Anda di halaman 1dari 46

KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Oleh :

1. Rofida Erlin Dinar NIM 202373056


2. Umi Endah Karyaningsih NIM 202373057
3. Eka Winarti NIM 202373060
4. Sri Ayun Siswati NIM 202373061
5. Achmad Afif Maulana NIM 202373058
6. Sumilah NIM 202373066

PRODI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI
2023
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti

perilaku dan pandangan klien tentang diri,masalah serta lingkungannya.Respon

individu terhadap stressor atau stimulus dapat dianalisa dari berbagai komponen

konsep diri sehingga perawat dapat merencanakan asuhan yang lebih tajam dan

berkualitas.Didalam perawatan kesehatan mental-psikiatri hal ini menjadi topic utama

yang harus diperhatikan sehingga asuhan keperawatan yang diberikan bersifat

komprehensif dengan memandang manusia secara utuh baik bio-psiko-sosial maupun

spiritual. Konsep diri terdiri dari:

1. Citra tubuh

Yaitu kumpulan sikap individu yang disadari terhadap tubuhnya termasuk

persepsi masa lalu/sekarang perasaan tentang ukran,fungsi,penanpilan dan potensi

dirinya

2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya

berperilaku berdasarkan standar pribadi,aspirasi,tujuan atau nilai personal tertentu

(Stuart &Sudeen,1996).

Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau

sejumlah aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin dicapai.Ideal diri akan mewujudkan

cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga,budaya) dan

kepada siapa ia ingin lakukan.

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh

orang penting dari dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada masa

1
remaja,ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tuanya,

guru dan teman terdekat.Penetapan ideal diri sebaiknya lebih tinggi dari

kemampuan individu saat ini tetapi masih dalam batas yang dapat dicapai.Hal ini

diperlukan oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi individu

3. Harga diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.Frekuensi pencapaian

tujuan akan menghasilkan harga diri rendah atau tinggi.Jika individu selalu

sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi apabila individu sering gagal maka

cenderung memiliki harga diri rendah.

Harga diri dapat diproleh dari diri sendiri maupun orang lain.Aspek utama

adalah perasaan dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain.Manusia

cenderung negatif,walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun

jarang mengekspresikannya.Sebagai perawat sikap negatif perlu dikontrol

sehingga setiap bertemu perawat dengan sikapnya yang positif merasa dirinya

berharga.Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan

dari orang lain.

Cara meningkatkan harga diri pada anak (Coopersmith cit Staur &

Sudeen,1991) :

a. Memberi kesempatan berhasil.

Berikan tugas yang kemungkinan dapat diselesaikan oleh anak

kemudian berilah pengakuan dan pujian atas keberhasilannya.Jangan

memberikan tugas diluar kemampuan atau sudah kita ketahui tidak dapat

diselesaikannya.

2
b. Menanamkan gagasan

Berfungsi memotivasi kreatifitas anak untuk berkembang.

c. Mendorong aspirasi

Pertanyaan dan pendapat anak perlu ditanggapi dengan memberikan

penjelasan sesuai. Berikan pengakuan dan sokongan yang sesuai untuk

aspirasi yang positif sehingga anak memandang dirinya diterima dan

bermakna.

d. Membantu membentuk koping

Pada tiap perkembangan,individu mempunyai tugas perkembangan

yang harus diselesaikan.Jadi individu perlu mengembangkan koping untuk

menghadapi kemungkinan yang terjadi dalam menyelesaikan tugasnya.Anak

akan merasa bermakna dan berhasil jika diterima dan diakui oleh orang

lain,merasa mampu menghadapi kehidupan,dan merasa dapat mengontrol

dirinya.

Harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal

yang buruk dan terutama menonjol pada klien skizofenia dan depresi (Stuart

& Sudeen 1991).

4. Penampilan peran

Peran adalah serangkaian pola perlaku yang diharapkan oleh lingkungan social

berhubungan dengan fungsi fungsi individu di berbagai kelompok social

(Stuar,1996).Setiap individu dalam kehidupannya sering disibukkan dengan

perannya pada setiap waktu misalnya sebagai seorang anak, istri, ibu rumah

tangga, mahasiswa, perawat, wanita karier,d an lain sebagainya. Peran ini

diperlukan individu untuk aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil

3
dari peran yang memenuhi kebutuhan dan kesesuaian dengan ideal diri. Posisi

individu dimasyarakat dapat meruipakan stressor terhadap peran karena sturktur

social menimbulkan kesukaran,atau tuntutan posisi yang tidak mungkin

dilaksanakan.Stress peran terdiri dari konflik peran,peran yang tidak jelas, peran

yang tidak sesuai dan peran yang berlebihan.

a. Konflik peran

Terjadi jika peran yang diminta konflik dengan system individu atau

dua peran terjadi satu sama lainnya.

b. Peran yang tidak jelas

Terjadi jika individu diberi suatu peran yang tidak jelas dalam hal

c. Peran yang tidak sesuai

Terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai dan sikap

missal: seseorang yang masuk dalam profesi,dimana terdapat konflik antara

individu dan profesi.

d. Peran berlebih

Terjadi jika seseorang individu menerima banyak peran misalnya

sebagai Ny A Seorang ibu rumah tangga ia harus mengasuh dan

membessarkan kedua anaknya sendirian karena suaminya sudah meninggal,ia

juga masih kuliah diperguruan tinggi untuk memenuhi kehidupan rumah

tangganya ia terpaksa harus bekerja menjadi pembantu rumah

tangga.Kemungkinan dengan kesibukan peran tersebut Ny A mempunyai

resiko dalam menjalani perannya.Individu dituntut melakukan banyak hal

tetapi tidak tersedia waktu untuk menyelesaikannya.

5. Identitas diri

4
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan

penilaian,yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu

kesatuan yang utuh (Stuart & Sudeen,1991).Individu yang memiliki perasaan

identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain,unik

dan tak ada duanya.Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respek pada diri),

kemampuan dan penguasaan diri.Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan

menerima dirinya.

Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan

perkembangan konsep diri.Hal yang penting dari identitas adalah jenis

kelamin.Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara bertahap,dimulai

dengan konsep laki-laki dan wanita yang banyak dipengaruhi oleh pandangan dan

perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis.Misalnya,anak perempuan

pasif dan menerima sehingga berkembanglah asuhan yang tidak asertif.

Enam ciri identitas ego (Meller cit Stuart & Sudeen,1991):

a. Mengenal diri sendiri sebagai organism utuh dan terpisah dari orang lain.

b. Mengakui jenis kelamin diri sendiri

c. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.

d. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.

e. Menyadari hubungan masa lalu,sekarang dan yang akan dating.

f. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak beharga,tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan

diri.adanya perasaan kehilangan kepercayaan diri,merasa gagal karena tidak mampu

mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat,1998).

5
Harga diri seseorang diperoleh dari diri dan orang lain.gangguan harga diri

rendah akan terjadi jika kehilangan kasih saying,perlakukan orang lain yang

mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang

berada dalam rentang tinggi sampai rendah.individu yang memiliki harga diri tinggi

menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk

berubah serta cenderung merasa aman.individu yang memiliki harga diri rendah

melihat lingkungan dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman.hal ini

sesuai dengan pendapat Barbara kozier berikut:

Level of self esteem range from high to low.a person who has high self esteem deals

actively with the environment,adapt effectively to change and feels secure.a person

with low self esteem sees the environment as negativeand threatening.(driever dalam

Barbara kozier,2003:845)

Menurut antai otong (1995:297) self esteem di pengaruhi oleh pengalaman

individu dalam perkembangan fungsi ego,dimana anak-anak yang dapat beradaptasi

terhadap lingkungan internal dan eksternal biasanya memiliki perasaan aman terhadap

lingkungan dan menunjukkan self esteem yang positif.sedangkan individu yang

memiliki harga diri cenderung untuk mempersepsikan lingkungannya negative da

sangat mengancam.mungkin pernah mengalami depresi atau gangguan dalam egonya.

Menurut patricia D. barry dalam MentalHealth and Mental Illnes(2003), Harga diri

rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan

gambaran – gambaran negative tentang dirinya. Barry mengemukakan, Self esteem is

a feelingof self acceptance and positive self imge. Pengertian lain mengemukakan

bahwa harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri , merasa tidak berharga dan

tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri. Individu gagal menyesuaikan

tingkah laku dan cita – cita.

6
B. Teori Perkembangan

Secara umum konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan tetapi konsep diri ini

berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan dapat membedakan dirinya

dengan orang lain dan obyek disekitarnya sebagai individu yang terpisah.

Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara.Nama

dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu

perkembangan identitas.Dengan memanggil namanya, anak mengartikan dirinya

secara istimewa, unik dan mandiri.

Konsep diri dipelajari malalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan

dengan orang lain.Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana

individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.Keluarga mempunyai

peran yang penting dalam membantu perkembangan konsep diri terutama pada

pengalaman masa kanak-kanak.Stuart dan Sudeen 1991,mengemukakan pengalaman

awal kehidupan dalam keluarga,merupakan pembentukan konsep diri anak meliputi :

a. Perasaan mampu atau tidak mampu

b. Perasaan diterima atau ditolak

c. Kesempatan untuk identifikasi

d. Penghargaan yang pantas tentang tujuan, perilaku dan nilai

Suasana keluarga yang saling menghargai dan mempunyai pandangan yang

positif akan medorong kreatifitas anak,menghasilkan perasaan positif dan

berarti.Penerimaan keluarga akan kemampuan anak sesuai dengan perkembangannya

sangat mendorong aktualitas diri dan kesadaran akan potensi dirinya.

7
Dapat disimpulkan, konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari

perilaku individu.Individu dengan konsep diri positif dapat berfungsi lebih efektif

yang dapat dilihat dari hubungan interpersonal,kemampuan intelektual dan

penguasaan lingkungan.Konsep diri yang negatif dapat dlihat dari hubungan individu

dan sosial yang maladaptif.

C. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Hasil riset Malhi (2008,dalam http://www.tqm.com) menyimpulkan bahwa

harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita – cita seseorang. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang

rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan

penampilan seseorng yang tidak optimal.

Dalam tinjauan life span history klien ,penyebab terjadinya harga diri rendah

adalah pada masa kecil sering disalahkan ,jarang diberi pujian atas

keberhasilannya,saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang

dihargai,tidak dineri kesempatan dan tidak diterima.menjelang dewasa awal sering

gagal disekolah,pekerjaan,atau pergaulan.harga diri rendah muncul saat lingkungan

cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

Low
self
esteem

Mediocr Low
f expecta
perform tions
ance

Reduce
Less
d effort
chaleng
ing
8 goals
1. Factor predisposisi

Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua

yang tidak realistis,kegagalan berulang kali,kurang mampunyai tanggung jawab

personal,ketergantungan pada orang lain,ideal diri yang tidak realistis.

2. Factor presipitasi

Factor presipitasi terjadi harga diri rendah biasanya adalah kehilangan

tubuh,perubahan penampilan/bentuk tubuh ,kegagalan atau produktifitas yang

menurun.

Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara

situasional atau kronik.secara situasional misalnya karena trauma yang muncul

secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau penjara

termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan

karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak

nyaman. Penyebab lainya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta

perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien keluarga. Harga diri

rendah kronik, biasanya pikiran negative dan meningkat saat dirawat.

Baik factor predisposisi maupun presipitasi diatas bila memengaruhi seseorang

dalam berpikir,bersikap maupun bertindak,maka diangap akan mempengaruhi

terhadap koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme

koping individu tidak efektif).bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi

lebih lanjut dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi

9
social:menarik diri),yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya

sendiri sehingga dapat muncul risiko perilaku kekerasan.

Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman

interpersonal,dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good

me,bad me,not me,anak sering dipersalahkan ,ditean sehingga perasaan amannya

tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang

digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.menurut caplan,

lingkungan social akn mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya

perubahan social seperti perasaan dikucilkan,ditolak oleh lingkungan social,tidak

dihargai akan menyebabkan stress dan enimbulkan penyimpangan perilaku akibat

harga diri rendah.

D. Pohon Masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori:halusinasi

Isolasi social

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

Trauma tumbuh kembang

E. Tanda-Tanda Harga Diri Rendah

1. Mengejek dan mengkritik diri

10
2. Merasa bersaah dan khawatir,menghukum dan menolak diri sendiri

3. Mengalami gejala fisik, missal:tekanan darah tinggi, gangguan pengguanaan zat

4. Menunda keputusan

5. Sulit bergaul

6. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas

7. Menarik diri dari realitas,cemas,panic,cemburu,curiga,halusinasi

8. Merusak diri: harga diri rendah menyongkong klien untuk mengakhiri hidup

9. Merusak/melukai orang lain

10. Perasan tidak mampu

11. Pandangan hidup yang pesimistis

12. Tidak menerima pujian

13. Penurunan produktivitas

14. Penolakan terhadap kemampuan diri

15. Kurang memperhatikan perawatan diri

16. Berpakaian tidak rapih

17. Berkurang selera makan

18. Tidak berani menatap lawan bicara

19. Lebih banyak menunduk

20. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

F. Rentang Respons

Respons individu terhadap konsep diri berfluktuasi sepanjang rentang respons

dari aktualitasi diri yang paling adaptif sampai status depersonalisasi yang paling

maladaptif. Kerancuan identitas merupakan kegagalan individu untuk

mengintregasikan berbagai identifikasi dimasa kanak-kanak ke dalam kepribadian

pada masa dewasa yang harmonis. Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang

11
tidak realistis dan merasa asing terhadap diri sendiri. Individu mengalami kesulitan

membedakan diri sendiri dan orang lain,ia merasa asing dan tidak nyata. Hal ini

sering berhubungan dengan ansietas individu pada tingkat panik dan kegagalan dalam

uji realita.

Respons adaptif Respons maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi

Diri Positif rendah identitas

G. Masalah Keperawatan

1. Harga diri rendah kronis

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi social

4. Perubahan persepsi sensori:halusinasi

5. Resiko tinggi perilaku kekerasan

12
Rencana Tindakan Keperawatan

TGL Diagnosa Perencanaan


Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Evaluasi
Kerusakan Tujuan umum:
interaksi Klien dapat
sosial: melakukan
menarik diri hubungan social
berhubungan secara bertahap
dengan harga
diri
Tujuan khusus I:  Klien dapat 1.1Bina 1. Hubungan saling percaya
Klien dapat mengungkapkan hubungan saling percaya akan menimbulkan
membina hubungan perasaannya a. sapa klien dengan rama,baik verbal kepercayan klien pada
saling percaya  Ekspresi wajah maupun non verbal perawat sehingga akan
bersahabat b. perkenalkan diri dengan sopan memudahkan dalam
 Ada kontak mata c. Tanya nama lengkap klien dan nama pelaksanaan tindakan

 Menunjukkan rasa panggilan yang disukai klien selanjutnya

senang d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan

 Mau berjabat tangan menepati janji


e. Tunjukkan sikap empati dan menerima
 Mau menjawab salam

13
 Klien mau duduk klien apa adanya
berdampingan f. Beri perhatan pada klien
 Klien mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi
Tujuan khusus 2: Kriteria evaluasi: 2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek 2. Pujian akan meningkatkan
Klien dapat positif yang dimiliki klien dan beri harga diri klien.
mengidentifikasi - Klien mampu pujian/ reinforment atas kemampuan
kemampuan dan mempertahankan mengungkapkan perasaannya
aspek positif yang aspek yang positif 2.2 saat bertemu klien,hindarkan memberi
dimiliki penilaian negatif.utamakan memberi
pujian yang realistis
Tujuan khusus 3: Kriteria evaluasi: 3.1 diskusikan kemampuan klien yang 3. Peningkatan kemampuan
Klien dapat menilai  kebutuhan klien masih dapat digunakan selama sakit mendorong klien untuk
kemampuan yang terpenuhi mandiri
dapat digunakan  klien dapat 3.2 diskusikan juga kemampuan yang
melakukan aktivitas dapat dilanjutkan penggunaan dirumah
terarah sakit dan di rumah nanti
Tujuan khusus 4: Kriteria evaluasi: 4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas 4. Pelaksanaan kegiatan secara
Klien dapat  klien mampu yang dapat dilakukan setiap hari sesuai mandiri modal awal untuk
menetapkan dan beraktivitas sesuai kemampuan: kegiatan mandiri,kegiatan meningkatkan harga diri

14
merencanakan kemampuan dengan bantuan minimal,kegiatan
kegiatan sesuai  klien mengikuti dengan bantuan total
dengan terapi aktivitas 4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang kelompok toleransi kondisi klien
dimiliki 4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan(sering takut
melaksanakanya)
Tujuan khusus 5: Kriteria evaluasi: 5.1 Beri kesempatan klien untuk mencoba 5. Dengan aktivitas klien
Klien dapat Klien mampu kegiatan yang direncanakan mengetahui kemampuannya.
melakukan beraktivitas sesuai 5.2 Beri pujian atas keberhasilan klien
kegiatan sesuai kemampuan 5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kondisi sakit dan dirumah
kemampuannya
Tujuan khusus 6: Kriteria evaluasi: 6.1 beri pendidikan kesehatan pada 6. Perhatian keluarga dan
Klien dapat  klien mampu keluarga tentang cara merawat klien harga pengertian keluarga akan dapat
memanfaatkan melakukan apa yang diri rendah membantu meningkatkan harga
system pendukung diajarkan 6.2 bantu keluarga member dukungan diri klien
yang ada  klien mampu selama klien dirawat
memberikan 6.3 bantu keluarga menyiapkan
dukungan lingkungan di rumah

15
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2022

Pukul : 17.00 WIB

Pertemuan : Ke – 1

Ruangan : Flamboyan

Nama Klien : Ny. A

B. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien : Klien terlihat murung, sering melamun, terkadang menangis, klien

banyak menunduk dan pesimis, nada suara klien sangat pelan. Klien mengatakan

masuk RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat dibawa oleh kediri, di Dinsos klien

menangis ingin pulang kerumah.

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

3. Tujuan Khusus :

a) TUK 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya.

4. Rencana Tindakan

Keperawatan: SP 1 (Pasien)

a) Melakukan membina hubungan saling percaya

C. Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

a. Salam Terapuetik

“Selamat pagi ibu , perkenalkan nama saya ..........., biasanya dipanggil ......

Saya mahasiswa dari Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto.”

16
b. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana keadaan ibu pagi ini ? kenapa ibu terlihat murung?”

c. Kontrak

 Topik :“Bagaimana kalau kita mengobrol dan kita berkenalan bersama agar

kita saling mengenal satu sama lain ya bu.”

 Waktu :“Ibu mau mengobrol berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?”

 Tempat :“ Ibu ingin mengobrol dimana? Bagaimana jika di depan ruangan

saja?”

2. Tahap Kerja

“Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya ......, biasanya dipanggil .......Saya

mahasiswa dari Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto. Kalau boleh tahu nama Ibu

siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?”

“oh Ibu suka dipanggil Ibu A ya, nama Ibu bagus dan cantik seperti orangnya.”

“ Bagaimana perasaan Ibu hari ini ?”

“Apa saja kegiatan Ibu yang biasa dilakukan ketika di rumah saat bersama

keluarga dan saat dirumah sakit?”

“apakah Ibu ada masalah, kalau ada masalah coba ceritakan masalah Ibu kepada

saya?”

3. Fase Terminasi

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

- Evaluasi Subyektif (Klien)

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berkenalan?”

- Evaluasi Obyektif (Perawat)

17
“Coba Ibu ulangi siapa nama Ibu dan nama saya?”

18
2. Rencana Tindakan Lanjut

“Baik Ibu, besok kita akan mendiskusikan tentang kemampuan atau

kegiatan yang biasa Ibu lakukan disini. Baik Ibu, jam berapa Ibu kita

mendiskusikan kegiatannya dengan saya?

3. Kontrak yang akan datang

Topik : “Bagaimana kalau besok kita bercakap tentang kegiatan yang Ibu

lakukan saat di rumah sakit dengan saya”

Waktu : “Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00?

Tempat : “Ibu mau dimana kita bercakap? Bagaimana kalau ditempat tidur.

Sampai ketemu besok siang ya Ibu.”

19
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Hari/Tanggal : Jum’at, 29Juli 2022

Pukul : 09.00 WIB

Pertemuan : Ke – 2

Ruangan : Flamboyan

Nama Klien : Ny. A

D. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien : klien kooperatif namnun saat klien bertanya kapan pulang klien

selalu menangis dengan apa yang di katakan perawat.

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

3. Tujuan Khusus :

a) TUK 2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

b) TUK 3 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

c) TUK 4 Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

d) TUK 5 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan

kemampuannya.

4. Rencana Tindakan Keperawatan: SP 1 (Pasien)

a) Mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.

b) Menilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini.

c) Memilih kemampuan yang akan dilatih.

d) Melatih kemampuan pertama yang telah dipilih.

e) Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien.

20
E. Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

d. Salam Terapuetik

“Selamat pagi Ibu A?”

e. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini ? apakah masih ingat dengan saya ? Apakah

masih ingat kenapa Ibu dibawa ke sini?”

f. Kontrak

 Topik :“ Ibu, bagaimana kalau kita mengobrol sebentar tentang kemampuan

atau hal – hal yang Ibu sukai dan ingin dilakukan? Setelah itu kita

akan menilai kegiatan mana yang masih dapat dilakukan dan

kemudian kita pilih salah satu kegiatan yang akan kita latih.”

 Waktu :“ Ibu nya mau mengobrol berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit

saja?”

 Tempat :“ Ibu ingin mengobrol dimana? Bagaimana jika di depan ruangan

saja?”

2. Tahap Kerja

“Ibu nya kalau dirumah biasanya suka melakukan kegiatan apa? Atau hobi Ibu

itu apa saja?”

“Oh Ibu suka mencuci piring dan merapikan tempat tidur. Bagus itu dan sangat

menambah kegiatan positif yang dilakukan. Lalu ada tidak hobi yang lain lagi?”

“Jadi Ibu juga suka menyapu.”

21
“Kira-kira dari hobi yang telah disebutkan oleh Ibu tadi, mungkin dapat kita

lakukan sekarang. Bagaimana jika kita nanti setelah Ibu makan, bisa mencuci piring

saja?”

“nanti akan saya temani saat mecuci piring.”

“Oh ya,bagaimana jika kegiatan ini saya masukan dalam jadwal kegiatan harian

Ibu A? Apakah Ibu A bersedia?”

3. Tahap Terminasi

a. Evaluasi Respon Klien

 Data Subyektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang – bincang sebentar dengan

saya?”

 Data Obyektif

Pasien dapat mengungkapkan kembali kegiatan yang disukai.

b. Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah Ibu, nanti kita akan berlatih kegiatan yang sudah kita sepakati. Tapi,

saya harapkan Ibu mencoba mengingat-ingat lagi kegiatan lain yang ingin dilakukan

selama ini.

c. Kontrak Akan Datang

 Topik : “Baiklah Ibu, saya rasa cukup perbincangan kita untuk pertemuan

kali ini. Nanti akan kita lanjutkan untuk melatih kegiatan yang telah

kita sepakati pada pertemuan berikutnya.”

 Waktu : “Menurut Ibu, enaknya besok jam berapa kita melakukan kegiatan

merapikan tempat tidur? Bagaimana jika jam 17.00 WIB besok?”

22
 Tempat : “Ibu ingin melakukan kegiatan yang lain dimana? Bagaimana kalau

nanti tetap di taman saja? Kalau begitu, terima kasih atas

kerjasamanya dan sampai jumpa nanti.”

23
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2022

Pukul : 17.00 WIB

Pertemuan : Ke – 3

Ruangan : Flamboyan

Nama Klien : Ny. A

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien : Klien kooperatif

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan Khusus : TUK 5 klien dapat melakukan kegiatan sesuai

dengan kondisi sakit dan kemampuannya.

4. Rencana Tindakan Keperawatan: SP 1 (Pasien)

a) Melatih kemampuan pertama yang telah di pilih

b) Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien

B. Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya yang kemarin ke sini?”

b. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan Ibu sekarang?Apakah masih ingat dengan kegiatan

yang kita bicarakan kemarin dan ingin Ibu lakukan?”

c. Kontrak
 Topik : “Baiklah apakah Ibu masih ingat apa yang akan kita lakukan

sekarang sesuai dengan kesepakatan kita tadi pagi?”

“Yah benar, kita akan melakukan merapikan tempat

24
tidur.” “Apakah Ibu sudah siap?”

 Waktu : “Ibu butuh waktu berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?

Apa cukup?”

 Tempat : “Ibu nya ingin merapikan tempat tidur yang mana? Bagaimana

kalau yang ini seperti yang kita di sepakati kemarin.

2. Tahap Kerja

“Bagaimana apakah Ibu siap melakukan kegiatan sekarang? Jika iya mari

kita pergi ke ruangan, sudah saya siapkan peralatannya.”

“Baik Ibu untuk kegiatan kedua kali ini yaitu merapikan tempat tidurya.”

“ Jadi Ibu suka merapikan tempat tidur. Baik, saya akan menemani. Jika

butuh apa-apa nanti biar bisa saya bantu.”

“ Kegiatan ini bisa Ibu lakukan untuk mengisi waktu luang.”

“Oh ya, bagaimana jika kegiatan ini saya masukan dalam jadwal kegiatan

harian Ibu A? Apakah Ibu A bersedia?”

3. Tahap Terminasi

a. Evaluasi Respon Klien

 Data Subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu A setelah melakukan kegiatan tadi?”

 Data Objektif

Pasien mampu melakukan merapikan tempat tidur yang telah di

sepakati dengan baik.

b. Rencana Tindak Lanjut

“Baiklah Ibu setelah kita lakukan kegiatan hari ini saya harap Ibu tetap

melakukan kegiatan ini, jika ada waktu luang atau sedang bosan. Jika ada kesulitan

soal peralatan atau apa saja nanti bisa saya bantu.”


25
c. Kontrak Akan Datang

 Topik : “ Baiklah, kalau begitu bagaimana jika besok kita bertemu

lagi untuk merencanakan kegiatan selanjutnya yang ingin Ibu

lakukan?” “Oya Ibu, bagaimana kalau besok merapikan tempat

tidur lagi?”

 Waktu : “Kalau Ibu mau bertemu saya besok jam berapa? Bagaimana

kalau jam 09.00 saja?”

Tempat : “ Ibu ingin melakukan pertemuan selanjutnya dimana? Apa tetap di sini
atau ditempat lain? Bagaimana kalau tetap di ruangan saja?

26
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PENINGKATAN HARGA DIRI

I. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah harga diri rendah. Terapi
Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk megajarkan dan melatik pasien untuk
beradaptasi dengan orang lain.

II. Landasan Teori


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok ini terdir dari 3sesi, yaitu:
1. Sesi I : Mengidentifikasi hal positif dari diri sendiri
2. Sesi II : Menghargai Hal Positif Orang Lain
3. Sesi III : Menetapkan Tujuan Hidup Yang Realistis

III. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
3. Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
4. Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
5. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
6. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
7. Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis.

IV. Klien
Kriteria klien
a. Klien gangguan harga diri rendah

27
Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

V. Kriteria Hasil
Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

VI. Antisipasi Masalah


Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
28
Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini

VII. Pengorganisasian
a. Leader :
b. Uraian tugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Menetralisir masalah- masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
c. Co-leader :
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Menyampaikan infomasi jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
d. Observer : Uraian tugas:
1) Mengobservasi respon klien selama proses kegiatan.
2) Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok.
3) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan
evaluasi kelompok
e. Fasilitator :
Uraian tugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompopk selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
29
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
f. Setting tempat

LEADER

FASILITAOR PASIEN
OBSER

PASIEN FASILITATOR

Co leader

FASILITATOR PASIEN

PASIEN FASILITATOR

JADWAL PELAKSANAAN
No Hari/Tgl Jam JenisTa Leader Co. Fasilitator Observer
. k Leader
1. 16.15 – TAK
17.00 Sesi 1
2. 16.15 – TAK
17.00 Sesi 2
3. 16.15 – TAK
17.00 Sesi 3

30
TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

Sesi I: Mengidentifikasi hal positif dari diri sendiri


a. Tujuan :
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Bulpoin sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
d. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran
e. Langkah langkah kegiatan
1. Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi, Bapak – ibu semuanya?”
b) Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak – ibu pagi ini?”
c) Kontrak
“Bapak dan ibu, perkenalkan kami dari mahasiswa Universitas Bina Sehat PPNI
Mojokerto, nama saya ........., hari ini akan melaksanakan TAK yaitu melatih hal
positif pada diri anda.
“Kita akan melaksanakan TAK ini selama 45 menit di ruang ini”
“Tujuan dilaksanakan TAK ini yaitu supaya bapak dan ibu dapat bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri yang ada di dalam diri bapak dan ibu sekalian”
“Jika bapak atau ibu ingin meninggalkan tempat ini, bapak atau ibu harus
meminta izin kepada saya, tetapi saya berharap bapak dan ibu mengikuti kegiatan
ini dari awal sampai selesai selama 45 menit kedepan.”

2. Tahap kerja
“Baiklah bapak dan ibu kegiatan ini kita mulai”
31
“Kami akan membagiakan kertas pertama dan spidol, bapak dan ibu coba tuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan”
“Bagus sekali bapak dan ibu sudah mengisi kertas yang kami bagikan. dan sekarang
kami akan membagikan kertas yang kedua. di kertas yang kedua ini bapak dan ibu
tuliskan hal positif tentang bapak dan ibu miliki dan kemampuan yang bapak dan ibu
miliki”
“Karena bapak dan ibu sudah selesai menulis hal positif yang bapak atau ibu miliki,
mari kita mulai untuk membacakan hal positif yang sudah bapak dan ibu tulis, dimulai
dari Bapak A yang ada dikiri saya, (bergantian searah jarum jam)
Terimakasih bapak dan ibu karena sudah membacakan hal positif yang bapak dan ibu
miliki, dan semua yang bapak dan ibu bacakan itu sangat bagus, tepuk tangan buat
bapak dan ibu semuanya”

3. Tahap terminasi
a) Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”
b) Tindak lanjut
“Mungkin dari bapak dan ibu masih banyak memiliki hal yang positif yang belum
ditulis, nanti setelah acara ini selesai bapak dan ibu boleh menulisnya. Jika ibu lagi
tidak ada kegiatan, coba bapak ibu baca hal positif pada diri anda agar bisa lebih
percaya diri lagi
c) Kontrak yang akan datang
“Bapak dan ibu sekalian tidak terasa ya sudah 45 menit kita disini, sesuai
kesepakatan kita,, acara TAK ini kita akhiri ya bapak ibu, disambung lagi pada
acara TAK besok jam 16.15 sore, diruangan ini juga, karena besok kita akan
bersama-sama mencoba melatih hal positif pada orang lain, bagaimana ibu,bapak..
apakah ibu bapak setuju? Ya sudah kalau semua setuju, sekarang saya permisi dulu
ya bapak ibu, selamat pagi. Assalamualaikum.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK stimulasi
persepsi: harga diri rendah sesi I, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan
32
pengalaman yang tidak menyenagkan dan aspek positif (kemampuan yang dimiliki). Formulir
evaluasi sebagai berikut:

Sesi 1
Stimulasi persepsi : harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

Menulis pengalaman
Menulis hal positif diri
No Nama klien yang tidak
sendiri
menyenangkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut tak pada kolom nama
2. Untuk tiap klien,beri nilai pada tiap kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x
jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi peraepsi harga diri rendah. Klien
mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal
positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan
reinforcement (pujian).

33
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PENINGKATAN HARGA DIRI

Sesi II: Menghargai hal positif orang lain


a. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2. Klien dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1. Bulpoin sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
2. Kertas sejumlah klien yang menjadi peserta TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. permainan
e. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingatkan kontrak kepada klien
2. Orientasi
a) Salam terapeutik :
Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya. Perkenalkan
nama saya ........, saya biasa dipanggil......, saya dari Universitas Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang akan memimpin jalannya permainan sampai dengan selesai, dan
tak lupa rekan disamping kiri saya …, dst
b) Evaluasi/ validasi :
Bapak dan ibu semuanya, bagaimana perasaan bapak dan ibu saat ini?
c) Kontrak :
Bapak ibu semuanya, tau gak kenapa bapak ibu semuanya dikumpulkan disini?
Ya... pagi ini kita semua berkumpul disini untuk melakukan sebuah permainan
dengan tujuan :
1. Bapak dan ibu semua dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
34
2. Bapak dan ibu semua dapat mengidentifikasi hal – hal positif orang lain
3. Bapak dan ibu semua dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
Dan untuk aturan main dalam permainan ini adalah :
1. Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal sampai akhir
2. Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok, harus
meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3. Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit
Bagaimana apakah bapak mengerti?
Ya bagus kalau mengerti semuanya?
3. Kerja
Baik bapak dan ibu semuanya, disini saya akan membagikan sebuah kertas dan sebuah
bulpoin kepada anda semua!
Apakah semua sudah mendapatkan kertas dan bulpoin? Baik kalau sudah, pertama –
tama tolong bapak ibu bagi kertas tersebut menjadi 4 bagian....?
Gimana ibu bapak...Apakah sudah dibagi menjadi 4 bagian? baik kalau sudah coba
angkat dan tunjukan pada saya?
Iya bagus, sekarang tuliskan nama teman anda pada pojok kanan atas kertas yang
sudah dibagi menjadi 4 tadi, satu kertas hanya boleh satu nama? Apakah ibu dan bapak
mengerti?
Ya bagus,, sekarangkan ditiap kertas udah ada nama teman anda, selanjutnya coba
anda tuliskan hal-hal positif yang dimiliki oleh teman anda pada masing-masing kertas
sesuai namanya,, jadi misalnya kertas yang anda pegang bertuliskan reza havis berarti
anda tuliskan hal – hal positif pada kertas tersebut,, bagaimana apakah bapak dan ibu
sudah mengerti semuanya?? Bagus kalau sudah mengerti, tuliskan sebanyak mungkin
ya ibu..bapak??
bapak ibu semuanya,Apakah sudah selesai menulisnya?? Kalau sudah sekarang anda
serahkan kertas tersebut kepada teman anda sesuai nama yang ada pada kertas
tersebut?
Apakah sudah diberikan semua? Ya baik sekarang coba bapak, ibu bacakan tulisan
yang ada dikertas yang saat ini anda pegang, ayo dimulai dari bapak reza yang ada
dikiri saya ini terlebih dahulu ya..., ayo bapak reza silakan dibaca tulisan dikertas yang
bapak pegang tersebut?
Ya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak reza.. baik bapak setelah bapak
membacanya,, bagaimana perasaan bapak saat ini, ayo coba ungkapkan bapak,,, ?
35
Ya bagus sekali bapak, tepuk tangan yang meriah buat bapak reza, ayo selanjutnya ibu
ria
(terus berutan searah jarum jam membaca tulisan pada kertas yang dipegangnya dan
mengungkapkan perasaannya)
4. Terminasi
a) Evaluasi :
Bapak ibu semuanya, bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah mengikuti
permainan tadi? Apakah merasa lebih baik dari sebelumnya?
Iya bagus sekali,, pada hari ini bapak dan ibu semua dapat mengikuti permainan ini
dengan bagus dan tertib sekali,, mari kita semua tepuk tangan untuk keberhasilan
kita semua dalam permainan kali ini?
b) Tindak lanjut :
Baik, kertas yang sekaran bapak ibu pegang, tolong disimpan ya jangan sampai
hilang. Jika sewaktu-waktu ibu dan bapak merasa rendah diri, bapak dan ibu baca
kertas tersebut.... bagaimana? Apakah bapak dan ibu mengerti? Iya bagus...?
c) Kontrak yang akan datang :
Baik untuk hari ini permainannya cukup sampai disini sulu ya, besok jam 08.00
wib kita akan lakukan lagi permainan lagi tetapi dengan tujuan :
1. Mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Menetapkan tujuan hidup yang realistis.
bapak ibu Besok kita lakukan permainannya disini lagi ya? Apakah bapak dan ibu
setuju semuanya? Baik kalau memang setuju. Sampai ketemu besok ya ibu dan
bapak semuanya, saya mohon pamit dulu,, selamat pagi semuanya.....
asslamualaikum....?
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi harga diri rendah sesi 2, kemampuan klien yang diharapkan adalah
memiliki satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya. Formulir evaluasi sebagai
berikut:
Sesi 2
Stimulasi persepsi : harga diri
Menghargai hal positif orang lain
36
No Aspek yang Nama peserta TAK
dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
2. Membagi kertas
menjadi
sejumlah klien
yang ikut TAK
3. Menuliskan
nama klien lain
di masing-
masing kertas
4. Menuliskan hal-
hal positif klien
lain di masing-
masing kertas
5. Menyerahkan
kertas yang diisi
ke teman sesuai
namanya
6. Membaca kertas
yang telah
dibagikan
7. Mengungkapkan
perasaan setelah
membaca hal-
hal positif diri
Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar hal positif
dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakan kegiatan positif
tersebut. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.
37
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 2, TAK stimulasi persepsi: harga diri
rendah. Klien telah melatih merapikan tempat tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien
melakukannya serta berikan pujian.

38
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PENINGKATAN HARGA DIRI

Sesi III: Menetapkan tujuan hidup yang realistis


a. Tujuan
1. Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis.
b. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Klien berada di ruang yang tenang dan nyaman.
c. Alat
1. Bulpoin sebanyak klien yang ikut TAK
2. Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK
d. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
e. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan :
a. Terapis menyiapkan alat dan tempat
b. Terapis mengingstkan kontrak dengan klien
2. Orientasi :
a) Salam terapeutik :
Assalamualaikum Wr.Wb….Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya. Apakah
masih ingat dengan saya? Perkenalkan nama saya ...., saya dari Universitas Bina
Sehat PPNI Mojokerto yang akan memimpin jalannya permainan sampai
dengan selesai, dan tak lupa rekan disamping kiri saya …, dst
b) Evaluasi/validasi :
Bagaimana perasaan bapak dan ibu semuanya hari ini? Merasa lebih sehat
kan...?
c) Kontrak :
Baik bapak ibu semuanya, sesuai perjanjian kita kemaren. Hari ini kita akan
melukan sebuah permainan dengan tujuan
1. Mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup.
2. Menetapkan tujuan hidup yang realistis.
39
Untuk aturan main dalam permainan kali ini sama dengan permainan
kemarin. Yaitu :
1) Bapak dan ibu disini harus mengikuti permainan ini dari awal sampai
akhir
2) Jika ada diantara bapak dan ibu ada yang akan keluar dari kelompok,
harus meminta izin kepada kami terlebih dahulu dan
3) Kegiatan permainan ini akan berlangsung selama 60 menit
3. Kerja
Baik pada permainan kali ini, terlebih dahulu saya akan membagikan selembar
kertas HVS dan satu buah bulpoin kepada bapak dan ibu semuanya?
Apakah bapak dan ibu semuanya sudah memegang selembar kertas HVS dan satu
buah spidol semuanya?
Ya.. bagus, bapak ibu sekalian,, disini terlebih dahulu saya akan menjelaskan
pentingnnya memiliki tujuan hidup. Bapak ibu semuanya, dalam hidup ini kita harus
memiliki tujuan hidup. Jika kita memiliki tujuan hidup maka kita akan tahu apa saja
yang akan dan harus kita lakukan selama hidup ini. Tanpa memiliki tujuan hidup,
kita hanya akan namapak seperti orang yang tidak tahu apa-apa, dan tidak tahu apa
yang harus kita lakukan dalam menjalani hidup ini. Oleh sebab itu,, memiliki tujuan
hidup adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup ini,, kita harus bersemangat
dalam mewujudkan tujuan hidup kita, dan kita harus optimis tujuan hidup kita bisa
tercapai, bagaimana ibu bapak semuanya,, apakah bapak dan ibu sudah mengerti
akan pentingnya tujuan hidup?
Baik kalau bapak ibu sudah mengerti, coba sekarang tuliskan tujuan hidup ibu dan
bapak pada selembar kertas yang telah saya bagikan,, tulis semua tujuan hidup yang
ada difikiran bapak dan ibu,,, boleh lebih dari satu kok..,,?
Apakah semuanya sudah selesai menulisnya? Baik kalau sudah sekarang coba bapak
ibu baca tujuan hidup yang sudah bapak ibu tuliskan pada selembar kertas tadi, baik
dimulai dari bapak A dulu yang ada disamping kiri saya ini? Ayo coba baca tujuan
hidup anda bapak A?
Iya bagus sekali, tepuk tangan buat bapak A? Baik selanjutnya ibu X ayo coba
bacakan tujuan hidup anda? (begitu seterusnya berurutan searah jarum jam)
Baik sekarang coba bapak dan ibu semua lihat kembali tujuan hidup yang anda
tuliskan tadi? Coba bapak ibu amati, mana kira-kira yang tidak mungkin bisa anda

40
capai, tolong dicoret? Sisakan tujuan hidup yang menurut anda bisa anda capai
(tujuan hidup yang realistis)
Baik apakah bapak dan ibu sudah selesai dalam memilah tujuan hidup yang realistis?
Baik sekarang coba bapak ibu bacakan kembali, urut seperti tadi ya, ayo dimulai dari
bapak A dulu, silakan dibacakan tujuan hidup yang realistis yang sudah mas pilih-
pilih tadi?? Iya bagus sekali, kasih tepuk tangan buat bapak A?? Baik selanjutnya
ibu X,, silakan dibaca tujuan hidup yang realistis yang udah dipilih-pilih barusan.
(begitu seterusnya berurtan searah jarum jam)..
4. Terminasi
a) Evaluasi:
Bapak ibu semuanya, bagaimana perasaannya setelah melakukan permainan
tadi? Apakah bapak ibu merasa lebih senang dan bersemangat lagi dalam
memcapai tujuan hidup anda?
Iya, bagus,, tepuk tangan yang meriah buat diri anda dan kita semua, karena
acara pemainan ini telah belangsung dengan lancar,
b) Tindakan lanjut
Baik,, suatu saat nanti anda memiliki tujuan hidup yang lain yang mungkin bisa
anda capai,, silakan bapak ibu tulis lagi pada selembar kertas lagi,, simpan dan
baca setiap hari tujuan hidup anda yang sudah anda tuliskan, agar bapa ibu bisa
lebih semangat dan optimis untuk mencapai tujuan hidup anda
c) Kontrak yang akan datang:
Bapak ibu sekalaian cukup sampai disini ya pertemuan kita, tolong diingat-ingat
apa yang sudah saya ajarkan semuanya selama disini, percyalah kepada
kemampuan anda dan jadilah orang yang percya diri, semoga sukses ya bapak
ibu semuanya. saya pamit dulu, selamat pagi... asslamualaikum................
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah menetaapkan
tujuan hidup yang realistis. Formulir evaluasi sebagai berikut:

41
Sesi 3
Stimulasi persepsi : harga diri
Menetapkan tujuan hidup yang realistis
No Aspek yang Nama peserta TAK
dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Menyebutkan
pentingnya
tujuan hidup
2. Menuliskan
tujuan hidup
3. Membacakan
tujuan hidup
4. Memilih
tujuan hidup
yang relistis

Petunjuk :
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang penetapan tujuan hidup yang realistis. Beri
tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu melakukan.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi: harga diri
rendah. Klien telah menetapkan tujuan hidup yang realistis. Anjurkan dan jadwalkan agar
klien melakukannya serta berikan pujian.

42
FORMAT

ANALISA PROSES INTERAKSI

Status Interaksi perawat-klien : pertemuan pertama

Deskripsi Px : klien mengatakan malas mandi

Tujuan : bina hubungan saling percaya dengan klien

Nama Mahasiswa :

Tanggal :

Jam :

Ruang : Merpati

KOMUNIKASI KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL VERBAL PADA PERAWAT PADA PX
P : Selamat pagi, P : memandang pasien Membuka percakapan Pasien sedikit ragu dalam Salam untuk memulai
perkenalkan saya ......... tersenyum dengan px dan berharap memulai komunikasi hubungan saling percaya
mahasiswa Universitas dengan sapaan sederhana
Bina Sehat PPNI K : kontak mata kurang perawat bias diterima Ny A
Mojokerto yang praktek
diruangan ini

K : selamat pagi, nama


saya Ny A
P : „bagaimana persaan P : memandang pasien dan Menanyakan kabar pasien, Menerima kontrak dengan Menentukan kontrak
ibu hari ini?‟ berusaya meyakinkan menjalis kontrak dengan perawat pasien supaya pasien tidak
pasien pasien bosan.

43
K : „baik‟
K : pasien kooperatif,
kontak mata kurang
P : „pagi ini kita akan P : melakukan kontak mata Perawat menjelaskan Klien kooperatif dan Kontrak awal berupa
mengobrol sebentar dengan klien tujuan dan topik bersedia berbicra kepada topik, waktu dan tempat
tentang kondisi ibu selama yang akan dibicarakan perawat sangat penting dalam
sekitar 30 menit, apakah K : klien menggangguk dan untuk mengarahkan interaksi untuk menunjang
ibu bersedia? Ibu maunya sedikit-sedikit pembicaraan agar lebih hubungan saling percaya.
ngobrol dimna? melakukan kontak mata fokus.
namun lebih banyak
K : „Ya, disini saja‟ menundukan kepalanya
P : baik, pak kalau boleh P : tersenyum dan Mengidentifikasi penyebapKlien tidak memahami alas Mengidentifikasi
tahu kenapa ibu bisa memperhatikan klien masalah yang
an mengapa dia berada di penyebap harga diri
berada disini? dihadapi klien RSJ rendah sangat penting
K : klien menutupi muka untuk mengetahui akar
K : saya dibawah ibu saya kemudian mengacak-acak permasalahan dan dapat
rambutnya digunakan untuk mencari
solusi yang sesuai dengan
kondisi klien
P : Bu, tadi saya melihat P : perawat tersenyum dan Perawat ingin menggali Klien tidak ingin Penggalian informasi
bpk tampak menyendiri, mengarahkan klien informasi tentang kondisi berinteraksi dengan orang dapat digunakan untuk
itu kenapa? klien yang suka menyendiri lain karena merasa tidak menambah informasi
K : klien mengacak sepemikiran mengenai kondisi klien.
K : saya malas karena rambutnya, suaranya
saya bau badan pelan san jawabannya
singkat
P : kenapa ibu merasa P : perwat menatap klien Perawat mengidentifikasi Klien tidak menjawab Alasan klien tidak ingin
seperti itu? alas an klien tidak ingin menunjukan bahwa dia berinteraksi dengan orang
K : klien menghindari berkomunikasi dan masih belum terbuka lain harus dicari agar
K : „karena saya malas tatapan, menunduk berinteraksi dengan orang terhadap perawat masalah yang klien hadapi
mandi‟ lain dapat diatasi melalui
berbagai macam solusi
44
yang disediakan.
P : Ibu A, tahu apa P : perawat Perawat mengkaji Klien dapat menjawab Keuntungan memiliki
kemampuan positif ibu memperhatikan dan kemampuan klien dalam namun dengan sangat kegiatan yang bermanfaat
bisa? Apakah ibu bisa mengarahkan klien, menyebutkan kegiatan singkat agar klien tidak merasa
menyapu? memuji klien yang biasa klien lakukan bosan

K : “bisa” K : klien mengusap


mukannya lagi, tampak
bingung

45

Anda mungkin juga menyukai