TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah suatu penilaian diri yang kurang berkepanjangan
pada seseorang atas dirinya atau kemampuannya. Harga diri rendah adalah suatu
keadaan individu mengalami untuk beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang
kemampuan atau diri. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan
tentang diri atau kemampuan diri negatif untuk dapat di ekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
penelitian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri adalah persepsi individu akan sifat dan
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. (Keliat, 1998,
Carpenito 1997, Townsend, 1998, Stuart dan Sundeen, 1991, Beck William dan
Rewlin, 1986)
Dapat disimpulkan bahwa, harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak
orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Dapat
disimpulkan bahwa, konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang
lingkungan.
B. Rentang Respon Konsep Diri
Keterangan :
1. Aktualisasi diri
pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalamam
2. Konsep diri
Transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan Identitas
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
1. Gambaran diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar (Stuart dan sundeen, 1991). Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan
tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa
lalu.
Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek
bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
2. Ideal Diri
sesuai dengan standar pribadi (Stuart dan Sundeen, 1991). Standar dapat
berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah aspirasinya, cita-cita
dan harapan pribadi berdasarkan nilai sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia
ingin lakukan.
Ideal diri mulai berkembang pada masa anak-anak yang dipengaruhi oleh
orang yang penting pada dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada usia
remaja ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi ada orang tua, guru dan
teman.
kemampuannya.
ideal diri kemudian standar ini ditetapkan dengan standar kelompok teman.
3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1991).
Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi, jika individu
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, manusia cenderung
bersikap negatif, walaupun cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun
sehingga setiap orang yang bertemu perawat dengan sikapnya yang positif merasa
dirinya berharga, harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan
Beri tugas yang kemungkinan dapat diselesaikan, kemudian beri pengetahuan dan
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
penjelasan yang sesuai. Berikan pegetahuan dan sokongan untuk aspirasi yang
harus diselesaikan.
Anak akan merasa berhasil jika diterima dan diakui orang lain; merasa mampu
menghadapi kehidupan; merasa dapat mengontrol dirinya. Harga diri yang rendah
Sundeen, 1991).
4. Peran
Peran adalah pola sikap perilaku nilai dan tujuan yang diharapkan dari
b. Peran yang tidak jelas, terjadi jika individu diberi peran yang tidak jelas dalam hal
Peran yang tidak sesuai, terjadi jika individu dalam proses transisi merubah
nilai dan sikap. Misalnya, seseorang yang masuk kedalam satu profesi dimana terjadi
Peran berlebih, terjadi jika seorang individu menerima banyak peran misalnya
5. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan
peniIaan, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat
akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respek pada diri sendiri), kemampuan
dan penguasaan diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
Dari rentang respon individu terhadap konsep dirinya terdapat harga diri rendah
yang terletak diantara respon adapatif dan respon mal adaptif. Harga diri rendah
adalah suatu kondisi penilaian diri yang negatif berkepanjangan pada seseorang atas
diriinya atau kemampuannya. Perasaan negatif pada diri sendiri termasuk rasa
percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan
C. Faktor Predisposisi
menyebabkan masalah atau gangguan konsep diri. Anak-anak sangat peka terhadap
perlakuan dan respon orang tua, lingkungan, sosial serta budaya. Orang tua yang
kasar, membenci dan tidak menerirna akan mempunyai keraguan atau ketidakpastian
diri, sehingga individu tersebut kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan,
gagal menerima tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tergantung pada orang lain
dengan masalah biologis juga bisa menyebabkan harga diri rendah. Misalnya anak
: wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang objektif dan kurang
rasional dibanding pria. Sedangkan pria dianggap kurang sensitif, kurang hangat,
kurang ekspresif dibanding wanita. Sesuai dengan standart tersebut jika wanita dan
pria tidak berperan seperti lazimnya maka akan dapat menimbulkan konflik diri
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menjadikan kurang percaya diri
pada anak. Anak akan ragu apakah yang ía pilih tepat dan jika tidak sesuai dengan
D. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi
individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau stresor
harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua
yang berarti : pola asuh anak tidak tepat, misalnya: terIalu dilarang, dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang
tdak dapat dicapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri. (Stuart Sundeen,
1991).
a. Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap
yang herbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri.
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri
menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan
peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran, yaitu konflik peran tidak jelas atau
peran berlebihan.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.
d. Manifestasi fisik.
e. Menunda keputusan.
f. Gangguan berhubungan.
h. Merusak diri.
j. Menolak tekanan.
selaras dan harmonis. Perilaku yang berhubungan dengan identitas kabur adalah
dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart dan Sundeen,
1991). Ini merupakan persaan asing akan diri sendiri. Klien sukar membedakan
mental organik.
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal
menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada
tidak sabar, kasar, dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang di
Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara. Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai,
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka
disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang
Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri rendah
adalah : isolasi sosial : menarik diri karena adanya perasaan malu kalau
1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri, klien menghukum dirinya sendiri, klien
3. Rasa bersalah dan khawatir, klien menghukum dirinya sendiri, ini dapat
penyalahgunaan obat.
dirinya.
6. Gangguan berhubungan karena keakutan penolakan dan harga diri rendah, klien
menjadi kejam, merendahkan diri atau mengeksploitasi orang lain, perilaku ini
adalah menarik diri dan sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga.
7. Menarik diri dari realitas, bila kecemasan yang disebabkan oleh penolakan diri
sendiri mencapai tingkat berat atau panik. Klien mungkin mengalami asosiasi,
8. Merusak diri, harga diri rndah dapat mendorong klien mengakhiri kehidupannya.
9. Merusak atau
Mekanisme pada gangguan konsep diri dapat dibagi menjadi 2 yaitu koping
jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart dan Sundeen, 1991).
Logan membagi empat kategori koping jangka pendek. Khususnya pada krisis
identifikasi, yaitu :
dimiliki kelompok.
anak muda.
mengatakan : “Saya lebih baik menjadi anak tidak baik dari pada tidak jadi
apapun”.
untuk melindungi diri. Macam mekanisme koping sering di pakai adalah fantasi,
disosiasi, isolasi, proyeksi, mengisar. Dalam keadaan yang semakin berat dapat
a. Psikosis
b. Neurosis
c. Obesitas
d. Aneroksia Nervosa
e. Bunuh diri
g. Kriminal
h. Kenakalan
i. Penyalahgunaan zat
j. Perkosaan
k. Inses
l. Penganiayaan
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri
rendah adalah :
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah situasional/kronik
e. Ketidakberdayaan
makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat
menerima kondisinya merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri
rendah.
Mekanisme : ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan tidak realitas, ideal
diri yang suram dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan-kegagalan yang
dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi
2. Keputusasaan
3. Menarik diri
interaksi dengan orang lain, karena menganggap dirinya tidak pantas berada di
lingkungan tersebut yang merupakan akibat dari rga diri rendah (Keliat, 1998).
J. Masalah Keperawatan
K. Pohon Masalah
L. Diagnosa Keperawatan
M. Rencana Keperawatan
Tujuan :
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Kriteria hasil :
Intervensi :
terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
Rasional :
a. Memberi pendekatan pada klien suatu cara untuk membina hubungan saling
percaya
Kriteria evaluasi
a. Daftar kemampuan yang dimiliki klien di Rumah Sakit, rumah, sekolah dan
tempat kerja
a. Diskusikan kemampuan dari aspek positif yang dimiliki klien. Buat daftar.
c. Utamakan memberi pujian yang realistis pada kemampuan dan aspek positif
klien
Rasional :
Kriteria evaluasi :
Intervensi keperawatan :
Sakit
c. Berikan pujian.
Rasional :
untuk berubah
b. Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap
mempertahankan penggunaannya
Kriteria evaluasi
b. Klien mencoba
Intervensi keperawatan
Sakit
e. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
1) Kegiatan mandiri
Rasional :
a. Klien adalah individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
c. Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan
kegiatan.
Kriteria evaluasi :
a. Klien melakukan kegiatan yang telali dilatih. (mandiri dengan bantuan atau
tergantung)
Intervensi keperawatan :
direncanakan
Rasional :
Kriteria evaluasi
Rasional :
penyembuhan klien