidak adekuat pertahanan sekunder
(penurunan Hb, Leukopenia, penekanan

Tidak adekuat pertahanan tubuh primer


tidak

utuh,

trauma

jaringan,

penurunan kerja silia, cairan tubuh statis,


perubahan

sekresi

peristaltik)
Penyakit kronik

tangan

sebelum

dan

setiap
sesudah

tindakan kperawtan

respon inflamasi)

(kulit

Cuci

pH,

perubahan

Gunakan baju, sarung


tangan

sebagai

alat

pelindung
Pertahankan
lingkungan

aseptik

selama pemasangan alat


Ganti letak IV perifer
dan line central dan
dressing sesuai dengan
petunjuk umum
Gunakan

kateter

intermiten

untuk

menurunkan

infeksi

kandung kencing
Tingktkan

intake

nutrisi
Berikan

terapi

antibiotik bila perlu


Infection

Protection

(proteksi

terhadap

infeksi)
Monitor

tanda

dan

gejala infeksi sistemik


dan lokal

Monitor

hitung

granulosit, WBC
Monitor

kerentanan

terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring

pengunjung

terhadap

penyakit

menular
Partahankan

teknik

aspesis pada pasien yang


beresiko
Pertahankan

teknik

isolasi k/p
Berikan

perawatan

kuliat pada area epidema


Inspeksi

kulit

membran
terhadap

dan

mukosa
kemerahan,

panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong

masukkan

nutrisi yang cukup


Dorong

masukan

cairan
Dorong istirahat
Instruksikan

pasien

untuk minum antibiotik

sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga

tanda

dan

gejala infeksi
Ajarkan

cara

menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan
positif

kultur

Difisiensi

pengetahuan

b/d

kurang NOC

informasi
Definisi

ketiadaan

atau

difisiensi

informasi kognitif yang berkaitan dengan


topik tertentu.

NIC

Knowledge

: Teaching

disease proces
Knowledge

health behavior

tingkat
Pasien

histeria, bermusuhan, agitasi, apatis)


Pengungkapan masalah

Faktor yang berhubungan

Keterbatasan kognitif
Salah intepretasi informasi
Kurang pajanan
Kurang minat dalam belajar
Kurang dapat mengingat
Tidak familier dengan sumber
informasi

Berikan
penilaian tentang

Batasan karakteristik :
Prilaku hiperbola
Ketidakakuratan mengikuti perintah
Ketidakakuratan melakukan tes
Perilaku tidak tepat (misalnya,

disease

proces

Kriteria hasil

dan

pengetahuan

keluarga

pasien

tentang

menyatakan

proses

penyakit

tentang penyakit,

yang spesifik
Jelaskan

kondisi,
prognosis

dan

patofisiologi dari

program
pengobatan
Pasien
dan

penyakit

dan

bagaimana

hal

ini

berhungan

keluarga mampu

dengan anatomi

melaksanakan

dan

prosedur

,dengan

yang

dijelaskan secara
benar.
Pasien

dan

cara

yang tepat.
Gambarkan
tanda dan gejala

keluarga mampu

yang biasa pada

menjelaskan
kembali

fisiologi

penyakit, dengan
apa

yang dijelaskan

tanda yang tepat


Identifikasi

perawat/tim

kemungkinan

kesehatan

penyebab,dengan

lainnya.

cara yang tepat


Sediakan

informasi
pasien

pada
tentang

kondisi,dengan

cara yang tepat


Hindari jaminan

yang kosong
Sediakan
bagi
keluarga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang

tepat
Diskusikan
perubahan gaya
hidup

yang

mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi yang
akan datang dan
atau

proses

pengontrolan

penyakit.
Diskusikan
pilihan

terapi

atau penanganan.
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second informasi
atau

opinion

dengan cara yang


tepat

atau

diindikasikan.
Rujuk
pasien

pada grup atau


agensi

di

komunitas
lokal,dengan

cara yang tepat.


Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan,denga
n

cara

tepat.

I. Referensi

yang

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8
vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis,
edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey:Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification
(NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7.
EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai