DISUSUN OLEH :
UTRI CITRA RAMDIANISARI
18200100003
A. Definisi
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk
mengerti perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya,masalahnya serta
lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat
meyakini bahwa klien adalah mahluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan
unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang
diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Menurut para ahli, definisi dari konsep diri, yaitu :
1) Stuart & Sundeen, Konsep diri merupakan suatu pikiran,keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
2) Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan cara individu melihat pribadinya
secara utuh,menyangkut aspek fisik,emosi,intelektual,sosial dan spritual,
termasuk didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi yang
dimilikinya, interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek tertentu, serta tujuan, harapan, dan
keinginan individu itu sendiri.
Komponen Konsep Diri terdapat empat komponen konsep diri, yaitu :
1) Gambaran citra diri
Gambaran atau citra diri (body image) mencakup sikap individu
terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik,struktur, dan
fungsinya. Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-hal yang terkait
dengan seksualitas, feminimtas dan maskulinitas, keremajaan,
kesehatan dan kekuatan. Citra mental tersebut tidak selalu konsisten
dengan struktur atau penampilan fisik yang sesungguhya. Beberapa
kelainan citra diri memiliki akar psikolog yang dalam, misalnya
kelainan pola makan seperti anoreksia. Citra diri dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pubertas dan penuaan terlihat lebih
jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri
lainnya. Selain citra diri juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya.
Budaya dan masyarakat menentukan norma-norma yang diterima luas
mengenai citra diri dan dapat mempengaruhi sikap seseorang,
misalnya berat tubuh yang ideal, warna kulit, tindik tubuh serta tato,
dan sebagainya.
2) Harga Diri
Harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu tentang dirinya
dengan menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang
lain. Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri
maupun dari orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh
perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta
keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam hidupnya.
3) Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola
sikap, perilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat, misalnya sebagai orang tua,
atasan, teman dekat dan sebagainya. Setiap peran berhubungan dengan
pemenuhan harapan-harapan tertentu. Apabila harapan tersebut dapat
dipenuhi, rasa percaya diri seseorang akan meningkat. Sebaliknya,
kegagalan untuk memenuhi harapan atas peran dapat menyebabkan
penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang.
4) Identitas Diri
Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri suatu
kesatuan yang utuh. identitas mencakup konsistensi seorang sepanjang
waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan perbedaan dan
keunikan dibandingkan dengan orang lain. Identitas sering kali
didapat melalui pengamatan sendiri dan dari apa yang didengar
seorang dari orang lain mengenai dirinya. Pembentukan identitas
sangat diperlukan demi hubungan yang intim karena identitas
seseorang dinyatakan dalam hubungannya dengan orang lain.
Seksualitas merupakan bagian dari identitas. identitas seksual
merupakan konseptualitas seseorang atas dirinya sebagai pria atau
wanita dan mencakup orientasi seksual.
Rentang Respon Konsep Diri
Rentang individu terdapat konsep diri berfluktuasi sepanjang rentang
respons konsep diri yaitu adaptif sampai maladaptif.
Rentang Respons Konsep Diri
Gambar : 2.1 Rentang respon konsep diri (Stuart dan Sudden 1998)
Keterangan :
Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
Berikutnya konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder banyak diterima dari
konsep diri memperoleh konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang
sudah terbentuk dalam lingkungan rumahnya dan hal ini menghasilkan konsep
diri sekunder.
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi individu dengan orang- orang
disekitarnya. Apa yang dipersepsi individu mengenai individu, tidak terlepas
dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang seoarang individu.
Struktur, peran, dan status sosial merupakan gejala yang dihasilkan dari adanya
interaksi individu satu dan individu lain, antara individu dan kelompok, atau
kelompok dan kelompok ( Lindgre,1973)18
D. Pathway
Kehilangan
harapan
E. Faktor - faktor yang mempengaruhi
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan
pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4) Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian pula sebaliknya.
5) Stresor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan
depresi, menarik diri, dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
G. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronit.
2) Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
3) Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah.
4) Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak
realistis.
5) Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
6) Gangguan Identitas Diri : perubahan perkembangan, trauma, jenis kelamin
dan budaya.
7) Gangguan Citra Tubuh (body image) hilangnya bagian tubuh, perubahan
perkembangan dan kecacatan.
8) Gangguan Harga Diri : hubungan interpersonal yang tidak harmonis,
kegagalan perkembangan, kegagalan mencapai tujuan hidup dan kegagalan
dalam mengikuti aturan moral.
9) Gangguan Peran : kehilangan peran, peran ganda dan ketidakmampuan
dalam mengikuti aturan moral.
10) Gangguan Ideal Diri : kehilangan harapan, keinginan dan cita-cita.
H. Intervensi Keperawatan
a. Harga Diri Rendah Situasional
Mengungkapkan
Coping Enhancement
Kegagalan
penerimaan diri
Gangguan fungsional
Body Image enhancement
Komunikasi terbuka
Kurang penghargaan
Mengatakan
optimisme tentang
Kehilangan
masa depan
Penolakan
Menggunakan
strategi koping efektif
Perubahan peran sosial
b. Gangguan Citra Tubuh
Objektif
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan
melalui kata ganti yang netral
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan Kartini Kartono.
Jakarta: PT Radja Grafindo Persada.
Erikson, E.H. (1963). Childhood and Society. New York: Norton.
Hawari, Dadang. (2013). Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FK UI
Herrdman, Heather. 2012. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan 2012-
2014. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta: EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis NANDA NIC-NOC jilid 1&2. Jakarta:
MediAcion
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta:EGC
Nanda Internationa. (2012). Nursing Diagnosis: Definition &Classifications
2012-2014. Jakarta: EGC.
Patricia A, Potter, Anne G. Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta:EGC
Wong, Dona L., Dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC