Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI

KELOMPOK 2

NURUL MAULIDYAH (PO713201181180)

PUTRI ANJANI ARSILA (PO713201181181)

RACHMAWATI RAHMAN (PO713201181182)

RAHMAWATI (PO713201181183)

RATNI (PO713201181184)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2019
DIII. KEPERAWATAN
A. Pengertian Demensia
Demensia adalah suatu gejala yang disebabkan penyakit atau kelainan pada otak
yang merubah tingkah laku penderita gejala demensia ini. Gejala demensia ini dapat
menyebabkan penyakit yang berkelanjutan pada orang yang menderitanya. Demensia
pada lansia akan memberi dampak pada kemunduran kapasitas intelektual, gangguan
emosi, gangguan kognitif, dan gangguan psikomotorik.penyebab demensia adalah
kematian sel saraf atau hilangnya komunikasi antarsel yang ada di otak.

Demensia merupakan salah satu jenis penyakit progresif yang masuk ke


dalam gangguan mental oraganik, dimana ketika seseorang terkena penyakit demensia
akan sangat mempengaruhi cara berfikir, dan mengingat sesuatu yang pernah
dilaluinya.

Komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas


fungsional, sosial, ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia
terutama penderita demensia. Komunikasi efektif dapat mengikutsertakan partisipasi
pasien dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu proses mengingat,
berpengaruh terhadap ketaatan dan kepuasan dan berpengaruh pada emosional bahkan
fisik pasien lansia yang menderita demensia.

B. Jenis pola komunikasi yang diterapkan pada pasien demensia


1. Pola komunikasi primer
Pola ini diterapkan perawat kepada pasien lansia dengan menggunakan verbal
yaitu melakukan percakapan satu demi satu dengan setenang mungkin. Saat
menawarkan makanan, perawat melakukan komunikasi yang bisa diterima pasien
lansia agar mampu menerima arahan dari perawat, dan dengan sabar perawat
memberikan arahan untuk makan pada waktunya dan memberikan kesempatan
kepada pasien melakukan respon, apakah menjawab pertanyaan ataupun
mengacuhkan, namun hal tersebut perlu dimaklumi.
2. Pola komunikasi sekunder
Pola ini diterapkan perawat kepada keluarga pasien saat menjelaskan masalah
yang dialami keluarga yang menderita demensia, perawat harus memberikan
arahan apa yang harus dilakukan keluarga pasien, seperti mengatur jadwal
penderita sehari-hari dan memantau aktivitasnya dan menerapkannya di rumah.
3. Pola komunikasi sirkular
Pola ini diterapkan perawat kepada pasien lansia dengan memberikan waktu untuk
melakukan respon dan bertanya hal yang membuatnya nyaman agar lebih mudah
dalam berkomunikasi.
C. Fase-fase “Helping Relationship”
1. Fase prainteraksi
Pada fase ini perawat telah mengumpulkan data dan mempelajarinya, lalu
merencanakan pertemuan saat tiba waktu tugasnya.
2. Fase orientasi
Pada fase ini, perawat mendatangi pasien dengan menyapa dan memberikan salam
lalu membina saling percaya, lalu terlihat pasien menunjukkan penerimaan dan
sikap terbuka, lalu menawarkan makanan sekaligus menggali informasi pasien.
3. Fase kerja
Tugas keperawatan dalam fase ini, setelah keluarga pasien menjelaskan
permasalahan pasien, perawat menunjukkan proses mengingat dengan
memberikan edukasi lewat keluarga pasien yaitu membuatkan jadwal sehari-hari
pasien untuk membantu mengingat aktivitas yang telah dilupanya, seperti makan,
mandi dan lain-lain.
4. Fase terminasi
Pada fase ini, perawat meninjau kemajuan terapi proses mengingat yang telah
diarahkan sebelumnya, lalu membina kenyataan perpisahan dengan pasien setelah
mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
D. Teknik komunikasi terapeutik
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Perawat terlihat berusaha mendengarkan pasien lansia dan menyampaikan pesan
secara non verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan masalah pasien.
Sikap perawat memandang pasien ketika sedang berbicara dan mempetahankan
kontak mata.
2. Menunjukkan penerimaan
Perawat mendengarkan keluhan pasien lansia tersebut yang sangat lapar walaupun
telah makan satu jam sebelumnya dan tidak memutus pembicaraan pasien.
Perawat memberikan umpan balik dengan menampakkan pengertian dan
mengingatkan pasien bahwa telah makan sejam yang lalu, namun tidak berdebat
ataupun mengubah pikiran klien.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Setelah perawat mendengarkan pasien lansia bahwa dia lupa kalau ternyata sudah
makan, perawat menanyakan apakah pasien lapar lagi tapi pasien menjawabnya
kalau dia belum diberikan makanan, namun perawat yang lain mengatakan kalau
dia tadi yang memberinya makan satu jam yang lalu.
4. Mengulang ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Setelah keluarga pasien memanggil perawat, kemudian menghampiri pasien dan
menanyakan apakah pasien lapar lagi, tapi pasien menjawab bahwa dia belum
dikasi makanan, tapi perawat mengingatkan bahwa dia sudah diberikan makanan
satu jam yang lalu.
5. Mengklarifikasi
Setelah pasien mengatakan belum dikasi makan, perawat mengklarifikasi bahwa
satu jam yang lalu pasien sudah diberi makanan tepat waktu.
6. Memfokuskan
Perawat fokus pada ingatan pasien yang bermasalah dan menjelaskan kepada
pasien bahwa nanti keluarganya akan membuatkan jadwal aktivitas sehari-hari
untuk membantunya melatih memorinya.
7. Menawarkan informasi
Perawat memberikan informasi dengan mengarahkan keluarganya untuk
membuatkan jadwal aktivitas sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai tidur
kembali, kemudian memantau pasien penderita demensia agar proses mengingat
semakin tercapai.
8. Diam
Perawat menerapkan diam sesaat saat memberikan kesempatam keluarga pasien
memutuskan untuk membuatkan jadwal terhadap keluarga penderita dimensia.
Dan juga saat pasien mengeluh minta diberikan makanan, perawat diam untuk
mendengarkan kelanjutan perkataan pasien demensia.
9. Meringkas
Perawat menemukan ide membuat jadwal lalu menawarkannya kepada keluarga
pasien. Untuk lebih transparan, perawat melakukan pengulangan ide kemudian
dikomunikasikan kepada pasien demensia secara singkat agar lebih mudah.
10. Menawarkan diri
Setelah perawat mendengarkan informasi tambahan mengenai masalah keluarga
yang menderita demensia ini, perawat menawarkan diri melihat perkembangan
pasien dan mulai mendekatkan diri dengan kehadirannya agar pasien mengatakan
masalah yang tengah dihadapinya tanpa menutup-nutupi.
11. Memberi kesempatan kepada kepada pasien untuk memulai pembicaraan.
Perawat memberikan inisiatif dengan memancing pasien untuk mengatakan
masalahnya, apakah dia masih lapar dan lupa bahwa sudah makan satu jam yang
lalu, dan pasien pun menjelaskan bahwa dia lapar sekali karena belum diberikan
makanan.
12. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan
Dari fase prainteraksi, perawat melakukan sesuai urutan waktu dan kejadian
sampai berakhirnya interaksi antara dirinya dan pasien lansia yaitu fase terminasi
atau pencapaian tujuan.
13. Menganjurkan pasien untuk menguraikan persepsinya
Pasien demensia berusaha mengatakan bahwa dia belum diberikan makanan dan
sudah sangat lapar dan tetap pada persepsi yang tengah dirasakannya.
14. Refleksi
Perawat menghampiri pasien lansia dengan mengatakan akan dibantu mengingat
aktivitas yang sudah dilakukan dan mengharapkan pasien mampu melakukan
sesuai kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai