Anda di halaman 1dari 9

3.

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


A. FASE PRAINTERAKSI
1. Mempersiapkan diri dengan mempelajari hal yang akan dilakukan.
a. Pengertian Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam
tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan
lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang
sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan
sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.

Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak mampu secara
mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral (mulut),
enteral (pipa lambung), atau parenteral.

b. Pemberian Nutrisi melalui Oral

Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.

Tujuan
 Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Membaca dokumentasi keperawatan.
3. Menyiapkan alat dan bahan
1. Piring
2. Sendok/garpu
3. Gelas
4. Serbet
5. Mangkok cuci tangan
6. Pengalas
7. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
4. Mencuci tangan
B. FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya.
2. Menanyakan keadaan umum klien.
3. Menjelaskan tujuan pemberian nutrisi..
4. Menjelaskan prosedur tindakan pemberian nutrisi.
5. Meminta persetujuan klien dengan menandatangani informed concent.

C. FASE KERJA
1. Persiapkan lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
Misalnya menutup jendela/pintu dan menutup sampiran untuk menjaga privasi
klien.
2. Persiapan klien
a. Atur posisi klien yang nyaman (semi fowler).
b. Minta klien untuk tidak bicara selama tindakan dilakukan.
c. Buatlah penerangan yang baik di ruangan.
3. Prosedur kerja
1. Beri penjelasan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdoa sebelum makan).
6. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan
minum sesudah makan.
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
8. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
D. FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
1. Mencuci tangan

c. Pemberian Nutrisi melalui Pipa Lambung


A. FASE PRAINTERAKSI
1. Mempersiapkan diri dengan mempelajari hal yang akan dilakukan.
a. Pengertian Kebutuhan Nutrisi

Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
per oral atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa
lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat
dilakukan pemberian nutrisi.

Tujuan

 Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

2. Membaca dokumentasi keperawatan.


3. Menyiapkan alat dan bahan
Pemasangan NGT
1. Pipa penduga dalam tempatnya corong
2. Spuit 20 cc
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Plester dan gunting
6. Makanan dalam bentuk cair
7. Air matang
8. Obat-obatan
9. Stetoskop
10. Klem
11. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
12. Vaselin
4. Mencuci tangan

B. FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya.
2. Menanyakan keadaan umum klien.
3. Menjelaskan tujuan pemberian nutrisi..
4. Menjelaskan prosedur tindakan pemberian nutrisi.
5. Meminta persetujuan klien dengan menandatangani informed concent.
C. FASE KERJA
1. Persiapkan lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
Misalnya menutup jendela/pintu dan menutup sampiran untuk menjaga privasi
klien.
2. Persiapan klien
a. Atur posisi klien dengan posisi supinasi (berbaring telentang).
b. Minta klien untuk tidak bicara selama tindakan dilakukan.
c. Buatlah penerangan yang baik di ruangan.
3. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan posisi semi-Fowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda
batasnya (Gambar 4.1).
7. Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut
lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan 
untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk kelambung, dengan
cara:
- Masukkan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi air
(klem dibuka) dan perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru dan
jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung setelah itu
diklem atau dilipat kembali.
- Masukkan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti
pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu, keluarkan udara yang di dalam
sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemberian Nutrisi melalui selang NGT

Alat dan bahan

1. Corong
2. Spuit 20 cc
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Makanan dalam bentuk cair
6. Air matang
7. Obat-obatan (bila ada)
8. Klem
9. Stetoskop

Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan.
3. Atur posisi semi-Fowler.
4. Pasang pengalas.
5. Letakkan bengkok.
6. Periksa dahulu makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang
diaspirasikan  ke pipa lambung.
7. Buka klem/penutup.
8. Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada
pangkal pipa.
9. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara di tuangkan lewat
pinggirnya.
10. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-
obatan masukan dan beri minum lalu diklem pipa penduga.
11. Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Gambar 4.1 Cara pengukuran pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann
Wells, 1986).
Gambar 4.2 Cara fiksasi pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann Wells,
1986).

d. Pemberian Nutrisi Parenteral


A. FASE PRAINTERAKSI
1. Mempersiapkan diri dengan mempelajari hal yang akan dilakukan.
a. Pengertian Pemberian Nutrisi Parenteral

Pemberian nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus


yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi
parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat dipenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui oral atau enteral.

Tujuan
 Mempertahankan kebutuhan nutrisi.

b. Metode pemberian
1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui
intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi
melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika
kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan
yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung carbohidrat, seperti
Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino, seperti Pan Amin G,
dan cairan yang mengandung lemak, seperti intralipid.
3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melaui vena sentral dapat melalui
vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis
interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer
dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki.
2. Membaca dokumentasi keperawatan.
3. Menyiapkan alat dan bahan.
- Infus sudah terpasang di tangan
4. Mencuci tangan.

B. FASE ORIENTASI
1. Memberikan salam terapeutik, panggil klien dengan namanya.
2. Menanyakan keadaan umum klien.
3. Menjelaskan tujuan pemberian nutrisi..
4. Menjelaskan prosedur tindakan pemberian nutrisi.
5. Meminta persetujuan klien dengan menandatangani informed concent

C. FASE KERJA
1. Persiapkan lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
Misalnya menutup jendela/pintu dan menutup sampiran untuk menjaga privasi
klien.
2. Persiapan klien
1. Atur posisi klien dengan posisi supinasi (berbaring telentang).
2. Minta klien untuk tidak bicara selama tindakan dilakukan.
3. Buatlah penerangan yang baik di ruangan.
3. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter.
4. Ganti balutan tiap 24-28 jam, lalu ganti set infus maksimal 2x24 jam.
5. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3x24 jam (perifer).
6. Perhatikan tanda flebitis, inflamasi, dan trombosis.
7. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat.
8. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain :
o Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit,
dan faal hepar.
o Timbang berat badan pasien.
o Periksa reduksi urine.
o Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar.
o Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam.
o Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan
harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi karbohidrat.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai