Disusun oleh:
NURUL MAULIDYAH
PO713201181180
CI LAHAN CI INSTITUSI
(…………….…..….) (………………..……)
I. Definisi
Pengertian Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui
individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart, G.W dan Sundaen, SJ,1995). Konsep diri berkembang secara bertahap saat
bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.[ CITATION Tar151 \l
1033 ]
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain [ CITATION Ela13 \l 1033 ]
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka
serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya. [ CITATION Tar151 \l 1033 ].
V. Penatalaksanaan
Jika klien mengalami distres spiritual atau mempunyai masalah kesehatan yang
menyebabkan keputusasaan, maka akan timbul perasaan kesepian. Klien akan merasa
terisolasi dari orang yang biasanya memberikan dukungan. Apapun keragaman intervensi
yang mungkin dipilih oleh perawat untuk klien, hubungan mengasihi dan saling
memahami penting. Baik klien dan perawat harus merasa bebas utnuk merelakan dan
menemukan bersama makna penyakit yang dialami pasien dan dampaknya pada makna
dan tujuan hidup klien. Pencapain tingkat pemahaman ini bersama klien memampukan
perawat member perawatan dengan cara yang sensitif, kreatif, dan sesuai.
1. Menetapkan Kehadiran
Klien telah melaporkan bahwa kehadiran perawat dan aktivitas pemberi perawatan
menunjang adanya perasaan sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan
(clark et al.1991). Perilaku pemberian perawatan spesifik yang menunjukan kehadiran
perawat meliputi member I perhatian, menjawab pertanyaan, dan mempunyai sikap
positif dan memberikan dorongan (tetapi realistis). Perawat dapat menunjukan adanya
rasa kehadiran dalam berbagai cara yang tidak menyolok: melakukan pijat punggung
dengan penyegaran, sentuhan yang lembut; dengan hati-hati memposisikan klien
tanpa menimbulkan rasa nyeri; dengan halus memberikan perawatan mulut dan
bekerja bersama klien untuk dengan lambat dan berhati-hati bergerak dari tepi tempat
tidur ke kursi. Memberikan sentuhan yang menyegarkan dan mendukung,
menunjukan rasa percaya diri dan menyediakan waktubagi klien ketika terapi
diberikan akan membantu menciptakan kehadiran. Klien yang sakit mengalami
kehilangn control dan mencari seseorang untuk memberikan arahan dan perawatan
yang kompeten.
2. Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan
Benner (1984) yang mendefiniskan tiga langkah yang ternyata terbukti ketika
hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dank lien:
a. Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian halnya bagi klien.
b. Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami tentang penyakit,
nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang mengangkan.
c. Membantu klien menggunakan dukungan sosial, emosional, atau spiritual. Inti
dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengerahkan harapan klien. Harapan
adalah motivator untuk merangkul individu dengan strategi yang dibutuhkan
untuk mengahdapi segla tantangan dalam hidup. Perawat dapat membantu klien
menemukan hal-hal yang dapat diajdikan sebagai harapan.Klien yang menderita
penyakit terminal mungkin berharap data menghadiri anak wisuda perempuanya
atau untuk menjalani hidup setiap hari dengan penuh makna.
3. Sistem Dukungan
Dalam studi yang melibatkan klien, Yahudi dan Kristen, clark et al (1991) mengetahui
bahwa sistem pendukung memberi mereka rasa sejahtera terbesar selama perawatan di
rumah sakit. Sistem pendukung berfungsi sebagai hubungan manusia yang
menghubungakan klien, perawat dan gaya hidup klien sebelum terjadi penyakit.
Bagian dari lingkungan pemberi perawatan klien adalah kehadiran lingkungan
pemberi perawatan klien adalah kehadiran teratur dari keluarga dan teman yang
dipandang oleh klien sebagai pendukung. Perawat merencanakan perawatan bersama
klien dan jaringan pendukung klien untuk meningktakan ikatan interpersonal yang
sangat penting untuk penyembuhan.
4. Berdoa
Tindakan berdoa adalah bentuk “dedikasi diri” yang memungkinkan individu untuk
bersatu dengan Tuhan atau Yang Maha Kuasa (McCullough,1995). Berdoa memberi
kesempatan individu untuk memperbarui kepercayaan dan keyakinannya kepada yang
maha kuasa dalam cara yang lebih formal. Bagi banyak orang, berdoa adalah suatu
kesempatan untuk meninjau kembali kelemahan yang mereka rasa dan untuk
membuat komitmen hidup lebih baik. Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara
pribadi atau mencari kesempatan untuk kelompok berdoa dengan keluarga, teman,
atau kelompok rohaniawan. Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang
efektif bagi seseorang untuk mengatasi nyeri, stress, dan distres. Seringkali berdoa
menyebabkan seorang merasakan perbaikan suasana hati dan merasakn kedamaian
dan ketenangan.
5. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan. Makanan juga
komponen dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya kultur atau agama tertentu,
makanan dan ritual sekitar persiapan dan penyajian makanan dapat menjadi bagian
penting dari spiritualitas seseorang. Agama hindu banyak mempunyai pantangan diet.
Beberapa sekte adalah penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala
mahluk hidup adalah suatu tindakan kriminal. Banyak orang beragama Buddha juga
vegetarian. Perawat dapat mengintrogasikan pilihan diet klien ke dalam perawatan
sehari-hari. Hal ini membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi dari institusi perawatan
kesehatan. Pada situasi ketika dapur rumah sakit atau rumah perawatan tidak dapat
meyiapkan makanan dengan cara yang dipilih, keluarga dizinkan untuk membawa
makanan yang sesuai dengan semua pantangan diet yang diberlakukan oleh kondisi
klien.
6. Mendukung Ritual
Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan adalah suatu
sumber koping yan penting. Selain itu, perawat dapat berkonsul dengan dokter dan
farmasi tentang penggunaan obat-obat pribadi klien, ramuan tradisional, atau medikasi
herbal, jika memungkinkan. Karena kunjungan ke kapel atau mushola rumah sakit
atau menghadiri suatu layanan mungkin penting bagi klien yang dirawat dirumah sakit
dan keluarganya, pengarahan tentang kapel atau mushola harus dicakupkan selama
orientasi pada fasilitas medis. Perawat merencanakan perawatan pribadi, terapi, atau
pemeriksaan untuk memungkinkan pelayanan dari tempat ibadah, pembacaan
keagamaan, atau kunjungan spiritual.
Objektif :
Objektif :
1) Menyembunyikan/ menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan.
2) Menghindari melihat dan /atau menyentuh bagian tubuh
3) Fokus berlebiha pada perubahan tubuh
4) Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh
5) Focus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
6) Hubungan social berubah.
e. Kondisi klinis terkait :
1) Mastektomi
2) Amputasi
3) Jerawat
4) Panu atau luka bakar yang terlihat
5) Obesitas
6) Hiperpigmenntasi pada kehamilan
7) Gangguan psikiatik
8) Program terapi neoplasma
9) Alopecia cheminally induced
c. Tindakan :
1) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
3) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social
4) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri.
5) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah.
6) Diskusi perubahan tubuh dan fungsinya.
7) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta
Selatan: Salemba Medika
Hidayat A.A.A dan Uliyah, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2 Edisi 2.
Jakarta : salemba Medika.
Potter dan Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : ESC.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI