Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

OKSIGENASI

Disusun oleh :

Nama : Isnaini

18200100019

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2020
LAPORAN PENDAHULUAN
“ KEBUTUHAN OKSIGENASI “

A. Definisi
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam
tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh.Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap
menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga
di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas
mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO²
(hasil pembakaransel).
Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berartibagi tubuh, salah satunya
adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan
kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat
harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu
mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

B. Anatomi Fisiologis
Sistem pernafasan merupakan suatu sistem dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi
utama pertukaran udara pernafasan dengan cara mengangkut oksigen ke dalam darah dan
mengeluarkan karbondioksida, disamping itu fungsi lainnya ialah :
a. Membersihkan udara.
b. Melembabkan udara.
c. Membentuk udara.
d. Menghangatkan udara.
e. Menggiatkan penciuman.
Oksigen dalam udara dibawa masuk ke dalam paru-paru dan berdifusi dalam darah.
Bersamaan dengan itu dikeluarkannya CO2 yang juga berdifusi dari darah dan kemudian
dikeluarkan bersama udara, oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh untuk
kelangsungan hidupnya. Sedangkan CO2 merupakan sisa hasil metabolisme yang tidak
digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Perjalanan oksigen dan karbon dioksida. Dari atmosfer (udara) oksigen masuk melalui
hid-ung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Dari alveoli
oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh eritrosit. Dalam darah oksigen
dibawa ke jantung kemudian dipompakan oleh jantung, diedarkan ke seluruh tubuh untuk
digunakan sampai tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria
digunakan untuk proses-proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup.
Sedangkan karbon dioksida berja-lan arah sebaliknya dengan oksigen.
Setiap mahluk hidup memerlukan energi. Setiap makanan manusia harus menghasilkan
energi. Energi itu berasal dari sari makanan. Agar sari-sari makanan itu dapat diubah
menjadi energi, dan sisa oksidasi berupa karbondioksida(CO 2) dan uap air(H2O). pada
peristiwa ini rekasi enzim pernapasan, sehingga dihasilkan reaksi sebagai berikut:
C6H enzim
12O6 + 6O2 6CO + 6H2O +Energi
oksidasi
2

Dari persamaan itu, jelas bahwa karbondiokasida dan uap air dilepas ke udara bersama
hem-busan napas, sedang energi sebagian berupa panas untuk memelihara suhu badan dan
sebagian berupa energi yang berguna untuk melakukan kegiatan tubuh.
Pernapasan ialah proses pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh
untukmetabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikelua-rkan dari tubuh melalui paru. Pernapasan itu terjadi melalui saluran pernapasan.
Saluran perna-pasan yaitu bagian dari sistem pernapasan yang digunakan untuk jalannya
gas-gas yang terlibat dalam pernapasan tersebut. Saluran pernapasan terbagi atas dua yaitu :
1. Saluran Pernapasan Atas
Saluran pernapasan atas dimulai dari Cavum nasal (hidung) yang mana udara masuk
melaluinya kemudian melewati Trakea → kemudian melewati Laring.

(Gambar Saluran Pernafasan Bagian Atas)


2. Saluran Pernapasan Bawah
Saluran pernapasan bawah dimulai dari Bronkus →
Pulmo (paru-paru) yang mana di dalamnya terdapat
percabangan bronkus yaitu → Bronkiolus lalu menuju
→ Alveolus yang mana di alveolus terjadi pertukaran
udara, yakni pertukaran gas antara O2 dan CO2, dimana
CO2 sisa hasil metabolisme O2 akan ditukarkan udara
dari luar.
Anatomi sistem pernapasan terdiri atas :
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Paru-paru
6. Alveoli

NASI (HIDUNG)

6
8

9
10
3
2

4
(Tampak Luar) (Tampak Dalam)
(Gambar Anatomi Nasi/Hidung Tampak Luar dan Tampak Dalam)
Keterangan Gambar :
1. Cavum nasi(RonggaHidung) 6. Vibresea/Cilia (BuluHidung)
2. Septumnasi 7. Konka
3. Vestibulumnasi 8. Konkasuperior
4. CupingHidung 9. Konka media
5. Sinusfrontalis 10. Konkainferior
Udara yang dihirup akan masuk ke rongga hidung (Cavum nasi) yang terdapat dua bagian
yaitu kiri dan kanan (perhatikan gambar no.1). Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan
dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung menghubungkan
atmosfer dengan rongga hidung. Bagian kanan dan kiri dipisahkan oleh Septum nasi
(perhatikan gambar no.2). Cavum nasi terdiri atas “ Vestibulum nasi dan Fosa nasalis “.
Bagian depan Septum nasi ditunjang oleh tulang rawan sedangkan bagian belakang
ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Berikut ini adalah fungsi dari
Cavum nasi:
1. MemasukanUdara
Sesuai dengan suhu badan : 370C. hal ini dikarenakan/dimungkinkan oleh karena terdapat
Plexuxus venosus gisselbachi pada mucosa yang berfungsi untuk memberi kelembapan
yang
Terletak pada dinding Cavum nasi, dibagian atap konka-konka, sehingga bagian-bagian
ini mendapat suplay darah yang banyak dengan aliran yang lambat. Yang mana konka
berfungsi untuk menghangatkan udara.
2. MelembabkanUdara
Udara inspirasi dilembabkan dengan uap air(H2O) di dalam Cavum nasi bertekanan 47
mmHg pada suhu 370C oleh mucosa.
3. MenyaringUdara
Terdapat bulu-bulu hidung(Cilia)atau rambut yang disebut Vibrisea (perhatikan gambar
no.6) pada nases/pintu depan/Cuping hidung (perhatikan gambar no.5) Cavum nasi yang
berfungsi untuk menyaring partikel-partikel, polutant-polutant atau debu yang berukuran
10 μ> , sebagin bakteri dan jamur yang mengotori udara atmosfer dan inspirasi.
Batas-batas rongga hidung adalah bagian bawah (tulang palatum, maksila); bagian
samping (tulang maksila, konkha nasaslis inferior, ethmoid); bagian atas (tulang ethmoid);
dan bagian tengah (Septum nasi).
Vestibulm nasi merupakan bagian Cavum nasi (perhatikan gambar no.3) yang terletak
paling depan dan melebar, bagian luar hidung adalah Cuping Hidung atau Nares yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Sama dengankulit
- Adanya lapisantanduk.
- Kelenjar sabacea dan kelenjarkeringat.
- Memiliki rambut yang disebut Vibressea yang berfungsi menyaringpartikel-partikel
besar dari udarainsiparasi.
Pada dinding lateral dari Fosa nasalis terlihat permukaan tidak rata oleh karena adanya
Konka (perhatikan gambar no.7), struktur Konka untuk memperluas permukaan mucusa
Fosa nasalis, Konka dibentuk oleh tulang rawan dan berkembang sedemikian rupa sehingga
udara inspirasi yang masuk akan mengalami turben akan mengakibatkan zat-zat dan
partikel-partikelah yang masuk bersama udara inspirasi akan ditangkap oleh mucosa hidung
basah. Konka pada Fosa nasalis ada 3 yaitu :
1. Konka superior (perhatikan gambarno.8)
2. Konka media (perhatikan gambar no.9)
3. Konka inferior (perhatikan gambarno.10)
Maka udara pernapasan akan mengalir melalui celah-celah ketiga Konka tersebut dan udara
inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembabpkan oleh lendir yang
disek-resikan oleh sel goblet. Juga debu-debu udara pernapasan dapat diperangkap oleh
lendir. Lendir digerakan oleh Cilia ke belakang, menuju Faring.
Pada dinding lateral dari Fosa nasalis terlihat permukaan tidak rata oleh karena adanya
Konka (perhatikan gambar no.7), struktur Konka untuk memperluas permukaan mucusa
Fosa nasalis, Konka dibentuk oleh tulang rawan dan berkembang sedemikian rupa sehingga
udara inspirasi yang masuk akan mengalami turben akan mengakibatkan zat-zat dan
partikel-partikelah yang masuk bersama udara inspirasi akan ditangkap oleh mucosa hidung
basah. Konka pada Fosa nasalis ada 3 yaitu :
4. Konka superior (perhatikan gambarno.8)
5. Konka media (perhatikan gambar no.9)
6. Konka inferior (perhatikan gambarno.10)
Maka udara pernapasan akan mengalir melalui celah-celah ketiga Konka tersebut dan udara
inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembabpkan oleh lendir yang
disek-resikan oleh sel goblet. Juga debu-debu udara pernapasan dapat diperangkap oleh
lendir. Lendir digerakan oleh Cilia ke belakang, menuju Faring.

FARING (TEKAK)

2
1
3
4

(TampakLuar) (TampakDalam)
(Gambar Anatomi Faring/Tekak Tampak Luar dan TampakDalam)
Faring (perhatikan gambar no.1) merupakan suatu saluran yang bermula dari dasar
tengkorak dan berakhir di belakang laring di ruas veterbrata servikal keenam. Saluran ini
merupakan bagian dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Faring berbentuk seperti
corong, bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah. Panjang faring sekitar 13 cm pada
orang dewasa. Dinding faring tersusun atas otot lurik yang bertindak secara otomatis. Otot
yang penting di bagian faring adalah Otot Sfingter yang bertanggung jawab pada saat kita
menelan. Otot-otot ini dilapisi dengan membran mucusa yang tersusun atas jaringan epitel.
Faring merupakan pertemuaan antara rongga hidung dengan pangkal lidah sehingga saat
makan tidak boleh berbicara karena akan tersedak. Fungsi faring, adalah sebagi berikut :
1. Tempat lewatnya udara danmakanan.
2. Menghangatkan dan melembabkan.
3. Proteksi.
4. Pembentukan suara.
Berikut ini adalah bagian-bagian faring :
1. Nasofaring, berasal dari kata Naso yang artinya ‘dekat dengan hidung’. Merupakan
bagianproksimaldarifaring,dimanaiamenghubungkanronggahidungdenganlaring.
Terletak diantara konae sampai langit-langit lunak. Pada nasofaring, khususnya pada
bagian dorme-sialnya terdapat organ limfoid yang disebut “Tonsila faringea” atau
disebut juga “Adenoid” yang pada anak-anak sering membesar dan menyebabkan
gangguan pernafasan dan perub-ahan suara. Di dinding sampingnya terdapat dua lubang
untuk tuba Eustachius yang meng-hubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah
dengan udara luar. Biasanya tuba Eustachius selalu tertutup, kecuali pada saat menguap
atau menelan.
2. Orofaring, merupakan bagian distanya faring yang tidak jelas batasnya, terletak
dibelakang rongga mulut yaitu mulai dari uvula hingga epiglottis. Pada daerah orofaring
mungkin dapat ditemui berupa bercak-bercak dari epitel berlapis gepeng tidak bertanduk.
Pada orofaring terletak tonsil platina dan tonsil lingualis. Walaupun orofaring
memungkinkan udara bere-dar didalamnya, struktur ini sebenarnya merupakan bagian
dari sistempencernaan.
3. Laringofaring, bagian ini terletak dibelakang(posterior) laring dibawah orofaring.
Diruas vertebra servikal keenam saluran faring berakhir dan saluran esofagus dimulai.
Pada lari-ngofaring terjadi persilangan antara aliran udara dan aliranmakanan.

TRAKEA (BATANG TENGGOROKAN)


2

7
1

(TampakLuar) (Tampak Dalam)


(Gambar Anatomi Trakea/Batang Tenggorokan Tampak Luar dan Tampak Dalam)
Trakea merupakan bagian saluran pernapasan yang bentuknya seperti tabung dan
merupakan lanjutan laring, dan merupakan saluran udara sejati, panjangnya kira-kira 10cm.
Dinding Trakea terdiri dari otot polos yang ditunjang oleh sejumlah 16-20 cincin tulang
rawan yang bentuknya seperti huruf C. Permukaan belakang saluran ini tidak memiliki
tulang rawan dan dilengkapi dengan membran. Diantara tulang rawan tersebut terdapat otot
bebas.Tulangrawaninimengu-atkandindingtrakeadanmemungkinkanperedaraanudara
terus-menerus di dalamnya tanpa ada penghalang. Halangan di dalamnya akan
mengakibatkan rasa lemas dan dapat menyebabkan kematian.
Lapisan terdalam dinding Trakea terdiri dari lapisan mucosa yang mengandung kelenjar
mucosa yang mensekret mucus. Epitelium bersilia (rambut getar). Bila timbul obstruksi
pada Trakea akan terjadi asifiksia. Untuk mengatasi hal tersebut, kadang-kadang perlu
tindakan kecil pada Trakea, disebut trakeotomi. Berikut ini adalah bagian-bagian Trakea dan
fungsinya:
1. Trakea, berfungsi untuk menghubungkan laring mulai dari kartilago krikoid sampai
kepada cabang dua daribronkhioli.
2. Esophagus, berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan saluran-saluran pencernaan
lainnya.
3. Annular ligamentum, berfungsi untuk mencegah peregangan yang berlebihan dari tulang
rawan, disamping mengadakan kontraksi sehingga menimbulkan batuk untuk
membersihkan jalanudara.
4. Trachelalls muscle (Otot trakea), ditunjang oleh sejumlah 16-20 cincin tulang rawan
yang berbentuk seperti hurufC.
5. Lamina propria, terdapat di bawah membran basalis epitel, dibentuk oleh jaringan ikat
longgar yang berbentuk jala-jala yang banyak mengandung serat elastik dan sedikit
kalogen.
6. Respiratory epithelium(Epitel respiratorius), bertingkat kolumnair silia, banyak
mengan-dung selgoblet.
7. Tracheal cartilage(Kartilago trakea), berfungsi untuk mencegah Trakea kolaps, dengan
begitu fungsi ini maka aliran udara inspirasi dan ekspirasiterjamin.
BRONKUS (CABANG TENGGOROKAN)
Trakea

Bronkus Primer

Bronkus Lobus

Segmental Bronkus

Bronkiolus
Brokiolus Respiratorius

Dibagian bawah, depan vertebra torakalis keempat, trakea terbagi dua dan membentuk
bronkus kiri dan kanan. Stuktur mikroskopis bronkus mirip dengan trakea. Bronkus primer
ada 2 yaitu bronkus primer kiri dan bronkus primer kanan. Bronkus primer kiri lebi
horizontal, lebih panjang dan lebih kecil dari bronkus primer kanan oleh sebab itu benda-
benda asing lebih banyak terhisap dan lebih sering/mudah masuk ke bronkus primer kanan.
Bronkus primer kiri dibagi menjadi 3 bronkus lobaris(sekunder) sedangkan bronkus primer
kanan bercabang menjadi 3 bronkus lobaris(sekunder). Bronkus lobaris bercabang-cabang
lagi menjadi Bronkus tersier, Bronkiolus, Bronkiolus terminalis dan Bronkiolus
respiratorius.
 Bronkiolus
Merupakan bagian dari konduksi pernafasan dengan diameter ±1 mm. pada bronkiolus
tidak terdapat lagi kartilago(tulang rawan), lamina propia tidak terdapat kelenjar, sel
globetnya hanya dijumpai pada bagian proksimalis dan epitel mucosanya adalah epitel sel
berlapis torak rendah bersilia. Bronliolus ini akan mempercabangkan 2 cabang lebih kecil
dan di sebut brokiolus terminalis.
 BronkiolusTerminalis
Disebut terminalis karena dianggap sebagai akhir dari bagian konduksi. Pada bronkiolus
terminalis sel mucosa dilapisi oleh epitel yang dibentuk oleh selapis sel kubis bersilia
yang dimana terdapat sel obra. Pada bronkiolus terminalis tidak dijumpai kartilago.
 BronkiolusRespiratorius
Bronkiolus terminalis bercabang 2 dan menjadi bronkiolus repiratorius. Saluran ini
meru-pakan daerah peralihan antara bagian konduksi dan bagian respirasi dari sistem
pernafasan. Pada dindingnya mulai terdapat banyak di alveolus. Pada bronkiolus ini
sudah ada cabang yang langsung berhubungan dengan alveolus sehingga pertukaran gas
sudah dapat terjadi, inilah yang menyebabkan bronkiolus ini disebut “bronkiolus
respiratorius”.
Susunan bronkus dan bronkus lobus dapat dikatakan mirip dengan susunan trakea, tetapi
bronkiolus tidak memiliki dinding yang jaringan otot bebasnya telah menggantikan jaringan
tulang rawan. Ujung bronkiolus berakhir sebagai saluran alveolus dan saluran ini membuka
di dalam alveolus. Kapiler darah mengelilingi semua alveolus di dalam paru-paru.
Paru-paru juga terdiri atas segmen-segmen (perhatikan gambar dibawah ini). Segmen
bronchopulmonar dilengkapi dengan bronkus tersier yang bertempat ditengah-tengah,
mempunyai beberapa vena yang letaknya insegmental yang juga mengalirkan darah dari
segmen-segmen yang berdampingan serta juga terdapat bronkus tersier dan juga disertai
sengan sebuah arteri yang juga ditengah-ditengah.

Keterangan :
Right Lateral Left Lateral

Upper Lobe :
1 & 2. Apicalposterior bronchus
1. Apical bronchus
2. Posterior bronchus 3. Anterior bronchus
3. Anterior bronchus
Middle Lobe : Lingula

4. Lateralbronchus 4. Superiorbronchus
5. Midialbronchus 5. Inferiorbronchus

Lower Lobe :

6. Apicalbronchus 6. Apicalbronchus
7. Medial basal (cardiac)bronchus
8. Anterior basalbronchus 8. Anterior basalbronchus
9. Lateral basalbronchus 9. Lateral basalbronchus
10. Posterior basalbronchus 10. Posterior basalbronchus
PULMO (PARU-PARU)

Trakea
Puncak Paru
Lobus Atas
Paru-paru kanan Lobus atas

Bronkus Kiri
Pulmo Sinistra

Bronkus Kanan Pulmo Dextra

Lobus Tengah Lobus Bawah

Lobus Bawah

Celah (fisura) membagikan paru-paru menjadi 3 lobus di


paru-paru kanan dan 2 lobus di paru-paru kiri
(Gambar Anatomi Pulmo/Paru-paru)
Manusia memiliki 2 paru-paru yang terdapat di dalam rongga toraks(Cavum toraklis)
sebelah kiri dan kanan dan dilindungi oleh tulang rusuk dan otot interkostalis. Paru-paru
mempunyai struktur seperti busa(spons), lunak tapi kenyal. Setiap paru-paru merupakan
sebuag organ berbe-ntuk kerucut bagian dsar atau permukaan bawah terletak di atas otot
diagfragma dan bagian puncaknya berakhir diatas klavikula. Permukaan sisi dalam cekung
untuk meletakan jantung cekungan paru-paru kiri terlihat lebih jelas dibandingkan dengan
bagian kanan dan bagian ini disebut takuk jantung. Dipermukaan sisi dalam terdapat suatu
celah atau fisura yang disebut hilum. Bronkus, pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh
limfa masuk ke dalam paru-paru melalui helium ini.
Bidang diantara permukaan-permukaan sisi dalam paru-apru disebut rongga
mediastinium. Jantung terletak dibagian ini. Kedua paru-paru diselaputi oleh membran paru-
paru(Pluera) yang dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pluera visceral(selaput pembungkus dada), yaitu selaput paru yang langsung
membungkusparu.
2. Pluera parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua
pleura ini terdapat rongga yang disebut CavumPluera.
Kedua lapisan ini membentuk suatu rongga yang disebut “rongga pleura” dan keduanya
berhu-bungan pada daerah hilus dan diliputi oleh sel-sel mesotel yang duduk diatas
membran basalis dan terletak pada jaringan ikat halus yang mengandung serat kalogen dan
elastic. Serat elastic pleura viseralis berhunungan dengan serat elastis dari parenkim paru-
paru.
Rongga pleura yang permukaanya dilapisi oleh sel mesotel dalam keadaan normal hanya
mengandung sedikit cairan yang bekerja sebagai pelumas yang memungkinkan pergesekan
halus antara kedua pleura ini waktu terjadinya pergerakan paru-paru sewaktu bernapas,
cairan ini bera-sal dari plasma darah yang pada keadaan patologis keadaan ini bertambah.
Membran ini melipat kedalam dada membentuk celah atau fisura yang membagi paru-paru
menjadi beberapa lobus (perhatikan gambar berikut) :

Lobus Pulmo Segmen


Lobus Superior Dextra(kanan) 1. Segmen apical
2. Segmen posterior
3. Segmen anterior

Lobus Medilis 4. Segmen lateral


5. Segmen medial
Lobus Interior 6. Segmenapical
7. Segmenmedioblasalis
8. Segmenanterobasal
9. Segmenlaterobasal
10. Segmenposterobasal
Lobus Superior Sinistra(kiri) Bagian Superior :
1
Segmen apicoposterior
2
3. Segmen anterior
Bagian Superior:

4. Segmen lingualissuperior
Lobus Inferior 5. Segmen lingualisinferior

6. Segmenapical
7. Segmenanterobasal
8. Segmenlaterobasal
10. Segmenposterobasal

ALVEOLUS

Pembuluh Arteri

Alveoulus Bronkiolus Respiratorius

Pembuluh Vena

Sakus Alveolus
Duktus Alveolus

Pembuluh Kapiler

(Gambar Anatomi Alveolus)


Alveolus merupakan kantong kecil yang terbuka pada sisi dan berbentuk polyhedral
dengan ukuran 75-300 mikron. Struktur ini merupakan akhir dari bronchial treaa(pohon
bronkus). Alveolus ini berasal dari invaginasi(pelipatan suatu bagian di dalam bagian lain) :
 Bronkiolusrespiratorius.
 Duktusalveolaris.
 Sakusalveolaris.
Pada alveolus terdapat pembuluh darah-Arteri pulmonalis utama dari bilik kanan jantung
terbagi menjadi dua cabang dan setiap cabang masuk ke dalam paru-paru, memecah dan
menjadi Kapiler disekeliling alveolus. Setelah itu kapiler bersatu kembali membentuk Vena
pulmonalis yang kembali ke serambi kiri jantung (2 vena pulmonalis dari setiap paru-paru).
Alveolus merupakan tempat pertukaran udara. Pertukaran gas yang terjadi di alveolus
dimana udara yang masuk dipisahkan dengan kapiler darah oleh :
 Sitoplasma sel epitelalveolar.
 Lamina basalis sel epitelalveolar.
 Lamina basalis sel endotelkapiler.
 Sitoplasma sel endotel kapiler.
Paru-paru kita kira-kira mengandung ±300 juta alveoli dengan luas permukaan gas kira-kira
70-80 m2, disinilah O2 masuk ke dalam kapiler darah dan dengan darah sebaliknya
CO2berdifusi, pelepasan CO2 dari H2CO3 dari darah melalui proses katalis oleh “enzim
anhidrase karbonat” olehnya tidak mengherankan bahwa enzim ini banyak terdapat dalam
eritrosit.
Surfactan
Surfactant adalah cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi memberikan batas
pada suatu jaringan, surfactant juga mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam
keadaan normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu ekspirasi,
sehingga kolaps alveoli dapat dihindari Pita Suara. Pita suara yang terdapat didalam laring
terdiri atas dua jenis yakni :
1. Pita suara sejati-Pita suara ini merupakan pita suara yang tersusun atas jaringan
berserabut yang elastis. Ujung belakang melekat ke tulang rawan aritenoid dan ujung
depan melekat ke belakang jakun. Lipatan di antara pita-pita ini disebutglottis.
2. Pita suara palsu-Pita suara ini merupakan lipatan dari membran mucosa yang melapisi
per-mukaan dalam laring dan pita ini tidak berperan dalam pengeluaransuara.
Pengeluaran Suara. Ketegangan pita suara sejati di dalam laring menentukan sifat suara
yang dihasilkan. Jika pita suara itu tegang dan pendek nada suara yang dihasilkan tinggi.
Jika pita suara panjang dan kendur, nada suara yang dihasilkan rendah. Kekuatan suara
tergantung pada kekuatan udara yang dihembuskan keluar melalui pita suara. Berbagai
struktur lain membantu pembentukan suara oleh laring ini. Struktur tersebut termasuk
bentuk hidung, mulut, faring, dan sinusudara.
1. Berbicara
Berbicara dapat dikeluarkan oleh laring karena suara yang dikeluarkan laring dipecah,
diubah, dan diatur sehingga menjadi suatu perkataan. Tindakan ini dijalankan oleh bibir,
lidah, dan rahang. Bagaimana proses pembentukan suara? Proses pembentukan suara
adalah sebagai berikut :
a. Sewaktu kita mengeluarkan nafas (ekpirasi), gerakan udara dapat menggetarkan pita
su-ara dan dihasilkan suara. Ibarat angin bertiup, bendera berkibar dan terjadilah suara
ki-baran bendera.
b. Bila hembusan udara (ekspirasi) kuat, terbentuklah suara yang keras. Sebaliknya akan
terbentuk suara yang lemah(lembut).
c. Bila pita suara berada dalam keadaan tegang, getaran yang terbentuk berfrekuensi
tinggi terbentuklah suara tinggi, sebaliknya akan terbentuk suararendah.
d. Pita suara wanita jauh lebih pendek dan lebih tipis dari pada pria. Karena laring pria
lebih menonjol, maka pita suaranya panjang dan tebal. Maka suara seseorang wanita
akan lebih tinggi daripadapria.
Suara yang terbentuk di laring akan beresonansi dengan suara yang berada di sinus-
sinus hidung, mulut, faring sehingga terbentuklah suara manusia. Dengan mengandalkan
otot-otot faring kita dapat membentuk bunyi vocal (a, I, u, e, o) sedangkan gerakan otot-
otot lidah, pipi, bibir, dan dengan bantuan gigi kita mengubah suara menjadi bunyi
konsonan dan kata-kata. Batang tenggorok bagian dalam dilapisi oleh selaput lendir.
Antara selaput lendir yang meliputi itu ada sepasang selaput yang terletaknya melintang
dari bagian muka ke belakang, disebut pita suara. Karea kerutan dari otot-otot di pangkal
tenggorok, letak pita suara itu dapat berubah-berubah, yakni dapat menegang, dapat
mengendur hingga celah antara pita suara dapat melebar dan dapat pula menyempit.
Karena hembusan udara dari paru-paru dan kedudukan pita suara yang selalu berubah-
ubah, maka terjadi suara.
2. Berbisik
Berbisik dijalankan oleh mulut dan lidah yang menggunakan udara yang didapat di dalam
mulut. Laring tidak berperan.
Proses Pernapasan
Udara dapat masuk atau keluar dari apru-paru karena adanya tekanan antara udara luar
dengan udara di dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan
besarnya rongga ini terjadi karena pekerjaan otot-otot pernapasan yaitu, otot antara tulang
rusuk dan otot diafragma. Berdasarkan kegiatan otot-otot pernapasan tersebut maka
pernapasan dibedakan menjadi dua yakni :
1. PernapasanDada
Pernapasan yang menggunakan gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Rongga dada
membesar karena tulang dada dan tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang
terdapat di antara tulang-tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi
besar, sedangkan tekananya menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara luar. Dalam
keadaan demikian udara luar dapat masuk melalui batang tenggorok (trakea) ke paru-paru
(pulmo).
2. PernapasanPerut
Pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkon-
traksi sehingga diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian
paru-paru dapat mengembang kearah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada
bertambah besar dan udara terhirup masuk.
Sedangkan proses respirasi atau jenis pernapasan bersarkan tempat terjadinya pertukaran gas
terbagi menjadi 2 yakni :
1. PernapasanInternal
Pernapasan internal terjadi di dalam semua jaringan darah digunakan untuk metabolisme
jaringan, sedangkan karbon dioksida dan uap air yang dihasilkan oleh jaringan tersebut di
keluarkan ke dalam darah.
2. PernapasanEksternal
Pernapasan eksternal terjadi di paru-paru. Oksigen yang terdapat di uadara dibawa ke
darah dan karbon dioksida serta uap air disingkirkan keluar.
Udara yang sampai di dalam alveolus kaya akan oksigen. Dinding alveolus tersususn
atas satu lapis jaringan. Kapiler darah yang mengelilingi alveolus juga tersusun demikian.
Stur-ktur dinding seperti ini sangat permeable terhadap gas. Pertukaran gas terjadi karena
cara difusi. Oksigen dari alveolus masuk ke dalam darah, kemudian berikatan dengan
hemog-lobin dari sel darah merah.
Karbon dioksida dan uap air keluar dari darah, kemudian masuk ke dalam alveolus dan
dilepaskan keluar. Sebagian besar karbon dioksida terdapat di dalam pembuluh darah dan
dalam bentuk asam karbonat. Hanya sedikit karbon dioksida yang berbentuk gas dan
berikatan dengan hemoglobin.
Pada saat kita bernapas terjadi dua hal yang selalu bergantian yakni :
1. Mekanisme Inspirasi (menariknapas)
Sebelum menarik napas (inspirasi) kedudukan diafragma kearah rongga dada, dan otot-
otonya dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma
akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimun, otot antar tulang rusuk berkontraksi
sehingga tu-lang rusuk terangkat. Keadaan ini akan menambah besarnya rongga dada.
Mendatarnya dia-fragma dan terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan rongga dada
bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-paru, sehingga udara luar melalui hidung,
melalui batang tenggorok (trakea), terus ke cabang batang tenggorok (bronkus),
kemudian masuk keparu-paru.
2. Mekanisme Ekspirasi (menghembuskannapas)
Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma akan melengkung kearah rongga dada
lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semual. Kedua hal tersebut menyebabkan
rongga dada mengecil, akibatnya udara dalam paru-paru terdorong ke luar. Inilah yang
disebut mekanismeekpirasi.
Volume Paru-Paru
1. Paru-paru normal memiliki volume norma/kapasitas normal yang dibutuhkan manusia
yakni: 4500-5000 ml.
2. Kapasitas vital, yaitu jumlah udara untuk proses pernapasan yakni 3000cc.
3. Volume residu, yaitu volume udara sisa yang digunakan untuk residue paru-paru yakni
1000cc.
4. Volume total, yaitu volume udara yang dihirup atau dihembuskan yakni 500 cc.

C. Proses Kebutuhan Manusia


Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa
dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik
dan udara masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian
CO2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh
melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian massuk ke serambi kiri jantung (atrium
sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan selsel), di sini
terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO 2dan dikeluarkan
melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju
ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan
paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran
CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya
akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dankulit.
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan panjang
menuju paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang berguna untuk
menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke trakhea, sedangkan
waktu bernapas epiglotis terbuka, begitu seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam laring,
maka akan mendapat serangan batuk, hal tersebut untuk mencoba mengeluarkan makanan
tersebt dari laring.
Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan
napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur,
berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot
pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam
sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan,
memperlambat, atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga
dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar
CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus diafragmatelah
mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerutdatar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah ,mendapat rangsangan kemudian
mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum
(tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura
akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan
masuklah udara dari luar.
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung,
muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dan dengan demikian
rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau
pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.
Pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak,
pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu
pada orang-orang muda dan pada perempuan.
Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan
pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, Karena tulang rawannya tidak begitu lembek
dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan
banyak ditemukan pada laki-laki.

D. Pathway

Infeksi Mycobacterium tubercolosa → Droplet Infection (Masuk lewat jalannafas) Menempel dan menetap padaparu
Terjadi proses peradangan

Tumbuh dan berkembang di sitoplasma makrofag


→ sarang primer/afek primer (focus ghon) Kompleks primer
Menyebar ke organ lain (paru lain, saluran pencernaan
,tulang) melalui media (bronchogen percontinuitum, Hematogen, limfogen)

Radang tahunan di bronkus Pertahanan primer tidak adekuat

Berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitar Pembentukan tuberkel

Bagian tengah nekrosis dan Kerusakan membrane alveolar


Membentuk jaringan keju
PembentukansptumMe(↓) permukaan efekparu
Sekret keluar saat batuk
Ketidakefektifan Jalan Alveolus
Batuk produktif Bersih
Alveolus mengalamikon-
Droplet infection Batuk berat solidasi dan eksudasi

TerhiruporangsehatDistensiabdomen Gangguan Pertukaran Gas

Resiko Infeksi
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti padaanemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas
bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport
O2 terganggu.
d. Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, danlain-
lain.
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBCparu.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukansurfaktan.
b. Bayidan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasanakut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan danmerokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisita smenurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi :misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang
buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi
menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dankoroner.
d. Substansi abuse (alcohol danobat-obatan) :menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat
pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja.
b. Suhu lingkungan.
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut .
F. Manifestasi Klinis / Batasan Karakteristik
1. Manifestasi Klinis
a. suara napas tidaknormal.
b. perubahan jumlahpernapasan.
c. batuk disertaidahak.
d. Penggunaan otot tambahanpernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaranurin.
g. Penurunan ekspansiparu.
h. Takhipnea
2. BatasanKarakteristik
a. Mayor
1) Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (daribiasanya).
2) Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas).
3) Dispnea pada usahan napas.
4) Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalannapas.
5) Peningkatan lajumetabolic.
6) Batuk tak efektif atau tidak adabatuk.
b. Minor
1) Ortopnea.
2) Takipnea, Hiperpnea, dan Hiperventilasi.
3) Pernafasan sukar /berhati-hati.
4) Bunyi nafasabnormal.
5) Frekuensi, irama, kedalaman.
6) Pernapasanabnormal.
7) Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut, condongkedepan).
8) Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yanglama.
9) penurunan isi oksigen.
10) Peningkatan kegelisahan.
11) Ketakutan.
12) Penurunan volume tidal.
13) Peningkatan frekuensi jantung

G. Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas
2. Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan penumpukan sekret

H. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
No. Tujuan Keperawatan dan KriteriaHasil Rencana Tindakan
DX (NANDA)
( NOC ) (NIC )

1 Ketidakefektifan pola
nafas Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Airway management
selama …. x 24 jam - Jaga kepatenan jalan napas: buka jalan
berhubungan dengan obstruksi
Respiratory : airway patency napas, suction, fisioterapi dada sesuai
jalan napas - Klien mampu mengidentifikasi dan indikasi
mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan napas - Monitor pemberian oksigen, vital sign
tiap .... jam
- Menunjukan jalan napas yang paten:
klien tidak merasa tercekik, tidak - Monitor status respirasi: adanya suara
terjadi aspirasi, frekuensi napas dalam tambahan
rentang normal - Ajarkan teknik batuk napas efektif
- Tidak ada suara napas abnormal - Kolaborasi dengan tim medis pemberian o2
- Mampu mengeluarkan sputum dari - Catat tipe dan jumlah sekret pencegahan
jalan napas aspirasi
- Tinggikan posisi kepala tempat tidur 30-45
derajat setelah makan untuk mencegah
aspirasi dan mengurangi dispnea
2 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Airway management
jalan nafas yang berhubungan selama …. x 24 jam - Pantau addanya pucat dan sianosis
dengan penumpukan sekret Respiratory : ventilation
- Pasien akan menunjukan pernapasan - Pantau efek obat pada status respirasi
optimal pada saat terpasang ventilator - Pantau bunyi respirasi, pola respirasi, dan
makanis’mempunyai kecepatan dan vital sign
irama respirasi dalam batas normal
Informasikan kepada klien dan keluarga
- Mempunyai dalamfunsi paru dalam tentang teknik relaksasi
batas normal - Ajarkan cara batuk efektif
- Catat tipe dan jumlah sekret pencegahan
aspirasi
DAFTAR PUSTAKA

Aifudin, M. (2016). Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia (Cairan dan Elektrolit).
Unggaran: Pendidikan Profesi Ners, STIKES Ngudi Wiloyo, Unggaran.

Ariningrum, D., & Subandono, D. (2017). Buku Pedoman Ketrampila Klinis Pemsangan Infus
Untuk Mahasiswa Semester VII. Surakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Bulechek, G. M., & Butcher, H. K. (2016). Nursing Intervention Clasification (NIC) 6th Edition.
In I. Nurjannah, & R. D. Tumanggor, Edisi Keensm Nursing Intervensioan (NIC)
Edisi Bahasa Indonesia (pp. 570-571). Singapore: CV. Mocomedia.

Heather, H., & Kamitshuru, S. (2018). Nanda I Diagnosis Keperawatan Denisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: EGC.

Nurarif, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Ahuna Keprewatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid Ke 3. Jogjakarta: Medication.

Saputra, L. (2013). Panduan Praktik Keperawatan Klinis. Tanggerang: Binarupa Aksara.

Sloane, E. (2010). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EBC.

Anda mungkin juga menyukai