Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


KEBUTUHAN KONSEP DIRI

DISUSUN OLEH :
UTRI CITRA RAMDIANISARI
18200100003

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN KONSEP DIRI

A. Definisi
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya,masalahnya serta
lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat
meyakini bahwa klien adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan
unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang
diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Menurut para ahli, definisi dari konsep diri, yaitu :
1) Stuart & Sundeen, Konsep diri merupakan suatu pikiran,keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
2) Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan cara individu melihat pribadinya
secara utuh,menyangkut aspek fisik,emosi,intelektual,sosial dan spritual,
termasuk didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang
dimilikinya, interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan
keinginan individu itu sendiri.
 Komponen Konsep Diri terdapat empat komponen konsep diri, yaitu :
1) Gambaran citra diri
Gambaran atau citra diri (body image) mencakup sikap individu
terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik,struktur, dan
fungsinya. Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang terkait
dengan seksualitas, feminimtas dan maskulinitas, keremajaan,
kesehatan dan kekuatan. Citra mental tersebut tidak selalu konsisten
dengan struktur atau penampilan fisik yang sesungguhya. Beberapa
kelainan citra diri memiliki akar psikolog yang dalam, misalnya
kelainan pola makan seperti anoreksia. Citra diri dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pubertas dan penuaan terlihat lebih
jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri
lainnya. Selain citra diri juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya.
Budaya dan masyarakat menentukan norma-norma yang diterima luas
mengenai citra diri dan dapat mempengaruhi sikap seseorang,
misalnya berat tubuh yang ideal, warna kulit, tindik tubuh serta tato,
dan sebagainya.
2) Harga Diri
Harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu tentang dirinya
dengan menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang
lain. Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri
maupun dari orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh
perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta
keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya.
3) Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola
sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat, misalnya sebagai orang tua,
atasan, teman dekat dan sebagainya. Setiap peran berhubungan dengan
pemenuhan harapan-harapan tertentu. Apabila harapan tersebut dapat
dipenuhi, rasa percaya diri seseorang akan meningkat. Sebaliknya,
kegagalan untuk memenuhi harapan atas peran dapat menyebabkan
penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang.
4) Identitas Diri
Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri suatu
kesatuan yang utuh. identitas mencakup konsistensi seorang sepanjang
waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan dan
keunikan dibandingkan dengan orang lain. Identitas sering kali
didapat melalui pengamatan sendiri dan dari apa yang didengar
seorang dari orang lain mengenai dirinya. Pembentukan identitas
sangat diperlukan demi hubungan yang intim karena identitas
seseorang dinyatakan dalam hubungannya dengan orang lain.
Seksualitas merupakan bagian dari identitas. identitas seksual
merupakan konseptualitas seseorang atas dirinya sebagai pria atau
wanita dan mencakup orientasi seksual.
 Rentang Respon Konsep Diri
Rentang individu terdapat konsep diri berfluktuasi sepanjang rentang
respons konsep diri yaitu adaptif sampai maladaptif.
Rentang Respons Konsep Diri

Gambar : 2.1 Rentang respon konsep diri (Stuart dan Sudden 1998)
Keterangan :
 Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.

 Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang


positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif
maupun yang negative dari dirinya.
 Harga diri rendah : individu cenderung untuk menilai dirinya
negative dan merasa lebih rendah dari orang lain.
 Identitas kacau : kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek
identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
 Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
B. Anatomi Fisiologis
Konsep diri terbentuk dalam waktu yang lama, dan pembentukan ini tidak
bisa diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari seseorang dapat mengubah
konsep diri. Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan. Yang
paling dasar adalah konsep diri primer, yaitu konsep yang terbentuk atas dasar
pengalamannya atas lingkungan terdekatnya, yaitu lingkungan rumahnya
sendiri. Pengalaman yang berbeda yang diterima melalui anggota rumah.
Konsep tentang bagaimana dirinya banyak bermula dari perbandingan antara
dirinya dan saudara- saudaranya.

Berikutnya konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder banyak diterima dari
konsep diri memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang
sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya dan hal ini menghasilkan konsep
diri sekunder.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang- orang
disekitarnya. Apa yang dipersepsi individu mengenai individu, tidak terlepas
dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang seoarang individu.
Struktur, peran, dan status sosial merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya
interaksi individu satu dan individu lain, antara individu dan kelompok, atau
kelompok dan kelompok ( Lindgre,1973)18

C. Proses Kebutuhan Manusia Sesuai Kasus


Kebutuhan fisiologis: Proses kebutuhan manusia berdasarkan kasus yaitu
pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), proses eliminasi (BAB/BAK), istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan: Dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik yaitu
meliputi ancaman terhadap tubuh seperti kecelakaan, penyakit, bahaya
lingkungan. Sedangkan perlindungan psikologis meliputi. Perlindungan dari
ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi
kejiwaan seseorang.
Kebutuhan rasa cinta: yaitu meliputi, kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki, memberi dan menerima kasih saying, kehangatan, persahabatan dan
kekeluargaan. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang
lain serta pengakuan dari orang lain Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi
kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow yang berupa kebutuhan untuk
berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri
sepenuhnya.

D. Pathway
Kehilangan
harapan
E. Faktor - faktor yang mempengaruhi
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan
pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4) Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian pula sebaliknya.
5) Stresor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan
depresi, menarik diri, dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.

F. Manifestasi Klinis/Batasan Karakteristik


1. Keputusanasaan
Batasan karakteristik :
- Menutup mata
- Penurunan afek
- Penurunan selera makan
- Penurunan respon terhadap stimulus
- Penurunan verbalisasi
- Kurang inisiatif
- Kurang keterlibatan dalam asuhan
- Pasif
- Mengangkat bahu terhadap orang yang mengajak bicara
- Gangguan pola tidur
- Meninggalkan orang yang mengajak bicara

2. Gangguan citra tubuh


Batasan karakteristik :
- Perilaku mengenali tubuh individu
- Perilaku memantau tubuh individu
- Respon non verbal terhadap perubahan aktual pada tubuh
- Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam
penampilan
- Perubahan aktual pada struktur tubuh, perubahan aktual pada fungsi
tubuh
- Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
3. Gangguan identitas personal
Batasan karakteristik :
- Sifat personal kontradiktif
- Kebingungan gender
- Ketidakefektifan koping
- Ketidakefektifan perfoma peran
- Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
- Ketidakpastian tentang nilai budaya
- Ketidakpastian tentang tujuan
- Ketidakpastian tentang nilai ideologis
4. Harga diri rendah kronik
Batasan karakteristik :
- Bergantung pada pendapat orang lain
- Secara berlebihan mencari penguatan
- Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
- Perilaku bimbang
- Kontak mata kurang
- Perilaku tidak asertif
- Pasif
- Ekspresi rasa bersalah
- Ekspresi malu
- Kebingungan gender
- Ketidakefektifan koping
- Ketidakefektifan perfoma peran
- Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
- Ketidakpastian tentang nilai budaya
- Ketidakpastian tentang tujuan
5. Harga diri rendah situasional
Batasan karakteristik :
- Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
- Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
- Perilaku bimbang
- Perilaku tidak asertif
- Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap harga
diri
- Ekspresi ketidakkeberdayaan
- Ekspresi ketidakbergunaan
- Verbalisasi meniadakan diri

G. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronit.
2) Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
3) Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah.
4) Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak
realistis.
5) Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
6) Gangguan Identitas Diri : perubahan perkembangan, trauma, jenis kelamin
dan budaya.
7) Gangguan Citra Tubuh (body image) hilangnya bagian tubuh, perubahan
perkembangan dan kecacatan.
8) Gangguan Harga Diri : hubungan interpersonal yang tidak harmonis,
kegagalan perkembangan, kegagalan mencapai tujuan hidup dan kegagalan
dalam mengikuti aturan moral.
9) Gangguan Peran : kehilangan peran, peran ganda dan ketidakmampuan
dalam mengikuti aturan moral.
10) Gangguan Ideal Diri : kehilangan harapan, keinginan dan cita-cita.

H. Intervensi Keperawatan
a. Harga Diri Rendah Situasional

Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Hasil

Harga diri rendah NOC NIC


situasional
Body Image,
        Self Esteem Enhancement
Definisi: Perkembangan disiturbed
persepsi negative tentang Tunjukan rasa percaya diri
       
harga diri sebagai respons Coping, ineffective
        terhadap kemampuan pasien
terhadap situasi saat ini untuk mengatasi situasi
(sebutkan)  Personal identity,
       
disturbed Dorong pasien mengidentifikasi
       
kekuatan dirinya
       Health behavior, risk
Batasan Karakteristik : Ajarkan keterampilan perilaku
       
Evaluasi diri bahwa individu        Self esteem yang positif melalui bermain
tidak mampu menghadapi situasional, low peran, model peran, diskusi
peristiwa
Dukung peningkatan tanggung
       
Evaluasi diri bahwa individu jawab diri, jika diperlukan
tidak mampu menghadapai Kriteria Hasil :
situasi Buat statement positif terhadap
Adaptasi terhadap pasien
Perilaku bimbang
       
ketunadayaan fisik :
respon adaptif klien Monitor frekuensi komunikasi
       
Perilaku tidak asertif
        terhadap tantangan verbal pasien yang negative
fungsional penting
Secara verbal melaporkan akibat ketunadayaan        Dukung pasien untuk menerima
tantangan situasional saat ini fisik tantangan baru
tenhadap harga diri
       Resolusi berduka :        Kaji alasan-alasan untuk
       Ekspresi ketidakberdayaan penyesuaian dengan mengkritik atau menyalahkan diri
kehilangan aktual atau sendiri
       Ekspresi ketidakbergunaan kehilangan yang akan
terjadi        Kolaborasi dengan sumber-

       Verbalisasi meniadakan diri sumber lain (petugas dinas social,


       Penyesuaian perawat spesialis klinis, dan
psikososial : layanan keagamaan)
perubahan hidup :
Faktor Yang respon psikososial Counseling
Berhubungan adaptiv individu
terhadap perubahan        Menggunakan proses
bermakna dalam pertolongan interakftif yang
       Perilaku tidak selaras
hidup berfokus pada kebutuhan,
dengan nilai
masalah, atau perasaan pasien dan
       Menunjukkan orang terdekat untuk
       Perubahan perkembangan
Penilaian pribadi meningkatkan atau mendukung
tentang harga diri koping pemecahan masalah
       Gangguan citra tubuh

Mengungkapkan
        Coping Enhancement
Kegagalan
       
penerimaan diri
Gangguan fungsional
       
Body Image enhancement
Komunikasi terbuka
       

Kurang penghargaan
       
Mengatakan
       
optimisme tentang
Kehilangan
       
masa depan
Penolakan
       
Menggunakan
       
strategi koping efektif
Perubahan peran sosial
       
b. Gangguan Citra Tubuh

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Gangguan citra tubuh NOC NIC

Definisi : Konfusi dalam gambaran        Body image Body image


mental tentang diri-fisik individu enhancement
       Self esteem
Kaji secara verbal dan
       
non verbal respon klien
Batasan karakteristik : terhadap tubuhnya
Kriteria Hasil :
        Perilaku mengenali tubuh individu Monitor frekuensi
       

        Body image positif mengkritik dirinya


Perilaku menghindari tubuh
       
individu Mampu
        Jelaskan tentang
       

mengidentifikasi pengobatan, perawatan,


        Perilaku memantau tubub individu kekuatan personal kemajuan dan prognosis
penyakit
Respon nonverbal terhadap
        Mendiskripsikan secara
       
perubahan aktual pada tubuh (mis; faktual perubahan        Dorong klien

penampilan, struktur, fungsi) fungsi tubuh mengungkapkan


perasaannya
       Respon nonverbal terhadap        Mempertahankan
persepsi perubahan pada tubuh interaksi sosial        Identifikasi arti

(mis; penampilan, struktur, fungsi) pengurangan melalui


pemakaian alat bantu
       Mengungkapkan perasaan yang
mencerminkan perubahan        Fasilitasi kontak dengan

pandangan tentang tubuh individu ( individu lain dalam


mis; penampilan, struktur, fungsi) kelompok kecil

Mengungkapkan persepsi yang


       
mencerminkan perubahan individu
dalam penampilan

Objektif

        Perubahan aktual pada fungsi


        Perubahan aktual pada struktur

        Perilaku mengenali tubuh individu

        Perilaku memantau tubuh individu

Perubahan dalam kemampuan


       
memperkirakan hubungan spesial
tubuh terhadap lingkungan

Perubahan dalam keterlibatan


       
sosial

Perluasan batasan tubuh untuk


       
menggabungkan objek lingkungan

Secara sengaja menyembunyikan


       
bagian tubuh

Secara sengaja menonjolkan


       
bagian tubuh

        Kehilangan bagian tubuh

        Tidak melihat bagian tubuh

        Tidak menyentuh bagian tubuh

Trauma pada bagian yang tidak


       
berfungsi

Secara tidak sengaja menonjolkan


       
bagian tubuh

Subjektif

Depersonalisasi kehilangan
       
melalui kata ganti yang netral

Depersonalisasi bagian melalui


       
kata ganti yang netral

        Penekanan pada kekuatan yang


tersisa

Ketakutan terhadap reaksi orang


       
lain

        Fokus pada penampilan masa lalu

        Perasaan negatif tentang sesuatu

Personalisasi kehilangan dengan


       
menyebutkannya

        Fokus pada perubahan

        Fokus pada kehilangan

Menolak memverifikasi perubahan


       
aktual

Mengungkapkan perubahan gaya


       
hidup

Faktor Yang Berhubungan:

        Biofisik, Kognitif

        Budaya, Tahap perkembangan

        Penyakit, Cedera

        Perseptual, Psikososial, Spiritual

        Pembedahan, Trauma

        Terapi penyakit

DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan Kartini Kartono.
Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Erikson, E.H. (1963). Childhood and Society. New York: Norton.
Hawari, Dadang. (2013). Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FK UI
Herrdman, Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan 2012-
2014. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta: EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis NANDA NIC-NOC jilid 1&2. Jakarta:
MediAcion
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta:EGC
Nanda Internationa. (2012). Nursing Diagnosis: Definition &Classifications
2012-2014. Jakarta: EGC.
Patricia A, Potter, Anne G. Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta:EGC
Wong, Dona L., Dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai