Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

AKTUALISASI DIRI

OLEH :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATA PRODI DIV
2015

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN


KEPERAWATAN AKTUALISASI DIRI
I.

KONSEP DASAR
A. Definisi
Apabila seseorang mengalami gangguan konsep diri maka orang tersebut
tidak akan mampu melakukan aktualisasi diri sehingga Individu tersebut
mengalami gangguan aktualisasi diri karena kebutuhan dari dalam dirinya belum
terpenuhi sehingga untuk mengembangkan potensi dari individu tersebut tidak
akan t erjadi. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuanya berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, nilai-nilai
yang berkaitan dengan pengalaman dan objek tujuan serta keinginan (Stuart dan
Sundeen, 1991)
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi konsep diri. Faktor tersebut terdiri dari:
a. Teori perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai
mengenal diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembangan melalui kebiasaan
eksplorasi atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan
hubungan interpersonal dan kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang
nyata.
b. Significant other (orang yang terpenting atau orang yang terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interpretasi diri pandangan orang lain terhadap diri, remaja
dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengannya dan pengaruh orang terdekat
atau orang penting sepanjang siklus kehidupan. Remaja seringkali membangun
interaksi sesama teman sebayanya secara khas yaitu dengan cara berkumpul untuk
melakukan aktifitas bersama dengan membentuk kelompok. Ketika remaja

mengalami masalah kulit (jerawat) mereka seringkali merasa kurang percaya diri
ketika berhadapan dengan temannya. Banyaknya informasi serta interaksi yang
dilakukan oleh remaja dengan temannya, maka akan mengakibatkan remaja
tersebut tidak merasa tersingkirkan dari lingkungannya. Interaksi yang terjadi
antara remaja dengan lingkungannya mempuyai kualitas yang berbeda-beda.
Suatu interaksi dikatakan berkualitas, jika mampu memberikan kesempatan
kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya.
c. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri, serta pengalamannya mengenai
masalah fisik (jerawat) yang mereka alami, antara lain:
1) Life Style (gaya hidup)
Gaya hidup yang dimiliki oleh kebanyakan dari indivisu sekarang lebih
cenderung pada gaya hidup yang serba instan dan modern
2) Tipe kepribadian
Kepribadian merupakan segala bentuk pola pikiran, emosi dan perilaku
yang berbeda serta mempunyai karakteristik yang menentukan gaya personal
individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan (Farozin, 2004).
Orang dengan kepribadian tipe A (introvert) lebih mudah mengalami gangguan
akibat adanya stress dari pada orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert). Ciriciri orang dengan kepribadian tipe A (introvert) yaitu tidak sabar, kompetitif,
ambisius, ingin serba sempurna, mudah gelisah, mudah bermusuhan dan mudah
tersinggung, sedangkan orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert) mempunyai
ciri-ciri yang berlawanan dengan orang berkepribadian tipe A (introvert).
3) Bentuk Anatomi Tubuh
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan
menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong penampilan dan
kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peranan
yang sangat penting. Selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup.
Kulit dapat menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian,
kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangatpenting. Selain fungsi utama

yang menjamin kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain yaitu
estetik, ras dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang
lain.
Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri
menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi konsep diri . Untuk membentuk konsep diri menjadi lebih baik
lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi
konsep diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
1. Cita-cita diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan keinginan
pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua,
teman ataupun tetangga.
2. Citra Diri,
Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta
sukses dan kegagalannya. Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri
yang menurut keyakinan dianggap benar.
3. Harga Diri,
Pengertian Harga Diri (Self Esteem) Stuart dan Sundeen (1991),
mengatakan bahwa harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
dirinya.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki
manusia untuk melakukan usaha terbaik yang ia bisa. Maslow (Schneider,K.J,
dkk, 2001 dalam Arinato, 2009,), menyatakan aktualisasi diri adalah proses
menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang
unik. Proses Aktualisasi diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan
proses belajar kita dalam masa kanak kanak. Aktualisasi diri akan berubah
sejalan dengan perkembangan hidup dan pengalaman seseorang.
Aktualisasi

diri

pada

akhirnya

akan

merujuk

pada peak

performance danpeak experience. Menurut privette (2001, dalam Schneider,K.J,


dkk, 2001), peak performance adalah kondisi terbaik seseorang, yaitu ketika
pikiran

dan

tubuh

bekerja

secara

bersamaan.Sedangkan peak

experience merupakan sebuah momen yang berharga ketika manusia mencapai


kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika aktualisasi merupakan prototype dari
kesehatan

kepribadian, peak

performancedan peak

experience merupakan

prototype dari pengalaman yang positif.


B. Karakteristik Aktualisasi Diri.
Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang
berbeda dengan manusia pada umumnya. Terdapat 11 karakteristik yang
menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri (Schneider,K.J, dkk, 2001),
diantaranya.
a.Mampu melihat realitas secara lebih efisien
Seseorang akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenali kebohongan,
kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisa
secara kritis dan logis terhadap fenomena yang ada. Ia juga akan mendengarkan
apa yang seharusnya didengarkan, bukan mendengar apa yang ingin diinginkan
atau ditakuti orang lain.
b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran yang
tinggi dalam melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya dan orang
lain. Ia juga akan membuka diri terhadap kritik, saran, atau nasihat yang diberikan
orang lain kepada dirinya.
c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran
Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidak
dibuat-buat, spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap lapang
dada terhadap kebiasaan masyarakatnya selama tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut bertentangan maka ia akan berani
menentang dengan asertif.

d.Terpusat pada persoalan


Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran,
perilaku, dan gagasan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia,
bukan pada persoalan-persoalan yang bersifat kepentingan diri sendiri.
e. Membutuhkan kesendirian
Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang sesuatu
yang dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain. Hal tersebut
membuat seseorang tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Serta mampu
mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)
Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan
melakukan apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh lingkungan. Ia akan mudah
beradaptasi dan mandiri terhadap persoalan yang datang.
g.Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan
Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang, mensyukuri,
menerima, dan tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya meskipun hal tersebut
biasa saja.
h.Kesadaran sosial
Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial untuk
bersikap empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan bermasyarakat.
i. Hubungan interpersonal
Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baik
dengan orang lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.
j. Demokratis

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.


Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain
dalam bergaul berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras, status sosial
ekonomi, partai dan lain-lain.
k. Rasa humor yang bermakna dan etis
Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina,
merendahkan atau menjelekkan orang lain.
l. Kreativitas
Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasiinovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
m. Independensi
Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa
terpengaruh oleh berbagai kepentingan lain.
n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang
menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan antara dirinya dengan alam
semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri terbebas dari sekatsekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya.
Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati ,
dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada
pencapaian kehidupan yang prima (peakexperience). Konsekuensinya ia akan
merasakan bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu
yang menyebabkan keberuntungan tersebut.
C.

Rentang Respon

Keterangan:
a. Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
b. Konsep diri: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi dir
c. Harga diri rendah: transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep
diri maladiptif
d. Keracunan identitas: kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspekaspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial,
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemassan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dnegan orang lain. ( Keliat , 1998).
D.

Faktor Predisposisi
Faktor faktor yang mempengaruhi gambaran diri, adalah munculnya stressor
yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stressor dapat berupa :
a.

b.

Operasi
Mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran
diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik atau protesa.
Kegagalan fungsi tubuh
Hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tidak
mengakui atau asing terhadap bagian tubuh, sering berkaitan dengan

c.

fungsi syaraf.
Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh
Sering terjadi pada klien gangguan jiwa. Klien mempersiapkan

d.

penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.


Tergantung pada mesin.
Klien intensife care yang memandang immobilisasi sebagai tantangan,
akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik. Penggunaan alat

e.

alat intensife care dianggap sebagai gangguan.


Perubahan tubuh

Berkaitan dengan tumbuh kembang, dimana seseorang akan merasakan


perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang
seseorang

menanggapinya

dengan

respon

negatif

dan

positif.

Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh


f.

yang tidak ideal.


Umpan balik interpersonal yang negatif
Adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga

g.

membuat seseorang menarik diri.


Standart sosial budaya
Berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda pada setiap orang
dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut
menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya
perasaan minder.

E.

Faktor Presipitasi
1) Trauma
Penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran
Adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan.
1.

Transisi peran perkembangan


Perubahan normative yang

berkaitan

dengan

pertumbuhan.

Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan


individu atau keluarga dan norma norma budaya, nilai nilai dan
tekanan untuk penyesuaian diri. Setiap perkembangan dapat
menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus
dilalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang
2.

berbeda beda. Hal ini merupakan stressor bagi konsep diri.


Transisi peran situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu melalui
kelahiran atau kematian orang yang berarti. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.

3.

Transisi peran sehat sakit


Pergeseran dari keadaaan sehat ke keadaan sakit. Stressor pada tubuh
dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
1. Kehilangan bagian tubuh
2. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
3. Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
4. Prosedur medis dan keperawatan.

F. Mekanisme Koping
1.

Jangka Pendek

Kegiatan yang memberi dukungan sementara ( kompetisi olahraga, kontes


popularitas )

Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis identitas ( musik
keras, pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus-menerus )

Kegiatan mengganti identitas sementara ( ikut kelompok sosial,


keagamaan, politik )

Kegiatan yang mencoba menghilangkan anti identitas sementara


( penyalahgunaan obat )

2.

Jangka Panjang
a. Menutup identitas dari orang orang yang berarti, tanpa mengindahkan

hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.


b. Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang lain.
c. Identitas negatif
G. Penatalaksanaan Medis
Terapi Spesialis
1. Terapi individu
2. Terapi Kelompok

: Terapi Penghentian Pikiran (Thought Stopping)


: Terapi Suportif

3. Terapi Keluarga
4. Terapi Komunitas

: Terapi Family Psiko Edukasi


: Terapi ACT

II. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan
I.

Identitas
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang: nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan
klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM

Lihat RM

3. Alamat
4. Pekerjaan
5. Mahasiswa menuliskan sumber data / informan
II.

Alasan Masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga:
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
2. Bagaimaa gambaran gejala tersebut ?

III.

Faktor Predisposisi
1. Tanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini
2. Tanyakan penyebab munculnya gejala tersebut.
3. Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
4. Bagaimana hasilnya ?

IV.

Faktor Predisposisi
Riwayat Penyakit Masa Lalu
1. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu, bila ya beri tanda 3 pada kotak ya dan bila
tidak beri tanda 3 pada kotak tidak

2. Apabila pada poin 1 ya, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan


sebelumnya. Apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa ada
gejala-gejala gangguan jiwa maka beri tanda 3 pada kotak berhasil.
Apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa maka beri
tanda 3 pada kotak kurang berhasil. Apabila tidak ada kemajuan atau
gejala-gejala bertambah atau menetap maka beri tanda 3 pada kotak
tidak berhasil.
3. Tanyakan apakah klien pernah mengalami gangguan fisik / penyakit
termasuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat Psikososial
1. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau
mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal. Beri tanda 3 sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah
klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda 4
pada kotak pertama. Isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien
pernah mengalami pelaku dan jelas tentang kejadian yang dialami klien
2. Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan baik bio,
psiko, sosio, kultural, spiritual seperti (kegagalan, kehilangan /
perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh kembang) yang pernah
dialami klien pada masa lalu
3. Bagaimana kesan kepribadian klien ?
Riwayat Penyakit Keluarga
1. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda 3 pada kotak ya dan
jika tidak beri tanda 3 pada kotak tidak. Apabila ada anggota keluarga
lain yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana
hubungan klien dengan anggota keluarga terdekat. Tanyakan apa gejala
yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah
diberikan pada anggota keluarga tersebut. Masalah keperawatan ditulis
sesuai dengan data
V.

Status Mental

Beri tanda 3 pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu :
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada
yang tidak rapi.
Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting
tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakaian dalam dipakai
di luar baju
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian
tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Kesadaran
Kuantitatif/penurunan kesadaran
Compos mentis
Apatis

: sadarkan diri
: individu mulai mengantuk acuh tak acuh
terhadap

rangsang

yang

masuk,

diperlukan rangsang yang kuat untuk


menarik perhatian
Somnolensia: jelas sudah mengantuk, diperlukan
rangsang yang kuat lagi untuk menarik
perhatian
Sopor

: ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah


hilang

Subkoma dan koma : tidak ada respon terhadap rangsang yang


keras
Kualitatif
a. Tidak berubah
hubungan dan

: Mampu mengadakan

pembatasan dengan lingkungannya dan


dirinya (sesuai dengan kenyataan)
b. Berubah

Tidak

mampu

mengadakan hubungan dan


pembatasan dengan lingkungannya dan
dirinya pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan
c. Gangguan tidur

Dapat

berupa

insomnia, somnambulisme,
nightmare, narkolepsi
d. meninggi

Keadaan dengan

respon yang meninggi


terhadap rangsang seperti suara terasa
lebih keras, warna terlihat lebih tenang dll
e. Hipnosa

Kesadaran yang

Tingkah laku /

sengaja diubah menurun


menyempit
f. Disosiasi
kejadian yang memisahkan
dirinya

secra

psikologik

dengan

kesadarannya contoh : trans, fugue dll


3. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas
Jelaskan data objektif dan subjektif terkait hal-hal diatas
Masalah keperawatan sesuai dengan data
4. Aktivitas Motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
Kelambatan:
a.

Hipokinesa,
hipoaktifitas

aktivitas yang
berkurang

gerakan

atau

b. Sub stupor katatonik

reaksi

terhadap lingkungan sangat


berkurang gerakan dan aktivitas
menjadi lambat
c. Katalepsi

mempertahankan secara kaku


posisi badan tertentu juga bila
hendak diubah orang lain
d. Flexibilitas serea

mempertahankan posisi yang


dibuat orang lain
Peningkatan:
a. Hiperkinesa, hiperaktivitas

: gerakan atau aktivitas yang


berlebihan

b. Gaduh gelisah katonik

: aktivitas motorik yang tidak


bertujuan yang berkali-kali seakan
tidak dipengaruhi rangsang luar

c. Tik

: gerakan involunter sekejap dan


berkali-kali mengenai sekelompok
oto yang relatif kecil

d. Grimase

: gerakan otot muka yang berubahubah yang tidak dapat dikontrol

e. Tremor

: jari-jari yang tampak gemetar ketika klien


menjulurkan tangan

f. Kompulsif

: kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti


berulangkali mencuci tangan, mencuci muka, mandi,
mengeringkan tangan

g. Mannerism

: pergerakan yang stereotipe dan testrsi (seperti


bermain sandiwara)

h. Ekhopraksia

: meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya.

i. Verbegerasi

: berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak


tercantum

Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak
tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
5. Afek-emosi
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Adekuat

: afek emosi yang sesuai dengan

stimulus yang ada


b. Inadekuat

emosi yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan
stimulus yang ada
c. Datar/dangkal

: tidak ada perubahan roman muka

pada saat ada


stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan
d. Tumpul

: hanya bereaksi bila ada stimulus

emosi yang kuat


e. Labil

: emosi yang cepat berubah-ubah

f. Anhedonia

ketidak mampuan merasakan

kesenangan
g. Kesepian

: merasa dirinya ditinggalkan

h. Eforia

: rasa gembira yang berlebihan

i. Ambivalensi

afek emosi yang berlawanan

timbul bersama-sama
terhadap seseorang, obyek atau sesuatu hal.
j. Apati

berkurangnya

afek

emosi

terhadap sesuatu atau


semua hal disertai rasa terpencil dan tidak peduli
k. Marah

: sudah jelas

l. Depresif/sedih

seperti perasaan susah, tak

berguna, gagal, putus


asa dsb
m. Cemas
obyeknya,

: perasaan khawatir yang tidak jelas

sebutkan tingkatnya
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
6. Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada termasuk jenis apa ?
b. Apakah ada ilusi ? kalau ada deskripsikan
Jenis-jenis halusinasi sudah jelas
Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat
klien berhalusinasi
Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada depersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau
perasaan bahwa pribadinya tidak seperti biasanya, tidak menurut
kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut
kenyataan
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
7. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara
7.1 Arus pikir
a. Koheren

: kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan


baik

b. Inkoheren

: kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit


dipahami

c. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai


pada tujuan pembicaraan
d. Tangensial

: pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak


sampai pada tujuan

e. Asosiasi longgar

: pembicaraan tak ada hubungan

antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya

f. Flight of Ideas

: pembicaraan yang melompat dari

satu
topik

ke

topik

lainnya

masih

ada

hubungan yang tidak logis dan tidak


sampai pada tujuan
g. Bloking

: pembicaraan terhenti tiba0tiba

tanpa
gangguan eksternal kemudian dilanjutkan
kembali
h. Perseverasi

berulang-ulang menceritakan

sesuatu ide,
tema secara berlebihan
i. Logorea

pembicaraan

cepat

tidak

terkontrol
j. Neologisme

: membentuk kata-kata baru yang

tidak
dipahami oleh umum
k. Irelevansi

ucapan

yang

tidak

ada

hubungannya
dengan pertanyaan atau dengan hal yang
sedang dibicarakan
l. Assosiasi bunyi

mengucapkan perkataan yang

mempunyai
persamaan bunyi
m. Main kata-kata

: membuat sajak secara tidak wajar

n. Afasi

bisa sensorik (tidak mengerti

pembicaraan
orang lain), motorik (tidak

bisa atau

sukar berbicara)
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data
7.2 Isi pikir

Data didapatkan melalui wawancara


a. Obsesi

: pikiran yang selalu muncul meski klien


berusaha menghilangkannya

b. Phobia

: ketakutan yang phatalogis / tidak logis


terhadap obyek / situasi tertentu

c. Ekstasi

: kegembiraan yang luar biasa

d. Fantasi

: isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau


kejadian yang diinginkan

e. Bunuh diri

: ide bunuh diri

f. Ideas of reference

: pembicaraan orang lain, benda-benda atau


sesuatu

kejadian

yang

dihubungkan

dengan dirinya.
g. Pikiran Magis

: keyakinan klien tentang kemampuannya


melakukan hal-hal yang mustahil/diluar
kemampuannya

h. Preokupasi

: pikiran yang terpaku pada satu ide

i. Alienasi

: perasaan bahwa dirinya sudah menjadi


lain, berbeda, asing

j. Rendah diri

: merendahkan atau menghina diri sendiri,


menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal
yang pernah atau tidak pernah dilakukan

k. Pesimisme

: mempunyai pandangan yang suram


mengenai banyak hal dalam hidupnya

l. Waham
Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
Somatik / hipokondrik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan
secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
Kebesran

Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap


kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan
Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya
yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia /
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan
Kejaran
Yakin bahwa ada orang / kelompok yang mengganggu,
dimata-matai atau kejelekan sedang dibicarakan orang
banyak
Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang
besar yang tidak bisa diampuni
Waham bizar
Sisip pikir
Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disispkan di
dalam pikiran yang disampaikansecara berulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
Siar pikir
Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang
tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai
dengan kenyataan
Kontrol pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara

Masalah keperawatan sesuai dengan data


7.3 Bentuk pikir
a. Realistik

: cara berpikir

sesuai kenyataan / realita


yang ada
b. Nonrealistik

: cara berpikir

yang tidak sesuai dengan


kenyataan
c. Autistik

cara

berpikir

berdasarkan
lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya
sendiri
d. Dereistik

: cara berpikir

dimana proses mentalnya


tidak ada sangkut pautnya dengan
kenyataan, logika, atau pengalaman.
8. Memori
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadi lebih
dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek

: Tidak dapat mengingat


kejadian yang terjadi dalam
minggu terakhir

c. Gangguan daya ingat saat ini

: Tidak dapat mengingat


kejadian yang baru saja
terjadi

d. Amnesia

Sebutkan macamnya
Amnesia
anterograde

retrograde

e. Paramnesia

: Ingatan yang

keliru karena
Distorsi

pemanggilan

kembali
contoh :
De javu
Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum
Jamais vu
Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya sudah
Konfabulasi
Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam ingatannya
dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
Fasse reconaisance
Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu benar tetapi
sesungguhnya tidak benar
f. Hipermnesia

Penahanan

dalam ingatan
dan pemanggilan kembali
yang berlebihan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
9. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan

: Perhatian klien mudah


berganti dari satu obyek ke
obyek lain

b. Tidak mampu berkonsentrasi

: Klien selalu minta agar


pertanyaan diulang / tidak
dapat menjelaskan kembali
pembicaraan

c. Tidak mampu berhitung

: Tidak dapat melakukan

penambahan / pengurangan
pada benda-benda nyata
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
10. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan :

Dapat

mengambil

keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh :


berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi

dulu

sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi


penjelasan, klien dapat mengambil keputusan
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna

Tidak

mampu

mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan


kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum mandi.
Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil
keputusan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
11. Daya Tilik Diri / insight
Data diperoleh dari wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita

Tidak menyadari gejala

penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak


perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

: Menyalahkan orang lain /

lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini


Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
12. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkankan melalui hasil wawancara dan observasi perawat /
keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang: tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif

: selalu berusaha mempertahankan pendapat

dan kebenaran dirinya


d. Curiga

: menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya


pada orang lain

Jelaskan sesuai dengan data terkait


Masalah keperawatan sesuai dengan data
VI.

Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital :

tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan klien
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien
3. Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri tanda 3 sesuai
hasil
4. Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda 3 di kotak ya dan bila tidak beri
tanda 3 pada kotak tidak
5. Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan
jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada
VII.

Psikososial
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai
b. Identitas diri, tanyakan tentang :
Status dan posisi klien sebelum dirawat
Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat
kerja, kelompok)
Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan
c. Peran : Tanyakan,
Tugas / peran yang diemban dalam keluarga / kelompok /
masyarakat

Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut


d. Ideal diri : Tanyakan,
Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran
Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempot
kerja, masyarakat)
Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a,
b, c, d
Penilaian

penghargaan

orang

lain

terhadap

diri

dan

kehidupannya
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga.
Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh
b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya,
tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di
masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai
dengan norma budaya dan agama yang dianut
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jia

b. Kegiatan ibadah : Tanyakan,


Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
VIII.

Aktifitas Sehari-Hari (Adl)


1. Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam
(suka / tidak suka / pantang) dan cara makan
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan
alat makan
2. BAB/BAK
a. Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat
gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian dan alas kaki
b. Observasi penampilan dandanan klien
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih
dan mengenakan pakaian
5. Istirahat dan Tidur
a. Observasi dan tanyakan tentang :
Lama dan waktu tidur siang / malam
Persiapan sebelum tidur seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan
berdoa
Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi /
cuci muka dan menyikat gigi

6. Penggunaan Obat
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara
pemberian
Reaksi obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
Apa, bagaimana, kapan dan kemana perawat lanjut
Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman,
instituisi

dan

lembaga

pelayanan

kesehatan)

dan

cara

penggunaannya
8. Aktivitas di Dalam Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
Mencuci pakaian sendiri
Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
9. Aktivitas di luar Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien
Belanja untuk keperluan sehari-hari
Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki,
menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum
Aktivitas

lain

yang

dilakukan

di

luar

rumah

(bayar

listrik/telepon/air, kantor pos dan bank)


Jelaskan data terkait
Masalah keperawatan ditulis sesuai data
IX.

Mekanisme Koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda 3
pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

X.

Masalah-Masalah Psikososial Dan Lingkungan

Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
XI.

Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien . Pada tiap item yang
dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.

XII.

Aspek Medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obatan klien saatini, baik obat fisik, psikofarmaka
dan terapi lain.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang terkait dengan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan
atau yang terkait dengan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
Keputusan
Risiko pelemahan martabat
Risiko kesepian
Gangguan identitas pribadi
Risiko gangguan identitas pribadi
Kesiapan meningkatkan konsep diri
Gangguan citra tubuh
1. Keputusasaan
a. Definisi
Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang hanya
sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan tidak
mampu memobilisasi energi demi kepentingan sendiri.
b. Batasan Karakteristik

Menutup mata

Penurunan afek

Penurunan selera makan

Penurunan respon terhadap stimulus

Penurunan verbalisasi

Kurang inisiatif

Kurang keterlibatan dalam asuhan

Pasif

Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak


bicara

Gangguan pola tidur

Meninggalkan orang yang mengajka bicara

Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, saya tidak dapat,


menghela napas)

c. Faktor Yang Berhubungan

Diasingkan

Penurunan kondisi fisiologis

Stres jangka panjang

Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual

Kehilangan kepercayaan pada nilai penting

Pembatasan aktiivitas jangka panjang

Isolasi sosial

2. Risiko Pelemahan Martabat


a. Definisi
Berisiko terhadap persepsi kehilangan rasa hormat dan kehormatan.
b. Faktor Risiko

Keganjilan budaya

Pengungkapan informasi rahasia

Pemajanan tubuh

Ketidakadekuatan partisipasi dalam pembuatan keputusan

Kehilangan kendali fungsi tubuh

Merasa tidak diperlakukan secara manusiawi

Merasa terhina

Merasa terganggua oleh praktisi

Merasakan invasi terhadap privasinya

Label yang menstigma

Penggunaa istilah medis yang membingungkan

3. Risiko Kesepian
a. Definisi
Berisiko mengalami ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keinginan
atau kebutuhan untuk melakukan lebih banyak kontak dengan orang
lain.
b. Faktor Risiko

Deprivasi afek/kasih sayang (misalnya : kematian pasangan)

Deprivasi katektis (misalnya : tidak ada teman bicara)

Isolasi fisik (misalnya : isolasi karena penyakit infeksius)

Isolasi sosial (misalnya : ditolak oleh kelompok sebaya)

4. Gangguan Identitas Pribadi


a. Definisi
Ketidakmampuan mempertahankan persepsi diri yang utuh dan
terintegrasi.
b. Batasan Karakteristik

Sifat personal kontradiktif

Deskripsi waham tentang diri sendiri

Gangguan citra tubuh

Kebingungan gender

Ketidakefektifan koping

Gangguan hubungan

Ketidakefektifan performa peran

Merasa koping

Merasa aneh

Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri

Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal

Ketidakpastian

tentang

nilai

budaya

mempertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)

Ketidakpastian tentang tujuan

(misalnya

Ketidakpastian

tentang

nilai

ideologis

(misalnya

mepertanyakan kepercayaan, agama, dan moral)


c. Faktor Yang Berhubungan

Harga diri rendah kronik

Indoktrinasi pemujaan

Diskontinuitas budaya

Diskriminasi

Disfungsi proses keluarga

Mengonsumsi zat kimia toksik

Inhalasi zat kimia toksik

Kondisi manik

Gangguan kepribadan ganda

Sindrom otak organik

Prasangka

Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan


disosiatif)

Krisis situasional

Harga diri rendah situasional

Perubahan peran sosial

Tahap perkembangan

Tahap pertumbuhan

Penggunaan obat psikoaktif

5. Risiko Gangguan Identitas Pribadi


a. Definisi
Risiko ketidkmampuan mempertahankan persepsi diri yang terintegrasi
dan komplet
b. Faktor Risiko

Harga diri rendah kronik

Indoktrinasi pemujaan

Diskontinuitas budaya

Diskriminasi

Disfungsi proses keluarga

Mengonsumsi zat kimia toksik

Inhalasi zat kimia toksik

Kondisi manik

Gangguan kepribadan ganda

Sindrom otak organik

Prasangka

Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan


disosiatif)

Krisis situasional

Harga diri rendah situasional

Perubahan peran sosial

Tahap perkembangan

Tahap pertumbuhan

Penggunaan obat psikoaktif

6. Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri


a. Definisi
Pola persepsi atau gagasan tentang diri yang memadai untuk
kesejahteraan dan dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakterisitik

Menerima keterbatasan

Menerima kekuatan

Tindakan selaras dengan ekspresi verbal

Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan

Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh

Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi

Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran

Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga

Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri

Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri

7. Gangguan Citra Tubuh


a. Definisi: konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu
b. Batasan Karakteristik:
- Perilaku mengenali tubuh individu
- Perilaku menghindari tubuh individu
- Perilaku memantau tubuh individu
- Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh (mis:
-

penampilan, struktur, fungsi)


Respon nonverbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis:

penampilan, struktur, fungsi)


Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan

tentang tubuh individu (mis: perubahan, struktur, fungsi)


Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam

penampilan
Perubahan actual pada fungsi
Perubahan actual pada struktur
Perilaku mengenali tubuh individu
Perilaku memantau tubuh individu
Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan special tubuh

terhadap lingkungan
Perubahan dalam keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh

Subjektif
-

Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral


Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral
Penekanan pada kekuatan yang tersisa
Ketakutan terhadap reaksi orang lain
Fokus pada penampilan masa lalu
Perasaan negative tentang sesuatu
Personalisasi kehilangan dengan menyebutkannya
Fokus pada perubahan

Fokus pada kehilangan


Menolak memverifikasi perubahan actual
Mengungkapkan perubahan gaya hidup

Faktor yang Berhubungan:


-

Biofisik, kognitif
Budaya, tahap perkembangan
Penyakit, cedera
Perceptual, psikososial, spiritual
Pembedahan, trauma
Terapi penyakit

C. Intervensi Keperawatan
No

Diagnosa
Tujuan
dan
Intervensi
Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Resiko gangguan identitas NOC
NIC
pribadi
- Distorted throught self Behavior
Management:
Definisi:
resiko
Self-Harm
control
Identity
ketidakmampuan
- Dorong pasien untuk
Self
mutilation
restraint
mempertahankan
persepsi
mengungkapkan
Kriteria
Hasil
diri yang terintegrasi dan
secara
verbal
Mengungkapkan
secara
komplit
konsekuensi
dari
verbal
tentang
identitas
Faktor Risiko:
perubahan fisik dan
personal
- Harga diri rendah kronik
emosi
yang
- Mengungkapkan secara
- Indoktrinasi pemujaan
mempengaruhi konsep
verbal
penguatan
- Diskontinuitas budaya
diri
- Diskriminasi
tentang
identitas Family
involvement
- Disfungsi
proses
personal
promotion:
keluarga
- Memperlihatkan
- Bina
hubungan
- Mengonsumsi zat kimia
kesesuaian
perilaku
dengan pasien sejak
toksik
verbal dan non verbal
masuk ke rumah sakit
- Kondisomanic
- Fasilitas pengambilan
- Gangguan kepribadian
keputusan kolaboratif
ganda
Menjadi penghubung
- Sindrom otak organic
antara pasien dan
- Prasangka
keluarga
- Gangguan
psikiatrik
Self
awareness
(mis: psikosis, depresi,
enhancement
gangguan disosiatif)
- Krisis situasional
- Pantau
pernyataan
- Harga
diri
rendah
pasien tentang harga
situasional
dirinya
- Perubahan peran sosial
- Nilai apakah pasien
- Tahap perkembangan
percaya diri terhadap

Tahap pertumbuhan
Gangguan obat psikoatif

2. Resiko
pelemahan
martabat
Definisi: berisiko terhadap
persepsi kehilangan rasa
hormat dan kehormatan
Batasan Karakteristik:
- Keganjilan budaya
- Pengungkapan informasi
rahasia
- Pemajanan tubuh
- Ketidakadekuatan
partisipasi
dalam
pembuatan keputusan
- Kehilangan
kendali
fungsi tubuh
- Merasa tidak diperlukan
secara manusiawi
- Merasa terhina
- Merasa terganggu oleh
prktisi
- Merasa invasi terhadap
privasinya
- Label yang menstigma
- Penggunaan
istilah
medis
yang
membingungkan

penilaiannya
Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negative terhadap diri
sendiri
Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
Berikan pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
otonomi pasien jika
perlu
Hindari member kritik
negative
Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri.

NOC
NIC
Human Dignity, Risk for Patient Rights Protection
Comprimise
- berikan pasien
Kriteria Hasil:
dokumen hak pasien
- Pelanggaran pemulohan - berikan privasi (misal:
- Penerimaan:
kondisi
tirai tertutup penuh,
kesehatan
selimuti pasien)
- Mampu
beradaptasi
selama aktivitas
dengan kecacatan fisik
hygiene, eliminasi,
- Citra tubuh
berpakaian dan selama
- Usus kontinensia
prosedur pengobatan
- Kepuasan klien: peduli: - lindungi kerahasiaan
tingkat persepsi positif
informasi kesehatan
perhatian
perawat
pasien
terhadap klien
- jangan pernah
- Kepuasan
klien:
mendesak atau
pemenuhan kebutuhan
memaksa (missal:
budaya
menggunakan teknik
- Kepuasan
klien:
menakut-nakuti pasien
perlingdungan
hak:
untuk menyetujui
tingkat persepsi positif
tindakan)
perlindungan hak moral - Harga yang
klien yang diberikan
diungkapkan dalam
oleh perawat
surat wasiat pasien
- Mempertahankan
(atau arahan lanjut
privasi dan kerahasiaan

klien terjaga
Kepuasan
klien:
perawatan psikologis
Nyaman/tenang
kematian
Kondisi nyaman: social
budaya
Mengatasi
Keterlibatan
dalam
pengambilan keputusan
perawatan
Tingkat depresi
Akhir
hidup
bermartabat
Mengatasi keluarga
Fungsi keluarga
Kondisi social keluarga
berharap

perawatan pasien)
Bantu atasi situasi
yang melibatkan
asuhan yang tidak
aman atau tidak
adekuat
Bekerjasama dengan
dokter dan tenaga
administrasi rumah
sakit untuk
menghormati harapan
pasien dan keluarga
Hargai permintaan
tertulis DNR (Do Not
Resuscitate) atau
menolak
Tentukan siapa yang
secara hokum
bertanggungjawab
memberi persetujuan
terapi

3 Gangguan Citra Tubuh


NOC
NIC
Definisi: konfusi dalam - Body Image
Body image enhancement
gambaran mental tentang - Self esteem
- Kaji secara verbal dan
Kriteria Hasil
diri-fisik individu
non verbal respon
- Body image positif
Batasan Karakteristik:
klien
terhadap
Mampu
- Perilaku
mengenali
tubuhnya
mengidentifikasi
- Monitor
frekuensi
tubuh individu
kekuatan
personal
- Perilaku
menghindari
mengkritik dirinya
Mendeskripsikan
secara
Jelaskan
tentang
tubuh individu
faktual
perubahan
- Perilaku
memantau
pengobatan,
fungsi tubuh
tubuh individu
perawatan, kemajuan
Mempertahankan
- Respon
nonverbal
dalam
prognosis
interaksi
sosial
terhadap
perubahan
penyakit
- Dorong
klien
actual pada tubuh (mis:
penampilan,
struktur,
mengungkapkan

fungsi)
Respon
nonverbal
terhadap
persepsi
perubahan pada tubuh
(mis:
penampilan,
struktur, fungsi)
Mengungkapkan
perasaan
yang
mencerminkan
perubahan pandangan
tentang tubuh individu
(mis:
perubahan,
struktur, fungsi)
Mengungkapkan
persepsi
yang
mencerminkan
perubahan
individu
dalam penampilan
Perubahan actual pada
fungsi
Perubahan actual pada
struktur
Perilaku
mengenali
tubuh individu
Perilaku
memantau
tubuh individu
Perubahan
dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan special tubuh
terhadap lingkungan
Perubahan
dalam
keterlibatan social
Perluasan batasan tubuh
untuk menggabungkan
objek lingkungan
Secara
sengaja
menyembunyikan
bagian tubuh
Secara
sengaja
menonjolkan
bagian
tubuh
Kehilangan
bagian

perasaannya
Identifikasi
arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitas
kontak
dengan individu lain
dalam kelompok kecil

tubuh
Tidak melihat bagian
tubuh
- Tidak menyentuh bagian
tubuh
- Trauma pada bagian
yang tidak berfungsi
- Secara tidak sengaja
menonjolkan
bagian
tubuh
Subjektif
- Depersonalisasi
kehilangan melalui kata
ganti yang netral
- Depersonalisasi bagian
melalui kata ganti yang
netral
- Penekanan
pada
kekuatan yang tersisa
- Ketakutan
terhadap
reaksi orang lain
- Fokus pada penampilan
masa lalu
- Perasaan
negative
tentang sesuatu
- Personalisasi kehilangan
dengan menyebutkannya
- Fokus pada perubahan
- Fokus pada kehilangan
- Menolak memverifikasi
perubahan actual
- Mengungkapkan
perubahan gaya hidup
Faktor yang Berhubungan:
- Biofisik, kognitif
- Budaya,
tahap
perkembangan
- Penyakit, cedera
- Perceptual, psikososial,
spiritual
- Pembedahan, trauma
- Terapi penyakit
-

III. DAFTAR PUSTAKA


Kelliat. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Kusuma,Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis. Yogyakarta: Mediaction
Herdman, T. Heather. 2013. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : EGC
Schneider,K.J., dkk. 2001. The Handbook of Humanistic Psychology. California :
Sage Publication.inc.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Keperawatan (Alih Bahasa) Achir Yani S.Hamid.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Wuryanano. 2007. The 21 Priciples to Build and Develop Fighting Spirit. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai