V DENGAN KASUS
GANGGUAN PSIKOSOSIAL : GANGGUAN KONSEP
DIRI HARGA DIRI RNDAH (HDR) DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH MADANI PALU
DISUSUN OLEH:
IRFAN
NPM. JP019.008
CI Institusi
d. Identitas Diri
Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri
suatu kesatuan yang utuh. Identitas mencangkup konsistensi seorang
sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan
perbedaan dan keunikan dibandingkan dengan orang lain. Identitas
sering kali didapat melalui pengamatan sendiri dan dari apa yang
didengar seorang dari orang lain mengenai dirinya. Pembentukan
identitas sangat diperlukan demi hubungan yang intim karena identitas
seseorang dinyatakan dalam hubungannya dengan orang lain.
Seksualitas merupakan bagian dari identitas. Identitas seksual
merupakan konseptualitas seseorang atas dirinya sebagai pria atau
wanita dan mencangkup orlentasi seksual
3. Jenis Konsep Diri
Dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan
konsep diri negatif.
a. Konsep Diri Positif
Nilai yang dianut anak kecil sangat dipengaruhi oleh kelarga dan
budaya. Selanjutnya, teman sebaya memengaruhi anak dan dengan
demikian memengaruhi rasa dirinya. Ketika anak berkonfrontasi
dengan membedakan harapan dari keluarga, budaya, dan teman
sebaya, rasa diri anak sering kali membingungkan. Sebagai contoh,
anak mungkin menyadari bahwa orang tuanya mengharapkan ia tidak
minum alkohol dan mengharapkan ia menghadiri layanan agama
setiap Sabtu malam. Pada saat bersamaan, teman sebayanya meminum
bir dan mendorongnya untuk menghabiskan malam Sabtunya dengan
mereka.
c. Stresor
Batasan Karakteristik
Menutup mata
Penurunan afek
Penurunan selera makan
Penurunan respon terhadap stimulus
Penurunan verbalisasi
Kurang inisiatif
Kurang keterlibatan dalam asuhan
Pasif
Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak
bicara
Gangguan pola tidur
Meninggalkan orang yang mengajak bicara
Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, “saya tidak dapat”, mengehla
napas)
2. Gangguan Citra Tubuh
Batasan Karakteristik:
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku menghindari tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis:
penampilan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (mis: perubahan, struktur, fungsi)
Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu
dalam penampilan
Objektif
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan special tubuh
terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif
Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral
Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan
Fokus pada kehilangan
Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup
Batasan Karakteristik
Sifat personal kontradiktif
Deskripsi waham tentang diri sendiri
Gangguan citra tubuh
Kebingungan gender
Ketidakefektifan koping
Gangguan hubungan
Ketidakefektifan performa peran
Merasa koping
Merasa aneh
Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal
Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya : mempertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
Ketidakpastian tentang tujuan
Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya : mepertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
4. Harga Diri Rendah Kronik
Batasan Karakteristik :
Bergantung pada pendapat orang lain
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri
Secara berlebihan mencari penguatan
Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
Enggan mencoba situasi baru
Enggan mencoba hal baru
Perilaku bimbang
Kontak mata kurang
Perilaku tidak asertif
Sering kali mencari penegasan
Pasif
Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
Ekspresi rasa bersalah
Ekspresi rasa malu
5. Harga Diri Rendah Situasional
Batasan Karakteristik :
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap harga
diri
Ekspresi ketidakberdayaan
Ekspresi ketifakbergunaan
Verbalisasi meniadakan diri
6. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
Batasan Karakterisitik
Menerima keterbatasan
Menerima kekuatan
Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
C. Pohon Masalah (Dalam Bentuk Bagan Berdasarkan Patofisiologi)
Gangguan
Identitas Persepsi positif
Trauma Personal terhadap
perubahan
Risiko Gangguan
Identitas
Harga Diri Rendah Personal
Gangguan Citra
Tubuh
Keputusasaan
Persiapan meningkatkan
konsep diri
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Terdapat banyak jenis antidepresan, salah satunya obat jenis Tricyclic Anti
Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan
fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin
sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu
pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami
skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan.
F. Pengkajian Keperawatan
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan psikososial adalah sebagai
berikut :
1. Pengkajian psikologis
a. Status emosional
1) Apakah emosi sesuai perilaku?
2) Apaka klien dapat mengendalikan emosi?
3) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?
4) Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?
5) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
b. Konsep diri
1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
2) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
3) Apakah klien suka akan dirinya?
c. Cara komunikasi
1) Apakah klien mudah merespon?
2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
3) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?
4) Apakah kien menolak untuk memberi respon?
d. Pola interaksi
1) Kepada siapa klien mau berinteraksi?
2) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?
3) Bagaimana sifat asli klien : mendominasi atau positif?
2. Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan
1) Pendidikan terakhir
2) Keterampilan yang mampu dilakukan
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan
b. Hubungan sosial
1) Teman dekat klien
2) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
3) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?
c. Faktor kultur sosial
1) Apakah agama dan kebudayaan klien?
2) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
3) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan orang
lain?
d. Pola hidup
1) Dimana tempat tinggal klien?
2) Bagaimana tempat tinggal klien?
3) Dengan siapa klien tinggal?
4) Apa yang klien lakukan untuk menyenangkan diri?
e. Keluarga
1) Apakah klien sudah menikah?
2) Apakah klien sudah mempunyai anak?
3) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
4) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
5) Bagaimana tingkat kecemasan klien?
Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data objektif dan
subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri baik yang akurat maupun potensial
dan pada perilaku yang berkaitan dengan perubahan konsep diri. Contoh stresor yang
mungkin dirasakan perawat selama mengumpulkan riwayat keperawatan termasuk
kehilangan pekerjaan, awitan penyakit kronis atau tunawisma. Data objektif
selanjutnya termasuk perilaku yang diperlihatkan oleh klien, seperti preokupasi
terhadap perubahan citra tubuh, keengganan untuk mencoba hal – hal baru, dan
interaksi verbal dan non verbal antara klien dengan orang lain (misalnya
pengeksperian rasa malu atau kegagalan untuk melihat pada bagian tubuh yang
mengalami perubahan). Data subjektif dikumpulkan untuk menentukan pandangan
klien tentang diri dan lingkungan. Persepsi orang terdekat adalah sumber data yang
penting. Bagaimana keluarga dan orang terdekat merasakan respons klien terhadap
ancaman pada harga diri?
Pengkajian keperawatan harus mencakup pertimbangan tentang perilaku
koping sebelumnya, sifat, besar, dan intensitar stresor dan sumber internal dan
eksternal klien. Sering kali perawat lupa untuk mengkaji bagaimana klien mengatasi
stresor di masa lalu. Koping klien bisa saja melalui penghindaran terhadap masalah,
pengumpulan informasi, membedakan keputusan tentang diri mereka terhadap
masalah, pengumpulan informasi, membedakan keputusan tentang diri mereka
terhadap orang terdekat untuk membuat, menyangkal, dan sebagainya. Tidak semua
masalah ditunjukkan dengan cara yang sama oleh klien, tetapi sering kali seseorang
menggunakan pola koping yang signifikan. Catatan medis klien adalah sumber data
objektif lainnya yang dapat menunjukkan riwayat koping negatif melalui
penggunaan alkohol atau bahan terlarang lainnya.
Juga penting untuk mengkaji aktivitas peningkatan kesehatan yang
dilakukan klien. Misalnya, apakah klien menghadiri kelompok duka cita atau
kelompok bercerai untuk mendapat dukungan selama peristiwa hidup yang
menegangkan? Suatu tinjauan tentang sumber didalam komunitas klien dan
keinginan atau minat klien dalam menggunakan sumber komunitas juga membantu
dalam menetapkan rencana perawatan. Rumah sakit dan perawatn komunitas harus
mewaspadai sumber untuk rujukan klien karena perawatan tidak berakhir dengan
berakhirnya perawatan dirumah.
Contoh Pertanyaan Pengkajian Konsep Diri
Respon khas yang menunjukkan Harga
Pertanyaan dari Perawat
Diri Rendah
IDENTITAS Jawaban yang menunjukkan penghinaan
“Jika Anda tidak mengetahui diri Anda, tentang diri sendiri (misalnya, Saya tidak
bagaimana mungkin Anda akan terlalu baik,” “Saya bukan apa – apa,”
menggambarkan diri Anda kepada Saya?” atau “ Saya terlalu kurus, gemuk, jelek.”)
CITRA TUBUH Adalah normal bagi seseorang untuk
“Apakah ada sesuatu tentang tubuh Anda membuat komentar tentang atribut
yang Anda ubah? Jika ya, perubahan spesifik, seperti “Hidung saya terlalu
apa?” panjang” atau “Paha saya terlalu gemuk.”
Jika jawabannya berfokus pada banyak
hal, ini tidak sehat.
Jawaban yang menunjukkan perbedaan
dari apa sebenarnya orang tersebut juga
menyebabkan kekhawatiran, seperti
“Berat badan saya 75kg ;ebih ringan,”
atau “Jika saya bukan Hispanik,”
menunjukkan ketidaknyamanan yang
besar.
HARGA DIRI Pertanyaan tentang tidak menyukai diri
“Bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri atau tidak mencapai apa yang
Anda?” seseorang harapkan juga menyebabkan
“Apakah Anda memenuhi apa yang Anda kekhawatiran. Mengungkapkan
inginkan dalam hidup Anda sejauh ini?” ketidakberdayaan atau keputusasaan
menunjukkan sitres diri.
SP 1
f. Keluarga mampu merawat pasien Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
dengan HDR di rumah dan menjadi Jelaskan proses terjadinya HDR
system pendukung yang efektif bagi Jelaskan tentang cara merawat pasien
pasien Main peran dalam merawat pasien HDR
Setelah.…..x pertemuan, keluarga mampu : Susun RTL Keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
Mengidentifikasi kemampuan yang SP 2
dimiliki pasien Evaluasi kemampuan SP1
Menyediakan fasilitas untuk pasien Latih keluarga langsung ke pasien
melakukan kegiatan Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
Mendorong pasien melakukan kegiatan
Memuji pasien saat pasien dapat
SP 3
melakukan kegiatan
Evaluai kemampuan keluarga
Membantu melatih pasien
Evaluasi kemampuan pasien
Membantu menyusun jadwal kegiatan
RTL kleuarga
pasien
Follow up
Membantu perkembangan pasien
Rujukan
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2. Jakarta : MediAction
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ed 3
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC
Wong, Donna L., Dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik. Jakarta: EGC
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
IDENTITAS KLIEN
Nama inisial :Tn.V No. RM : 123456
Umur : 18 Tahun Jenis Kelamin :Laki – laki .
ALASAN MASUK
Ibu klien mengatakan Klien masuk RSJ karena klien sering menyendiri, tidak mau keluar
rumah , membanting – banting barang- barang ibunya . ibu klien menengatakan klien
berperilaku seperti itu setelah klien di ampuasi akibat kecelakaan motor. Kontak mata kurang,
klien Nampak menunduk dan terus melihat kakinya.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? []Ya [√]Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ? []Tidak berhasil []Kurang berhasil []Berhasil
3. Pernah mengalami penyakit fisik ?( termasuk gangguan tumbuh kembang)[]Ya [√]Tidak
Bila Ya, Jelaskan …………………………………………………………………………
Riwayat Trauma:
No. Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik - - - -
2. Aniaya seksual - - - -
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan dalam keluarga - - - -
5. Tindakan criminal - - - -
Jelaskan :
klien tidak memiliki riwayat trauma akibat pengniayaan.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
[] Perubahan pertumbuhan dan perkembangan [] Resiko tinggi kekerasan
[] Berduka antisipasi [] Ketidakefektifan [] Berduka disfungsional
[] penatalaksanaan regiment [] Respon paska trauma
[] Sindroma trauma perkosaan
[] Lain-lain, jelaskan……………………………………………………………
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio, Psiko, Sosio, Kultural dan
Spiritual)
……………………………………………………………………………………….
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Perubahan pertumbuhan dan perkembangan [] Berduka antisipasi
[√] Respon Paska trauma [] Berduka disfungsional
[] Sindroma trauma perkosaan [] Lain-lain, jelaskan……………………………
Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? [] Ya[√]Tidak
Kalau ada :-
Hubungan keluarga : kurang kooperatif
Gejala : klien Nampak sering menyendiri dan tidak mau keluar
rumah dan membanting barang- barang ibunya.
Riwayat pengobatan : klien tidak memiliki riwayat pengobatan
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
[] Koping keluarga tidak efektif : kompromi [√] Resiko tinggi kekerasan
[] Lain-lain, jelaskan ………………………………………………………………
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 30 September 2020
Keadaan umum: baik
Tanda-tanda vital : TD: 120/80. mmHg S: 36,60C
N: …88.x/menit R : 22 x/menit
Berat badan : 69kg Tinggi badan : 160 cm
Keluhan fisik : [√] Ya[]Tidak
Jelaskan:
Jelaskan :
klien mengalami masalah pada ekstremitas bawah (kaki) , kaki klien Nampak di amputasi,
kekuatan otot 5 5
………………0…5…
Keterangan
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
[] Koping keluarga tidak efektif : kompromi
[] Koping keluarga: Potensial untuk pertumbuhan
[] Lain-lain, jelaskan …………………..…………………………………………………
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan malu dengan kondisi fisiknya saat ini .
b. Identitas : klien mengatakan bahwa dirinya laki – laki,berpendidikan terakhir SMA
dan belum menikah
c. Peran : klien mengatakan dalam keluarga berperan sebagai anak ke-3 dari 5
bersaudara, klien bekerja sebagai petani
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat pulang dan berkumpul ibunya
e. Harga diri : klien mengatakan merasa malu karena kondisi fisiknya saat ini yang
cacat.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Pengabaian unilateral [] Harga diri rendag kronis
[√] Gangguan citra tubuh [√] Harga diri rendah situasiona
[] Gangguan identitas pribadi [] Lain-lain,
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti/terdekat : Ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien tidak mengikuti keiatan
kelompok apapun
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : .ibu klien mengatakan klien tidak
mau bergaul dengan orang lain
dan hanya mengurung diri
dirumah
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[].Kerusakan komunikasi [] Isolasi social
[] kerusakan komunikasi verbal [√]Kerusakan interaksi social
[] Lain-lain,
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan sakitnya adalah pemberian Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah : klien beragama islam
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Distres spiritual [] Lain-lain,
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Jelaskan : klien berpakaian seperti biasanya hanya saja kadang klien tidak mengganti pakaiannya
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Sindrom deficit perawatan diri ( makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi)
[] Deficit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi)
[] Lain-lain, jelaskan …………………………………………………………………….
2. Pembicaraan
[] Cepat [] Keras [] Gagap
[] Inkoheren [] Apatis [√] lambat
[] Membisu [√] Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : klien tidak mampu memulai pembicaraan terlebih dahulu dan dank lien hanya
terus menunduk melihat kakinya.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Kerusakan komunikasi [] Kerusakan komunikasi verbal
[] Lain-lain,
Aktivitas motoric/Psikomotor Kelambatan :
[√] Lesu [] Tegang [] Gelisah [] Agitasi
[] Tik [] Grimasen [] Tremor [] Kompulsif
Jelaskan …klien Nampak sering menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain
Peningkatan:
[] Hiperkinesia [] Grimace [] Gagap [] Otomatisma
[] Stereotipi [] Negativisme [] Gaduh gelisah katatonik
[] Reaksi konsversi [] Mannarism [] Tremor [] Katapleksi
[] Verbigerasi [] Tik [] Berjalan kaku / rigid
[] Ekhopraxia []Command automatism
[] Kompulsif : sebutkan ………………………………………………………………….
Jelaskan ……...…………………………………………………………………………...
Masalah/Diagnosa Keperawatan :
[] Resiko tinggi cidera [] Intoleransi aktivitas
[] Kerusakan mobilitas fisik [] Resiko tinggi kekerasan [] Perilaku kekerasan
[] Lain-lain, jelaskan ……………………………………………………………………..
[] Defisit aktivitas deversional/hiburan
3. Alam Perasaan
[] Merasa kesepian [] Anhedonia [] Apatis [] Eforia
[] Marah [√] Depresi/sedih [] Cemas (Ringan, sedang, berat dan panic)
Jelaskan : klien mengatakan sedih karena kakinya diamputasi
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Resiko tinggi cidera [] Ketidakberdayaan [] Ketakutan
[] Isolasi social [] Resiko diri membahayakan diri
[] Resiko diri penganiayaan diri []Ansietas (Jelaskan: ringan/)
[] Lain-lain,
4. Afek
[] Adekuat [√] Inadekuat [] Tumpul
[] Labil [] Dangkal / datar [] Ambivalensi
Jelaskan … : klien kuang beresepon
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Resiko tinggi cidera [√] Kerusakan interaksi social
[] Kerusakan komunikasi [] Isolasi social []Kerusakan komunikasi verbal
[] Lain-lain,
5. Interaksi selama wawancara
[] Bermusuhan [] Tidak tersinggung [√] Tidak kooperatif
[√] Kontak mata kurang [] Defensif [] Curiga
Jelaskan : selama wawancara klien kuang kooperatif dan kontak mata kuang
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
[] Kerusakan komunikasi [] Risiko tinggi kekerasan [√] Kerusakan
interaksi [] Isolasi social [] Risiko tinggi penganiayaan diri
[] Risiko tinggi mutilasi diri [] Risiko membahayakan diri
[] Lain-lain, jelaskan
6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi : [] Pendengaran [] Penglihatan [] Perabaan
[] Pengecapan []Penciuman
Ilusi : [] ADA [√] TIDAK ADA
Depersonalisasi : [] ADA[√] TIDAK ADA
Derealisasi : [] ADA [√] TIDAK ADA
Masalah / Diagnosakeperawatan :
[] Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi (pendengaran)
[] Lain-lain, jelaskan ……………………………………………………………………
7. Poses pikir :
[] Koheren [] Flight of idea [] Inkoheren
[] Bicara cepat [] Sirkumtansial [] Blocking
[] Neulogisme [] Pengulangan pembicaraan [] Tangensial
[] Afisia [] Kehilangan asosiasi
KLASIFIKASI DATA
DO :
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu
memerhatikan kakinya yang
diamputasi
klien hanya diam
tidak ada kontak mata
klien kurang kooperatif
klien hanya berbicara seadanya
klien berbicara pelan
klien menolak berhubngan
dengan orang lain
ekspresi sedih
afek tumpul
( IRFAN)
INTERVENSI KEPERAWATAN
SP 1
g. Keluarga mampu merawat Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
pasien dengan HDR di Jelaskan proses terjadinya HDR
rumah dan menjadi system Jelaskan tentang cara merawat pasien
pendukung yang efektif bagi Main peran dalam merawat pasien HDR
pasien Susun RTL Keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
Setelah 1.x pertemuan, keluarga SP 2
mampu : Evaluasi kemampuan SP1
Mengidentifikasi kemampuan Latih keluarga langsung ke pasien
yang dimiliki pasien
Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
Menyediakan fasilitas untuk
pasien melakukan kegiatan
SP 3
Mendorong pasien melakukan
Evaluai kemampuan keluarga
kegiatan
Evaluasi kemampuan pasien
Memuji pasien saat pasien
dapat melakukan kegiatan RTL kleuarga
Membantu melatih pasien Follow up
Membantu menyusun jadwal Rujukan
kegiatan pasien
Membantu perkembangan
pasien
IMPLEMTASI KEPERAWATAN
3/10/2020 S:
SP 1
- ibu klien mengatakan paham cara merawat anaknya
Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien O:
13.00 Menjelaskan proses terjadinya HDR - keluarga klie Nampak pahamdengan penjelasan
Menjelaskan tentang cara merawat pasien perawat
memainkan peran dalam merawat pasien HDR - keluarga klien dapat mempraktekkan cara merawat
Menyusun RTL Keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien klie
A: Tujuan Tercapai ( SP1. keluarga berhasil )
P : Lanjut SP .2 Keluarga (Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah
langsung kepada pasien)
4/10/2020 S:
SP 2
Keluarga klien mengatakan paham dengan semua penjelasan
Mengevaluasi kemampuan SP1 perawat
13.00 Melatih keluarga langsung ke pasien
Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien O:
- Keluarga klien Nampak paham dengan penjelasan
perawat
A: Tujuan tercapai ( SP.2.keluarga berhasil )
P : Lanjut SP .3 Keluarga (Membuat perencanaan pulang
bersama keluarga)
5/10/2020 S:
SP 3
Keluarga klien mengatakan paham dengan semua penjelasan
Mengevaluai kemampuan keluarga perawat
13.00 Mengevaluasi kemampuan pasien
RTL kleuarga O:
Follow up - Keluarga klien Nampak paham dengan penjelasan
Rujukan perawat
A: Tujuan tercapai ( SP.3.keluarga berhasil )
P : pertahankan Intervensi
96
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-1
S.P. : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
klien hanya diam
tidak ada kontak mata
klien kurang kooperatif
klien menolak berhubngan dengan orang lain
ekspresi sedih
afek tumpul
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan:
Memberi salam
Merkenalkan diri sambil berjabat tangan
Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Memberi perhatiaan pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
“selamat pagi pak, perkenalkan saya mantra Irfan biasa dipanggil Ivan,
nama bapak siapa ?biasanya dipanggil siapa ? biasanya dipanggil dengan
panggilan apa ?saya dinas disini pagi in
35
b. Evaluasi / validasi
“bagaimana kabar bapak pagi ini ? apa yang bapak rasakan hari ini ?
c. Kontrak
Topik: “bagaimana kalau kita bercakap - cakap sebentar tentang identitas
bapak. boleh ?”.
Waktu : “kira – kira berapa lama ? 15 menit boleh yah ?”.
Tempat : “kita berbincang – bincangnya disini saja yah ?”
2. FaseKerja
“kalau boleh tau nama bapak siapa ? biasa dipanggil apa ?
sekarang umur bapak berapa ? masih ingat tanggal lahirnya ?
apa alas an bapak dibawa kesini ?
alamat bapak dimana ?”
3. FaseTerminasi
a. Evaluasiresponklienterhadaptindakankeperawatan
1) EvaluasiSubjektif (Klien) :
“baiklah pak .. sepertinya bapak belum mau berbicara saat ini..
b. Rencanatindaklanjut
”baiklah, sekian dulu pembicaraan kita. sebentar setelah makan siang
saya akan dating lagi yah pak .”
c. Kontrak yang akandatang
Topik: “untuk pertemuan siang ini saya akan dating lagi untuk
menayankan hal yang sama..
Waktu : “untuk pertemuan selanjutnya setelah jam makan siang yah pak?”
Tempat : “kita berbincangnya disini saja yah !”
35
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-2
S.P. : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
klien hanya diam
tidak ada kontak mata
klien kurang kooperatif
klien menolak berhubngan dengan orang lain
ekspresi sedih
afek tumpul
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan:
Memberi salam
Merkenalkan diri sambil berjabat tangan
Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Memberi perhatiaan pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
“selamat pagi pak, perkenalkan saya mantra Irfan biasa dipanggil Ivan,
nama bapak siapa ?biasanya dipanggil siapa ? biasanya dipanggil dengan
panggilan apa ?saya dinas disini pagi in
36
b. Evaluasi / validasi
“bagaimana kabar bapak pagi ini ? apa yang bapak rasakan hari ini ?
c. Kontrak
Topik: “bagaimana kalau kita bercakap - cakap sebentar tentang identitas
bapak. boleh ?”.
Waktu : “kira – kira berapa lama ? 15 menit boleh yah ?”.
Tempat : “kita berbincang – bincangnya disini saja yah ?”
2. FaseKerja
“kalau boleh tau nama bapak siapa ? biasa dipanggil apa ?
sekarang umur bapak berapa ? masih ingat tanggal lahirnya ?
apa alas an bapak dibawa kesini ?
alamat bapak dimana ?”
3. FaseTerminasi
a. Evaluasiresponklienterhadaptindakankeperawatan
1) EvaluasiSubjektif (Klien) :
“baiklah pak .. sepertinya bapak belum mau berbicara saat ini..
b. Rencanatindaklanjut
”baiklah, sekian dulu pembicaraan kita. besok pagi saya akan dating lagi
yah pak .”
c. Kontrak yang akandatang
Topik: “untuk pertemuan siang ini saya akan dating lagi untuk
menayankan hal yang sama..
Waktu : “untuk pertemuan selanjutnya besok pagi yah pak?”
Tempat : “kita berbincangnya disini saja yah !”
35
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-3
S.P. : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
klien hanya diam
tidak ada kontak mata
klien kurang kooperatif
klien menolak berhubngan dengan orang lain
ekspresi sedih
afek tumpul
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan:
Memberi salam
Merkenalkan diri sambil berjabat tangan
Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Memberi perhatiaan pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
“selamat pagi pak, perkenalkan saya mantra Irfan biasa dipanggil Ivan,
nama bapak siapa ?biasanya dipanggil siapa ? biasanya dipanggil dengan
panggilan apa ?saya dinas disini pagi in
36
b. Evaluasi / validasi
“bagaimana kabar bapak pagi ini ? apa yang bapak rasakan hari ini ?
c. Kontrak
Topik: “bagaimana kalau kita bercakap - cakap sebentar tentang identitas
bapak. boleh ?”.
Waktu : “kira – kira berapa lama ? 15 menit boleh yah ?”.
Tempat : “kita berbincang – bincangnya disini saja yah ?”
2. FaseKerja
“kalau boleh tau nama bapak siapa ? biasa dipanggil apa ?
sekarang umur bapak berapa ? masih ingat tanggal lahirnya ?
apa alas an bapak dibawa kesini ?
alamat bapak dimana ?”
3. FaseTerminasi
a. Evaluasiresponklienterhadaptindakankeperawatan
1) EvaluasiSubjektif (Klien)
“bagaimana perasaan bapak setelah kita mengobrol – ngobrol tadi ?
bapak senang tidak berkenalan dengan saya ?”
2) Evaluasiobjektif (Perawat)
“coba bapak ulang lagi nama bapak ?
coba bapak ulang lagi tanggal lahir bapak dan searang bapak umur
berapa ?
coba bapak ulangi lagi siapa nama saya tadi ?
coba bapak ceritakan kembali apa alasan bapak dibawa kesini ?”
b. Rencanatindaklanjut
”baiklah, sekian dulu pembicaraan kita. besok kita lanjutkan lagi. kalau
ada keluhan – keluhan, besok bapak bisa ceritakan kepada saya.”
c. Kontrak yang akandatang
Topik: “untuk pertemuan besok kita menglang kembali apa yang telah kita
bahas hari ini dan besok saya akan menanyakan tentang hal –hal
yang membuat bapak merasa tidak nyaman”.
Waktu : “untuk pertemuan selanjutnya kira- kira jam berapak bapak bisa?”
Tempat : “besok saya kesini lagi ya, kita lanjutkan lagi obrolan kita harini
ini . Terimakasih pak !”
37
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-4
S.P. 1 : mendiskusikan kemampuan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masi dapat
digunakan, membantu pasien memilih dan menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
telah dilatih dalam rencana harian.
G. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
DS :
- klien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang
DO:
- klien Nampak menyendiri
- klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
- klien hanya diam
- saat ditanya klien hanya berbicara pelan dan menjawab seadanya
- tidak ada kontak mata
- klien kurang kooperatif
- klien menolak berhubngan dengan orang lain
- ekspresi sedih
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan konsep diri ; Harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
Klien dapat Mengidentifikasi kemampuan aspek postitf yang dimilik
Klien dapat Memiliki kemampuan yang dapat digunakan
Klien dapat Memilih kegiatan sesuai kemampuan
Klien dapat Melakukan kegiatan yang sudah dipilih
Klien dapat Merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan:
Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki
Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek
positif seperti kegiatan di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
Beri pujian yang realitas dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negative
a. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih digunakan saat ini
Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
38
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjaadi pendegar yang aktif.
b. Pilih kemampuan yang akan dilatih
c. Diskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
d. Bantu pasien menetapkan aktivitas mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri
Aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
Aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdeekat pasien
Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien
Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien
e. Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang akan dilatihkan
Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pasien
Beri dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan
pasien
f. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan sikap
Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang
dilakukan pasien.
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Irfa. Bagaimana keadaan bapak hari ini
? bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana
kalau 20 menit ?
2. KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring., merapikan
pakaian.............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan
yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai
5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang
masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
39
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat
tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri)
kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan bapak bapak (tidak) melakukan.
3. TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan
tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang
sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan
juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus,
cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi Sampa
40
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-5
S.P. 2 : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
klien hanya diam
saat ditanya klien hanya berbicara pelan dan menjawab seadanya
ada kontak mata
klien mulai kooperatif
klien menolak berhubngan dengan orang lain
ekspresi sedih
klien dapat melakukan latihan aktivitas yang pertama
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
Klien dapat Melakukan kegiatan yang sudah dipilih
Klien dapat Merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan:
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
Latih kemampuan yang dipilh
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
42
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-6
S.P. 3 : Melatih pasien melakukan kegiatan lainnya yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
klien mengatakan merasa minder denngan kondisinya sekarang
klien mengatakan kadang berbicara dengan temannya
klien Nampak menyendiri
klien Nampak selalu memerhatikan kakinya yang diamputasi
klien lebih sering diam
saat ditanya klien hanya berbicara pelan dan menjawab seadanya
ada kontak mata
klien mulai kooperatif
klien mulai berhubngan dengan orang lain
ekspresi sedih
klien dapat melakukan latihan aktivitas yang kedua
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan Keperawatan:
Klien dapat Melakukan kegiatan yang sudah dipilih
Klien dapat Merencanakan kegiatan yang sudah dilatih
4. Tindakan Keperawatan:
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1dan 2)
Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
Masukkan dalam jadwal egiatan pasien
44
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-1
S.P. 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian,
tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi
kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat
A. PROSES KEPERAWATAN:
1. Tujuan Keperawatan:
Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
2. Tindakan Keperawatan:
Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
Jelaskan proses terjadinya HDR
Jelaskan tentang cara merawat pasien
Main peran dalam merawat pasien HDR
Susun RTL Keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
2. KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus
menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t
jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)
45
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan
Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
3. TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
46
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-2
S.P. 2.Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan Keperawatan:
Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan
memberikan pujian atas keberhasilan pasien
Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
2. Tindakan Keperawatan:
Evaluasi kemampuan SP1
Latih keluarga langsung ke pasien
Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
47
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
3. TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi
kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »
48
FORMAT STRATEGIPELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : IRFAN
NPM : JP.019.02.008
Pertemuan : Ke-3
S.P.3 . Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan Keperawatan:
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien
2. Tindakan Keperawatan:
Evaluai kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
RTL kleuarga
Follow up
Rujukan
1. ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan
jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
2. KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat
selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus menerus menyalahkan diri
sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
3. TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak.
Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Silakan selesaikan administrasinya!”
49
ANALISA PROSES
INTERAKSI
Poin
No Aspek yang dinilai Ket
1 2 3 4
1. Memilih dan menata lingkungan yang √
sesuai untuk interaksi
2. Menetapkan tujuan hubungan perawat – √
Klien
3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik √
4. Menggunakan sikap terapeutik √
5. Membina hubungan saling percaya √
6. Mengimplementasikan rencana tindakan √
keperawatan selama interaksi
7. Mensisntesa pengetahuan dan √
pemakaiannya dalam menganalisa perilaku
Klien
8. Menganalisa perilaku sendiri, khususnya √
yang berhubungan dengan interaksi
9. Melakukan komunikasi sesuai dengan √
tahapan komunikasi (orientasi, kerja,
terminasi)
10. Membantu klien dalam mengakhiri √
hubungan melalui fase terminasi
Total : 10
Presentasi :
Keterangan :
4 = Baik
3 = Sedang
2 = Kurang
50
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAN KELUARGA DALAM
KEPATUHAN MINUM OBAT DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH MADANI PALU
DISUSUN OLEH:
IRFAN
NPM. JP019.008
51
SATUAN ACARA PENYULUHAN
H. Evaluasi
Menanyakan pada klien dan keluarga klien tentang :
1. Hal-hal yang membuat penderita gangguan jiwa harus minum obat
2. Hal-hal yang membuat penderita gangguan jiwa sering tidak teratur minum obat
3. Akibat jika tidak teratur minum obat
4. Faktor penyebab terjadinya kekambuhan
5. Hal-hal yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat
6. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan klien dengan gangguan jiwa
7. Beberapa gejala kekambuhan yang perlu di identifikasi oleh klien dan keluarga
54
MATERI
Manfaat Kontrol Dan Minum Obat Secara Teratur dan Peran Keluarga Dalam
Mencegah Kekambuhan Pada Pasien Gangguan Jiwa
A. Pendahuluan
Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien, dan merupakan
”Perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam memberikan asuhan /
perawatan yang diperlukan klien di rumah termasuk memotivasi klien dalam
keteraturan minum obat . Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia jika tidak
diteruskan di rumah yang kemudian dapat mengakibatkan klien harus dirawat kembali
(kambuh).
B. Mengapa penderita ganguan jiwa harus minum obat?
1. Penderita umumnya merasa tidak memiliki masalah atau sakit.
2. Untuk memacu atau menghambat fungsi mental yang terganggu.
3. Memperbaiki kondisi penderita.
C. Mengapa penderita ganguan jiwa sering tidak teratur minum obat?
1. Tidak menyadari kalau sakit.
2. Merasa bosan dengan pengobatan karena membutuhkan waktu yang lama.
3. Adanya efek samping dari pengobatan.
4. Tidak nyaman terhadap jumlah dan dosis obat.
5. Lupa minum obat.
6. Tidak mendapat dukungan dari keluarga.
7. Sikap negatif terhadap pengobatan (berhenti pengobatan medis karena melakukan
pengobatan tradisional atau alternatif)
D. Apa akibat jika tidak teratur atau berhenti minum obat?
· Ketidakteraturan minum obat dapat meimbulkan kekambuhan.
Selain faktor obat apa saja penyebab kekambuhan yang lain?
Dari penderita
1. Motifasi klien untuk sembuh
2. Masalah yang dihadapi (sifat masalah, asal, waktu, dan jumlah).
3. Tipe kepribadian penderita (tertutup atau terbuka).
4. Kepatuhan pengobatan.
55
Keluarga dan lingkungan
1. Penolakan terhadap penderita gangguan jiwa (pengucilan, diejek, tidak diterima).
2. Komunikasi tidak terbuka, tidak melibatkan penderita dalam pergaulan.
3. Kurang/tidak memberikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan penderita,
kurang pujian terhadap kemampuan positif penderita.
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang pola perilaku penderita dan
penanganannya, pengawasan minum obat.
E. Apa yang harus dilakukan jika penderita menolak minum obat?
1. Buat kesepakatan dengan penderita (membuat jadwal minum obat).
2. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita, serta akibat jika lupa/menolak
minum obat.
3. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat, seperti bentuk sirup atau
puyer.
4. Modifikasi pemberian obat, Seperti diberikan/diminumkan bersama-sama saat
makan buah
5. Berikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri untuk
minum obat.
6. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat (memastikan
obat benar-benar diminum).
F. Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan klien dengan gangguan jiwa
Salah satu factor yang menyebabkan kekambuhan klien dengan gangguan jiwa
diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga seperti
bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan dapat
menimbulkan kekambuhan pada klien tersebut mendukung bagi perbaikan atau
peningkatan kesehatan jiwa klien melainkan menjadi stressor bagi klien yang
merupakan stimulus munculnya kekambuhan klien
G. Beberapa gejala kekambuhan yang perlu di identifikasi oleh klien dan keluarga
1. Menjadi ragu-ragu dan serba takut
2. Tidak napsu makan
3. Sukar konsentrasi
4. Sulit tidur
56
5. Depresi
6. Tidak ada minat
7. Menarik diri
H. Hal yang harus dilakukan keluarga dalam perawatan pasien dengan gangguan
jiwa
1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu:
Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan diri &
penampilan
2. Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian
sendiri, membersihkan rumah.
3. Bantu komuniksai yang teratur
a. Bicara yang jelas & singkat.
b. Kontak/bicara yang teratur.
c. Pertahankan tatap mata saat bicara.
d. Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.
e. Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.
f. f) Berikan pujian bila melakukan hal yang benar atau baik.
4. Libatkan dalam kelompok
a. Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.
b. Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian
c. Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.
d. Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya permainan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek, Edisi
kelima, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hastings Diana. (2008). Peran Keluarga Dalam Perawatan Pasien Dengan Gangguan Jiwa
Halusinasi.edisi kedua, Jakarta : EGC
Hamid, Achir Yani. (2010). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
58
lingkungan, duduk atau berbaring
Bagaimana ciri sehat jiwa? berjam-jam atau menolak untuk
Emosi tenang, cukup bahagia, dapat bergerak.
bergaul, bebas dari khawatir, benci, dan Banyak bicara atau diam,
cemas. pembicaraan sulit dimengerti dan
Dapat memelihara keseimbangan jiwa tidak berhubungan.
secara mantap (tabah, memiliki Menunjukkan sedih atau gembira
tanggungjawab, mampu mengambil berlebihan.
, apa itu sakit jiwa? Mungkin mendengar suara atau
Sakit jiwa adalah terjadinya perubahan melihat sesuatu yang tidak dapat
dalam pikiran, performa, perasaan, dan dirasakan oleh orang lain.
perilaku umumnya berlebihan, berkurang, Melupakan hal-hal yang penting.
atau abnormal. Tidak mampu mengambil keptusan.
Perubahan tingkat kesadaran.
Perubahan pribadi dan sosial
Mengabaikan kebutuhan tubuh dan
kebersihan diri (tidak mau mencuci,
menyisir rambut, menolak mandi
atau berganti pakaian).
Apa saja ciri sakit jiwa?
Gangguan fungsi tubuh Mengapa penderita ganguan jiwa harus
Sukar tidur. minum obat?
Tidak nafsu makan dan makannya
DISUSUN OLEH: hanya sedikit.
Buang air kecil lebih sering,
IRFAN mengompol, sulit buang air besar
(tinja keras).
NPM. JP019.008
Gangguan fungsi mental
Perilaku aneh membuat keluarga,
orang lain malu dan bingung,
membahayakan diri dan orang lain, Penderita umumnya merasa tidak
aktif sekali, gelisah, mengancam memiliki masalah atau sakit.
tanpa tujuan, hilang minat terhadap Untuk memacu atau menghambat
kegiatan sehari-hari dan fungsi mental yang terganggu.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA JAYA PALU
PROFESI NERS
2020
Memperbaiki kondisi penderita. Ketidakteraturan minum obat dapat
meimbulkan kekambuhan.
Mengapa penderita ganguan jiwa sering Selain faktor obat apa saja penyebab
tidak teratur minum obat? kekambuhan yang lain?