Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN GANGGUAN KONSEP DIRI

OLEH :

NI PUTU REGITA CAHYA ARIFIANTI


NIM : P07120018092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
A. Konsep Dasar Konsep Diri
1. Pengertian
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya, masalahnya serta lingkungannya yang
diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Menurut para ahli, definisi dari konsep diri yaitu :
a. Stuart & Sundeen, 1998 Konsep diri merupakan satu pikiran, keyakinan,
dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain.
b. Sunaryo, 2004 Konsep diri merupakan cara individu melihat pribadinya
secara untuh, menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan
spiritual, termasuk didalamnya persepsi individu tentang sifat dan potensi
yang dimilikinya, interaksinya dengan orang lain dan lingkungan, nilai –
nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek tertentu, serta tujuan,
harapan, dan keinginan individu itu sendiri. (Wahit Iqbal Mubarak dan
Nurul Chayatin, 2008)

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu tentang dimana dirinya mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkunganya, nilai-nilai yang berkaitan dengan agama dan
objek, tujuan serta keinginan, cara individu memandang dirinya secara utuh fisik,
emosional, social dan spiritual (Bech, Wiliam dan Rawlin, 2006). Konsep diri adalah
ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap mulai dari
bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain (Suliswati, 2009).
2. Komponen Konsep Diri
Terdapat empat komponen konsep diri, yaitu :
1) Gambaran Citra Diri
Konsep tubuh seseorang merupakan pusat konsep diri Citra diri adalah jumlah
dari sikap sadar seseorang terhadap tubuh sendiri Hal ini termasuk persepsi
sekarang dan pesepsi masa lalu serta perasaan tentang ukuran, fumgsi,
bentuk/penampilan dan potensi. Kumpulan sikap individu yang disadarai dan
tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu
dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi.Citra tubuh
dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru.
2) Harga diri
Harga diri adalah penilaian harga diri pribadi seseorang berdasarkan beberapa
baik prilakunya cocok dengan ideal diri. Penilaian individu tentang nilai
personal yang diproleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan
berharga.
3) Peran
Peran adalah sekumpulan pola prilaku yang di harapkan secara sosial
berhubungan dengan fungsi seseorang dalam kelompok sosial yang berbeda.
Sedangkan pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan social berhubungan
dengan fungsi individu diberbagai kelompok social. Peran yang ditetapkan
adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran di
ambil adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
4) Identitas diri
Identitas adalah kesadaran diri yang didasarkan pada observasi dan penilaian
diri. Hal ini terkait dengan satu prestasi, aktivitas, karakteristik atau peran.
Identitas berbeda dari konsep diri yaitu perasaan berbeda dari orang lain.
Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip tersebut
sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung
sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
B. Etiologi
a. Faktor predisposisi
Berbagai factor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.
Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi peforma peran adalah stereotip peran gender,
tuntunan peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.

b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, adanya perubahan dalam penampilan atau bentuk tubuh.,
mengalami kegagalan serta menurunnya produktifitas.

Gangguan konsep diri adalah harga diri redah dapat terjadi secara situasional
maupun kronik.

Baik dari faktor predisposisi dan presipitasi bila telah mempengaruhi seseorang dalam
proses berfikir, dan bersikap maka telah di anggap mempengaruhi koping individu
sehingga menjadi perubahan tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif)
bila kondisi klien dibiarkan tidak ada intervensi lebih lanjut maka akan menyebabkan
kondisi klien tidak memilik kemauan untuk bergaul atau tidak memilik teman dengan
orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami isolasi social dapat membuat dunia
dan pikirannya sendiri (risiko halusinasi). Harga diri rendah adalah perasaan tidak
bahagia, tidak berarti dan rendah diri yang berkepamjangan akibat evaluasi negative
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri sendiri (Budi Anna Keliat, 2011)

Proses terjadinya masalah (malhi, 2008). Berdasarkan hasil riset (malhi, 2008), bahwa
harga diri rendah di akibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang
rendah mengakibatkan upaya yang rendah. Selanjutnya, hal ini menyebabkan
penampilan seseorang yang tidakoptimal. Dalam tinjauan teori penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil yang sering disalahkan, yang tidak diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima, tidak diberi support dan
perhaian. Menjelang masa awal sering gagal sekolah, pekerjaan atau pergaulan.
Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan mnuntut lebih
dari kemampuannya.

Cara mengatasi harga diri rendah (Purba, 2008)


1. Memberi kesempatan berhasil
2. Menanamkan gagasan
3. Mendorong aspirasi
4. Membantu membentuk koping/solusi

Komplikasi
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri merupakan
percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan
dengan orang lain (Rawlins 1993)

C. Rentang Respon
Menurut (keliat 1999) sbb:

Adaptif
Mal adaptif

Aktualisasi Depersonalisasi/
Konsep Kekacauan
diri Gangguan
diri identitas tidak personal
Harga diri
diri
Keteranagan:
Respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu
adaptif dan maladaptif (stuart dan sundeen. 1998) sebagai berikut:
1. Respon adatif adalah respon yang dihadapi klien baik klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikan masalahh dengan baik:
a. Aktualisasi diri adalah ketetapan seseorang didalam menempatkan dirinya
sesuai dengan kemampuan yang ada didalam dirinya.
b. Konsep diri (positif) adalah pengalaman positif yang mengarah kekompetensi
yang dirasakan dan diterima orang lain.
2. Respon mal-adatif (Gangguan konsep diri) adalah respon individu dalam
menghadapi masalah dimana individu tidak mampu memecahkan masalah
tersebut.
a. Gngguan harga diri adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain
b. Kekacauan identitas adalah Identitas diri kacau dan tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
c. Depersonalisasi adalah tidak mengenal dirinya sendiri

D. Tanda dan Gejala


a. Fisiologis
Gejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, diaphoresis,
dilatasi pupil, tremor suara (perubahan nada suara), gemetar, menggigil,
palpitasi, mual atau muntah, berkemih sering, diare, insomnia, keletihan dan
kelemahan, kemerahan atau pucat, mulut kering, sakit dan nyeri dibagian
tubuh (terutama dada, punggung, leher), kegelisahan, pingsan/pening,
paratesia, dan anoreksia. (Carpenito,2009)
b. Emosional
Individu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,
kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat, tidak mampu
rileks, individu menampakkan iritabilitas/tidak sadar, marah yang meledak,
menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi mengagetkan,
mengkritik diri dan orang lain, menarim diri, inisiatif rendah, celaan terhadap
diri, kontak mata buruk. (Carpenito,2009)
c. Kognitif
Ketidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar, pelupa,
merenung, orientasi terhadapmasa lalu dari pada sekarang ataumasa depan,
bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan belajar, dan konfusi.
(Carpenito,2009) Kaji faktor yang berhubungan:
d. Situasional (individu, lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actual terhadap
konsep diri sebagai akibat dari perubahan status, rendahnya pengakuan dari
orang lain, kegagalan,kehilangan berharga dan dilema etik. Berhubungan
dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibat dari kematian, perceraian,
tekanan budaya, pindah, berpisah sementara atau selamanya. Berhubungan
dengan dengan ancaman yang dirasakan terhadap intergitas biologis sebagai
akibat proses menjelang ajal, penyerangan, prosedur invasif, penyakit.
Berhubungan dengan perubahan lingkungan yang actual sebagai akibat
hospitalisasi, pindah, pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan
lingkungan yang actual dalam status sosioekonomi sebagai akibat dari
pengangguran pekerjaan baru. (Carpenito,2009)
e. Maturasional
Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan perpisahan, lingkungan atau orang
yang tidak dikenal, perubahan dalam hubungan teman sebaya) remaja
(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri) dewasa (berhubungan
dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat kehamilan menjadi
orang tua, perubahan karir dan efek penuaan), lanjut usia(berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat penurunan sensorik, penurunan
motorik, masalah keuangan, perubahan pada masa pension). (Carpenito,2009).
E. Akibat
Gangguan konsep dirimembuat klien menjadi tidak mau, maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial seperti menarik diri. Menarik
diri merupakan gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. (depkes RI, 1998).
F. Mekanisme Koping
Individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi stres, proses
koping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengatasi reaksi stres. Koping sebagai
proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-
tuntutan (baik tuntutan itu yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal
dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam
menghadapi situasi penuh stres (Gustiarti,2002).
Mekanisme koping terdiri dari pertahanan jangka pendek atau jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Mekanisme koping pada klien cdengan
gangguan konsep diri dibagi dua yaitu:
a) Koping jangka pendek
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya: konser musik, bekerja keras, dan observasi nonton televisi).
2) Aktivitas yang memberikan identitan pengganti sementara (misalnya: ikut
serta dalam kelompok sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau genk).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri tak
menentu (misalnya: olah raga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas).
4) Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas
diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya penyalahgunaan
obat).
b) Koping jangka panjang
Mekanisme jangka panjang meliputi:
1) Penutupan identitas merupakan adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi
diri individu.
2) Identitas negatif merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan
(sidplacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk
(Stuart,2006).
3) Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai:
a. Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tyanggapan yang sudah
ada (dimiliki) utnuk menciptakan tanggapan baru.
b. Disosiasi, respon yang tidak sesuai dengan stimulus.
c. Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar.
d. Projeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada
orang lain.
e. Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada
orang yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi.
(Stuart,2006).
G. Penatalaksanaan
a. Psikofarmakol
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala gangguan jiwa. obat yang biasa digunakan di RS jiwa antara
lain:
1) Anti psikosis
a. Cloropromazin (thorazime) dosis 25-2000mg/hari
b. Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hari indikasi digunakan untuk
pengobatan psiko, mengobati masalah perilaku yang berat pada anak-anak
yang berhubungan dengan keadaan yang tiba-tiba meledak, mengontrol mual
dan muntah yang berat dan kecemasan berat.kontra indikasi: hiperaktif ,
galaukoma, hamil dan menyusui, efek samping yaitu anemia, mulut kering ,
mual dan muntah, konstipassi, diare, hipotensi, aritmia kordis, takikardi,
eksrapiramidal,penglihatan berkabut.
b. Pengobatan somatic
1) Elektro convulsif terapi (ECT)
1) Merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal yang
menghasilkan afek terapi dengan menggunakan arus listrik
berkekuatan75-100 volt. Cara kerja belum diketahui secara jelas namun
dapat dikatakan bahwa therapi konvulsif dapat memperpendek lamanya
skizofrenia dan dapat mempermudah kontak dengan orang lain , indikasi
ECT yaitu depresi berat dan bila terapi obat-obat belum berhasil
(gangguan berpolar) klien yang sangat mania,hiperaktif, klien resiko
tinggiunuh diri, psikosis akut skozoprenia.
2) Pengkajian fisik
Terdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi. Pengekangan mekanik
dilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan tangan dan
kaki serta sprei pengekang.
Isolasi yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan tertentu di rumah
sakit.indikasi: pengendalian prilaku amuk yang membahayakan diri dan
orang lain. Kontra indikasi: resiko tinggi bunuh diri, hukuman.
c. Psikoterapi
Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian
penting proses terapiutik, upaya dalam psikoterapi yaitu memberikan rasa aman
dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasi klien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah sopan dan jujur pada
klien.
d. Terapi modalitas
Terapi okupasi: adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih dengan
maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri. (Arief
Ferri, 2010)

H. Pohon Masalah

Gangguan Ideal Diri Effect

Gangguan Konsep Diri : Gangguan Core Problem


Citra Tubuh

Perubahan Struktur Tubuh Cause

I. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri: gangguan citra tubuh

J. Intervensi Keperawatan
No Diagnose Tujuan / Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Gangguan Konsep Tujuan : Observasi : Observasi :
Diri : Gangguan Setelah diberikan 1. Mengidentifikasi 1. Agar mengetahui
Citra Tubuh tindakan harapan citra tubuh harapan citra tubuh
keperawatan selama berdasarkan tahap berdasarkan perkembangan.
menit diharapkan perkembangan. 2. Agar mengetahui
pasien 2.Mengidentifikasi perubahan citra tubuh yang
perubahan citra tubuh mengakibatkan isolasi
yang mengakibatkan social
isolasi social 3. Agar mengetahui bagian
3. Memonitor apakah tubuh yang mana
pasien bisa melihat mengalami perubahan.
bagian tubuh yang Terapeutik :
berubah. 1. Agar mengetahui
Terapeutik : perubahan dari fungsinya.
1.Mendiskusikan 2. Agar mengetahui
perubahan fungsinya perbedaan penampilan fisik
2.Mendiskusikan terhadap harga diri.
Perbedaan penampilan Edukasi :
fisik terhadap harga diri. 1. Agar keluarga bisa
Edukasi : memberikan perawatan
1. Jelaskan kepada mengenai perubahan citra
keluarga tubuh.
tentangperawatan
perubahan citra tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Arief, F. (2010). GangguanKonsepDiri. Scribd , 6.

Damaiyanti, I. (2012). AsuhanKeperawatanJiwa. Bandung: RefikaAditama.

Kusumawati, H. (2010). Buku Ajar KeperawatanJiwa. Jakarta: SalembaMedika.

Prasetyo. (2008). StrategiPelaksanaanTindakanKeperawatan. Scribd , 1.

Stuart, G.W. (2006). BukuSakuKeperawatan. CetakanPertama. Jakarta: EGC.

Keliat, B. A. (2001). GangguanKonsepDiri. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda. (2009). BukuSakuDiagnosaKeperawatanJiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai