Anda di halaman 1dari 9

RESUME PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

KONSEP DIRI

Dosen Pembimbing :
Ns. Safra Ria Kurniati, M. Kep

Disusun Oleh :
Rizki Azmazatin
NIM. 162212072

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG
TA. 2022/2023
RESUME KONSEP DIRI
A. Definis Konsep Diri
Secara umum, Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu “self concept”
merupakan suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana
seseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-
tindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa pendapat para ahli terkait pengertian konsep
diri:
1. Konsep diri menurut Agustiani (2006) dalam (Muhsinin, 2018) menjelaskan
bahwa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya
yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
dengan lingkungan.
2. Menurut Hurlock (1980) dalam (Muhsinin, 2018) bahwa konsep diri adalah
gambaran tentang dirinya sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan, fisik,
psikologis, emosional, aspirasi, dan prestasi yang ingin dicapai
3. Sedangkan konsep diri menurut Fitts (1971) dalam (Muhsinin, 2018) menyatakan
bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang dikarenakan
konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam
berinteraksi dengan lingkungan.

B. Jenis-jenis konsep diri

Setiap individu memiliki perbedaan dalam menerima dirinya sendiri maupun


menerima apa pendapat orang lain terhadap dirinya sendiri. Terdapat beberapa ahli
mengatakan jenis-jenis konsep diri adalah tinggi, sedang dan rendah serta ada yang
mengatakan konsep diri positif dan konsep diri negative.

1. Konsep diri positif


Konsep diri yang lebih berupa penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan
yang besar tentang dirinya, dapat memahami dan menerima dirinya sendiri secara
apa adanya, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima
orang lain.
2. Konsep diri negative
Terdapat dua tipe konsep diri negative menurut Calhoun dan Acocella tahun 2009
dalam (Gusti, 2019)
a. Pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar benar tidak teratur, tidak
memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri.
b. Pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku, stabil dan teratur. Hal demikin
bisa terjadi sebagai akibat pola asuh yang terlalu keras dan kepatuhan yang
terlalu kaku.

C. Dimensi Konsep Diri


1. Pengetahuan tentang diri anda
Pengetahuan terhadap diri sendiri yang dimiliki individu meruapakan sesuatu
yang individu ketahui tentang dirinya. hal ini mengacu pada istilah-istilah
kuantitas seperti nama, usia, jenis kelamin, kebangsaan, pekerjaan, agama dan lain
sebagainya serta sesuatu yang merujuk pada istilah-istilah kualitas seperti egois,
baik hati, tenang, dan memiliki temperamental yang tinggi.
2. Pengharapan bagi anda
Harapan mengenai diri sendiri merupakan aspek dimana individu mempunyai
berbagai pandangan kedepan tentang siapa dirinya, menjadi apa dimasa yang akan
datang, maka individu tersebut mempunyai harapan terhadap diri sendiri
3. Penilaian terhadap diri anda
Penilaian terhadap diri sendiri tersebut merupakan pengukuran individu tetang
keadaannya saat ini dngan apa yang menurutnya dapat dan akan terjadi pda
dirinya. Setiap individu berperan sebagai penilai terhadap dirinya sendiri dan
standar pada tiap-tiap individu terhadap penilaian tersebut berbedabeda

D. Komponen Konsep Diri


Menurt Stuart, 2013 dalam (Gusti, 2019) Komponen konsep diri dapat
digambarkan dalam istilah rentang diri kuat sampai lemah atau positif sampai negatif
yang kesemuanya tergantung pada kekuatan individu dari kelima komponen konsep
diri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa 7 lalu atau masa sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh
2. Identitas diri
Kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber dari penilaian dan observasi
diri sendiri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri,
respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri
3. Peran diri
Peran adalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
yang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Peran memberikan sarana untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas
dengan memvalidasi pada orang yang berarti.
4. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah
laku berdasarkan standar pribadi. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa
kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan
harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri .
5. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai.
Seseorang memiliki konsep diri yang baik berkaitan dengan harga diri apabila
mampu menunjukan keberadaannya dibutuhkan oleh orang banyak, dan menjadi
bagian yang dihormati oleh lingkungan sekitar.

E. Faktor Faktor Yang Memperngaruhi Konsep Diri


1. Orang tua
2. Teman sebaya
3. Masyarakat
4. Jenis kelamin
5. Harapan-harapan
6. Suku bangsa
7. Nama dan pakaian
8. Reaksi dari orang lain
9. Perbandingan dengan orang lain
10. Peranan seseorang
11. Identifikasi terhadap orang lain
F. Perkembangan Konsep Diri
Menurut Hurlock 1968 dalam (Ode, dkk, 2015) individu belum mampu
membedakan antara diri dengan yang bukan diri ketika masih bayi. Individu baru
sampai tahap yang bisa membedakan antara dunia luar dengan dirinya sendiri ketika
berusia 6-8 bulan, dan ketika berusia 3-5 tahun ia mulai mempu mengidentifiasikan
dirinya dalam berbagai dimensi kategori, seperti umur, ukuran tubuh, jenis kelamin,
kepemilikan benda, warna kulit, dan sebagainya. Tahap ini disebut oleh Allport
( Sarason, 1972 ) dengan istilah early self.
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap
perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam
mengembangkan konsep diri yang positif. Tahap- tahap perkembangan konsep diri
sebagai berikut:
1. Bayi
Bayi menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan
pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain. Pengalaman pertama
bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu
adalah dasar untuk perkembangan citra tubuh
2. Todler
Tugas psikososial utama mereka adalah mengembangkan otonomi. Anak-anak
beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri
mereka dari orang lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan
melakukan tugas higien dasar.
3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin,
meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan
sensitive terhadap umpan balik keluarga. Anak-anak belajar menghargai apa yang
orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi
penghargaan diri.
4. Anak usia sekolah
Menurut Bee 1981 dalam (Ode, dkk, 2015) mengungkapkan bahwa pada masa ini
seorang anak menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan lingkungan
sosial selain keluarga mulai mempengaruhi pandangan dan juga penilaian individu
terhadap dirinya. Tahap ini oleh Allport (Sarason, 1972) dalam (Ode, dkk, 2015)
disebut dengan tahap perkembangan diri sebagai pelaku. Individu mulai belajar
untuk bisa mengatasi berbagai macam masalah secara rasional
5. Remaja
Menurut Hollingworth ( dalam Jersild, 1965 ) masa remaja merupakan masa
terpenting bagi seseorang untuk menemukan dirinya. Mereka harus menemukan
nilai-nilai yang berlaku dan yang akan mereka capai di dalamya. Masa remaja
membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Sepanjang maturasi seksual,
perasaan, peran, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri.
6. Masa dewasa muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi
sepanjang hidup. Dewasa muda adalah periode untuk memilih, menetapakan
tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan
hubungan erat. Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil.
7. Usia dewasa tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan,
rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat
perubahan dalam produksi hormonal dan sering penurunan dalam aktivitas
mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri
8. Lansia
Parubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi.
Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot. Konsep diri selama masa lansia
dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup.

G. Langkah-langkah Mempertahankan Konsep Diri


1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang
pernah dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan
kesempatan untuk mengembangkannya
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau
kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada
diri sendiri, tidakmampu memandang hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana
kita bisa menghargai orang lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang
lain secara positif
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam
diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda
bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan
diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi
yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu
persoalan maupun terhadap seseorang

H. Hambatan Dalam Membangun Konsep Diri


1. Hambatan yang berasal dari lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan
potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut,
lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri,
dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.
2. Hambatan yang berasal dari individu sendiri
Penghambat yang cukup besar adalah pada diri sendiri,misalnya sikap
berprasangka, tidak memiliki tujuan yang jelas, keengganan mengenal diri sendiri,
ketidak mampuan mengatur diri, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak
memadai untuk memecahkan masalah, kreativitas rendah, wibawa rendah,
kemampuan pemahaman manajerial lemah, kemampuan latih rendah dan
kemampuan membina tim yang rendah (Ode, dkk, 2015)

I. Pengaruh Perawat Dalam Konsep Diri Klien


Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri membantu
menstimulasi rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya telah
mengalami perubahan dan yang harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru,
hampir pasti baik klien maupun keluarganya akan melihat pada perawat dan
mengamati respons dan reaksi mereka terhadap situasi yang baru. Dalam hal ini
perawat mempunyai dampak yang signifikan. Rencana keperawatan yang dirumuskan
untuk membantu klien dengan perubahan konsep diri dapat ditingkatkan atau
digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar perawat.
Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengklarifikasi hal-hal berikut
mengenai diri mereka :
1. Perasaan perawat sendiri mengenai kesehatan dan penyakit
2. Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres
3. Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien dan keluarganya dan bagaimana hal
tersebut ditunjukkan.
4. Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukkan dan mempengaruhi klien
5. Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien
DAFTAR PUSTAKA

Ode, Jul Badillah dkk. 2015. Makalah Dasar Dasar Psikososial Dalam Praktik Keperawatan
Konsep
Diri. Makalah

Muhsinin, Amri. 2018. HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PERILAKU ASERTIF


DENGAN PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SMP “X” MALANG, diakses pada tanggal 24 Agustus 2022 dengan link
https://eprints.umm.ac.id/38324/1/SKRIPSI.pdf

Putra, Gusti John. 2019. Konsep diri pada pasien luka diabetic. di akses pada tanggal 24
Agustus 2022 pukul 10.00 WIB dengan link https://repo.stikmuhptk.ac.id

Anda mungkin juga menyukai