OLEH :
P07120018003
TINGKAT 2.1
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru yang disebabkan
oleh satu atau lebih agens berikut virus, bakteri, mikoplasma dan aspirasi substansi
asing. Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang disebabkan
oleh bakteria, virus atau fungal (kulat). Ia juga dikenali sebagai pneumonitis,
bronchopneumonia dan 'community-acquired pneumonia (Mansjoer, 2017 : 254).
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA). Pneumonia
adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Juga bisa
didefinisikan peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratonius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat, dan menimbulkan
angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala batuk, demam, dan sesak nafas. (Qauliyah,
2018)
Dapat disimpulkan bahwa pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli
serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Pneumonia dibedakan menjadi dua berdasarkan tempat didapatkannya kuman, yaitu
pneumonia komuniti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa.
C. Etiologi
Pneumonia
Bersihan jalan nafas tidak Pola nafas tidak efektif Intoleransi aktivitas
efektif
Patofisiologis
Sistem pertahanan tubuh terganggu menyebabkan tubuh akan lebih mudah terserang
penyakit sehingga mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus mudah masuk kedalam
tubuh. Melalui hidung mikroorganisme tersebut akan diinhalasi langsung oleh hidung.
Mikroorganisme yang masuk ke hidung secara terus menerus menyebabkan adanya
kolonisasi dipermukaan mukosa hidung sehingga jika mikroorganisme yang berkolonisasi
didalam mukosa hidung sangat adekuat bisa menyebabkan mikroorganisme tersebut
bermanifestasi masuk kedalam saluran pernafasan bagian bawah yang menyebabkan
masuknya juga ke dalam parenkim paru. Parenkim paru terdiri dari alveoulus dan
bronkioulus terminalis, dimana alveoulus adalah tempatnya pertukaran gas O2 dan Co2.
Masuknya dan bertahannya mikroorganisme tersebut membuat inflamasi parenkim paru
yang dapat menyebabkan terjadinya peradangan sehingga adanya penumpukan cairan pada
parenkim tersebut. Adanya penumpukan cairan membuat pertukuaran gas o2 dan co2 tidak
adekuat sehingga terjadi resistensi jalan napas yang menyebabkan penyakit Pneumonia
dengan tanda dan gejala Sesak napas, Demam, Anoreksia, Muntah, Diare, Nyeri abdomen,
Batuk, Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi,
krekels dan sakit Sakit tenggorokan. Sehingga mengalami gangguan kebutuhan bersihan jalan
tidak efektif, Pola napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Kajian foto thorak– diagnostic, digunakan untuk melihat adanya infeksi di
paru dan status pulmoner (untuk mengkaji perubahan pada paru)
2. Hitung darah lengkap dengan hitung jenis untuk menetapkan adanya anemia,
infeksi dan proses inflamasi
3. Jumlah leukosit– leukositosis pada pneumonia bacterial
4. Pemeriksaan elektrolit
F. Penatalaksanaan Medis
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (mis.
Nyeri saat bernapas kelemhan otot pernapasan) dibuktikan dengan dispnea,
penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas
abnormal, ortopnea, pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningka, ventilasi semenit menurun,
kapasitas vital menurun, tekanan ekspiasri menurun, tekanan inspirasi
menurun, ekskursi dada berubah.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Kurang kontrol tidur dibuktikan
dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas
tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup,
mengeluh kemampuan beraktivits menurun.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dengan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah, frekuensi
janutung meningkat >20% dari kondisi istirahat, dispnea saat/setelah
aktivitas, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, merasa lemah, tekanan
darah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG menunjukan aritmia saat/
setelah aktivitas, gambaran EKG menunjukan iskemia, Sianosis.
C.INTERVENSI
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan asupan 1. Agar pasien tidak
cairan 2000 kekurangan cairan
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi Kolaborasi
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan pentingnya 1. Agar pasien
tidur cukup selama sakit mengetahui tidur yang
cukup
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Membantu pasien agar
obat tidur dapat tidur
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan SIKI Label :
asuhan keperawatan Manajemen Energi
selama … x 24 jam
maka toleransi aktivitas Observasi Observasi
meningkat dengan 1. Monitor kelelahan fisik 1. Mengetahui adanya
kriteria hasil : dan fungsional kelelahan fisik dan
1. Keluhan lelah fungsional
menurun
2. Dispnea saat Terapeutik Terapeutik
beraktivitas menurun 1. Lakukan latihan 1. Mengajarkan pasien
3. Dispnea setelah rentang gerak pasif dan/ rentang gerak
beraktivitas menurun atau aktif
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan melakukan 1. Agar pasien bisa
aktivitas secara bertahap melakukan aktivitas
secara prlahan
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli 1. Membantu menjaga
gizi tentang cara asupan gizi pada pasien
mningkatkan asupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia_ Elza Febria Sari, C Martin Rumenden, Kuntjono
Harimurti_ Faktor-faktor berhubungan dengan diagnose pneumonia pada pasien usia
lanjut (http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id/index.php/jpdi/article/download/51/48
diakses pada tanggal 28 januari 2020, pkl 19.55 wita)
Journal Of Pharmaceutical Science and Clinical Research_ Yeni Farida_Studi penggunaan
antibiotic pada pasien pneumonia di rumah sakit rujukan daerah Surakarta
(https://jurnal.uns.ac.id/jpscr/article/download/5240/4640 diakses pada tanggal 28
januari, pkl 20.45 wita)