Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN

PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

OLEH :
NAMA : KADEK RIRI OKTA ARDIANI
NIM : P07120018164
KELAS : 2.5

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN
PADA PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

KASUS
Ny. S telah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang dideritanya yaitu
TB. Selama dirawat ia selalu ingin sendirian, merasa tidak aman ditempat
umum sehingga jarang untuk keluar ruangan. Klien juga menolak
berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Saat dikaji, klien
mengatakan jika dirinya merasa berbeda dengan orang lain merasa tidak
mempunyai tujuan yang jelas.

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Data subjektif :
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Klien merasa bosan
d. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
e. Klien merasa tidak berguna
Data objektif :
a. Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak” dengan
pelan
b. Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
c. Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
d. Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
e. Mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan secara
berulang-ulang
f. Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
g. Ekspresi wajah tidak berseri
h. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
i. Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
j. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan umum : Klien mampu mengatasi isolasi sosial
4. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap
d. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan
sosial.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain.
5. Tindakan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Tindakan :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan,
asal institusi)
4) Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
disukai
5) Menjelaskan tujuan interaksi
6) Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali
bertemu pasien
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang
lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. STRATEGI KEPERAWATAN
1. Orientasi
Salam Teraupetik
P: “Selamat pagi Ibu! Boleh saya duduk?”
K: “Ya. Silahkan sus.”
P: “Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, saya perawat Riri Okta, Ibu
bisa memanggil saya perawat Riri saja.  Saya bertugas di Ruang Mawar ini
dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti.
K: “Ya sus”
P: “Ibu dengan siapa? dan senangnya dipanggil apa?”
K: “Nama saya Ibu Luh Sudiani, panggil Ibu Luh saja sus... “

Evaluasi/validasi
P: “Oke Ibu Luh, bagaimana perasaan Ibu hari ini? “ Masih ingat ada
kejadian apa sampai ibu dibawa ke rumah sakit ini?”
K: “saya baik sus. Masih ingat sus”

Kontrak
P: “Adakah yang Ibu pikirkan? Dari tadi saya perhatikan ibu duduk
menyendiri, ibu tidak tampak ngobrol dengan teman-teman yang lain ?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu pikirkan?”
K:“hmmmm...boleh sus”
P:”Mari kita berbincang-bincang selama 15 menit ya bu. Kita bicaranya
disini saja atau di mana, Ibu....?”
K: “Iya sus, 15 menit disini saja sus...”
2. Kerja
P: “Umur ibu sekarang berapa?”
K: “Umur saya 51 tahun sus”
P: “Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan ibu Luh ?”
K: “Saya tinggal dengan keluarga, ada suami dan dua anak saya”
P: “Lalu siapa yang paling dekat dengan ibu ? siapa yang jarang bercakap-
cakap dengan ibu ?
K: “Biasanya dengan suami atau anak kedua saya. Karena anak kedua
saya perempuan jadi lebih dekat dengan saya sedangkan anak pertama
saya laki-laki dan ia juga jarang dirumah.”
P: “Apa yang ibu Luh rasakan selama dirawat disini ?”
K: “Saya merasa sendirian sus, walaupun suami dan anak saya sering
mengunjungi saya,”
P: “Ibu sudah berapa lama dirawat bu?”
K: “Sudah 4 hari sus”
P: “Apa ibu sudah mengnal teman-teman disini ?”
K: “saya belum mengenal orang-orang yang ada disini”
P: “Kenapa seperti itu bu?
K: “Saya merasa ingin sendirian, merasa tidak aman ditempat umum”
P: “Ibu Luh tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman ?
K: “Tidak sus”
P: “Keuntungan dari mempunyai banyak teman itu ibu bisa memiliki
teman untuk bercerita tentang masalah yang ibu alami, saling bertukar
pikiran, tentunya tidak merasa sendirian”
K: “Oiyaa sus”
P: “Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu tahu
tidak ?
K: “Tidak tau sus”
P: “kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah ibu akan merasa
sendirian, tidak ada yang ibu ajak untuk bertukar pikiran. Kalau begitu apa
ingin berkenalan dengan orang lain ?
K: “Iya sus saya ingin”
P: “Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain. Untuk berkenalan caranya itu pertama kita mengucapkan salam sambil
berjabat tangan, lau perkenalkan nama lengkap, nama panggilan yang disukai,
asal kita dan hobby kita. Contohnya seperti ini “Perkenalkan nama saya Riri
Okta, saya lebih senang dipanggil Riri, asal saya dari Badung dan hobby nya
membaca. Selanjutnya ibu bisa menanyakan nama lengkap atau nama
panggilan, asal, dan hobbynya. Contohnya seperti ini nama ibu siapa? Senang
dipanggil apa ? asalnya dari mana dan hobbynya apa ?
K: “Baik sus”
P: “Baik bu sekerang mari kita coba, misalnya saya belum kenal dengan ibu.
Coba berkenalan dengan saya.
K: “hmm Perkenalkan nama saya Luh Sudiani, saya senang dipanggil Bu
Luh, asal saya dari Badung dan hobby nya mendengarkan lagu. nama ibu
siapa? Senang dipanggil apa ? asalnya dari mana dan hobbynya apa ?”
P: “ya bagus sekali ! Setelah ibu Luh berkenalan dengan orang tersebut, ibu
bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan misalkan
tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya
K: “Baik sus”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
P: “Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
K: “Saya sudah merasa lebih tenang sedikit sus.”

2) Obyektif
Pr: “Bisa ibu mencoba mengulangi lagi cara yang sudah kita
pelajari tadi ibu?”
K: “Bisa sus.”
P: “Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya dengan baik
dan benar.
K : “Terimkasih suster.”
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
P: “Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pada jam 08:00 dan 14:00
kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika
ibu melakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan M, jika
ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat B, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti?
K: “Mengerti sus”

c. Kontrak Yang Akan Datang


1) Topik
P: “Baik bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman. apakah
ibu bersedia?”
K: “Baik sus.”
2) Waktu
P: “Ibu mau jam berapa?”
K : “Jam seperti sekarang saja sus.”
3) Tempat
P : “Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? “
K: “Di ruangan saya saja sus.”
P: “Baik bu. Kira-kira masih ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
saya kembali ke ruangan perawat bu?”
K: “Tidak sus.”
P: “Baik bu jika ada yang ingin ibu tanyakan nanti, ibu bisa
memencet tombol perawat yang berada di sebelah tempat tidur
ibu ya. Terimakasih atas kerjasama nya ibu, permisi, selamat
pagi.”
K: “Selamat pagi.”

Anda mungkin juga menyukai